NovelToon NovelToon
Menikahi Calon Adik Ipar

Menikahi Calon Adik Ipar

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:36.3k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Widia

"Aku bersedia menggantikan kakakku!"
Menikah dengan Om-om? Itulah yang terjadi pada Naifa, gadis berusia 18 tahun yang harus bersedia menggantikan kakaknya menjadi pengantin wanita di hari pernikahan yang sudah diatur. Namun, yang lebih mengejutkan jika suaminya adalah pria yang sudah menolongnya. Akankah benih cinta tumbuh dalam pernikahan mereka? Mampukah mereka menghadapi ujian demi mempertahankan pernikahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Widia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Apakah Menyesal?

Adzan subuh berkumandang, begitu terdengar jelas karena rumah Pak Sidiq yang dekat dengan masjid. Bian terbangun dari tidurnya, setelah rasa lelahnya karena aktivitas semalam. Dirinya tak menyangka jika Naifa kini sudah jadi miliknya seutuhnya.

"Sayang, mau ke kamar mandi sekarang?"

Naifa tak menjawab ajakan suaminya, hanya keluar suara rintihan. Bian tak tega membangunkan sang istri yang sepertinya masih mengantuk. Pria itu bergegas ke kamar mandi, segera membersihkan sisa dari kegiatannya semalam.

"Kenapa sakit sekali, tulang pinggang ku seperti dislokasi."

Naifa yang baru terbangun, merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Apalagi bagian sensitifnya, begitu perih seolah robek tersayat benda tajam. Rasanya begitu sulit untuk terbangun, sampai tangannya menahan diri untuk bisa duduk di atas kasur.

"Sayang, baru bangun? Mau ke kamar mandi?"

Bian yang baru selesai dari kamar mandi, segera menghampiri sang istri. Sebenarnya dirinya masih khawatir dengan keadaan Naifa, apalagi saat melihat darah semalam. Bian yang sedikit takut dengan darah harus berani membersihkannya agar Naifa tidak terlalu khawatir dengan kegiatan semalam.

"Kak Bian, aku boleh minta tolong?" Tanya Naifa dengan suara yang sedikit serak.

"Tolong apa sayang?"

"Aku kesulitan untuk berdiri, pinggang ku rasanya sakit."

Bian tak ambil pusing, dia pun menggendong tubuh sang istri.

"Gak perlu di gendong juga Kak, aku mau di papah aja."

Bian menurut saja, apapun yang istrinya katakan dia pasti mengabulkannya.

Sampai di kamar mandi, Naifa pun membersihkan tubuhnya. Lengket dan juga bau keringat hilang dalam sekejap dengan sabun yang di usap pada tubuhnya. Tak lupa rambutnya yang panjang dan tebal, harus di bersihkan agar tak ada ketombe yang membuat gatal.

"Masih sakit badannya?" Tanya Bian yang melihat istrinya keluar dari kamar mandi. Naifa mengangguk pelan, mencoba berjalan perlahan.

Bian yang peka meraih tangan istrinya, dan memapahnya sampai ke walk in closet. Pria itu memberikan pakaian yang sudah dia siapkan dan pergi meninggalkan Naifa.

"Kak Bian mau kemana sih, kok malah keluar."

Naifa segera memakai pakaiannya dan sembahyang subuh. Selesai sembahyang, dia duduk di depan meja rias sambil melihat dirinya dengan rambut yang basah. Walau sudah biasa, entah kenapa kali ini rambut basahnya menumbuhkan perasaan lain di hatinya. Perasaan seakan separuh dari dirinya hilang, apa ini rasa sesal? Atau sebuah kelegaan? Naifa tak mengetahuinya.

Sambil menyisir rambut basahnya, air matanya menetes membasahi pipi. Kenapa sekarang dia takut? Kenapa saat malam dia malah menikmati hal yang membuatnya sakit?

Perasaan labil terus mengganggu fikiran Naifa. Sekarang, dia takut jika semuanya tak sesuai ekspektasi. Apalagi dirinya masih muda, baru genap 18 tahun. Perjalanan hidupnya pun masih panjang, namun semuanya seolah terhenti karena kejadian semalam.

