Lorong Tak Berujung (Endless Aisle)

Malam ke tujuh, kala bulan purnama sedang memancarkan cahaya nya.

"Sunter, kamu sudah melanggar peraturan nya."

Tegur Nyi Dasima yang tiba-tiba muncul di depan mata Sunter.

"Guru, maaf kan aku, ini bukan salah ku, tapi salah pemuda itu."

Jawab Sunter yang merasa tidak bersalah saat itu.

"Maaf mu tidak bisa membantu kamu Sunter, kenapa kamu mau melakukan nya, kenapa kamu lupa, jika yang pertama kali melakukan nya adalah Sastro."

Ujar Nyi Dasima yang tersenyum pada Sunter.

"Aku tidak bisa berbuat apa-apa guru, semua tenaga dan kekuatan ku seakan hilang saat Dimas mulai menyentuh ku."

Jawab Nyi Sunter yang menceritakan apa yang terjadi saat itu.

"Itulah alasan ku dari awal, agar kamu tidak perlu melakukan nya, karena semuanya akan berakhir sia-sia."

Jawab Nyi Dasima yang langsung memeluk tubuh Sunter.

"Aku harus bagaimana guru, aku tidak bisa jika tanpa Sastro."

Ucap Nyi Sunter yang memeluk kembali guru nya.

"Lupakanlah Sastro, Dimas yang akan menjadi budak nafsu mu, akan setia menemani mu."

Ucap Nyi Dasima yang langsung membangunkan kembali tubuh Dimas.

"Guru, aku tidak mungkin melakukan nya lagi dengan orang yang sudah mati."

Jawab Nyi Sunter yang telah merasa jika Dimas sudah mati di tangan nya.

"Dia akan kekal Sunter, dia bisa jadi alat untuk membalas dendam pada Sastro, lagi pula, Dimas lebih tampan dari pada Sastro."

Ucap Nyi Dasima yang langsung menyuruh Dimas untuk pulang ke rumah nya.

"Baik guru, aku akan menjadi pengabdi setia Nyi Sunter."

Jawab Dimas yang langsung berpamitan untuk pulang ke rumah nya.

Nasi sudah menjadi bubur, Nyi Sunter harus melupakan Sastro untuk selamanya.

Dimas pun kembali ke kampung nya, dengan wajah yang biasa saja, hanya saja, setiap ada Sastro kebencian nya akan tiba-tiba muncul, dan bisa langsung menyerang Sastro.

Sejak melakukan ritual terakhir, sesuatu yang beda mulai dirasakan oleh Sunter,

hampir setiap malam, dia merasakan haus akan sentuhan, sehingga dia harus kembali untuk mencari Dimas yang kini menjadi budaknya.

Hingga suatu malam.

"Sunter, kenapa malam-malam kamu kesini."

Ujar Ayah Dimas pada Sunter.

"Aku sedang mencari dimas paman, sebaiknya jangan banyak bicara."

Jawab Nyi Sunter yang langsung masuk kedalam kamar Dimas.

"Sunter!, tidak baik seorang wanita masuk kedalam kamar pemuda."

Tegur orang tua Dimas yang melarang Sunter untuk menemui anak nya.

"Diam kalian tua bangka, aku butuh energi ku."

Jawab Sunter yang langsung membuka pintu kamar Dimas.

Dimas yang sedang tertidur pulas pun, kaget saat melihat Sunter yang datang ke kamar nya, tapi entah kenapa, Dimas tanpa sadar justru langsung memeluk tubuh Sunter di depan orang tuanya sendiri.

Singkat cerita, orang tua Dimas pun murka, apa lagi, setelah mengetahui jika ada hubungan yang terlarang yang sering di lakukan oleh Sunter dan anak semata wayangnya, hingga akhirnya, Dimas pun langsung di usir oleh kedua orang tua nya, dan memilih untuk hidup bersama dengan Sunter.

"Anak seorang ketua desa, sudah berani mengotori kampung kita."

Ujar Warga yang juga pernah melihat mereka sedang berdua.

"Usir saja, jika masih ada dikampung kita, kita bakar mereka hidup-hidup."

Ucap Warga yang ikut berkumpul di depan rumah ketua desa.

Mendengar ucapan dari warganya, pak Angga yang merupakan Ayah Dimas pun memberi tahu, jika anak nya Dimas sudah tidak ada dikampung nya lagi.

