Aku di kenal sebagai gadis tomboy di lingkunganku. Dengan penampilanku yang tidak ada feminimnya dan hobby ku layaknya seperti hobby para lelaki. Teman-teman ku juga kebanyakan lelaki. Aku tak banyak memiliki teman wanita. Hingga sering kali aku di anggap penyuka sesama jenis. Namun aku tidak perduli, semua itu hanya asumsi mereka, yang pasti aku wanita normal pada umumnya.
Dimana suatu hari aku bertemu dengan seorang wanita paruh baya, kami bertemu dalam suatu acara tanpa sengaja dan mengharuskan aku mengantarkannya untuk pulang. Dari pertemuan itu aku semakin dekat dengannya dan menganggap dia sebagai ibuku, apalagi aku tak lagi memiliki seorang ibu. Namun siapa sangka, dia berniat menjodohkan ku dengan putranya yang ternyata satu kampus dengan ku, dan kami beberapa kali bertemu namun tak banyak bicara.
Bagaimana kisah hidupku? yuk ikuti perjalanan hidupku.
Note: hanya karangan author ya, mohon dukungannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Musim_Salju, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23: Menguatkan Cinta di Tengah Ujian
Hari-hari berlalu dengan Galaksi yang masih harus menjalani perawatan di rumah sakit. Meski luka fisiknya mulai membaik, ia tetap harus beristirahat penuh. Aku hampir setiap hari menemani Galaksi, memastikan lelaki itu tidak merasa kesepian. Namun, meski hubungan kami tampak kembali membaik, bayang-bayang kesalahpahaman masih sedikit mengganjal di hatiku.
Suatu pagi, Aku datang membawa makanan kesukaan Galaksi. Senyum kecil terukir di wajahku saat melihat lelaki itu tengah membaca buku, tampak lebih tenang dari biasanya.
“Pagi, pasien spesial,” sapaku sambil menaruh kantong makanan di meja.
Galaksi menutup bukunya dan menatapku dengan senyuman lebar. “Pagi, perawat paling cantik.”
Aku menggeleng pelan, tapi tak bisa menyembunyikan senyumku. “Aku bawa bubur ayam kesukaanmu. Kamu udah sarapan belum?”
“Belum, aku nunggu kamu,” jawab Galaksi santai.
Aku mengambil mangkuk bubur dan mulai menyiapkannya. Sementara itu, Galaksi terus menatapku. Ada sesuatu yang berbeda dari diriku dimata Galaksi. Meski Aku masih memakai kaos longgar, celana jeans, dan sepatu kets seperti biasanya, ada kelembutan di caraku berbicara dan bergerak, dan hanya pada Galaksi aku bersikap demikian.
“Kamu kenapa lihat aku terus?” tanyaku sambil melirik Galaksi.
“Senja,” kata Galaksi serius, “aku pengen kita bener-bener mulai semuanya dari awal lagi. Aku nggak mau ada lagi keraguan di antara kita.”
Aku terdiam sejenak. Kata-kata itu membuat hatiku bergetar.
“Aku tahu. Tapi, Galaksi, aku ini bukan tipe perempuan yang biasa kamu temui. Aku keras kepala, nggak sabaran, dan aku nggak pernah mikir bakal ada orang yang nerima aku apa adanya,” jawabku pelan.
Galaksi menggeleng. “Aku nggak peduli sama itu semua. Aku cuma mau kamu. Jadi, apa pun yang terjadi, aku akan selalu ada buat kamu.”
Kata-kata itu membuat Aku tak bisa lagi menyangkal perasaanku. Aku tahu, Galaksi memang lelaki yang tulus mencintaiku.
Gangguan dari Masa Lalu
Hari itu, Aku memutuskan untuk pulang ke apartemenku lebih awal. Aku merasa perlu waktu untuk merenung dan menenangkan pikiranku. Namun, ketika Aku sampai di lobi apartemen, seorang pria dengan jaket kulit hitam menghampiriku.
“Senja, udah lama banget nggak ketemu,” kata pria itu sambil tersenyum lebar.
Aku terkejut. Itu adalah Bayu, salah satu mantan anggota geng motorku yang dulu sangat dekat denganku.
“Bayu? Apa yang kamu lakuin di sini?” tanyaku dengan nada waspada.
“Aku dengar kamu lagi dekat sama seorang cowok, jadi aku penasaran. Apalagi kamu nggak pernah lagi ikut acara geng kita,” jawab Bayu santai.
Aku mendengus. “Itu bukan urusanmu.”
“Tapi, Senja, kamu tau kan, kita selalu ada buat kamu. Kalau cowok itu bikin kamu kecewa, kamu selalu bisa balik ke kita,” ucap Bayu sambil tersenyum miring.
Aku mengerutkan kening. “Bayu, aku udah bukan bagian dari geng itu lagi. Jadi, tolong jangan ganggu hidupku.”
Namun, sebelum Bayu sempat membalas, suara berat yang familiar terdengar dari belakang.
“Senja, semuanya baik-baik aja?”
Galaksi berdiri di sana, dengan lengan kirinya yang masih dibalut perban. Wajahnya penuh ketenangan, tapi matanya menunjukkan sorot tajam ke arah Bayu.
“Ini siapa?” tanya Bayu sambil melirik Galaksi dari ujung kepala sampai kaki.
“Dia calon suamiku,” jawabku tegas.
