NovelToon NovelToon
Duri Dalam Daging

Duri Dalam Daging

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Pelakor / Dendam Kesumat
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: balqis

Sembilan tahun yang lalu mas Alfan membawa pulang seorang gadis kecil, kata suamiku Dia anak sahabatnya yang baru meninggal karena kecelakaan tunggal.Raya yang sebatang kara tidak punya sanak keluarga.
Karena itulah mas Alfan berniat mengasuhnya. Tentu saja aku menyambutnya dengan gembira. selain aku memang penyayang ank kecil, aku juga belum di takdirkan mempunyai anak.
Hanya Ibu mertuaku yang menentang keras keputusan kami itu. tapi seiring waktu ibu bisa menerima Raya.
Selama itu pula kehidupan kami adem ayem dan bahagia bersama Raya di tengah-tengah kami
Mas Alfan sangat menyayangi nya seperti anak kandungnya. begitupun aku.
Tapi di usia pernikahan kami yang ke lima belas, badai itu datang dan menerjang rumah tanggaku. berawal dari sebuah pesan aneh di ponsel mas Alfan membuat ku curiga.
Dan pada akhirnya semua misteri terbongkar. Ternyata suami dan anak ku menusukku dari belakang.
Aku terpuruk dan hancur.
Masih adakah titik terang dalam kemelut rumah tang

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon balqis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

Walau dengan terpaksa, akhirnya pernikahan itu terjadi juga. Fajar menatap Wanda yang terlelap di ranjang pengantin mereka.

Gadis itu terlihat lelah setelah menjalani prosesi pernikahan siang tadi .Fajar teringat bagaimana mereka tumbuh bersama di rumah ini.

Fajar menatapnya dengan sedih. Bagaimana bisa ia menyentuh Wanda sebagai istri sedang perasaanya cuma perasaan seorang Abang terhadap adiknya.

 Bayangan Mentari melintas saat itu di benaknya. Seandainya saja sosok di depannya itu adalah Mentari, mungkin semua akan terasa berbeda. Ia mengusap wajahnya saat ponselnya berbunyi.

Fajar keluar dari kamarnya. Dia berdiri di samping jendela untuk membalas chat dari Viola.

(Fajar, kapan kau kembali. Polisi memang belum menemukan Mentari. tapi kalau kau ada di sini kita bisa bersama-sama membantu polisi)

Fajar merasa tertekan. Ia sangat ingin kembali bahkan malam ini juga. Tapi bagaimana dengan Wanda?

(Aku paham maksudmu, mungkin esok atau lusa aku sudah kembali. Tolong kabari terus perkembangan disana)

Fajar tidak bisa bercerita tentang Wanda. Selain akan memakan waktu, mungkin juga Viola akan salah paham dan membencinya.

"Bah, aku harus kembali ke Jakarta. Banyak pekerjaan yang tertunda." Fajar membuka percakapan pagi itu.

"Lo, kalian baru sehari menikah. Kenapa buru-buru begitu?" Emak datang bersama Wanda sambil membawa minuman.

 "Lihatlah, Wanda sudah belajar menjadi istri yang baik. Iya, kan Nak?"

Wanda mengangguk sambil tersipu.

Gadis itu memang terlihat lebih segar pagi ni.

Dia juga menerima pernikahan itu dengan lapang dada. Entahlah apa sebenarnya yang dia rasakan.

Fajar hanya tersenyum kaku menanggapinya.

"Lalu bagaimana dengan istri mu?" tanya Abah.

Fajar menatap Wanda yang menanti jawabannya dengan penuh harap.

"Kalau Abah dan Emak tidak keberatan. Wanda biar disini dulu untuk beberapa waktu. aku harus mempersiapkan semuanya disana."

"Kau bagaimana, Wanda?" tanya Abah.

"Sebenarnya aku ingin ikut bang Fajar sekarang juga. Tapi kalau dia keberatan. Tidak apa-apa juga."

