Diandra, gadis cantik yang dibesarkan di panti asuhan. Balas budi membawanya pada perjodohan, yang tidak diharapkan oleh suaminya.
Mampukah Diandra menaklukkan sang suami yang hatinya telah dipenuhi oleh dendam pada wanita karena sebuah perselingkuhan?
Simak, perjalanan cinta Diandra yang diwarnai tawa dan air mata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Merpati_Manis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ranjang Pengantin yang Dingin
Semua tamu undangan telah kembali ke rumah masing-masing, begitu pula dengan bu Rahma dan anak-anak panti lain nya. Di ruang keluarga, bu Dewi sedang ngobrol hangat bersama putra dan putri nya beserta kedua menantu nya. Nampak Aditya juga berada di sana, di tengah-tengah mereka.
"Dik, kalian mau bulan madu kemana?" Tanya Shinta kepada adik bungsu nya.
"Besok Angga harus segera balik Jakarta kak, ada urusan kerjaan yang gak bisa di tinggal," kilah nya menolak untuk berbulan madu.
"Padahal abang udah nyiapin tiket untuk kalian lho dik," timpal kakak ipar Angga.
"Buat abang sama kak Shinta aja, atau.. kasih aja sama Aditya," balas Angga sekena nya.
"Kok jadi bawa-bawa gue?!" Protes Aditya.
"Kerjaan kamu kan biasanya di handle sama Aditya," ucap sang mama yang tahu putra nya tak ingin mengajak istri nya pergi, "pergilah berbulan madu, ajak istri mu ke tempat yang ingin kalian kunjungi," titah sang mama menatap netra hazel sang putra.
"Iya, benar ma,, Ditya siap kok handle showroom, bahkan sampai sebulan pun tak mengapa," timpal Aditya yang mendukung sang mama angkat.
Angga melotot kearah Aditya, dan menghembus kasar nafas nya.
Angga menatap sang mama, "lain waktu aja ya ma, Angga sudah ada janji sama customer. Perusahaan mereka mau ngambil beberapa unit mobil di showroom Angga," tolak Angga halus dan menjelaskan alasan nya dengan jujur, meski hal tersebut sebenar nya bukan hal yang urgent karena masih dapat di handle orang-orang kepercayaan nya termasuk Aditya.
Sedangkan Diandra hanya diam saja, mendengarkan obrolan tersebut.
"Ya, terserah kalian sajalah.." balas bu Dewi akhir nya mengalah. "Ya sudah sana, ajak istri mu istirahat.." titah sang mama pada putra kesayangan nya.
"Baik ma," jawab Angga dengan malas, dan segera berlalu yang diikuti oleh Diandra yang mengekor di belakang nya.
"Main nya pelan-pelan aja bro,,, masih ori.." goda Aditya pada sahabat nya, meski dia tahu jika sudah ada kesepakatan konyol diantara kedua pasangan pengantin baru tersebut.
Angga menanggapi nya hanya dengan mengibaskan tangan nya, sambil terus berjalan menaiki anak tangga.
Kini kedua nya sudah berada di dalam kamar pengantin, Angga berjalan menuju tempat tidur dan mengambil satu bantal. "Aku akan tidur di sofa," ucap nya singkat, Angga mengganti lampu utama dengan lampu tidur dan segera berlalu menuju sofa untuk merebahkan tubuh lelah nya di sana.
Diandra buru-buru mendekat ke sofa, "Didi saja yang tidur di sofa, Didi enggak terbiasa tidur di ranjang yang luas seperti itu," pinta nya sambil menarik bantal dari tangan Angga.
Bantal itupun beralih ke tangan Didi, dan dia segera mendudukkan diri nya di sofa tepat di sebelah Angga. Jarak kedua nya begitu dekat, bahkan Diandra seperti sengaja menempel pada pria dingin itu.
"Jangan dekat-dekat!" Ucap Angga ketus, "ingat kesepakatan kita!" Lanjut nya memperingatkan tanpa melihat lawan bicara nya.
"Iya,, Didi ingat kok kak, kak Angga enggak perlu khawatir," balas Diandra menoleh kearah suami nya dan mengerling nakal, "tidak ada sentuhan fisik diantara kita, benar begitu kan? Tapi kalau sama-sama khilaf, boleh dong??" Ucap nya menggoda sang suami.
"Tidak akan! Ya udah, tidur sana! Aku enggak mau ya di katakan sebagai suami yang tidak peduli sama istri, dengan membiarkan mu tidur di sofa! Aku yang akan tidur di sofa," titah Angga masih dengan nada ketus dan tanpa melihat istri cantik nya.