"Sayang, kamu sudah siap?"

Suara Bian menyadarkannya, Naifa segera menghapus air matanya.

"Belum kak, rambut aku susah disisir. Masih basah."

Bian pun menghampiri istrinya sambil membawa sebuah hairdryer dan juga balsem.

"Saya bawa ini, karena pasti kamu butuh."

Pria itu menyalakan hairdryer dan mengarahkannya ke rambut sang istri. Dengan telaten dia mengeringkan rambut istrinya sambil merapikannya dengan sisir. Tak lupa, Bian mengoleskan balsem di area pinggang Naifa yang sakit.

"Maaf yah, karena saya sudah buat kamu sakit."

Berapa kali kata maaf terucap dari mulut Bian selama mereka menikah? Entahlah, yang jelas pria itu selalu merasa bersalah walaupun hal yang sepele. Bahkan sekarang dia meminta maaf atas hal yang wajar di lakukan sebagai suami istri.

"Kak Bian gak perlu minta maaf, bukankah hal wajar bagi suami istri untuk melakukan aktivitas seperti malam tadi?"

Bian tersenyum mendengar perkataan sang istri. Dia pun mengusap wajah dan rambut gadis itu.

"Kamu masih sangat muda Nai, aku merasa bersalah karena memaksakan kehendakku. Seharusnya aku lebih mengerti kondisi fisik kamu." Gumam Bian dalam hatinya.

***

"Beneran kita mau ke rumah umi abi? Sekarang?" Tanya Naifa tak percaya.

"Iya sayang. Saya juga mengerti kamu pasti merindukan mereka. Biarkanlah para tetangga itu bicara apa, yang jelas kita tak perlu menyembunyikan semuanya."

Bian dengan semangat mengantarkan sang istri menuju rumah orang tuanya. Begitu pula Naifa yang tak ingin lagi menyembunyikan pernikahannya di kampung halamannya.

Mereka akhirnya sampai di depan rumah Pak Wahid, suasananya masih sama seperti terakhir kali mereka meninggalkan tempat ini.

"Assalamualaikum."

Naifa yang masuk ke dalam rumahnya nampak terkejut dengan keadaan yang terjadi. Ternyata Sofia sudah menampakkan diri di hadapannya orang tuanya sambil menangis di pelukan ibunya.

"Naifa, Nak Bian. Tepat waktu kalian datang kemari. Abi tidak tahu jika kejadiannya akan seperti ini. Untuk sekarang kalian tidak perlu menyembunyikan pada orang-orang jika Naifa lah yang sudah kamu persunting."

Ucapa Pak Wahid sangat diterima dengan baik oleh Bian. Di sisi lain, Naifa juga merasa lega karena tak harus takut untuk pulang ke rumah orang tuanya.

"Pak Fabian, saya mau minta maaf. Karena tindakan saya telah membuat kekacauan. Dan, Naifa. Kakak minta maaf karena kamu harus menjalani pernikahan di usia yang masih begitu muda."

Permintaan maaf Sofia terdengar tulus, namun ada sedikit yang mengganjal di hati Naifa. Gadis itu pun memeluk kakaknya, sementara Bian mengusap lengan sang istri.

"Jangan bersedih lagi, seharusnya sekarang waktunya untuk berbahagia karena putri-putriku sudah lengkap."

Bu Midah pun mengajak anak dan menantunya makan bersama, menikmati kumpul keluarga lengkap untuk pertama kalinya di rumah kecil itu.

"Sudah lama gak ke kamar ini, cukup rindu juga," ucap Naifa yang sedang berbaring di pelukan suaminya. Kasur Naifa yang kecil membuat keduanya harus berdempetan.

"Kalau begitu, malam ini kita tidur disini. Untuk mengisi kerinduan kamu dengan kamar ini dan juga keluarga kamu."

Naifa tersenyum senang, dia memeluk erat suaminya yang selalu mengerti perasaannya. Sementara mereka tak sadar jika seseorang tengah mengawasi kemesraan mereka di balik jendela.

