Aku bukan gadis Nakal.
aku ga ngerti jalan fikiran orang orang, mereka sesuka hati menjudge orang lain tampa mereka tahu kenyataan ya.
kadang ada ya? di antara mereka ga sadar diri dan selalu merasa lebih baik dari orang lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jee Jee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
4
seminggu belakangan allea benar benar menjadi anak baik baik, tidak terlihat lagi keluar malam atau pulang pagi. hari hari nya di sibuk kan dengan tugas kampus yang menumpuk.
sebenarnya alasan allea tidak kemana mana karena mama dirumah, malas harus berdebat dengan sang mama allea memilih jalan aman saja. toh saat mama pergi allea bisa melakukan hal hal yang dia suka. rasanya malas sekali harus dengar ancaman mama yang selalu saja mau ngadu ke papa.
mama allea pun selama dirumah tak melihat aneh tingkah laku anaknya, menurut nya anak semata wayangnya itu baik baik aja. dia juga rajin, ga banyak bantah. hati mama mulai ragu jika allea bener bener senakal yang di katakan tetangga. perasaan mama allea mulai reda, dia bisa tenang untuk pergi beberapa minggu keluarga negri.
sebenarnya berat harus meninggalkan allea, waktu seminggu belum cukup memastikan tingkah anak itu. tapi ya tuntutan pekerjaan nya sebagai desainer membuat nya harus bolak balik meninggalkan anaknya.
"ma kenapa mama melamun? " tanya allea yang heran sama mama nya itu, hari sepagi ini bengong menatap keluar rumah seakan akan memikirkan beban berak di pundak nya.
yang sayang nya allea tidak tahu beban berat yang dipikul mama adalah dirinya. menurut allea mama nya pasti ok ok aja, jalan jalan sambil kerja yang penting banyak uang untuk shoping kemana mana.
"hmm.. enggak kok sayang, " jawab mama lembut
"tuh buktinya mama bengong natap pintu, lagian pintu nya ga bakalan lari mah di liatin gitu. " ucap allea kemudian mengambil sarapan di meja.
"rencana nya siang ini mama mau ke Paris lea,mungkin bulan depan balik" ucap sang mama sambil menghembuskan nafas pelan
"ohh.. iya ma" jawab allea singkat kemudian memakan sepotong roti yang selesai di beri selai coklat kesukaan nya.
tiba tiba saja mama allea seperti teringat sesuatu, dan pergi begitu saja, meninggalkan allea yang sedang asik mengunyah makanan di atas meja.
"loh mama mau kemana!! kata nya mau pergi siang? " tanya allea bingung melihat mama nya yang tiba tiba rapi keluar dari kamar
"oh ya mama lupa, rumah depan yang lama kosong itu, temen mama baru pindah kesana! sebelum mama pergi lebih baik mama samperin dulu.. "
"loh!! bukan nya minggu lalu ya mah pindah nya? kok baru sekarang mama bertamu kesana! kan mama ga sibuk kemaren? " aneh saja rasanya, harusnya dari kemarin mama bertamu kerumah tetangga baru, toh mama juga ga sibuk kan.
"eehh.. temen mama tuh baru pulang semalam sama suami nya, yang duluan dateng kan anak nya.. lagian anak tante Nita itu jarang dirumah,. kan kamu juga tau sendiri rumah nya sepi mulu.. " jelas sang mama kemudian pergi meninggalkan allea begitu saja.
"dasar mama, harus nya ketemu tetangga ajak anak kek! ini boro boro, ditinggal gitu aja. mungkin malu kali sama temen nya punya anak kaya gua! " ucap allea ngedumel sendiri
"ehh non! ga baik ngomong gitu dosa.. " tiba tiba mbok yem datang ntah dari mana
"kenyataannya mbok!"
"mungkin nyonya lupa ngajak non.. kan non nya lagi sarapan.. " ucap mbok yem lagi
"udah ga heran mbok! alias sudah terbiasa saya teh" ucap allea dengan sedikit logat Sunda
"iya non. sing penting non sehat saja, sarapan yang cukup, biar ada tenaga nya" jawab mbok yem
"iya non.. jangan telat telat makan! jangan mikir macam macam, buat buat sama lambung itu" timpah bi surti.
