penghianatan? kisah perjuangan? rasa sakit dari orang terdekat? seorang pria dari kalangan mahkluk abadi harus membangun kembali tiap menara pencapaiannya dari darah, keringat, dan air mata.
seorang yang dulunya di segani, terjatuh ke titik terendah hidupnya yang di mulai dari penghianatan orang-orang terdekatnya.
akankah long yi-chen melawan mimpi buruknya dan terus maju dengan identitas lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lang-ya 𓆉, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24 (Pertemuan Pertama Long Yi-Chen Dan Xue Bing-Chan & Keberangkatan)
...༻𓆉༺...
༻FLASHBACK ON༺
Sebuah malam yang di penuhi kegelapan di alam dewa begitu sangat mencekam, banyak dewa dewi yang bersembunyi dan menghindar dari kegelapan yang sangat mengerikan itu. kini setengah alam alam dewa telah dikuasai oleh kegelapan dari alam iblis dan siluman.
Di sebuah gerbang langit banyak dewa dan dewi yang berlindung karena ketakutan. Di atas gerbang itu terlihat seorang wanita dengan hanfu putih yang memegang pedang di tangannya.
“cepat berkumpul.......!!! para tentara dewa siapkan energi untuk menyegel aura kegelapan.....!!! hari ini kita akan berjuang melawan gelapnya malam yang menakutkan ini......!!!” tekan wanita itu yang di sambut seruan para pejuang.
“hidup dewi phoenix api......!!!” balas semua orang yang berjumlah ribuan orang prajurit dan kultivator dewa lainnya.
Tepat di saat itu pula datanglah seorang pria yang menggunakan hanfu berwarna emas yang mendekat ke arah wanita dengan julukan dewi phoenix. “Wu Ling-Yi..., kau jagalah gerbang kekaisaran alam dewa...., aku akan membantu dewa lain yang terjebak dan membawanya berlindung kemari.....” ujar pria itu yang berhenti sejenak dan kemudian kembali melesat di udara keluar dari gerbang itu.
Wu Ling-Yi hanya bisa mengangguk dengan rasa khawatir. “(Long Yi-Chen....., kau harus kembali dengan selamat. Nasib alam dewa kini ada di tanganmu dan begitu pula dengan diriku.....)” batin Wu Ling-Yi yang menatap kepergian Long Yi-Chen.
Long Yi-Chen yang membawa sepuluh orang prajurit kemudian sampai di sebuah kota yang awalnya adalah tempat tinggal para dewa namun kini hanya sebagai reruntuhan. Long Yi-Chen kemudian berpijak pada jalan berbatu dengan para prajuritnya. Kini mereka terus menerus berjalan cepat menelusuri jalan dan beberapa prajurit lainnya berpencar atas perintahnya.
Banyak sekali orang yang tertolong dari pencarian mereka, namun kini Long Yi-Chen berjalan sendirian karena telah memerintahkan para prajuritnya untuk fokus mencari di reruntuhan kota. Long Yi-Chen kemudian menelusuri hutan yang terletak di pulau-pulau yang mengapung.
Dia terus menerus menelusuri setiap pulau hingga mendengar teriakan seorang wanita.
“tolong........!!! tolong aku........!!!” pekiknya meminta pertolongan karena kini di belakang wanita itu ada seseorang dari klan iblis siluman yang mengejarnya.
“kalian para dewa sudah lah cukup menguasai dunia.....!!! kini biarkan alam iblis siluman yang berkuasa........!!! hahahah........!!!!” tekan iblis siluman itu yang adalah seorang pria dari kalangan ular yang adalah orang yang berada di dalam ilusi Bai Yi-Chen ketika naik tingkat dan menuju ke sekte Tian-xu.
Wanita itu terus berlari lalu terbang dengan ilmu peringan tubuh dan terus melompat dari satu pulau ke pulau lainya. Lantas kenapa dia tidak langsung gunakan saja ilmu peringan tubuhnya? Itu karena kini energi spiritualnya yang telah habis di gunakannya untuk menerobos gerombolan iblis siluman namun malah menyisakan satu siluman yang mengejarnya.
Wanita itu sesekali menoleh ke belakang untuk melihat seberapa jauh jaraknya pada pria siluman itu, sampai pada akhirnya.
“bugh.......!!!”
“aahhh.....!!!”
Wanita itu jatuh dan tersungkur di tanah, tubuhnya kini sudah tidak kuat lagi berlari sementara kini siluman ular pria itu sudah berdiri di depan matanya.
