Maya memiliki 3 orang anak saat dirinya diusir oleh suaminya karena pengaruh dari keluarganya, dia berjuang untuk membesarkan ketiga anaknya yang masih kecil hingga tumbuh menjadi anak-anak yang hebat dan berprestasi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kemarahan Rasya dan Marsya
Bu Maria sangat geram kepada menantunya yang mulai selalu membantah nya padahal dulu dia begitu menurut kepadanya.
"Ibu tidak mau tahu kau harus mengembalikan Kartu kredit itu seperti biasanya, kalau tidak ibu akan menyuruh Rasya menceraikan perempuan yang hanya bisa memberikan anak perempuan tidak berguna". Sungutnya dengan kesal.
Marsya menatap mertuanya itu dengan tajam. Dia tidak terima jika anaknya di hina tidak berguna.
"Silahkan saja lakukan itu jika ibu mampu, jangan lupa bu, aku bahkan bisa melakukan sesuatu pada perusahaan kalian jika kalian terus menghina anak-anak ku". Teriaknya dengan sangat keras
Bu Maria dan Rania tersentak kaget mendengar teriakan Marsya yang menggelegar didalam ruangan ini. Jangan lupa tatapan tajam mematikan itu membuat mereka seketika ketakutan.
"Jangan seperti itu Marsya kamu itu istri Rasya sudah sewajarnya memberikan yang terbaik untuk keluarga suamimu karena kamu tidak memiliki keluarga". Ucap Bu Maria melembutkan suaranya
Dia takut jika Marsya melakukan sesuatu pada perusahaannya karena biar bagaimanapun perusahaan Marsya lebih besar dan lebih berkuasa dari mereka.
Marsya menatap sinis mertuanya yang tengah bersandiwara dihadapannya ini. Dia bahkan berani menghina anak-anak nya tadi.
"Saya sudah melakukannya sejak 10 tahun terkahir dan apa balasan yang kalian berikan kepadaku?? Tanya dengan sinis dan tajam.
" Kalian hanya menghina anak-anak ku dan menghina ku karena melahirkan anak perempuan. Bahkan perempuan bisa lebih hebat dalam menjadi penerus. Saya buktinya menjadi penerus perusahaan ayahku dengan sangat baik jadi jangan pernah menghina mereka karena mereka akn menajdi penerus keluargaku walau mereka perempuan. Lebih baik kalian semua pergi dari sini, aku banyak pekerjaan!! ". Usirnya dengan kasar.
" Jangan keterlaluan kamu Marsya, ibu ini mertuamu pengganti orangtuamu". Sungut Rania, dia tidak terima ibunya diperlakukan seperti itu.
"Lebih baik kak Rania diam atau pergi saja bekerja, jangan jadi benalu yang kerjanya meminta uang dan menghambur-hamburkannya. Cari uang dan bekerja itu capek jadi jangan seenaknya. Ijazah kok hanya disimpan bikin rugi saja". Sungut Marsya dengan sangat kesal.
Dia heran kepada kakak dari suaminya itu, lulusan S2 tapi tak mau bekerja, hanya foya-foya tidak jelas.
"Kurang ajar sekali ucapanmu itu Marsya padahal aku ini kakak iparmu". teriaknya dengan geram.
"Kakak memang kakak iparku tapi tindakan kakak tidak mencerminkan seorang kakak melainkan manusia parasit yang tahunya bergantung kepada orang lain agar hidup enak , tidak hanya kakak tapi suami kaka juga sama ".
PLAK
Wajah Marsya langsung beralih menyamping karena tamparan keras dari Rania yang tidak terima dengan perkataan adik iparnya yang sangat menghinanya itu.
"Keluarlah dari ruanganku sekarang juga sebelum kupanggilkan kalian polisi karena berani menamparku dasar manusia Benalu tidak tahu diri". Teriak Marsya dengan penuh emosi.
Dia mendorong keluar dengan kasar Ipar dan mertuanya sehingga mereke terjerembak dilantai pintu ruangannya.
Semua orang yang sedang berlalu lalang melihat mereka dengan kening mengkerut. apa gerangan memuat pimpinan mereka itu mendorong kasar mertua dan iparnya sampai jatuh seperti itu.
"Kalian semua yang berada disini dengarkan baik-baik. jangan biarkan dua manusia sialan ini masuk kedalam ruangan saya. jika terjadi lagi aku akan memecat kalian semua terutama Security". Teriaknya penuh dengan emosi.
Nafasnya naik turun karena emosi yang dia rasakan, sungguh dua manusia dihadapannya ini membuat emosinya tidak terkontrol.