"hehehe.. iya mbok, bi!! makasih ya cuma kalian berdua yang ngerti aku" ucapnya memamerkan senyum lebar khas nya. mata bulat nya menyipit pipinya terangkat memamerkan deretan gigi gigi mungil nya itu.
***
siang pun berlalu, berganti malam yang penuh dengan bintang.. selama seminggu allea ibarat terkurung di rumah sekarang saat nya menjalan kan rencana.
baru saja melangkah keluar rumah, dengan membawa motor kesayangan nya. tiba tiba saja allea di kagetkan dengan suara benda pecah dan teriakan suara laki laki yang seperti nya seumuran papanya.
prankkk..
"apaan tuh! untung pada tidur bu ibu kalau ga rame ni depan rumah! maklum nyari bahan buat gibah" celoteh nya seraya memandang rumah mewah yang berada tepat depan rumah nya.
"dah ah bodoh amat, yang penting gua pergi dulu! dari pada kepo urusan orang.. sama aja gua kayak mak mak komplek" ucap nya seraya menaiki kuda besi yang menjadi kesayangan nya itu
sedangkan sang pemilik rumah mewah dilanda dengan emosi yang memuncak, akibat nya pecahan guci mahal kesayangan mama jadi korban emosi papa.
"mau kamana lagi kamu? ga berhentinya kamu bikin ulah saga!!" teriakan adytama memenuhi seisi rumah sedangkan tante nita hanya diam tampa berkata apa apa.
"terus mau papa apa?"
"papa capek ngurusin kamu yang buat ulah terus!!"
"saga lebih capek pa! harus nurutin keinginan papa!" ucap saga
"papa ga suka kamu ikut anak geng motor ga jelas!! capek capek papa ngurusin pindahan studi kamu dari bandung ke New York. kamu malah balik"
"udah lah pah! saga pindah sendiri ke Bekasi, pake uang saga bukan uang papa!" ucap laki laki jangkung itu kemudian pergi meninggalkan papa yang sedang emosi. dia lebih memilih masuk kamar di banding harus debat dengan papanya.
ini lah yang di benci Sagara Leonard Adytama itu. orang tua nya selalu saja menuntut keinginannya sedangkan keinginan anak sendiri tak pernah di hiraukan.
semua itu akibat orang tua nya sendiri yang selalu sibuk dengan dunia work mereka. sedangkan sekali nya di rumah yang mereka pedulikan hanya nilai yang terbaik. akhirnya Sagara terjerumus kedunia gelab di bandung. ikut geng motor, yang sering balap balapan. hidup di lingkungan yang dibilang tidak sehat, teman teman nya banyak yang nyeleneh dari hakikat seorang saga tapi dia tidak peduli. yang saga tau dia punya tempat berkeluh kesah dan melepaskan emosi nya di dunia balap.
bahkan dia juga tau teman teman nya ada yang jadi pengedar bahkan ada yang menikmatinya. sampai sampai suatu ketika salah satu teman nya di tangkap polisi, dan hampir melihat kan saga. ya jelas saga bersih akan hal itu tapi mana ada di dunia ini yang percaya yang jelas jelas saga bergaul dengan mereka. akhirnya adytama marah dan kemudian berakhir dengan saga yang harus pinda ke New York.
awal nya saga menerima semua itu, berjalan beberapa bulan dia bosan dengan tekanan orang tua nya. dia kesepian, dia benci di kekang tampa di hiraukan, untuk kali kedua saga berontak dan pindah sendiri tampa sepengetahuan orang tuanya.
waktu itu saga tiba tiba saja teringat sepupunya yang berada di bekasi, dia denger dari obrolan orang tua nya kalau sepupunya juga sebelas dua belas kelakuan mereka. sayang saga tidak punya kontak sepupunya itu dengan nekat saga pergi meninggalkan new York.
seminggu yang lalu sesampai nya saga di bekasi hal pertama yang dia lakukan adalah mencari arena balap dengan koneksi yang dia punya berharap bertemu dengan sepupunya. tidak di sangka ternyata sepupunya lah yang berada di arena bersamanya menjadi lawan.
sepupunya tidak sadar sama sekali bahwa pemenang arena adalah saga sendiri, sebab nama balap nya berbeda dengan nama asli. Leon itulah nama yang selalu di gunakan saat bertanding.