Siluman pria itu kemudian duduk jongkok dan lalu mengangkat dagu wanita di depannya yang ketakutan, dan pria itu berkata. “hemm...., kalian para dewi benar-benar memiliki paras yang cantik. Sangat di sayangkan jika aku melewatkannya....” ujar pria siluman itu yang menjilat bibir atasnya.
Wanita yang ketakutan itu kemudian membulatkan mata dengan mata merah dan berkata. “apa....apa yang ingin kau lakukan padaku.....?!!” tekan wanita itu yang meronta.
Siluman pria itu tersenyum sinis dan merobek hanfu putih wanita itu yang membuat wanita itu hanya menggunakan hanfu dalamnya saja. “sekarang kau pasti kedinginan...., biarkan aku menginginkanmu sekarang.....” lanjut pria siluman itu yang hendak membuka jubah hanfu hitam dengan corak hijau membentuk ular.
Wanita itu kemudian merangkak mundur dengan panik. “tidak.....!!! pergilah.....!!! jangan mendekat......!!!” tekannya yang menolak.
Pria siluman itu kemudian menahan kedua tangan wanita itu yang kini bersandar di balik pohon. Kini pria itu menatap wanita di depannya ini dengan penuh nafsu. Namun, ketika siluman itu hendak mendekatkan wajahnya ke leher si wanita, datanglah Long Yi-Chen dengan energi besarnya yang menghempaskan pria siluman itu.
Siluman itu terhempas sejauh dua puluh langkah dan memuntahkan seteguk darah. Long Yi-Chen menjaga pandangannya dan langsung melepas jubah hanfunya dan di berikannya pada si wanita. “pakailah ini....., dan bersembunyi lah dengan baik....” titah Long Yi-Chen yang langsung mengangkat pedangnya.
Siluman pria itu kemudian berdiri dan berkata. “dasar pengganggu......!!! siapa kau berani melawanku.....?!!” sergahnya dengan marah.
Long Yi-Chen yang memunculkan ekspresi tegas dan penghakiman kemudian mengeluarkan energi penindasan yang kuat hingga membuat siluman pria itu bertekuk lutut menahan tekanan yang besar dan kuat.
Hingga akhirnya Long Yi-Chen menjawab. “kaisar alam dewa kultivator jalan dewa dengan tubuh roh naga awan suci......., Long Yi-Chen.......!!!” tekannya.
Siluman pria itu kemudian menggunakan energinya dan melangkah keluar dari tempat yang terkena tekanan energi Long Yi-Chen. “kau adalah kaisar dewa itu.......? kalau begitu aku akan langsung saja menghabisi mu.....!!!” tekannya yang langsung melesat ke arah Long Yi-Chen.
Namun sayang, Long Yi-Chen mengeluarkan gerakan cepat dan kemudian langsung menusuk punggung siluman pria itu dan membuatnya langsung ambruk ke tanah dan berubah menjadi ular iblis penentang surga.
Long Yi-Chen kemudian berjalan ke arah wanita itu dan berkata. “dewi apa kau baik-baik saja........?” tanyanya yang mengulurkan tangan.
Wanita itu kemudian berdiri dengan bantuan Bai Yi-Chen dan kemudian mengucapkan hal yang sepantasnya. “terimakasih yang mulia......, aku tidak tahu bagaimana nasib ku jika kau tidak datang....” ucapnya berterimakasih.
Long Yi-Chen terpana akan paras cantik dari wanita di depannya yang membuatnya tak kuasa untuk tidak menanyakan nawa dewi di depannya itu. “dewi...., bolehkah aku tahu siapa nama mu dan bagaimana kau bisa ada di sini.....?” tanyanya.
Wanita itu kemudian menunduk dan menjawab. “namaku Xue Bing-Chan..., aku baru saja naik ke alam dewa beberapa hari yang lalu. Namun kondisi saat itu sangat kacau..., para iblis menunggu kemunculan para dewa dan dewi baru hingga akhirnya meraka akan mencongkel tulang kultivator mereka serta pil internal keabadian mereka. Beruntung aku bisa kabur dan sampai di tempat ini....” ujarnya.
Long Yi-Chen kemudian menyimpan pedangnya dan kemudian berkata. “kalau begitu mari kita pergi dari sini..., sebentar lagi kegelapan akan menyelimuti tempat ini.....” ujarnya.
Xue Bing-Chan kemudian menatap kakinya dan menjawab dengan lirih. “itu..., kakiku terluka aku tidak sanggup untuk berjalan dan energi ku juga sudah habis.....” ujarnya.
