Bukan bacaan untuk bocil.
Blurb...
"Hem..ternyata cewek cupu ini cantik juga"
Gumam Albian, saat menanggalkan kacamata tebal dari wajah Khanza.
Demi memenangkan taruhan dengan teman-temannya. Albian yang notabenenya adalah pria paling populer di kampus, sampai rela berpacaran dengan Khanza si gadis cupu dan penyendiri.
Berkat pesona yang dimilikinya. Albian berhasil membuat gadis cupu dan lugu seperti Khanza, kini pasrah berada di bawah kungkungannya.
"A-aku takut Al. Bagaimana kalau aku hamil?"
Tanya Khanza saat Albian menanggalkan kancing kemeja oversize miliknya. Namun Albian yang otaknya sudah diselimuti kabut hawa nafsu tidak mendengarkan ucapan Khanza. Meniduri gadis cupu itu adalah bagian dari taruhan mereka.
"Tenang saja sayang, semua akan baik-baik saja kok"
Ucap Albian sembari menelan salivanya saat melihat gunung kembar milik Khanza yang padat dan menantang.
ikuti kisah selengkapnya dengan membaca karya ini hingga selesai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak mau
Malam harinya...
Clara, Rosaline dan juga Khanza sudah berada di sebuah restoran ternama yang ada di ibu kota. Restoran tersebut memiliki konsep prasmanan. Jadi setiap pengunjung bebas memilih sendiri makanan yang mereka inginkan.
"Ambil sendiri makanan yang kalian mau ya. Restoran ini adalah milik sahabat mama jadi jangan ragu dengan rasa dan kualitas makanan di restoran ini"
Kata Clara pada Rosaline dan juga Khanza.
"Iya mama sayang terima kasih" Kata Rosaline
"Terima kasih tante" Kata Khanza pula.
Kedua gadis cantik itupun terlihat asik memilih menu apa saja yang akan masuk ke perut mereka nantinya.
"Hum..kelihatannya ini lezat"
Air Liur Khanza seakan mau menetes saat melihat dendeng sapi tersaji di hadapannya. Aroma lezat dari makanan itu membuat perut Khanza semakin terasa lapar.
Sudah sejak tadi pagi dendeng sapi selalu terbayang di benaknya, tapi Khanza tahan keinginannya itu karna uang tabungannya sudah semakin menipis, sedangkan ia tidak mau merepotkan Rosaline lebih banyak lagi.
"Dasar rakus!"
Suara bariton seorang pria menghentikan pergerakan Khanza yang sedang asik memindahkan dendeng sapi di meja saji itu ke dalam piring miliknya.
Pandangan Khanza teralihkan yang semula menatap makanan lezat di hadapannya kini beralih menatap si pemilik suara bariton tersebut.
"Ck. kamu lagi? Ngapain kamu disini?"
Tanya sinis Khanza. Dunia seakan terasa sempit karna lagi-lagi Khanza harus bertemu dengan pria menyebalkan itu.
"Suka-suka guelah!"
Balas Albian tak kalah sinisnya dari Khanza.
Melihat sahabatnya sedang berdebat dengan Albian bergegas Rosalinepun menghampiri keduanya. Rosaline takut Albian akan menyakiti Khanza lagi seperti saat di kampus.
"Kenapa Khanza? Apa dia gangguin lo lagi?"
Tanya Rosaline yang langsung di balas dengan anggukan kepala oleh Khanza.
"Siapa yang gangguin. Orang gue cuma mau ngambil makanan"
Kilah Albian sembari berjalan melewati kedua gadis cantik di hadapannya.
"Ish dasar nyebelin!"
kesal Rosaline.
"Dasar rakus. Cewek tapi makannya banyak"
Ledek Albian pula.
"Lihat tuh perut lo udah buncit karna kebanyakan makan"
Ledek Albian lagi sembari menunjuk ke arah perut Khanza yang sedikit bervolume.
"Lemak kata lo! Lo gak tau apa kalau di perut Khanza itu ada---" Rosaline ingin mengatakan kalau di dalam perut Khanza ada benih darinya yang sedang berkembang. Tapi Khanza menahannya.
"Ros" Khanza menggelengkan kepalanya agar Rosaline tak melanjutkan perkataannya..
"Aku udah gak nafsu makan lagi sekarang. Aku pulang duluan aja ya. Tolong sampein sama tante Clara kalau aku pulang lebih dulu"
Khanza menaruh piring miliknya di atas meja lalu berlalu pergi dari restoran tersebut.
"Khanza tunggu"
Rosaline ingin mengejar Khanza tapi Clara sang mama terlanjur memanggil dirinya.
"Rosaline sayang, sini nak"
Clara memanggil putrinya dengan lambaian tangan.
"I-iya mah"
Balas Rosaline sembari mendekat ke arah sang mama.
"Kenalkan ini tante Rinjani, sahabat mama." Ucap Clara. "Tante Rinjani adalah pemilik dari restoran ini loh" Terang Clara lagi.
"Hallo tante"
Sapa Rosaline dengan ramah pada wanita paruh baya yang terlihat sangat cantik dengan hijab navynya.
"Hallo sayang" Balas Rinjani tak kalah ramah dari Rosaline.
"Aku gak nyangka kalau kamu punya anak gadis secantik ini. Bagaimana kalau anak-anak kita jodohkan" Usul Rinjani yang langsung di setujui oleh Clara.
"Setuju, bukannya Albian dan Rosaline sudah saling mengenal. Semoga saja mereka berjodoh" Ucap Clara.
Mendengar namanya di sebut oleh mama masing-masing, membuat Rosaline dan Albian saling menatap dengan tatapan sengitnya.
"Tidak mau!" Balas Albian dan Rosaline serentak.
***
"Menyebalkan! Kenapa aku selalu bertemu dengan pria itu sih!"
Geramnya sembari menendang-nendang kerikil yang menghalangi jalannya.
"Kak Khanza"
Teriak Vania saat tak sengaja bertemu dengan sang kakak di depan restoran.
"Vania"
Senyum Khanza merekah kala melihat sang adik, keduanya pun saling memeluk untuk melepas Rindu.
"Kakak kemana saja selama ini? Kenapa tidak pernah pulang ke rumah lagi?"
Vania mulai terisak.
"Maafkan kakak ya" Lirih Khanza sembari mengelus punggung Vania.
#Dukung Khanza dengan cara like ank komen karya ini ya, makasih ^^#