NovelToon NovelToon
Mimpi Buruk Clara

Mimpi Buruk Clara

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Teen School/College / Keluarga / Persahabatan / Cinta Murni
Popularitas:431
Nilai: 5
Nama Author: Grace caroline

"Aku pikir kamu sahabatku, rumah keduaku, dan orang yang paling aku percayai di dunia ini...tapi ternyata aku salah, Ra. Kamu jahat sama aku!" bentak Sarah, matanya berkaca-kaca.

"Please, maafin aku Sar, aku khilaf, aku nyesel. Tolong maafin aku," ucap Clara, suaranya bergetar.

Tangan Clara terulur, ingin meraih tangan Sarah, namun langsung ditepis kasar.

"Terlambat. Maafmu udah nggak berarti lagi, Ra. Sekalipun kamu sujud di bawah kakiku, semuanya nggak akan berubah. Kamu udah nusuk aku dari belakang!" teriak Sarah, wajahnya memerah menahan amarah.

"Kamu jahat!" desis Sarah, suaranya bergetar.

"Maafin aku, Sar," bisik Clara, suaranya teredam.

***

Mereka adalah segalanya satu sama lain—persahabatan telah terjalin erat sejak memasuki bangku kuliah. Namun, badai masalah mulai menghampiri, mengguncang fondasi hubungan yang tampak tak tergoyahkan itu. Ketika pengkhianatan dan rasa bersalah melibatkan keduanya, mampukah Clara dan Sarah mempertahankan ikatan yang pernah begitu kuat?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Grace caroline, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 24. Ternyata Sepupu

Clara terlihat duduk sendirian di cafe depan kampusnya. Wajahnya terlihat bad mood, masih terngiang ucapan Sarah barusan yang kesannya seperti menyindir dirinya. Minumannya diteguk cepat, napas panjangnya terdengar berat.

"Sarah kenapa tega banget sih?! bisa-bisanya dia ngomong kayak gitu di depan aku, aku tahu dia itu emang tertutup soal pria, tapi emang harus ya ngomong kayak gitu di depan aku?! apa niatnya dia itu emang mau nyindir aku ya?!" gumam Clara kesal, lalu mendengus pelan.

Tak lama setelah ia kembali menyesap minumannya, seorang perempuan mendekat ke meja Clara. Ia menepuk bahu Clara, membuatnya terkejut. "Hai, Clara, sendirian aja?" sapa perempuan itu ramah, lalu duduk di hadapan Clara.

Clara hampir tersedak, minuman di mulutnya hampir ia semburkan. Ia menatap tajam perempuan di hadapannya—Grace—yang membalasnya dengan senyum lebar.

"Bener-bener ya, lagi minum juga dikagetin! Untung aku nggak keselek tadi!" seru Clara, sedikit kesal.

Grace menggaruk tengkuknya, tersenyum kikuk. "Hehe, maaf ya, habisnya aku terlalu kaget sih lihat kamu di sini. Tadi aku cuma iseng aja mampir ke sini, terus niatnya nyantai bentar sebelum pulang.

Eh nggak lama aku duduk, aku malah lihat kamu di sini, sendirian lagi, nggak sama temenmu tuh, Sarah. Ke mana dia? tumben nggak sama dia kamu?" Nada bicara Grace berubah sedikit saat menyebut nama Sarah. Terdengar sedikit tajam, dan wajahnya tampak sedikit cemberut.

"Ngapain kamu nanya soal Sarah?!" tanya Clara, agak ketus. Ia masih kesal pada sahabatnya itu.

Alis Grace terangkat sedikit, heran mendengar jawaban Clara. "Ya nanya aja sih. emang salah ya aku nanya soal Sarah?" tanyanya santai. Sebenarnya ia merasa enggan untuk menanyakan soal Sarah, tapi melihat Clara sendirian di kafe, wajahnya tampak kesal, rasa ingin tahunya—yang memang sudah mendarah daging—membuat Grace tak tahan.

Clara mendengus kesal. "Aku lagi bete banget sama Sarah!" keluhnya.

"Loh, kenapa emangnya? tumben banget kamu kesel sama dia, biasanya aja kalian nempel terus kayak perangko. Kelihatan mesra tuh. Ini tumben marahan kayak gini?" tanya Grace, raut cemburu jelas terpancar di wajahnya.

Ada sedikit kekesalan yang tersirat, matanya tajam namun di balik itu tersimpan rasa penasaran. Apakah ada masalah antara Clara dan Sarah? batin Grace bertanya-tanya.

Clara mendengus lagi, menjawab dengan sedikit malas, "Kepo amat sih kamu?" Ia kembali menyeruput minumannya, enggan menjelaskan lebih lanjut.

"Sialan bener Clara, bisa-bisanya dia ngatain aku kayak gitu?! tapi bener sih, aku emang kepoan orangnya," batin Grace, tersenyum miring sembari mengamati Clara yang asyik menatap gelasnya, menyesap minumannya hingga habis.

Kemudian Grace menjawab, "Halah kayak kamu tuh nggak tahu aku aja sih. Aku kan emang kayak gini orangnya. kamu tuh kalau ada masalah jangan dipendam sendiri, cerita aja sama aku. siapa tahu aku bisa bantu," katanya menawarkan diri.

"Halah bantu apaan kamu?! palingan kamu cuma kepo doang kan?" tanya Clara.

Wajah Grace tampak ditekuk, bibirnya mengerucut, alisnya bertaut mendengar ucapan Clara. Ia memang tak suka mendengarnya, tapi terkadang, itulah kenyataannya. "Eh enak aja ya, aku selalu bantu loh kalau temen aku ada masalah. Kamu aja yang nggak mau cerita sama aku, ceritanya sama Sarah mulu!" ujarnya sedikit kesal.

