NovelToon NovelToon
One Night With Duda

One Night With Duda

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / One Night Stand / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:3.7M
Nilai: 4.6
Nama Author: weni3

Berawal dari penghianatan sang sahabat yang ternyata adalah selingkuhan kekasihnya mengantarkan Andini pada malam kelam yang berujung penyesalan.
Andini harus merelakan dirinya bermalam dengan seorang pria yang ternyata adalah sahabat dari kakaknya yang merupakan seorang duda tampan.
"Loe harus nikahin adek gue Ray!"
"Gue akan tanggungjawab, tapi kalo adek loe bersedia!"
"Aku nggak mau!"




Ig: weni 0192

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon weni3, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

Pagi ini Andini di pusingkan dengan panggilan dari kakaknya, sampai memakai sepatu saja dari tadi tidak kunjung selesai. Dia pun cukup kesal dengan Raihan yang lama sekali keluar dari kamar mandi.

"Ikh ini orang lama banget sich, Kak Andika udah rewel juga."

Andini mendekat ke arah kamar mandi, dia yang sudah rapi dan siap berangkat dibuat kesal dengan kelakuan kedua pria yang saling bersahabat.

"Kak Rai, lama banget sich!" seru Andini seraya mengetuk pintu kamar mandi dengan kencang.

Pagi ini memang Rai agak sedikit telat bangun, bahkan sampai Andini selesai mandi pun dia belum juga terjaga.

"Kak Rai!"

Raihan keluar kamar mandi dengan handuk yang masih melilit di pinggang membuat Andini segera berbalik badan.

"Kenapa sich teriak-teriak, nggak aku apa-apain juga!"

"Ck, ponsel Kakak dari tadi berdering terus. Kak Andika nyariin sampai telpon ke ponselku juga. Kakak nich mandi lama banget sich, pake main sabun dulu ya?"

Raihan tersenyum tipis mendengar pertanyaan absurd dari sang istri, dia mendekat dengan jail hingga tubuhnya menempel pada punggung Andini.

"Kak Rai!"

"Apa sich sayang?" tanyanya menggoda.

"Kenapa nempel-nempel sich, aku udah rapi nanti basah lagi. Iseng banget dech...."

"Tadi kamu nanya kan aku main sabun dulu apa gimana....Temenin aku makanya biar nggak main sabun," lirih Rai sengaja sambil meniup telinga Andini hingga membuat wanita itu seperti tersengat dan kabur begitu saja.

"Andini kamu mau kemana?"

"Aku mau sarapan keburu siang, dasar kakak mesum!" Andini segera pergi dan menutup pintu dengan kasar, Raihan sangat meresahkan dan harus di hindari.

"Dasar kak Rai, berani banget godain gue! lagian apa yang salah sich sama kata-kata gue tadi, cuma bilang main sabun. Eh apa dia beneran main sabun ya? OMG....solo karir donk." Andini turun menuju meja makan dengan mengetuk-ngetukan kepalanya. "Otak gue otak gue..." Andini bukan sosok wanita yang polos, dia dan sahabatnya mengerti hal seperti itu. Hanya saja mereka bertiga mampu menjaga diri hingga pacaran pun tak sampai melebihi batas. Andini pun tidak akan sampai mengalami malam panas dengan Raihan jika saja tidak ada pengaruh minuman keras di tubuhnya.

"Eh nduk ngapain kok kepala di pukul-pukul begitu, nanti kalo pusing gimana?"

"Otak aku minta di kasih pemutih mbok, kebangetan pinter jadi mulutnya suka bener."

"Ngomong opo to nduk, simbok nggak paham. Otak kok mau di kasih pemutih, emangnya kelunturan?"

"Emang kelunturan mbok, kelunturan sama otak mesumnya kak Rai. Eh....." Andini menutup mulutnya, dia lupa jika sedang bicara dengan orang tua.

"Owalah pantes aja kesiangan, abis anu to....." simbok senyam senyum sendiri membayangkan Andini dan Raihan yang habis anu-anu.

"Apa sich mbok," ucap Andini risih.

"Nggak pa-pa to nduk, kan sudah menikah ya maklum aja kalo anu-anu, biar rame rumahnya ada suara anak kecil."

"Bener banget mbok, nanti simbok ya yang ikut ngasuh anak kami." Raihan turun dengan penampilan yang sudah rapi, kemudian segera ikut bergabung dengan Andini yang sedang menghabiskan roti.

"Iya tentu, kapan kira-kira den?"

Raihan tersenyum sambil menatap Andini yang sibuk mengunyah, "secepatnya mbok, doain aja cepat ada hasil..."

Andini tak menanggapi, dia menyibukkan dirinya dengan roti yang tinggal sepotong.

"Mbok ada bekal nggak hari ini?" tanyanya mengalihkan pembicaraan.

"Nggak ada nduk, nanti simbok baru mau kepasar. Mau di masakin apa toh?"

Andini tampak berfikir, masakan simbok enak. Hingga membuat dia ketagihan, "lagi pengen makan sayur asem mbok, nasi liwet ya."

"Siap, pake sambel sama ikan asin sedep nduk!"