"Kak, kalau bicara itu lihatlah orang yang kakak ajak bicara.." pinta Diandra dengan tersenyum manis, tapi seperti nya percuma, karena Angga sama sekali tak melirik nya dan tak dapat melihat senyum manis nya itu. "Tidak ada yang akan mengatakan kalau kakak tidak peduli sama istri, kalau kakak mau tidur di sana bersama Didi," lanjut nya masih berusaha, sambil menunjuk ranjang king size yang di dekorasi dengan sangat indah.
Angga menggeleng,, "minggirlah, aku capek dan ngantuk!" titah nya.
"Tidak mau,, Didi aja yang tidur di sini," rajuk Diandra sambil meletakkan bantal di sofa dan langsung merebahkan diri nya.
Angga duduk terdiam di tempat nya untuk beberapa saat lama nya, meski hati nya masih di selimuti dendam dan kebencian pada wanita.. tapi melihat Diandra tidur di sofa, sedangkan dia enak-enakan tidur di ranjang yang empuk, tetap saja membuat hatinya merasa tidak nyaman.
Sedangkan Diandra pura-pura memejamkan mata nya dan bersedekap, dia tidur dengan posisi miring membelakangi Angga.
"Hai bangun,,," panggil Angga dengan pelan, "baiklah, kita akan tidur di sana," ucap nya yang langsung membuat Diandra terbangun dari tidur nya di sofa.
"Benarkah? Didi tidak salah dengar kan?" Tanya Diandra dengan sangat antusias.
"Hm,,," balas Angga hanya dengan gumaman, dan segera beranjak dari tempat nya duduk menuju ranjang pengantin milik mereka berdua.
Diandra tersenyum lebar, dia segera bangkit menuju almari untuk mengambil baju ganti. Diandra berganti pakaian di dalam kamar dan dengan sengaja memunggungi suami nya itu.
Diandra mulai melepas dress ketat yang dipakai nya tadi, lekuk tubuh nya yang indah terekspos sempurna di depan mata Angga. Sengaja Diandra berlama-lama untuk mengenakan pakaian kembali, dia ingin mengetes sejauh mana suami nya itu tidak tergoda dengan kemolekan tubuh nya.
Sekilas Angga melirik nya dan mengernyit, "kamu ngapain?!" Tanya Angga ketus.
"Seperti yang kakak lihat, Didi berganti pakaian dengan gaun tidur. Tak nyaman rasa nya tidur dengan dress ketat seperti tadi," jawab nya santai, dan segera memakai gaun tidur yang sangat tipis pemberian dari mama mertua. "Kalau longgar seperti ini Didi merasa nyaman," lanjut nya sambil berlenggak lenggok sengaja memamerkan body seksi nya pada suami dingin nya.
Angga nampak tak bergeming, dia langsung memejamkan mata nya untuk menghindari perasaan nya yang mulai tak karuan. Sekuat tenaga Angga menepis perasaan itu dan menahan diri agar tidak tergoda pada istri sah nya, dia masih takut untuk memulai dan tak ingin terluka untuk yang kedua kali nya.
Tak berapa lama, pria dingin itupun akhir nya terlelap ke alam mimpi.
Sedangkan Diandra masih berdiri mematung di tempat nya, ada sedikit rasa nyeri di hatinya mendapati kenyataan bahwa usaha nya ternyata hanya sia-sia belaka,,, karena beberapa hari ini dia mulai belajar mencintai Angga.
Namun buru-buru Diandra menepis perasaan tersebut, dia ingat dengan kesepakatan yang telah mereka buat sebelum nya, dan dia pun tahu bagaimana perasaan Angga terhadap nya. Yang dia harus lakukan adalah bersabar dan terus berjuang untuk bisa menyembuhkan luka hati suami nya dan membuat pria dingin itu jatuh kedalam pelukan nya, seperti permintaan mama mertua nya.
Diandra menarik nafas panjang dan berjalan gontai menuju ranjang king size yang bertabur kelopak mawar tersebut, rasa dingin langsung menyelimuti hati nya sebagaimana dingin nya ranjang pengantin milik mereka berdua.
"Sabar Di,, dan tetap semangat!" Gumam nya dalam hati menyemangati diri nya sendiri, Diandra kemudian merebahkan diri nya di samping sang suami yang telah terlelap dengan posisi memunggungi nya. Diandra menarik selimut tebal hingga menutup sebagian tubuh nya dan diapun mencoba untuk memejamkan mata nya.
.tp ak ky blum bca yng ini ap sudh lupa soalny..hp kmren rusk.ini hp bru jd crta yng sudh prnh ak bca mlah d ulang tp klo dh inget crtanya ak lwti..tp klo kluarga alamsyah smua sudh ak bca..