NovelToon NovelToon
Wanita Yang Dirindukan Surga

Wanita Yang Dirindukan Surga

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Poligami / Ibu Pengganti / Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Kontras Takdir
Popularitas:44.4k
Nilai: 5
Nama Author: Nur Alquinsha

[SEDANG PROSES REVISI]

Shakila Anara Ainur sudah pernah bertemu dengan berbagai jenis konsumen. Dari Ia yang hanya seorang karyawan toko sampai sekarang menjadi owner butik, rasanya tidak ada satupun konsumen yang belum pernah Ia temui. Namun, hari itu Ia bertemu dengan konsumen tidak terduga yang memintanya menjadi istri kedua.

Shakila tersinggung sebagai perempuan yang memiliki prinsip tidak ingin menjadi orang ketiga dalam pernikahan orang lain, tapi hatinya yang lembut dan tidak tegaan membawanya masuk ke dalam pernikahan poligami dengan Abian Devan Sanjaya sebagai kepala rumah tangganya.

Pernikahan itu membuat Shakila menjadi seorang ibu tanpa melahirkan anak, karena Abian dan istri pertamanya —Zahra sudah dikaruniai seorang putri cantik bernama Khansa.

Shakila sangat menyayangi Khansa sebagai putri dari suaminya, akan tetapi kesalahpahaman terjadi dan masalah demi masalah kian hadir dalam pernikahannya dengan Abian.

Bagaimana kisahnya? ikuti terus ya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Alquinsha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24 : Terbongkarnya rahasia

Abian menyesali keputusannya membiarkan istri pertama dan istri keduanya tinggal satu rumah. Karena hari ini Ia harus melihat barang-barang istri keduanya diobrak-abrik oleh mertuanya.

"Apa yang umi lakukan di kamar ini?" tanya Abian memasuki kamar Shakila yang sudah berantakan akibat ulah Nyai Aisyah.

Bukannya menyadari kesalahannya, Nyai Aisyah justru malah menghampiri Abian dengan wajah angkuh, "saya sedang apa disini? kamu bisa jelaskan kamar siapa ini? kenapa ada barang wanita disini?!"

Abian sudah kehilangan kesabaran menghadapi sikap kelewatan Nyai Aisyah. Apalagi sekarang, Nyai Aisyah sudah menyentuh barang-barang Shakila.

Meskipun hanya barang Shakila yang diobrak-abrik, tapi Abian tidak terima. Tidak ada satupun orang yang boleh menyentuh istrinya, meskipun itu hanya barang-barangnya.

"Umi tidak seharusnya sembarangan masuk kesini!" ucap Abian penuh penekanan supaya mertuanya sadar akan kesalahannya.

Nyai Aisyah mendecih di depan wajah Abian. Orang seperti Nyai Aisyah ini memang tidak akan pernah sadar dengan kesalahannya sendiri dan hanya akan terus menyalahkan orang lain.

"Kenapa? kamu malu ketahuan selingkuh?" tanya Nyai Aisyah berjalan lebih dekat dengan Abian.

Nyai Aisyah seakan menantang Abian, tidak sadar bahwa dirinya sekarang sedang menumpang di rumah menantunya itu. Apapun alasannya, tidak sepantasnya Nyai Aisyah sembarangan masuk ke kamar orang.

"Mas Abian tidak selingkuh, umi!" Zahra datang membela suaminya karena memang pada kenyataannya suaminya tidak pernah selingkuh.

"Lebih baik kamu diam, Zahra! kamu sudah mau mati saja berani sekali durhaka pada umimu!" Nyai Aisyah terlalu emosi sampai tidak sadar apa yang sudah Ia katakan terhadap putrinya.

"Umi?" Zahra benar-benar tidak menyangka uminya bicara seperti itu padanya.

Zahra sama sekali tidak berniat untuk durhaka, Ia hanya mengatakan kebenaran kepada uminya supaya uminya berhenti mengatakan hal buruk tentang suaminya. Tidak disangka uminya bicara seperti itu.

"Jaga ucapan umi! berani sekali umi mengatakan hal yang menyakiti istri saya!" Abian yang sudah marah memasang badan untuk menghadapi Nyai Aisyah.