"Tapi aku nggak begitu suka ikan asin mbok, ganti cumi aja atau udang ya..."

"Oke, nanti simbok belanja. Ya sudah simbok mau jemurin dulu nduk, den...."

"Iya mbok..."

Setelah simbok pergi ke belakang, Andini segera bersiap berangkat. Roti dan susu hangat sudah berpindah ke perutnya.

"Kak aku berangkat ya," Andini mencium punggung tangan Raihan.

Raihan tersenyum, ia berdiri dari duduknya kemudian mengecup kening Andini meninggalkan tanda sayang di sana. Mata Andini melebar mendapatkan serangan yang menyisakan tanda basah.

"Biar makin semangat kerjanya." Semburat merah membuat pipi Andini memanas. Sengaja membuang muka agar Raihan tak melihat tetapi mata Rai lebih jeli dari gerakan Andini yang kurang gesit.

Sesampainya di kantor Andini segera menuju ruangannya, berjalan cepat karena kebanyakan drama di rumah bersama Rai membuatnya sedikit telat. Hingga sedikit berlari saat lift mulai tertutup kembali, sialnya kurang ke hati-hatian membuat kakinya terkilir dan terjatuh.

Melihat tubuh Andini yang mulai oleng membuat orang yang kebetulan juga baru datang segera menangkapnya. Keduanya saling menatap dengan jantung Andini yang deg-degan karena tubuhnya yang ingin jatuh tadi sedikit membuat terkejut.

"Hati-hati Andin, ini keramik kalo loe jatuhin bisa buat badan loe ngilu semua."

"Gue buru-buru, bentar ya gue atur nafas dulu. Sampe lemes gue, untung nggak jatuh mana kaki gue ngilu." Andini meminta Tara untuk diam dan menahan tubuhnya sebentar. Permintaan Andini sudah pasti dengan senang hati ia lakukan, tanpa ia sadar itu akan menjadi pemandangan lain bagi yang melihatnya.

"Udah belum? bukan apa-apa takut nggak kuat gue Ndin, ayo gue gendong aja ya sampe ruangan."

"Loe gimana sich Tara, nggak kuat tapi mau gendong gue," ucap Andini heran, dia berusaha untuk berdiri lagi dengan bantuan Tara.

"Nggak kuat karena loe bikin otak gue jalan-jalan kebayang yang nggak karuan!"

"Mes_"

"Andin...." seruan dari seseorang yang tak asing di telinganya membuat Andini kembali oleng lagi dan menubruk tubuh Tara.

"Kak Rai..." lirih Andini saat Raihan sudah mendekat dengan mata tajam. "Nyari perkara lagi aja loe Din...." batin Andini.

Dengan cepat Raihan menarik tubuh Andini hingga mendekat dengannya. Membantu Andini agar kembali tegak dan turun memijat sedikit kaki Andini yang tampak masalah.

Perlakuan Raihan jelas menarik pertama siapa saja yang melihat termasuk Tara yang sejak tadi hanya diam. Dia menganggap sebagai bos, sikap Raihan terlalu mencolok. Kecuali di rumah dan ada Andika di sana.

Sedangkan Andini gelagapan sendiri mendapati Rai yang dengan santainya melakuakan itu semua. "Kak..."

"Masih sakit?" tanya Rai seraya mendongakkan kepalanya setelah kembali memakaikan sepatu Andin.

"Udah nggak Kak, bangun kak jangan gini. Kakak buat aku jadi perhatian karyawan lain."

Raihan segera bangkit, menatap Tara yang sejak tadi diam memperhatikan. "Kamu kembali ke ruanganmu! biar Andini beristirahat sebentar di ruangan saya."

"Tapi pak, Andini kan harus berkerja."

"Bilang pada Erna, satu jam lagi dia kembali. Nanti Andika yang akan mengantar keruangan kalian."

"Baik pak." Tara akhirnya mengalah, sempat menoleh ke arah Andini dengan tatapan sulit di artikan. Perhatian bosnya membuat Tara curiga. Tapi segera beranjak karena tatapan Raihan yang begitu menakutkan.

Setelah Tara pergi, Rai meminta semua karyawan lainnya yang kebetulan melihat untuk kembali bekerja. " Untuk kalian semua cepat kembali ke pekerjaan kalain. Tontonan sudah selesai, sekarang waktunya bekerja!" ucapan bosnya yang tak santai membuat semua karyawan dengan buru-buru kembali.

"Kak..."

Raihan menoleh ke Andini, menatap sekilas kemudian segera melangkah menuju lift. "Ikut aku!"

Perintahnya mengisyaratkan kemarahan, Andini memejamkan mata sebentar kemudian dengan hati-hati melangkah menyusul Raihan yang sudah masuk lebih dulu ke dalam lift.

Raihan menarik tangan Andin saat ingin masuk ke lift karyawan dan segera memencet tombol agar pintu lift segera tertutup kembali. Posisi keduanya begitu dekat, bahkan tubuh Andin menempel di dada Rai.

"Bisa nggak sehari aja nggak buat hati aku panas, kenapa harus selalu Tara?"

"Emang boleh sama yang lain?"

