NovelToon NovelToon
Suami Pilihan Ayah

Suami Pilihan Ayah

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Cinta setelah menikah / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: Siti Masrifah

zayn malik seorang mahasiswa di salah satu universitas ternama di kota bandung . lelaki yg kerap di panggil malik itu harus menikahi seorang gadis SMA yg masih suka main-main dan sulit di atur.
kalau bukan karena permintaan terakhir Sang ayah , gadis yg bernama zahartunnissa tidak akan menerima perjodohan dengan seorang lelaki yg tidak ia sukai.
akan kah keduanya sama-sama bertahan atas pernikahan ini?
gimana cerita selanjutnya? yuk baca kisah nya di novel ku ini ya, selamat membaca 🤗🤗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Masrifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 24

"Lik" Panggil maya. Bukan menjawab, malik malah melihat jam di pergelangan tangannya.

" Cukup" Ujarnya berjalan ke arah zahra dan rival, mengacuhkan teriakan maya alhasil maya berlari menyusul.

" Ayo pulang! " Malik menarik tangan zahra, zahra dengan cepat menghempaskannya.

" Ih apaan sih kak, baru juga jam sembilan! "

"Jam sembilan udah malam banget buat anak SMA kaya lo, zahra! "

"Tapi kan besok libur, kak! " Sahut zahra tak mau kalah.

"Ya tetap aja, ada batas waktu untuk anak sekolahan kaya lo. Mau sampe jam berapa di sini? "

" Sejam lagi gimana, kak? " Sambung rival

" Nanti biar gue yang anterin zahra pulang, lo pulang duluan aja"

" Lo ngerti tanggung jawab engga? " Tanya malik pada rival seraya melangkah satu langkah lebih dekat.

"Apaan sih, kak! " Zahra berjalan ke depan rival, mendorong dada malik sebab melihat tatapan tak bersahabat malik pada rival

" Gue yang bawa dia kesini, gue juga yang harus bawa dia pulang. Itu namanya tanggung jawab! "Hardik malik.

Maya hanya diam di samping malik menatap bergantian dia lelaki itu.

" Tapi zahra masih mau di sini" Sahut rival .

"Lik, udah lah sejam lagi kita semua di sini, yang penting lo juga di sini, jadi masih bisa jagain zahra, toh besok juga lo engga kuliah kan" Sambung maya.

" Engga! " Jawab malik tegas.

"Perempuan harus tau waktu! "

Malik menarik tangan zahra kembali, kali ini ia tidak membiarkan zahra melepaskan cengkraman tangannya, zahra berjalan setengah di seret. Rival yang hendak menyusul mereka langsung di tahan oleh maya.

" Udah, val. Lo engga kenal malik, dia keras kepala, sekali engga ya engga! " Rival hanya berdecak melihat kepergian mereka

****

"Nanti lo engga usah ikut lah! " Kesal zahra duduk menyandarkan punggungnya di sofa dengan tangan bersedekap dada.

" Biar bebas mau pulang jam berapa gitu? " Malik duduk di depan zahra, menatap istrinya yang diam dengan wajah kesalnya.

" Kan malam minggu! Harusnya engga apa-apa" Sahut zahra.

" Zahra sebelum gue nikah sama lo, gue nanya sama ayah adit, jam berapa ayah adit ngasih batas waktu kalau lo keluar malam. Dan ayah adit jawab engga lebih dari jam sembilan! Lo kalau pulang jam sepuluh udah ngelanggar ayah lo sendiri! Ngapain sekarang lo marah sama gue!! Jangan lo pikir nikah sama gue bisa hidup bebas!engga sama sekali!! "

Zahra mendelik ke arah malik.

" Bebas? " Zahra tertawa miris

" Yang ada gue terkurung nikah sama lo.

Justru hidup gue bebas sebelum nikah sama lo!! "

Setelah itu zahra langsung pergi ke kamarnya dengan kesal, zahra langsung membanting pintu cukup keras membuat malik hanya menghela nafas seraya menggelengkan kepala.

Malik masuk ke kamar setelah satu jam membiarkan gadis itu sendirian di kamar. Saat melihat zahra yang meringkuk di atas ranjang dengan mata terpejam, malik tahu zahra belum tidur karenan kelopak matanya masih bergerak.

Ia pergi ke kamar mandi dan tak lama kemudian keluar dengan membawa wadah berisi air hangat dan handuk kecil. Malik duduk di samping gadis itu.

" Cuci muka dulu, banyak debu di muka"

Zahra mengacuhkan lelaki itu.

"Zahra" Panggilnya.

Zahra masih diam.

