Tampan, mapan dan populer rupanya tidak cukup bagi sebagian perempuan. Vijendra sendiri yang menjadi objek dari ketidak syukuran pacarnya, atau mungkin bisa disebut mantan pacar. Ia memilih mengakhiri semuanya saat mendapati perempuan yang ia kasihi selama 3 tahun lamanya sedang beradu kasih dengan laki-laki lain.
Cantik, berprestasi dan setia juga sepertinya bukan hal besar bagi sebagian laki-laki. Alegria harus merasakan sakitnya diputuskan sepihak tanpa tahu salahnya dimana.
Semesta rupanya punya cara sendiri untuk menyatukan dua makhluk yang menjadi korban ketidak syukuran hingga mereka sepakat untuk menjadi TEMAN BAHAGIA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon firefly99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. Anaknya Butuh Papa Gak?
"Nah, mulai lagi dramanya." cibir Kevin melihat Alegria yang sedang menangis.
Pemandangan ini sudah 3 kali ia saksikan, sejak 3 pekan yang lalu. Setiap menuju awal pekan seperti saat ini, Alegria akan lebih cengeng karena akan meninggalkan anaknya lagi.
"Di sana gak lama kan? Kalau sidangnya jadi hari Rabu, Kamis nya bisa langsung kesini lagi kan?" rayu Alden pada adiknya.
"Iya bang." Alegria mengangguk, ia mengusap air matanya lalu menciumi pipi anaknya.
"Kekepin dah tuh, soalnya besok giliranku." ujar Kevin.
"Ibuuu, kak Kevin nih." adu Alegria kepada sang ibu.
"Rasain." Alden mengejek Kevin yang sedang meringis kesakitan karena telinganya dijewer oleh Ale.
"Ampun ibu cantik." rayu Kevin.
"Jangan kasih ampun ibu." Adnan yang baru tiba ikut memanasi keadaan.
"Datang-datang langsung jadi kompor meleduk." cibir Kevin yang kini sedang mengusap telinganya.
"Selamat malam Tante!" sapa seorang lelaki yang sepertinya datang bersamaan dengan Adnan.
Mendengar suara lain, Alegria segera merapikan kain tipis untuk menutupi area bahu hingga pinggangnya. Sementara Aileen masih dalam dekapannya.
"Eh, ada Vajen." Ale mengusap rambut Vajen yang takzim kepadanya.
"Tadi ketemu di lampu merah, makanya Adnan ajak kesini, bu." ujar Adnan.
Hal itu membuat tawa Alden dan Kevin membahana, Alegria dan ibunya juga ikut terkekeh.
"Syalan!" umpat Vajen pelan.
"Jangan ngumpat depan anak kecil." tegur Alden.
Pandangan Vajen lalu tertuju kepada Alegria yang sedang mendekap bayi. "Anaknya butuh bapak gak?" tanyanya.
"Eh, jnck!"
"Malah ngalus."
"Pulang sana!"
Sudah tahukan darimana sumber suara tadi? Tentu saja berasal dari mulut 3 lelaki tampan yang sedang berperan menjadi bodyguard si Yaya.
Alegria terkekeh mendengar respon kakak-kakak dan juga abangnya. Padahal ia tahu jika Vajen hanya bercanda. "Udah bisa gendong anak kecil belum kak?" tanyanya balik pada Vajen.
"Oh tenang saja. Jangankan gendong, ganti popoknya pun bisa." jawab Vajen. "Boleh gendong gak?"
"Cuci tangan dulu sana!" suruh Alden.
Vajen mendengus, tapi tetap berjalan ke teras samping yang terdapat wastafel. Ia cukup hapal dengan kediaman ini, jadi tidak perlu bertanya. "Mana?"
Alegria lalu mendekatkan Aileen ke Vajen untuk di gendong. "Bisa?"
"Bisa. Lepas gih!" jawab Vajen. Aileen sudah nyaman dalam gendongannya.
Melihat Aileen sudah nyaman dalam gendongan Vajen, Alegria memilih ke kamar untuk berganti baju. Bajunya sekarang cukup terbuka.
"Eeh, gak nangis?" heran Kevin.
"Radarnya kuat ini, tahu aja mana yang hatinya tulus." Vajen menaik turunkan alisnya menggoda Kevin. "Yah, baby yah." ia bahkan mengajak Aileen bercakap-cakap.
Alden mengambil ponselnya. "Madep sini Vajen!" katanya.
Vajen lalu tersenyum tipis sambil menghadap kamera ponsel Alden. "Langsung kirim yah, kualitas hd." pintanya.
"Wine 78." ujar Adnan. "Jangan mau kalau gak ada wine nya, Den." imbuhnya.
"Heh." seloroh Vajen.
"Ibuu, anak solehnya mau minum wine katanya." teriak Kevin.
"SINI, IBU KASIH!" teriak Ale dari dapur.
Tawa mereka berempat kembali membahana.
Airlangga bergabung tidak lama kemudian dan merasa senang melihat rumahnya sedang ramai. Ia lekas menuju ke kamar untuk bersih-bersih dan berganti pakaian setelah menyapa para laki-laki di sana.
"Nangis gak?" tanya Alegria.
"Nggak." jawab Vajen. Ia masih mengayunkan ayunkan Aileen.
"Aku bantu ibu gak apa-apa?"
"Iyaa." jawab Vajen lagi.
"Sana dek, ada baby sitter gratis itu " ujar Adnan.
Alegria makan malam sambil disuapi oleh ibunya, karena ia sedang memangku Aileen. Sebenarnya Aileen bukan baby yang rewel jika diletakkan di atas kasur, namun ia ingin lebih menikmati kebersamaan dengan sang anak.
