Xin Yue, seorang wanita cantik dengan kecerdikan yang mematikan, hidup dari mencuri dan membunuh. Namun, sebuah insiden membuatnya terlempar ke dunia kuno tanpa apa-apa selain wajahnya yang menipu dan akalnya yang tajam. Ketika dia mencuri identitas seorang wanita misterius, hidupnya berubah drastis—dari buronan kekaisaran hingga menjadi bunga paling dicari di Ruoshang, tempat hiburan terkenal.
Di tengah pelariannya, dia bertemu Yan Tianhen, pangeran sekaligus jenderal dingin yang tak pernah melirik wanita. Namun, Xin Yue yang penuh tipu daya justru menarik perhatiannya.
Dipaksa berpura-pura menjadi kekasihnya, keduanya terjebak dalam hubungan yang penuh intrik, adu kecerdikan, dan momen-momen menggemaskan yang tak terduga.
Akankah Xin Yue berhasil bertahan dengan pesonanya, atau akankah hatinya sendiri menjadi korban permainan yang ia ciptakan?
Tagline: Di balik wajah cantiknya, tersembunyi rencana yang tak terduga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seojinni_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 : Li Zheng datang lagi
Pagi itu, Xin Yue bangun dengan segar, tubuhnya terasa ringan setelah tidur yang nyenyak. Meskipun dunia luar penuh dengan intrik dan bahaya, malam itu dia berhasil menenangkan pikirannya dan membiarkan tubuhnya beristirahat. Setelah meregangkan tubuh, dia bangkit dari tempat tidurnya dan merapikan diri.
Ketika dia membuka pintu kamarnya, matanya langsung bertemu dengan Ru Jian yang berdiri di luar, tangan terangkat seolah baru saja hendak mengetuk pintu. Xin Yue sedikit terkejut, tetapi segera menahan senyum.
“Ada apa, Ru Jian?” tanyanya dengan suara lembut, meskipun hatinya penuh rasa penasaran.
Ru Jian tersenyum lebar, ekspresinya cerah seperti biasa. “Aku datang untuk mengajakku sarapan. Ayo, kita makan bersama,” katanya, matanya berkilat penuh semangat.
Xin Yue mengangguk setuju, tidak merasa keberatan. Sarapan bersama seseorang yang sudah menjadi rekan kerja di tempat baru ini terasa cukup menyenangkan. Mereka berdua berjalan turun ke bawah, melewati lorong-lorong Ruoshang yang dipenuhi dengan berbagai aroma harum dari dapur yang sedang menyiapkan makanan untuk para tamu.
Di Ruoshang, segala sesuatu terasa mudah didapatkan. Makanan, pakaian, dan segala kebutuhan lainnya disediakan tanpa biaya, sebagai bagian dari kehidupan mereka di tempat itu. Bahkan jika mereka berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, ada bayaran besar yang menunggu. Bagi Xin Yue, yang sebelumnya hidup dalam dunia penuh ketidakpastian, Ruoshang menjadi tempat yang menarik untuk bertahan hidup sementara.
“Tempat ini benar-benar nyaman,” pikir Xin Yue, sambil menikmati langkahnya yang ringan bersama Ru Jian. Kehidupan di sini, meskipun penuh dengan persaingan dan intrik, memberikan rasa aman yang tidak ia temukan di tempat lain. Sementara dia masih memikirkan tujuannya, dia juga menyadari bahwa untuk sementara waktu, Ruoshang adalah pilihan terbaik yang bisa dia jalani.
Mereka sampai di ruang makan, dan meja penuh dengan berbagai hidangan lezat yang menggugah selera. Ru Jian duduk di sampingnya, membuka percakapan dengan santai, sementara Xin Yue menikmati sarapan yang disajikan. Meskipun dunia di luar sana penuh dengan bahaya dan ketidakpastian, untuk saat ini, dia merasa sedikit tenang, tahu bahwa ada banyak peluang yang menantinya di Ruoshang.
Setelah mereka selesai menikmati sarapan, suasana yang nyaman mendadak berubah ketika seorang pelayan datang dengan langkah cepat, memberi tahu mereka bahwa Madam Hua mencari Xin Yue. Ru Jian yang sejak tadi duduk diam, langsung menoleh dengan rasa penasaran.
“Madam Hua ingin bertemu denganmu?” tanya Ru Jian, sedikit terkejut.
“Sepertinya begitu,” jawab Xin Yue sambil bangkit dari tempat duduknya. “Ayo, kita pergi.”
Ru Jian mengangguk dan mengikuti Xin Yue tanpa banyak bertanya. Meskipun dia merasa ada sesuatu yang penting menunggu mereka, dia tidak bisa menahan rasa ingin tahunya.
Mereka berdua berjalan menuju ruang pribadi Madam Hua, yang terletak di bagian belakang Ruoshang. Ketika pintu terbuka, Madam Hua sudah menunggu dengan senyum khasnya yang penuh perhitungan.
“Xin Yue, Ru Jian,” sapa Madam Hua dengan nada ramah, meskipun ada sesuatu yang lebih serius di balik senyumannya. “Klien kita meminta informasi lebih lanjut, jadi aku perlu kalian menjalankan rencana berikutnya.”