Pertanyaan Andini membuat Rai naik darah, niat serius tapi di patahkan begitu saja dengan ucapan Andin yang membuatnya geram. Raihan segera melepaskan Andini dan segera melangkah keluar saat lift sudah terbuka.

"Main tinggal-tinggal aja, tadi katanya suruh ngikut."

Andini melempar senyum pada sekertaris Rai yang sedang berdiri menyambut kedatangan bosnya.

"Mbak..." sapa Andini ramah.

"Ngapain?"

"Ada tugas dari bos, permisi mbak..." ucap Andin segera masuk ke ruangan Rai yang tiba-tiba di kunci oleh yang punya. Dan tubuhnya di tarik hingga terjatuh di sofa. Mata Andini melebar dengan tubuh yang kini di himpit oleh Rai.

"Kakak mau ngapain?"

"Kamu nggak bisa di bilang dengan ucapan Andini, harus dengan cara apa aku katakan jika aku nggak suka kamu berdekatan dengan Tara?"

"Tara menolong aku, bukan untuk apa-apa. Jadi stop kakak cemburu buta begitu! jangan buatku nggak nyaman kak!"

"Jadi kamu lebih nyaman dengan Tara dari pada denganku?"

"Bukan gitu Kak, aku nggak mau kakak berpikir buruk terus, sedangkan aku biasa saja dengannya," ucap Andin mencoba menjelaskan.

Raihan semakin mendekat, hingga posisinya kini mengukung Andin hingga tak bisa bergerak. Beradu hembusan nafas yang begitu terasa karena wajah keduanya yang hampir tak berjarak. Dalam posisi ini Andin di buat mati gaya, suaminya benar-benar menunjukkan kuasanya.

"Aku cemburu Andin, berapa kali aku bilang aku cemburu. Apa harus aku mengumumkan ke semua orang yang ada disini tentang hubungan kita? sedangkan aku tau hati kamu belum terbuka? Jangan buat aku khilaf hingga berbuat di luar batas Andin. Aku masih sangat menghormati semua keputusan kamu, tanpa mau memaksa. Tapi jangan mendekat dengan pria manapun!"

Jantung Andini kembali berdetak kencang, apa lagi saat ini Raihan berusaha menurunkan emosinya dengan menyatukan Indra perasa mereka. Mengecup sekilas kemudian kembali menatap. "Aku mencintaimu...."

Hati Andini berdesir mendengar ungkapan hati Rai. Masih tak percaya jika Rai secepat itu mencintainya, "Kak..."

"Aku serius Andin...."

1
Tiger Cc
aneh sama sifat andini yang nyakitin yang ngehianatin malah dengen mudah dimaafin terus bisa sedekat itu lagi,tapi dengen suami sendiri malah ngasih pembatas,padahal awal kesalahan juga dari andini sendiri
Apakah wanita di dunia nyata juga begitu yang sering nyakitin dg mudah dimaafkan,tapi dengen orang baru yang ingin serius & tulus malah menjaga jarak 🤦‍♂️
Diah Anggraini
yang dateng Bu flo ya ka
Diah Anggraini
good andika. usaha andika buat nyelamatin erna salut saya..
walaupun bayinya ga bisa di selamatin
Diah Anggraini
Hu.. gregetan sama babe nya erna..
bagus aje dika dateng tepat waktu
Diah Anggraini
andika bener bener kocak dah....
bisa bisa nya cinta mati sama bini orang
haaaa...
saya dukung dik
Diah Anggraini
maachi ka
Diah Anggraini
lanjuta aja ka..
saya tunggu ya cerita nya andika
Diah Anggraini
iya sama saya juga cari ga ketemu
Susanti Susanti
Luar biasa
mami Fauzan
si kembar msh dalam perut aja hobby bgt ngerjain org,,gmn gedenya tar klo Sdh jd bocah,, bisa bikin gempar kaliii yachhh,,, 🤣🤣🤣
mami Fauzan
setuju gw sm Andika wkw pun ceplas-ceplos tp gentleman bnr2 pecinta sejati y wlw kdg ngeselin klo Sdh kluar koplaknya....
anti sinetron suara hati istri
kasian othor,diemin aja netizen nya thor,lanjut aja berkarya,biarin ema"yang baca mau julid mau apapun,nikmati aja alurnya thor🤭✌✌✌ #damaikarenaindonesiasukadamai✌✌✌
anti sinetron suara hati istri
seandainya ada wanita d dunia nyata kaya andini,,ilfil da🤦‍♀✌✌
anti sinetron suara hati istri
ceritanya anak kuliah,gitu tach jdnya,coba kalau anak keluaran pondok,walau d jodohin usia 15 atau 16tahun menikah ngga ada yang kaya gitu,mau cerita d novel atau cerita nyata.🤭🤭✌✌✌
Reeka Rsm
sumpah si Andini kocak
Lutfatul Azizah
Luar biasa
Mariana Frutty
✖️
Alfia Amira
Luar biasa
Sastri Dalila
👍👍👍
ahmad shofwan
greget aslinya pengen gigit Andini biar jadi dewasa.. 😁😁 maaf Thor kebawa suasana🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!