"Bukannya Abang tidak mau kau ikut, tapi keadaannya belum tepat. Bukankah Abang harus menyiapkan rumah dan tempat tinggal yang berantakan terlebih dulu. Kau mengerti, kan?"

"Boleh juga usul Fajar, tapi kau janji setelah semuanya beres akan menjemputnya, kan?"

Akhirnya Fajar berjanji kepada Abah dan Emaknya akan kembali lagi menjemput Wanda adik sekaligus istrinya itu.

Pagi itu juga dia langsung terbang ke jakarta. ia tak sabar ingin segera sampai.

Fajar tidak tau apa dan bagaimana akan menghadapi esok hari. semua terasa semakin berat saat ini.

***

Dua hari sudah aku terkurung disini.

Kedinginan, di gigit nyamuk, tubuh lemas tidak karuan.

Selama itu pula seorang pria paro baya datang untuk memberiku makan.

Untungnya sekarang tanganku saja yang masih di ikat. Mata, mulut dan kaki sudah di lepaskan.

Pria itu selalu diam saat aku tanya siapa dan apa maksudnya menculik ku.

 tapi kurasa dia hanyalah orang suruhan.

Mengingat langkah berat waktu itu bukanlah dia.

"Pak, siap sebenarnya yang menyuruh bapak? Saya salah apa? Tolong lepaskan saya. Bapak tau, saya sudah mau menikah. Entah apa yang terjadi pada calon suamiku.." aku tergugu. Terbayang bagaimana paniknya Fajar saat ini.

Orang tua itu sama sekali tidak tersentuh oleh ceritaku. Setelah memberiku makan dan minum, dia keluar dengan mengunci pintu dan jendela. Aku kembali terduduk lesu di kursi reot itu sendirian.

Untuk meminta secara baik-baik pun rasanya sudah tidak mungkin. Bapak tua itu sangat dingin. Aku harus mencari akal agar bisa keluar dari tempat terkutuk ini dan menemui Fajar.

***

Sementara itu di rumah Bu Karsih, dia menegur Raya karena tidak pernah menjenguk Alfan

"Bagaimana pun buruknya Alfan, dia tetap suami mu saat ini."

"Jenguk lah dia di rumah sakit. Siapa tau dia bisa segera sadar."

 ia membujuk menantunya dengan hati-hati. Akhir-akhir ini Raya sangat mudah tersinggung sekalipun dengan hal-hal kecil.

"Sekalipun aku menjenguknya, toh, tidak ada yang bisa aku lakukan juga." jawabnya ogah -ogahan.

"Kalau begitu jaga anakmu biar Nenek yang menunggu di rumah sakit."

"Tidak bisa. temanku mau datang. tidak mungkin lah sambil momong anak.."

Bu Karsih gemas dan kesal mendengar jawaban Raya.

"Lalu Ryan dengan siapa?"

"Titip saja ke tetangga." jawabnya enteng.

Saat itu Ryan menangis dalam gendongan Neneknya.

"Nenek kan yang ingin cucu? Sekarang nikmati saja kebersamaan kalian." ucapnya seolah meledek.

Bunyi klakson mobil dari halaman.

"Tuh, temanku pasti sudah datang. Ingat ya nek,. Jangan bicara macam-macam yang bisa membuat temanku tersinggung." Raya mengancam Bu Karsih.

Raya melenggang keluar untuk menyambut tamunya.

Geramnya Bu Karsih sampai ingin menerkamnya dari belakang.

Sambil menyuapi cucunya dia mengawasi gerak-gerik Rata.

Bu Karsih pikir teman yang di maksud menantunya itu adalah cewek, tapi ternyata salah. Yang datang itu seorang cowok. Tanpa canggung mereka menunjukkan kemesraan di depannya. dengan beraninya Raya mengajaknya masuk ke dalam rumah.

"Raya, jangan keterlaluan, kamu. Alfan masih belum sadar dari komanya dan kalian..?"