Long Yi-Chen kemudian mengangkat tubuh wanita itu dan menggendongnya sembari berkata. “tidak ada waktu lagi...., kegelapan sudah datang....!!!” tekannya yang langsung terbang dengan ilmu peringan tubuh yang terus melaju dengan di ikuti kepulan asap hitam di belakang mereka.
Di sisi lain, Wu Ling-Yi tengah menunggu kedatangan Long Yi-Chen di gerbang. Salah satu prajurit kemudian mendekat dan berkata. “dewi...., kau sudah menunggu kaisar dari tadi. Apa kau tidak lelah......?” tanyanya.
Wu Ling-Yi terus menatap keluar dan berkata. “tidak...., aku akan menunggunya kembali.....” ujarnya.
Kemudian dari kejauhan terlihat sepuluh orang prajurit yang tadinya bersama Long Yi-Chen dan membawa banyak orang yang mereka selamatkan. Wu Ling-Yi kini khawatir karena Long Yi-Chen tak kunjung kembali.
Ia terus menatap kepulan asap hitam yang mendekat yang membuat cahaya tidak bisa masuk ke wilayah kegelapan itu. namun dari kejauhan dirinya kemudian melihat Long Yi-Chen mendekat ke gerbang dan membawa seorang wanita yang di gendongnya.
༻FLASHBACK ON༺
“lalu setelah aku masuk ke gerbang..., kau langsung mengumpulkan para prajurit penyegel untuk menahan kegelapan menyerang alam dewa....” jelas Bai Yi-Chen yang kini duduk bersama Huo-Yin'er yang duduk di sebuah kursi taman yang menghadap ke arah air mancur raksasa kota.
Huo-Yin'er yang sedikit menyimpan rasa cemburu kemudian bertanya. “jadi....? apa kau masih mencintai Xue Bing-Chan itu......?” tanyanya mencari kepastian.
Bai Yi-Chen kemudian tersenyum dan berkata. “dulu iya sekarang tidak...., kini mata sudah terbuka dan tahu siapa orang yang paling mencintaiku...., dan kini orang itu ada di sampingku dan duduk bersamaku.....” ujarnya.
Huo-Yin'er membuang muka dengan wajah merah dan kemudian berkata. “dasar pria brengsek....” ujarnya.
Bai Yi-Chen kembali tersenyum dan mengeluarkan sebuah tusuk konde dari hanfunya dan kini di perlihatkannya di depan mata Huo-Yin'er. “ini untukmu....., Yin'er....maukah kau memulai semuanya kembali bersamaku.......?” tanya Bai Yi-Chen dengan raut wajah tersenyum namun kini di gantikan dengan wajah gugup dan penuh harap.
Huo-Yin'er tidak langsung menjawab, ia menatap tusuk konde itu dan melihat ada ukiran sebuah burung phoenix yang begitu sempurna yang terbuat dari emas murni dan di pilih dengan khusus. Huo-Yin'er kemudian tersenyum dan mendekatkan kepalanya dengan sanggul indah ke dekat Bai Yi-Chen.
Bai Yi-Chen yang tahu maksud perlakuan itu kemudian memasangkan tusuk konde itu ke kepala Huo-Yin'er. Huo-Yin'er kemudian akhirnya menjawab. “di kehidupan sebelumnya kita hidup dengan identitas yang berbeda...., sekarang biarkan kita hidup dengan selaras di kehidupan ini. Yi-chen...., mari kita mulai lagi dai awal......” jawabnya.
Bai Yi-Chen tersenyum dan kemudian berdiri sembari mengulurkan tangan. “ayo pergi..., kita harus bersiap untuk pergi ke hutan Yao-Gui....” ujarnya.
Huo-Yin'er kemudian berdiri dan langsung menggandeng tangan Bai Yi-Chen. Kini keduanya berjalan bersama dan kembali ke penginapan. sementara itu, masih ada beberapa nyamuk yang mengawasi mereka dari atas air mancur.
“apa mereka sudah berbaikan.....?” tanya Bai-Cuan penasaran.
“aku harap begitu...., dan lihatlah betapa serasinya mereka saat berjalan berdampingan.....” balas Huo-Yao.
“omong-omong tusuk konde itu benar-bener di terimanya....? hemm...., aku penasaran dengan apa yang Bai Yi-Chen katakan pada Yin'er....” ucap Han Fei-Yun penuh tanya.