"Kamu akan menyesal karena melakukan hal ini pada kami Marsya, kami tidak akan tinggal diam.
"LIhat saja, akan kubuat perusahaan kalian dalam masalah kalau kalian menggangguku terus-terusan. kalau mau uang yah kerja jangan jadi benalu". teriaknya lagi mendorong keduanya sehingga para security datang membawa paksa mereka.
"Dasar menantu sialan,dasar tidak berguna". teriak ipar dan juga mertuanya memeprmalukan dirinya sendiri dihadapan khalayak.
Dengan penuh emosi, dia menelpon sang suami untuk engingatkannya.
'tut..tut.. hallo sayang..
"Kuperingatkan padamu Rasya, pastikan ibu dan kakakmu berhenti menggangguku jika keluargamu ingin selamat". Ucapnya dengan penuh emosi.
"Kenapa sayang?, kok kamu mengamuk seperti itu padaku?? Tanyanya tidak mengerti tapi perasaanya mulai tidak enak.
"Ibumu dan kakakmu itu datang kesini membuat keributan, dan membuatku malu, apa keluarga kalian tidak punya uang ??. sampai mereka datang kesini membuat keributan karena aku memutuskan kartu kredit mereka. apakah keluargamu jatuh miskin??". Sungutnya dengan penuh emosi.
"Kamu tenang dulu sayang, jangan marah yah, aku akan bicara dan menegur mereka, aku pastikan mereka tidak akan mengganggumu". Ucap Rasy berusaha menenngkan istrinya yang tengah dilanda emosi
"Aku tidak butuh ucapan Rasya tapi bukti, jika kau tak bisa mengatur keluargamu, jangan salakan aku jika aku melakukan sesuatu pada mereka yang tak akan pernah kamu duga. Au sudah sangat bersabar 10 tahun ini. dan kali ini aku akan mebuat mereka membayar mahal semua in". Teriaknya dengan meutup telponnya sepihak.
"Marsya, sya?? Rasya melihat telponnya ternyata dimatikan sepihak oleh istrinya.
Rasya mengacak rambutnya kasar, dia sudah banyak masalah sekarang keluarganya menambah banyak masalah, padahal dia dan istrinya baru berbaikan.
Rasya langsung bergegas kerumah keluarganya setelah menyelesaikan meeting penting perusahaan, dia sangat geram kepada kakak dan ibunya itu. mereka tak henti mencari gara-gara dengan keluarga kecilnya.
"Ibu, kak Rania, teriaknya begitu masukkedalam rumahnya.
"kok kamu kesini Rasya". ucap Rania dengan gugup.
Rasya langsung meninju meja kaca yang da dihadapan ibu dan kakaknya serta keluarga besarnya itu.
"Apa yang kalian lakukan pada istriku??". teriaknya kembali memukul meja kaca dihadapannya sampai hancur.
mereka semua yang ada disana terkejut dengan tindakan rasya lakukan. mereka semua ketakutan melihatnya.
"Aku tanya kalian berdua, apa yang kalian lakukan pada istriku sampai dia mengusik perusahaan". tekannya.
Wajah rasya penuh emosi, dia sanagt marah dengan kelakuan ibu dan kakanya itu.
mereka semua menelan susah payah ludah mereka. mereka kini ketakutan terutama Rania dan ibu Maria.
"kami tidak melakukan apapun pada istrimu nak". ucap Ibu maria dengan gugup.
"Jangan mebohongiku, karena Marsya tidak akan mengusik perusahaan jika dia tidak ada yang terjadi". Teriaknya seperti orang kesetanan.
Mereka tidak tah jika Marsya benar-benar melakukan ancamannya kepada mereka tadi.
"Ini adalah peringatan terakhir, jika kalian berani mengusik dan menghina istriku lagi maka aku akan hanya memberikan kalian deviden perusahaan berdasarkan saham yang kalian miliki tanpa membantu keuangan kalian lagi setiap bulannya. Jangan memancing kemarahanku jika kalian tidak mau melihatku jadi monster". Ucap rasya meninggalkan keluarganya yang mematung mendengar penuturannya.
"Apalagi sih yang kalian lakukan sampai membuat Marsya mengamuk seperti itu?? Tanya Adik lelaki Rasya dengan pelan
"Kami hanya berbicara dengan Marsya untuk mengembalikan kartu kredit kita yang jumlah besar darinya".
"Astaga kalau mau uang, harusnya kalian bekerja jangan mengandalkan orang untuk mendapatkan uang". Ucapnya lagi menggelengkan kepalanya