Hari ini Abian tidak akan lagi menahan dirinya, Ia akan menghadapi siapapun yang sudah menyakiti istrinya. Meskipun itu mertuanya sendiri.

"Kamu juga menyakiti anak saya!" Nyai Aisyah masih ingin menang sendiri. Ia tidak terima Abian menyakiti putrinya, tapi Ia sendiri tidak sadar sudah menyakiti putrinya dengan perkataannya.

"Jangan sok tahu tentang keluarga saya! saya tidak pernah menyakiti Zahra, umi lah yang datang ke rumah ini dan menyakitinya!"

"Terus apa ini? apa yang ada di kamar ini? kamu membawa wanita lain tinggal di rumah ini kamu pikir kamu tidak melukai anak saya?!"

"Sudah cukup, umi!" Zahra benar-benar sudah tahan suaminya selalu dianggap buruk oleh uminya.

Jika bukan karena Zahra menghormati wanita yang sudah melahirkannya ke dunia ini, sudah lama Zahra menyuruh uminya pulang daripada uminya terus mengatakan hal buruk tentang suaminya.

"Umi sedang membelamu, Zahra! umi sedang membelamu dari laki-laki bajingan seperti suamimu!"

"Umi tidak membelaku! umi hanya membela ego umi!"

"Apa maksudmu, hah?" Nyai Aisyah nampak tidak terima dengan perkataan Zahra.

Sejak kapan seorang ibu yang ingin membela putrinya dari laki-laki brengsek disebut sedang membela egonya?

"Umi hanya ingin menunjukkan bahwa keputusanku menikahi mas Abian salah, padahal umi tidak tahu bagaimana kehidupan yang aku jalani selama menikah dengan mas Abian."

"Memang bagaimana kamu menjalani pernikahanmu, huh? kamu bahkan bisa punya penyakit seperti sekarang karena Abian tidak mampu mengurusmu!"

"Sudah, hentikan!" Kyai Ihsan yang selama ini diam akhirnya mengeluarkan suaranya.

"Apa kamu juga ingin menyalahkan Abian atas takdir yang Allah berikan pada putrimu?" tanya Kyai Ihsan pada istrinya yang sudah terlalu banyak menyalahkan menantu mereka.

"Takdir?" Nyai Aisyah berjalan menghampiri Kyai Ihsan karena tidak setuju dengan apa yang suaminya itu katakan, "jika kamu tidak menikahkan putri kita dengan Abian, putri kita tidak akan menderita penyakit mematikan seperti sekarang dan putri kita juga tidak akan diselingkuhi!"

Plak!

Suara tamparan terdengar menggema di dalam kamar itu membuat Zahra maupun Abian membulatkan mata mereka. Karena ini pertama kalinya Kyai Ihsan marah terhadap istrinya di depan mereka.

"Beristighfar lah kamu! bicaramu terlalu tinggi sampai kamu menyalahkan takdir Tuhanmu sendiri!"

"Abi," Zahra berkata lirih. Baru kali ini Ia melihat abinya sampai semarah itu.

Nyai Aisyah memegang pipinya yang baru saja ditampar oleh suaminya. Ada rasa tidak percaya dalam dirinya karena suaminya menamparnya. Selama menikah, baru ini Nyai Aisyah ditampar oleh suaminya.

"Daripada kamu terus ikut campur dengan pernikahan putrimu, lebih baik kita pulang ke Surakarta sekarang!"

-

-

Shakila merasa hatinya mendadak tidak tenang. Bukan karena Abian dan Zahra liburan ke Jakarta, tapi ada sesuatu di hatinya yang membuatnya tidak tenang.

"Apa terjadi sesuatu dengan mas Abian dan mba Zahra?" gumamnya khawatir terjadi sesuatu dengan Abian dan Zahra selama di Jakarta.

"Mba, mas Abian bilang mas Abian sudah ada di Bandung, nanti mas Abian kesini. Kata mas Abian handphone mba tidak aktif?" Adiba menghampiri Shakila yang saat itu sedang berada di ruang jahit.

"Oh?" Shakila mengecek handphonenya. Ternyata handphonenya mati karena kehabisan batre. Pantas saja belum ada notifikasi dari suaminya.

"Iya, handphone mba mati. Batrenya habis," ucap Shakila memberitahukan alasan handphonenya mati supaya Adiba bisa memberitahu masnya.