Xin Yue mendengarkan dengan seksama, sementara Ru Jian hanya mengamati dari samping, semakin penasaran dengan situasi yang ada.
“Li Zheng akan kembali malam ini,” lanjut Madam Hua, matanya berkilat licik. “Dia mungkin akan lebih berani kali ini. Aku ingin tahu apakah kamu siap menghadapi situasi itu?”
Xin Yue menatap Madam Hua, merenungkan pertanyaan tersebut. Meskipun dia tahu bahwa dunia ini penuh dengan permainan dan tipu daya, dia merasa sedikit waspada dengan apa yang mungkin terjadi nanti.
“Aku akan beradaptasi,” jawab Xin Yue dengan tenang, meskipun di dalam hatinya ada sedikit kekhawatiran. “Tapi jika pria itu terlalu berlebihan, aku takut bisa membuat masalah. Jadi aku ingin melapor lebih dulu pada Madam Hua.”
Madam Hua tertawa pelan, suara tawa itu terdengar ringan dan menggoda. “Xin Yue, jangan khawatir. Kamu bisa melakukan sesukamu. Yang penting, tugas utama harus selesai.”
Xin Yue sedikit tersenyum, merasa sedikit lega mendengar kata-kata itu. Namun, di dalam hatinya, dia tahu bahwa tantangan yang akan datang bukanlah hal yang bisa dianggap remeh. Dunia ini penuh dengan permainan kekuasaan dan keinginan tersembunyi, dan dia harus tetap waspada.
Ru Jian, yang sebelumnya diam, akhirnya berbicara, “Kamu benar-benar gadis yang menarik, Xin Yue. Aku yakin kamu bisa menghadapinya.”
Xin Yue hanya tersenyum tipis, tidak mengatakan apapun. Dalam hatinya, dia sudah mempersiapkan dirinya untuk apa pun yang akan datang. Keputusan untuk bertahan hidup di Ruoshang tidak akan mudah, tetapi dia tahu bahwa dia harus terus bergerak maju, apapun yang terjadi.
Malam itu, seperti yang diperkirakan Madam Hua, Li Zheng akhirnya datang. Begitu pintu terbuka, senyum cerah di wajahnya menyambut kedatangan Xin Yue. Namun, kali ini penampilannya sedikit berbeda. Xin Yue mengenakan pakaian yang lebih ringan, dengan potongan kain yang membiarkan pundaknya yang halus dan kulitnya yang putih mulus terlihat. Penampilannya tetap anggun, namun cukup menarik perhatian.
Li Zheng, yang duduk di meja dengan anggur di tangannya, tidak bisa menyembunyikan tatapan penuh ketertarikan saat melihat Xin Yue. Matanya sedikit memanas, menilai penampilan gadis itu dengan pandangan yang mengungkapkan lebih dari sekadar kekaguman.
Anggur yang ditawarkan oleh pelayan Ruoshang kali ini adalah anggur terbaik, dan Li Zheng memutuskan untuk menikmatinya. Dalam pikirannya, dia membayangkan malam yang menyenangkan, dengan kehadiran gadis cantik itu di sampingnya, anggur yang memabukkan, dan suasana yang penuh dengan kenikmatan. Namun, meskipun dia berusaha menunjukkan sikap santai, niatnya yang tersembunyi jelas tercium oleh Xin Yue.
Melihat senyum licik di wajah Li Zheng, Xin Yue merasakan gelombang amarah yang mulai mengalir dalam dirinya. Dia tahu bahwa setelah misi ini selesai, dia akan memberi pelajaran pada pria ini. Dengan ketenangan yang luar biasa, Xin Yue tetap menjaga sikap profesionalnya, meskipun dalam hati dia sudah memutuskan bahwa perhitungan akan dilakukan setelah tugas ini selesai.
Dengan langkah yang anggun, dia mendekati meja tempat Li Zheng duduk, menjaga jarak yang sopan namun cukup dekat untuk menjalankan tugasnya. Sementara Li Zheng masih memandangnya dengan penuh perhatian, Xin Yue hanya tersenyum lembut, menyembunyikan ketidaksenangannya di balik wajah yang tenang.
Li Zheng menjadi lebih berani malam itu. Begitu Xin Yue mendekat, dia dengan cepat menariknya ke dalam pelukannya. Melihat bahwa gadis itu tidak langsung menolak dan hanya tersenyum dengan sedikit rasa malu, Li Zheng merasa puas.
Xin Yue, yang baru saja bergabung, memang masih seorang pendatang baru. Artinya, dia belum pernah dilayani oleh orang lain sebelumnya, dan kesan polos yang dimilikinya membuat Li Zheng semakin tertarik. Namun, meskipun dia merasa puas dengan situasi ini, dia tetap berusaha menjaga sikapnya, berusaha untuk tidak terlalu terburu-buru atau mengganggu kenyamanan Xin Yue.
Sementara itu, Xin Yue tetap menjaga ketenangannya, meskipun dalam hatinya, dia sudah memutuskan untuk tetap profesional dan melaksanakan tugasnya tanpa terpengaruh oleh perilaku Li Zheng.