Warga pun langsung mendatangi desa Angka, disana mereka mencari Sunter dan Dimas.

"Sunter, keluar kamu dari sini."

Teriak warga Muara di depan rumah Sunter.

"Lancang sekali mulut kalian, mau aku buat diam selamanya?."

Jawab Sunter yang langsung menyerang warga Muara.

perkelahian pun terjadi, Dimas pun ikut menyerang, hingga akhirnya, Dimas bisa tewas karena di bakar warga yang sudah marah dengan kelakuan mereka berdua.

"Tidak !," Dimas Anggara."

Teriak Sunter yang memanggil nama nya.

Sunter terlambat, dia lupa jika Dimas tidak memiliki ahli beladiri, sehingga membuat Sunter kini hidup sendiri.

"Aku akan kembali, dan akan menuntut balas atas kematian Dimas."

Sumpah Nyi Sunter saat memegang tubuh Dimas yang sudah habis terbakar.

Mendengar ucapan dari Sunter, warga Muara pun akhirnya memilih untuk pergi dari kampung Angka, mereka takut jika Sunter benar-benar murka.

Di kampung Muara, warga pun langsung memberi tahu ketua desa, jika Dimas sudah meninggal karena dibakar hidup-hidup oleh mereka.

mendapatkan kabar itu, ketua desa dan istrinya pun jatuh pingsan, mereka tidak menyangka jika anak nya akan mengalami nasib yang tragis.

"Kenapa bisa kalian melakukan itu, biarkan saja mereka, lagi pula, mereka juga masih sendiri-sendiri."

Ujar Sastro yang di panggil oleh ketua desa, dan berbicara di depan warga nya.

"Kami lupa, kami terbawa emosi, maaf kan kami."

Jawab salah satu dari warga yang ikut membakar saat itu.

"Aku takut, jika Sunter akan datang kembali, bisa saja, dia akan balas dendam."

Ucap Sastro yang takut jika hal itu terjadi.

Benar saja, setiap minggunya, ada saja rumah warga yang terbakar sendiri, membuat mereka yakin, jika Sunter memang akan kembali untuk membalas dendam.

"Sunter, sebaiknya kamu bersatu dengan ku, dari pada terus menerus seperti ini."

Ucap Darmadji yang melihat Sunter sedang duduk melamun.

"Kita tidak bisa bersama Darmadji, aliran kita berbeda."

Jawab Sunter yang menolak ajakan Darmadji untuk bersatu.

"Wanita iblis, aku sudah banyak menolong mu Sunter!."

Ujar Darmadji yang marah karena penolakan Sunter.

" Apa kamu bilang, bedebah seperti mu tidak juga sadar."

Jawab Sunter yang langsung marah pada Darmadji.

"Sunter, berani sekali kamu bicara seperti itu."

Jawab Darmadji kembali.

"Kenapa kamu tidak datang disaat aku di serang, justru warga mu hanya bisa menyaksikan nya."

Ucap Sunter yang merasa tidak di bantu saat itu.

"Itu bukan urusan ku Sunter, lagi pula, aku juga tidak suka jika ada yang dekat dengan mu."

Ucap Darmadji yang mulai tertarik pada Sunter.

"Aku tidak akan sudi bersatu dengan kamu, aku memang iblis, tapi aku tidak mau jika bersatu dengan setan seperti mu."

Jawab Sunter yang masih terus menolak Darmadji.

Hingga akhirnya, Darmadji dan Sunter pun saling menyerang, Sunter yang hanya seorang diri, merasa kewalahan saat menghadapi Darmadji yang di bantu oleh pasukannya.

"Sialan kamu Darmadji, aku menyerah bukan karena aku kalah, aku akan kembali lagi untuk menghabisi kalian."

Ucap Sunter yang langsung menghilang dari pandangan mata Darmadji.

Saat itulah, Sunter mulai tinggal di hutan belantara, mengasingkan diri nya dan terus mengasah kemampuan nya.

Hingga akhirnya, Sunter pun berhasil menjadi ratu siluman rubah, yang ditakuti dan disegani di hutan belantara itu.

Untuk bab Nyi Sunter, mungkin sampai di sini dulu, kita akan lanjutkan perjalanan ke lima anak manusia yang terjerat di lorong tak berujung.

Jangan lupa, like dan komen ya, kita lanjutkan di update terbaru nya, yang pasti tambah seru😀