Raya merasa malu di tegur di depan teman cowoknya.

"Nek, sudah aku bilang jangan mengusik kami. Atau tau sendiri akibatnya." Raya memegang tangan Ryan dengan kasar.

Bu Karsih tidak berani membantah karena Raya mengancam akan menyakiti anaknya.

"Tidak usah terlalu sedih, ayah sudah koma selama seminggu. Tidak ada kemungkinan untuk sadar kembali. Jadi nenek harus terima kenyataan. Lagi pula, ayah seperti itu mungkin karma karena telah mengkhianati ibu."

Geram dan gusar hanya bisa di telan oleh Bu Karsih, tapi dia tidak berani bertindak terlalu jauh karena keselamatan Ryan menjadi taruhannya.

Raya tidak perduli pada omelan Bu Karsih. Dia mengajak temannya duduk di ruang tamu.

Bu Karsih hanya bisa mengurut dada melihat tingkah menantu kesayangannya.

Penyesalan memang datangnya selalu terlambat.

Kalau dia tau begini perangai Raya sebenarnya, dari jauh-jauh hari bahkan dari pertama Alfan memasukkannya ke rumah ini dia sudah mengusirnya.

Tiba-tiba dia merasa berdosa kepada Mentari.

Sedih memikirkan Mentari yang hilang tidak ada kabar berita.

Diam-diam dia pergi kerumah makan mereka untuk meminta uang. Tapi kata karyawan kepercayaan Alfan.

"Mba Raya sudah mengambil uang kemarin. Dia juga berpesan harus lapor padanya kalau ada yang mengambil uang termasuk ibu.."

Bu Karsih merasa kaget

"Berani sekali dia melarang aku mengambil uang. Mentari saja tidak berani mengaturku. Ini bocah ingusan sok berkuasa. Kalau tidak kepepet juga aku tidak sampai disini." omel Bu Karsih.

"Maaf, saya hanya melaksanakan perintah. Dan sekarang mba Raya adalah pemilik tempat ini.Kalau tidak saya yang akan di pecat."

Bu Karsih tidak menyalahkan karyawan nya itu. Dia hanya menjalankan tugas. Alfan kah yang bersalah. Kenapa dia menyerahkan semua ya kepada Raya tanpa musyawarah dulu.

"Tapi tolonglah, jangan beritahu dia. Ini juga untuk beli susu anaknya. Kau bisa, kan?"

Akhirnya dengan susah payah dia bisa mendapat sedikit uang. itupun harus dengan sembunyi-sembunyi karena tidak mau ketahuan oleh Raya.

💞Bersambung...!

1
cinta semu
mentari ibarat kata keluar dari kandang macan masuk sarang buaya😧😜dah tau fajar ada istri ..mana Wanda dpt dukungan dari mertua ...kok mau2 ny menikah dgn fajar ...u mengudang badai mentari ...
Devi ana Safara Aldiva: ceritanya seperti sinetron Indosiar versi tulisan
Machmudah: bener kak, ndak Tau may dibawa kemana mentari sm si othor, judul nya duri dlm daging msh cocok dgn cerita nya alfan raya mentari
total 2 replies
Ira
Ada ya wanita menjijikan kyk mentari .. Dia korban suami nikah lg.. Trs dia nikah sama suami orang.. Apa bedanya dia dgn mantannya ..
Machmudah
pgn Tau ending nya aja Thor.
balqis: sabar ya😊
total 1 replies
cinta semu
kalo tari mau menikah sm fajar ...sm artinya membangun derita ny sendiri ...g ada alasan ada dua ratu ..awal ny aja semua terlihat baik tp selanjutnya pasti ada yg terluka
cinta semu
bagus
Anonymous
Ini cerita bodoh sakit di bikin sendiri
Machmudah
seru thor
Syahid cha
bagus
Syahid cha
menantang kayaknya
Machmudah
semoga ceritanya bkn ttg anak angkat berkhianat dgn bpk angkat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!