Sementara itu, pasangan suami istri yang tengah berbunga itu sudah tak ragu membaurkan kasih sayang mereka. Kecupan mesra Bian di kening sang istri membuat Naifa salah tingkah. Walau yang lebih dari sekedar kecupan sudah di lakukan, tapi tetap saja perasaan mereka berdebar kala saling bersentuhan.

"Tapi kan besok Kak Bian harus kerja, disini tak ada baju ganti buat ke kantor. Abi gak punya jas keren seperti yang Kak Bian pakai setiap hari."

"Kita bisa pulang subuh kok, masih sempat untuk berganti pakaian di rumah. Kamu ngantuk gak sayang, kita bobo siang yuk."

Bian pun memejamkan matanya yang sudah mengantuk karena kekenyangan. Sementara Naifa masih terjaga, perasaannya tak tenang apalagi dengan kepulangan Sofia kembali.

Diam-diam gadis itu memandang wajah suaminya. Bulu matanya yang lentik dan bibirnya yang cantik membuat Naifa ingin menyentuhnya. Pria itu sangat tampan, bahkan saat tertidur. Pantas saja kakaknya menyukainya, karena jauh berbeda dengan Bian versi 12 tahun lalu.

1
tse
wah andre berkhinat ya sama Axel...
atau cuma may keuntungannya dari ulet keket itu...
semoga hubungan Hanni kali ini membawa kebahagiaan seperti Naifa...
aamiin...
selamat pdktnya Hanni dan Axel
..semiga langgeng sampai ke jenjang pernikahan..
yang penting mendapat restu dari ke dua orang tuannya...
semangat ka lanjutkan kisah ini....
Memyr 67
𝗌𝖾𝗉𝖾𝗋𝗍𝗂𝗇𝗒𝖺 𝗌𝖺𝗌𝗁𝖺 𝗆𝗈𝖽𝖾𝗅 𝗁𝖺𝗇𝗂𝗇 𝗃𝗎𝗀𝖺. 𝗁𝖺𝗇𝗂𝗇 𝗉𝖾𝗋𝗀𝗂, 𝗌𝖺𝗌𝗁𝖺 𝖽𝖺𝗍𝖺𝗇𝗀. 𝗄𝖺𝗅𝖺𝗎 𝗌𝖺𝗌𝗁𝖺 𝖽𝖺𝗁 "𝖽𝗂𝗄𝖺𝗇𝖽𝖺𝗇𝗀𝗂𝗇", 𝗆𝗎𝗇𝖼𝗎𝗅 𝗌𝗂𝖺𝗉𝖺 𝗅𝖺𝗀𝗂 𝗒𝖺?
Memyr 67
𝗄𝖾𝗃𝗎𝗍𝖺𝗇 𝗎𝗅𝖺𝗇𝗀 𝗍𝖺𝗁𝗎𝗇 𝗒𝗀 𝗀𝖺𝗀𝖺𝗅 𝗄𝖺𝗋𝖾𝗇𝖺 𝗁𝖺𝗇𝗂𝗇, 𝗌𝖾𝗄𝖺𝗋𝖺𝗇𝗀 𝗃𝗎𝗀𝖺 𝗄𝖺𝗋𝖾𝗇𝖺 𝗁𝖺𝗇𝗂𝗇. 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀 𝖻𝖺𝗇𝗀𝖾𝖽 𝖻𝗂𝖺𝗇 𝗌𝖺𝗆𝗉𝖺𝗂 𝗍𝗂𝖽𝖺𝗄 𝗌𝖺𝖽𝖺𝗋, 𝗌𝖺𝗁𝖺𝖻𝖺𝗍𝗇𝗒𝖺 𝗒𝗀 𝗆𝖺𝗇𝗂𝗌 𝗂𝗍𝗎 𝗂𝗌𝗂𝗇𝗒𝖺 𝗄𝖾𝖼𝗎𝗍.
Memyr 67
𝖻𝖾𝗋𝖺𝗍 𝗂𝗇𝗂 𝖻𝗂𝖺𝗇. 𝗇𝗀𝖾𝖼𝖾𝗐𝖺𝗂𝗇 𝖻𝗎𝗆𝗂𝗅.
Memyr 67
𝗆𝖺𝗄𝖺𝗇𝗒𝖺 𝗌𝗈𝖿𝗂𝖺. 𝗈𝗍𝖺𝗄 𝗒𝗀 𝖽𝗂𝗉𝖺𝗄𝖾, 𝗃𝖺𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖾𝗀𝗈. 𝗅𝖺𝗂𝗇 𝗄𝖺𝗅𝗂 𝗄𝖺𝗅𝖺𝗎 𝖺𝖽𝖺 𝗄𝖾𝗌𝖾𝗆𝗉𝖺𝗍𝖺𝗇, 𝗃𝖺𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖾𝗀𝗈 𝗒𝗀 𝖽𝗂𝗂𝗄𝗎𝗍𝗂. 𝗆𝗂𝗄𝗂𝗋 𝖽𝗎𝗅𝗎.
Memyr 67