"Hadeh terserah deh. Aku lagi kesel aja sama Sarah. Dia tadi ngomong kesannya itu kayak nyindir aku. Aku tahu dia itu cuma mengekspresikan apa yang dia rasa, cuma aku ngerasa kesindir aja," keluh Clara, akhirnya menceritakan penyebab kekesalannya pada Grace.

Grace sedikit terkejut, wajar saja. Namun rasa ingin tahunya membuncah, mendesak untuk tahu lebih banyak. Ia menatap Clara dengan serius. "Emang dia cerita apa?" tanyanya.

Clara mengangguk, lalu mulai bercerita segalanya pada Grace, meski ragu Grace bisa membantunya. Setelah Clara selesai bercerita, Grace mengangguk-angguk, tanda mengerti.

Ia menunduk sejenak, berpikir, sebelum akhirnya mengangkat wajahnya, tersenyum miring ke arah Clara yang tampak berpikir, menopang kepala dengan kedua tangannya, menatap meja.

"Kamu nggak tahu ya kalau Sarah itu emang aneh? nggak mau pacaran karena alasan cita-cita. Sebenarnya sah-sah aja sih kalau kita pacaran terus pengen ngejar cita-cita, justru bagus kan kalau kita ngejar cita-cita itu sambil disemangatin sama pasangan?

Malah tambah semangat, eh dia malah nggak suka. Bilangnya ribet lagi. Aneh banget itu perempuan. Kamu nggak ngerasain itu ya? Sarah itu udah ngatur kamu tahu. Dia nasehatin kamu, tapi niatnya dia itu sebenarnya pengen ngatur kamu, biar kamu itu tunduk dan patuh sama dia.

Aku heran sama kamu ya Cla. Kamu tuh bod0h banget! Lugu banget! bisa-bisanya kamu nurut sama Sarah!" Grace berucap panjang lebar, wajahnya memerah menahan emosi. Ia berharap Clara bisa percaya kepadanya.

Tapi...

"Enak banget ya kamu ngomong kayak gitu?! walaupun aku itu kesel sama Sarah, dia itu tetep sahabat aku. Dia yang selalu ada buat aku dimanapun dan kapanpun. Dia yang selalu nenangin aku saat aku sedih dan marah, dia yang membuat aku bahagia.

Kamu salah kalau bilang dia itu aneh. Dia nggak aneh, dia justru hebat banget karena bisa punya pemikiran kayak gitu. Lebih dewasa, ngutamain cita-cita dan kebahagiaan orang tuanya daripada dirinya sendiri.

Kamu nggak akan ngerti Grace, karena kamu itu nggak sedewasa Sarah!" Clara tak terima mendengar Grace mengat4i Sarah. Ia membela Sarah habis-habisan, meski sebenarnya masih kesal dengan sahabatnya itu.

Clara memalingkan wajahnya ke arah lain, kesal dengan Grace. Grace sendiri tercengang. Ia tak menyangka Clara begitu membela Sarah, begitu marah mendengarnya dihin4. Tatapan Grace langsung berubah tajam—ketidaksukaannya jelas terlihat.

"Kamu bener, mungkin aku emang nggak sedewasa Sarah. Aku anak yang bebas dan lebih mementingkan diriku sendiri ketimbang orang lain. Tapi aku nggak akan membiarkan temen aku itu terluka dan sakit hati.

Sarah itu udah mempengaruhi kamu, Cla. Dia ingin kamu tunduk sama dia. Selama ini berteman apa kamu nggak pernah ngerasain itu? kamu terlalu polos, sih.

Kamu terlalu sayang sama dia sampai nggak bisa melihat kenyataannya. Sarah itu orangnya manipulatif banget, Cla! Sadar!"

Grace terus berusaha mempengaruhi Clara, dia sedikit emosi karena Clara masih tetap kekeuh membela Sarah. Tapi ia tidak menyerah. Mendengar Grace menyebut Sarah manipulatif, kemarahan Clara memuncak.

Ia menoleh cepat, tatapannya yang tajam bagai panah langsung menghujam Grace, namun ia memilih diam, kata-kata seakan tercekik di tenggorokannya.

"Kamu hebat banget ya bisa pacaran sama Antonio," puji Grace, sudut bibir kanannya terangkat sedikit saat menangkap tatapan tajam Clara. "Dia itu... sepupu aku loh. Mamanya Antonio itu adiknya papa aku," lanjutnya, suaranya sedikit berbisik, entah benar atau tidak.

Clara tercengang. Kali ini, Grace benar-benar membuatnya terperangah. Matanya membulat sempurna, seperti akan lepas dari tempatnya. "Kamu serius? nggak bohong?" tanyanya, suaranya sedikit gemetar.

"Aku tahu kamu bakal nanya kayak gitu," sahut Grace, lalu dengan cepat ia mengambil ponselnya, membukanya, dan menunjukkan sebuah foto di galeri. "Kamu lihat ini kan? ini saat kami sedang foto keluarga," jelasnya, menunjukkan foto tersebut kepada Clara.

Deg!

"Ja-jadi Grace nggak bohong, Antonio sepupunya dia?! Nggak mungkin?!!" Clara terbelalak, matanya tak lepas dari layar ponsel Grace hingga Grace sendiri yang menariknya kembali. Senyum miring mengembang di bibir Grace, sementara keterkejutan dan berbagai pertanyaan tergambar jelas di wajah Clara.

Bersambung ...

1
Yokai-nya Rena
Nyess banget jadi Clara
◍•Grace Caroline•◍: Eh dah rilis ternyata 😍 makasih dah mampir kakk
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!