Malik akhirnya memasukan handuk kecil itu, memerasnya lalu mengelap wajah zahra, zahra sempat berdecak sebal dan bergerak membelakangi malik. Malik menarik pundak zahra tapi zahra menepis tangan lelaki itu.

" Lo engga mau jerawatan kan? "

Zahra diam tidak menjawab.

Malik kembali menarik pundak zahra, kali ini lebih kuat lalu segera menindih tubuh zahra dengan tubuhnya. Zahra sontak terbelalak karena tak bisa bergerak, ia seakan terkurung oleh tubuh malik.

"K-kak... "

Dalam jarak wajah mereka yang hanya sejengkal itu, malik membersihkan wajah zahra , zahra seakan mematung kikuk, ia tak tau harus mengalihkan pandangannya ke mana agar tidak melihat malik. Tapi reaksi alami tubuhnya malah membuat ke dua matanya tak henti menatap wajah suaminya dari jarak yang sangat dekat.

" K-kak lo engga gugup? " Tanya zahra

Malik masih fokus mengelap wajah Zahra dengan lembut.

" Kenapa? Lo gugup dekat sama gue kaya gini? "

" E-enga" Zahra kemudian berdehem. Ia memalingkan wajahnya ke kiri tapi malik menarik lembut dagunya membuat Zahra kembali lurus menatapnya.

" Jangan gerak, biar cepat selesai "

Ketika malik mengelap pipi zahra,pandangannya jatuh pada bibir gadis itu. Zahra yang sadar tatapan malik semakin gugup, Jantungnya berdebar semakin cepat, ia menelan salivanya kasar, hingga malik semakin menunduk perlahan hampir mengikis habis jarak di antara mereka.

Zahra spontan memejamkan matanya, sedetik, dua detik hingga tiga puluh detik berlalu, tidak ada yang menempel ke bibirnya dan ketika ia membuka mata, malik sudah tak lagi di dekatnya, ia tengah menatapnya dengan tersenyum miring.

" Lo mau di cium sama gue? " Tanyanya membuat zahra terbelalak dan gelagapan

"A-apaan sih! " Zahra segera bangun.

" Minggir! Gue mau ke kamar mandi! " Gadis itu segera berlari menuju kamar mandi.

Malik menatap kepergian zahra dengan tersenyum, ia pun menyimpan wadah dan lap di meja kemudian berpindah duduk di sofa.

Sementara di kamar mandi, zahra tengah menepuk-nepuk pipinya yang terasa panas. Malu, malu sekali, ia seperti berharap di cium malik tadi.

" Gue kenapa sih pake merem segala, arrgghhhh ! ". Ia mengacak-acak rambutnya frustasi.

Ketika ia keluar dari kamar mandi,malik sedang fokus membaca buku, zahra kembali naik ke ranjang setelah mengganti pakaiannya menjadi piyama tidur.

" Gue besok ada acara, lo diem di rumah atau mau gue anterin ke rumah ibu? " Tanya malik melirik Zahra.

" Acara apa? " Zahra balik bertanya sambil duduk di atas ranjang, memeluk bantal.

" Tempat biasa gue nongkrong waktu itu ambruk gara-gara gempa, jadi gue mau kesana, dari kemarin-kemarin udah di renovasi, cuman gue belum kesana".

Malik menyerahkan urusan warung bi ijah kepada kiki karena ia sibuk dengan kuliahnya akhir-akhir ini, semua temannya juga setuju untuk membantu memperbaiki warung bi ijah.

" Gue ikut ya? "

" Lo mau teman-teman- - -"

" Bilang aja gue sepupu" Potong Zahra.

" Plis kak, ya, boleh, ya? "Zahra merengek seperti anak kecil.

" Gue bosan sendirian di sini, gue mau tau juga tempat nongkrong lo".

" Banyak laki-laki zah. Engga boleh! "

" Ya kan ada lo"

Malik menghela nafas

Zahra merapatkan ke dua telapak tangannya memohon.

" Plis... Janji engga bakalan nyusahin, gue duduk aja"

Akhirnya malik mengalah, menganggukan kepala dan hal itu membuat zahra tersenyum senang hingga mengepalkan tangannya di udara.

" Yesss! "

Melihat itu malik menggeleng kecil seraya tersenyum. Malik kembali membaca buku sementara zahra merebahkan dirinya di kasur.

*****

Hai guys jangan lupa kasih like komen dan dukungan nya dong biar author tambah semangat nulis nya hehe.

Love you all and happy reading ❤❤❤❤

1
Diana
Menghidupkan imajinasi
Sagara Sanosuke
Sekali baca, rasanya nggak cukup! Update dong, thor! 👀
Siti Masrifah: nanti malam ya kak setiap jam 8 , makasih udah mampir 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!