"Coba cas dulu handphonenya, mba. Soalnya mas Abian merasa tersakiti gara-gara mba susah dihubungi, padahal kan mas Abian yang liburan tidak mengajak mba dan tidak membalas DM ku."

"Iya, nanti mba cas dan langsung menghubungi mas mu," ucap Shakila tapi tidak langsung beranjak dari tempatnya saat ini.

Charger handphone Shakila berada di kamar dan untuk ke kamar Shakila kemungkinan akan bertemu dengan Wanda. Ia perlu mempersiapkan diri sebelum bertemu dengan Wanda yang banyak memprosesnya.

"Soal bibi Wanda, mba laporkan saja ke mas Abian supaya mas Abian melakukan sesuatu untuk mba," ucap Adiba yang menyadari bahwa kakak iparnya mulai tidak nyaman berada disana karena bibinya.

Adiba juga pasti tidak akan nyaman jika menjadi Shakila yang diproses habis-habisan oleh anggota keluarga suaminya sendiri.

"Aku juga dari dulu tidak menyukai bibi Wanda, tapi bibi Wanda adik kandung mamah mau bagaimana lagi?"

Adiba tidak berbohong. Sebelum bibinya mengganggu kakak iparnya, Ia sudah lama tidak menyukai bibinya yang mulutnya banyak sekali memprotes orang

Shakila bukan satu-satunya orang yang diprotes Wanda, bahkan Zahra pun pernah diprotes oleh Wanda. Sekarang saja Wanda seolah lebih menyukai Zahra dibandingkan Shakila, padahal Wanda sepertinya tidak pernah menyukai siapapun di dunia ini.

"Jangan bicara seperti itu, bagaimanapun dia bibi kamu sendiri," ucap Shakila menasehati.

"Tapi aku serius loh, mba. Bibi Wanda memang menyebalkan dari dulu."

1
Shyfa Andira Rahmi
sekelad ustadz aja begini perlakuannya trhadap salah satu istrinya apa lagi laki2 biasa...
Shyfa Andira Rahmi
ini yg dikatakan adil, salah satu sudah tiada pun masih begini sikap nya
Shyfa Andira Rahmi
anehh luu...
Shyfa Andira Rahmi
tapi kan istri kedua mu ngga tau, payah kamu...
Shyfa Andira Rahmi
sok misterius gtu kamu...bukannya jawab yg jujur, ambigu bnget jawabannya
Shyfa Andira Rahmi
ihhh baguss bnget pertanyaan si ibu😁
jdi istri nya tetep 2 ya kan Bu😁😁😁
Shyfa Andira Rahmi
salah satunya harus sakit dulu🤣🤣🤣
Shyfa Andira Rahmi
emang kamu sudah merasa adilkah atas istri2 mu???
Shyfa Andira Rahmi
iyya siihh secara logika ibu mana yg rela anaknya dimadu, meskipun itu permintaan anaknya sendiri...
harusnya kalo mau nikah lagi yaa nunggu jadi duda dulu😁😁aq team monogami, jadi rada nyesek kalo baca cerita gini....untung aja ini di dunia hallu😁🙏🙏
Shyfa Andira Rahmi
👍👍👍
Shyfa Andira Rahmi
makanya seadil adilnya laki2 ngga akan ada yg bisa adil di dunia ini trkecuali Rasulullah...
Shyfa Andira Rahmi
cemburu buta....
sabarr ya Damm😁😁
Syaira Liana
dahlah mirip banget sama baba nya ini 🤣🤣
Shyfa Andira Rahmi
ini nihh biang keroknya...
Shyfa Andira Rahmi
rebut aja...aq mndukungmu💪💪😁😁
Shyfa Andira Rahmi
siapa juga yg mau jdi istri kamu, kalo ngga kalian paksa
Shyfa Andira Rahmi
tuh kannn denger...
Shyfa Andira Rahmi
diiihhh...dia beli kafan buat dirinya sendiri x, ustadz ko suudzon...
Shyfa Andira Rahmi
ngga usah ngeluh bukankah ini kemauan kamu...🙄
Shyfa Andira Rahmi
ada yaaa orang tua yg mengizinkan anak nya berpoligami...🤔🤔🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!