𝗌𝗈𝖿𝗂𝖺 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀 𝗌𝗂𝗁 𝗃𝖺𝖽𝗂 𝖼𝖾𝗐𝖾𝗄. 𝗆𝖺𝗄𝖺𝗇𝗒𝖺 𝖼𝖾𝗋𝗈𝖻𝗈𝗁. 𝖺𝗄𝗂𝖻𝖺𝗍 𝗄𝖾𝖼𝖾𝗋𝗈𝖻𝗈𝗁𝖺𝗇𝗇𝗒𝖺, 𝗇𝗒𝖾𝗌𝖾𝗅 𝗄𝖺𝗇 𝗌𝖾𝗄𝖺𝗋𝖺𝗇𝗀? 𝖺𝗄𝗎𝗂 𝗌𝖺𝗃𝖺 𝗌𝗈𝖿𝗂𝖺, 𝗄𝖺𝗅𝖺𝗎 𝗇𝖺𝗂𝖿𝖺 𝗅𝖾𝖻𝗂𝗁 𝖼𝖾𝗋𝖽𝖺𝗌 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝗄𝖺𝗆𝗎.
tse
wow....nyonya muda ngambeknya keren abis...
lanjutkan Nai
Epha Yusra
menarik
tse
penyakit ini mah....
harus hati2 ngadepin penyakit ini
coba ngobrol sama papa Sidiq pasti lebih halus lagi cara ngejaga Naifanya...ga terang2ang gitu...
menghadapi orang licik harus denfan kelicikan juga
tse
bener2 ya si edward itu ulet keket yang kegatelan versi vowok...
kamu itu ganteng masa tingkahnya begitu...sama aja kamu sama mantan kamu yang ga bener...
kalo kmau mencintai Nay kamu pasti bahagia kalo dia sama Fabian karna cintanya mereka sedalam2nya...
contoh tuh Ryan yang bisa ikhlas..
harusnya Fabian juga memberi bodyguard bayangan buat Nanai....
karna si ulet keket cowo itu licik loh...
tse
kan kan bener2 edward sudah gila
hilang akal sehatnya..
Fabian tolong beri bodyguard sama istri kecilmu, jangan sampai edward melakukan sesuatu pada Naifa
tse
hati2 sama edward ya...jangan2 dia sakit jiwa tuh...
اختی وحی
kok msih pake saya² ,bahasa ny baku bngt
Fitri Widia: sorry kalau penggunaan kata 'saya' buat gak nyaman, soalnya karakternya menyesuaikan dengan siapa lawan bicaranya. ada juga kok panggilan 'gue' 'lu' 'aku'
total 1 replies
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Fitri Widia
Readers! Terima kasih atas kesetiaannya membaca karya tulis pertama saya, mohon maaf jika masih banyak kekurangan dari penulisan kata, typo, atau alur cerita yang kurang memuaskan. Saya akan terus memperbaiki jika anda beri masukkan. Jangan lupa juga bintang lima nya, terimakasih 🩷🫶🌷
Adinda
edward sama Sofia saja
tse
wah kesalahan fatal yang kamu buat bian...wanita hamil horor loh kalo udah bad mood....
gara2 temen kamu sampai meuakan istrimu....aduh2...siap2 aja kamu menyesal. ..
Adinda
dosen jodohin Saja sama sofia
Adinda
jodoh jehan sepertinya Hanni
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!