Di samping pertanyaan yeng keluar dari mulut tiga orang itu, Bai Qing-He menatap semua orang dengan mata menyipit dan kemudian mengatakan sesuatu dengan nada datar. “hei..., berhenti berfikir. Kita masih belum membeli apa pun....!!! bagaimana jika putri Huo-Yin'er bertanya......!!!” tekan Bai Qing-He yang membuat semua orang teringat.
“oh iya....!!! belanjaannya.....!!!” ujar mereka yang kemudian teringat dan langsung turun menuju ke arah pasar.
Beberapa jam kemudian. Mereka kemudian kembali ke penginapan, dan di depan penginapan itu berdiri Bai Yi-Chen dan Huo-Yin'er yang menunggu. Ke empat orang itu kemudian meletakkan empat keranjang yang berisi belanjaan mereka dan masuk ke dalam penginapan tanpa menyapa Huo-Yin'er dan Bai Yi-Chen.
Sikap ke empat orang itu hanya bisa membuat Bai Yi-Chen dan Huo-Yin'er bertanya-tanya. “barang apa yang mereka beli.........?” tanya mereka serempak.
Beberapa menit kemudian ke empat orang itu kembali dengan tas berisi pakaian mereka.
“maaf kami terkepung oleh beberapa pembeli di sana....” jawab mereka serempak.
Bai Yi-Chen kemudian menatap Bai Qing-He dan Bai-Cuan dengan tatapan menyelidik. “sebenarnya barang apa yang kalian beli.......?” tanyanya.
Bai-Cuan kemudian menjawab. “tuan muda...., aku membeli beberapa roti sebagai bekal. Kita harus mempersiapkannya untuk bekal perjalanan dan untuk makan beberapa hari di hutan Yao-Gui sampai kita menemukan sumber makanan baru......” jelas Bai-Cuan.
Kini Bai Qing-He juga ikut menjelaskan tentang barang yang di belinya. “eh..., itu aku membeli kue zaitun dan juga membeli beberapa lentera kecil yang bisa kita manfaatkan nanti....” jelas Bai Qing-He.
Dan di samping itu juga ada Huo-Yin'er yang bertanya pada Han Fei-Yun Huo-Yao. “fei-yun...., Huo-Yao..., barang apa yang kalian beli.....?” tanyanya.
Han Fei-Yun dengan nafas terengah-engah kemudian menjawab. “tidak banyak......, aku hanya membeli dua panci untuk membuat makanan ketika masuk di hutan....” ujarnya.
Huo-Yao kemudian turut menjawab. “aku membeli beberapa alat seperti pisau..., kepak..., dan beberapa alat makan lain.....” balasnya.
Bai Yi-Chen dan Huo-Yin'er menghela nafas dan menggelengkan kepala karena mereka yang begitu lama membeli barang.
Singkat cerita, mereka telah sampai di sekte Tian-xu. Terdapat sekitar seratus lima regu yang berpartisipasi dan akan kebanyakan hanya beranggotakan tiga orang per kelompoknya.
Tian-Hua yang melihat seluruh regu berkumpul di halaman depan aula kemudian dengan suara lantang memberi pidato singkat dari depan aula.
“perhatikan semua....., aku adalah tetua Tian-Hua. Ketua sekte dan tetua lainnya kini baru kembali dari kultivasi tertutup dan sedang beristirahat. Aku kini bertugas untuk memandu persiapan. Kalian akan di kirim ke hutan Yao-Gui...., kalian harus bertahan hidup di sana selama satu tahun dan akan di terima di sekte apa bila kembali dengan anggota regu yang utuh...., kalian mengerti........!!!” jelas Tian-Hua.
“kami mengerti..........!!!” jawab semua orang serempak.
“bagus...., kalian akan di bawa dengan kereta yang memiliki nama regu kalian. Bagi regu yang berisikan enam anggota nanti akan di bagi menjadi dua karena tiap kereta hanya bisa menampung tiga orang...., aku harap kalian bisa bertahan di hutan jejak iblis siluman itu dan kembali bersama dan menjadi murid anggota sekte yang sesungguhnya.....!!!” seru Tian-Hua.
Dan kini akhirnya tibalah saat keberangkatan. Regu Long-Wu memiliki dua kereta dimana yang depan mengangkut murid laki-laki dan belakang mengangkut murid perempuan. Kini setiap kereta kuda itu langsung saja pergi bergerak meninggalkan kota dan pergi ke arah perbatasan kekaisaran api dan awan.
keren!