Galaksi tersenyum kecil, meskipun di dalam hatinya ia merasa sedikit waspada. “Kalau kamu temannya Senja, aku harap kamu bisa menghormati keputusan dia untuk nggak lagi terlibat sama masa lalunya.”
Bayu tertawa kecil, tapi tak mengatakan apa-apa lagi. Ia akhirnya pergi, meninggalkanku dan Galaksi di lobi.
“Kamu baik-baik aja?” tanya Galaksi sambil menatap Aku dengan cemas.
Aku mengangguk. “Iya. Tapi kenapa kamu ada di sini? Bukannya kamu harus istirahat?”
“Aku kangen sama kamu,” jawab Galaksi santai, membuat wajahku memerah.
Persiapan Pernikahan
Beberapa hari setelahnya, dan keadaan Galaksi terlihat semakin membaik, Ummi Ratna memanggil Aku ke rumah untuk membahas persiapan pernikahan. Meski awalnya Aku merasa gugup, Aku akhirnya merasa lega karena Ummi Ratna sangat mendukungku.
“Senja, Ummi tahu ini semua pasti berat buat kamu, tapi Ummi yakin kamu dan Galaksi adalah pasangan yang tepat. Kalian saling melengkapi,” kata Ummi Ratna sambil tersenyum hangat.
“Terima kasih, Ummi. Aku cuma takut nggak bisa jadi menantu yang baik,” jawabku jujur.
“Jadi diri sendiri itu sudah cukup, Nak. Yang penting kamu dan Galaksi saling mendukung dan menghormati, dan kamu bisa perlahan belajar menjadi istri Sholeha, tidak harus instan. Karena perubahan itu perlu proses.” Balas Ummi Ratna lembut. Aku tertegun mendengar perkataan Ummi, betapa beruntungnya aku memiliki calon ibu mertua sebaik Ummi. Beliau tak pernah sekalipun menghakimi ku, bahkan dari segi penampilanku. Ia yakin kelak aku perlahan akan kembali kepada Tuhanku seutuhnya.
Pembicaraan itu membuat hatiku lebih tenang. Aku tahu, meski banyak rintangan yang harus dihadapi, cinta kami layak diperjuangkan.
Perjuangan Galaksi
Sementara itu, Galaksi terus menunjukkan usahanya untuk mendapatkan kembali kepercayaanku sepenuhnya. Ia mulai membantuku kembali di kafe setiap hari, meski masih dalam masa pemulihan.
“Aku nggak minta kamu ngelakuin semua ini, Galaksi,” kataku suatu hari.
“Tapi aku mau. Aku pengen kamu tahu kalau aku selalu ada buat kamu, apa pun yang terjadi,” jawab Galaksi sambil tersenyum.
Perjuangan Galaksi yang tanpa henti membuat hatiku perlahan luluh. Aku mulai merasa bahwa cinta kami memang pantas diperjuangkan, apa pun rintangannya.
Pertemuan Tak Terduga
Suatu sore, saat Aku sedang menata meja di kafeku, Maya muncul dengan wajah penuh senyuman.
“Senja, lama nggak ketemu,” sapa Maya dengan nada yang terlihat ramah, tapi ada sesuatu yang tersembunyi di baliknya.
Aku menatapnya dengan waspada. “Ada apa, Maya?”
“Aku cuma pengen bilang, kamu beruntung punya Galaksi. Tapi aku penasaran, apa kamu benar-benar bisa membahagiakan dia?”
Pertanyaan itu menusuk hatiku, tapi Aku tidak ingin menunjukkan kelemahanku. “Itu bukan urusan kamu. Galaksi mencintai aku, dan aku akan melakukan yang terbaik untuk dia.”
Maya tersenyum tipis. “Kita lihat saja nanti.”
Setelah Maya pergi, Aku duduk di kursi dengan perasaan campur aduk. Namun, Aku tahu satu hal, Aku tidak akan membiarkan siapa pun merusak hubunganku dengan Galaksi.
Janji yang Diperbarui
Malam itu, ketika Galaksi menjemput Aku dari kafe, Galaksi bisa melihat ada sesuatu yang mengganggu pikiranku.
“Ada apa?” tanya Galaksi sambil menatapku lembut.
Aku menghela napas. “Aku cuma... takut. Aku takut nggak cukup baik buat kamu.”
Galaksi memegang tanganku dengan erat. Terkadang kami sama-sama tak bisa menahan hasrat untuk tidak bersentuhan, namun hanya sebatas pegangan tangan, tak lebih. “Aku, aku nggak butuh kamu jadi sempurna. Aku cuma butuh kamu jadi dirimu sendiri.”
Kata-kata itu membuat Aku merasa lega. Aku tahu, apa pun yang terjadi, Galaksi selalu ada untukku.
“Kalau gitu, aku janji. Aku akan jadi istri yang baik buat kamu kelak,” kataku akhirnya.
Dan dengan itu, kami melangkah ke babak baru dalam hidup kami dengan penuh keyakinan. Meski rintangan masih akan datang, kami tahu bahwa cinta kami cukup kuat untuk menghadapinya.
To Be Continued...
apa yg dikatakan Senja benar, Galaksi. jika mmg hanya Senja di hatimu, tidak seharusnya memberi Maya ruang dalam hidupmu. padahal kamu tahu betul, Maya jatuh hati padamu.
Tidak bisa menjaga hati Senja, berarti kesempatan lelaki lain menjaganya. jangan menyesal ketika itu terjadi, Galaksi