"Aileen sama opa dulu yuk nak." ajak Airlangga. Ia lalu mengambil Aileen dari pangkuan anaknya setelah makan malamnya habis.
Satu persatu dari mereka meninggalkan ruang makan, beralih ke living room untuk melanjutkan percakapan. Lebih tepatnya Airlangga yang mengevaluasi kegiatan anak-anaknya, termasuk Vajen juga.
"Time flies too fast, kalian sudah sebesar ini sekarang. Satunya jadi dokter muda, satunya jadi dosen muda, dua lainnya jadi pemain bola yang hebat. Di luar dugaan, Yaya bahkan sudah jadi ibu. Ayah bangga dengan semua pencapaian ini." ujar Airlangga. "Jadi yang mau nikah duluan siapa?" tanyanya kemudian.
"Vajen."
"Vajen!"
Kompak Kevin dan Adnan sambil menunjuk Vajen.
"Yang jelas bukan aku, ayah." jawab Alden.
"Kok gue?"
"Ya jelas Lo, lah." ujar Kevin.
"Siapa tuh yang tadi sok-sokan nanya, anaknya butuh papa gak? Alah, bacot doang ternyata." Alden begitu menggebu-gebu.
"Wah, lupa ingatan dianya." seloroh Adnan.
"Heh, ingatan gue masih bagus yah." Vajen menendang pelan betis Adnan.
"Gimana gimana?" heran Airlangga. Tangannya sambil mempuk-puk pan tat cucunya.
"Gini, ayah." Alden memperbaiki posisinya, sekilas menatap Vajen dengan pandangan rasain Lo! . "Tadi waktu nih anak datang, masa' nanya gini ke adek, 'anaknya butuh papa gak?' . Minta di sleding kan ayah?"
Vajen memutar bola matanya malas. Sedangkan Kevin dan Adnan sedang menahan tawanya.
"Kalian ini. Sudah tahu temannya bercanda, malah ditanggapi dengan serius." ujar Airlangga.
"Kalau serius, gimana om?" beo Vajen.
"LHO!" kaget Alden, Adnan dan Kevin.
"Kalau serius, bawa orang tuanya kesini." jawab Airlangga dengan sangat santai. Ia tahu jika anak dari Dika dan Isa ini memang suka bercanda.
"Nah, berani gak Lo?" tantang Kevin.
"Liat nanti." Vajen mengangkat kedua bahunya acuh. "Siapkan diri kalian bertiga." ia lalu menyipitkan matanya, seolah mengancam ketiga kakak Alegria itu.
✨✨✨
Vajendraaa_ My little girl ❤️
Senyum Vajen tertarik melihat postingannya barusan. Ia memposting fotonya dan Aileen yang tentu saja tidak memperlihatkan wajah si bayi.
"Apa nih senyum senyum?" tanya Velma pada kakaknya. Pertanyaannya barusan mengundang tanda tanya juga pada benak kedua orang tuanya.
"OMG, ini anaknya Yaya kan?" heboh Velma saat melihat postingan kakaknya.
"Eh, bisa gendong nya?" tanya Isa yang diperlihatkan foto anak laki-lakinya oleh Velma.
"Bisa dong bunda. Anaknya anteng, lucu jugaa. Matanya nanti pasti bulat." jawab Vajen, tentu saja sambil membayangkan bayi yang tadi digendongnya.
Velma_ Sayangkuu! 🌹✨
AldebaranAH ditunggu 87 nya😶
AdnAbm @AldebaranAH hitung-hitung sebagai pajak ya bro.
Vajendraaa_ @AldebaranAH @AdnAbm tadi kata @KevinSky biar dia yang bawa. Kita bertiga yang habisin 😉
KevinSky MIDDLE FINGER UNTUK KALEAN BERTIGA!
AlegriaAD screenshot ah, besok pagi ngadu ke ibu :)
Velma_ @AlegriaAD mau dibantuin?
"Itu gimana ceritanya bisa sampai gendong?" tanya Dika pada anaknya. "Bukannya tadi latihan?"
Vajen mengangguk. "Latihan, ayah. Tapi setelahnya kan anterin Adnan pulang ke rumah om Angga. Nah, Vajen diajak bertamu, makanya ikut. Ketemu lah dengan baby Aileen." jawabnya.
"Aileen atau mamanya nih?" tanya Isa.
"Mamanya juga lah, bunda." Velma yang menjawab.
Vajendra menggelengkan kepalanya dengan pertanyaan ibu dan juga jawaban adiknya. "Sekalian lah sama mantu idamannya, bunda."
"Kalau bisa jangan ngomong doang. Ini Yaya lho, kesayangan orang-orang. Selain itu, dia juga teman kita. Jadi kalau masih mau main-main, jangan ke Yaya deh kak." ujar Velma.
"Iya. Bunda lihat, godaan kamu ke Yaya cukup keterlaluan kapan hari." Isa setuju dengan anak perempuannya.
"Jadi maunya bunda gimana? Gak suka kalau Vajen sama Yaya apa gimana?" tanya Vajen.
Isa menatap suaminya. Meminta suaminya yang menjawab.
"Bukan gak suka, nak. Baik bunda maupun ayah, kami tidak masalah dengan siapapun kalian akan menghabiskan waktu bersama, termasuk Yaya sekali pun. Kamu belum lama ini putus dari Elsa, gak tahu apa alasannya. Padahal hubungan kalian terlihat baik-baik saja. Jadi kalau kamu hanya akan menjadikan Yaya sebagai bentuk melampiaskan sakit hatimu, lebih baik jangan." ujar Dika. Ia lalu menepuk pundak anak laki-lakinya.
"Vajen memang belum lama ini lepas dari Elsa, ayah. Tapi bukan berarti Vajen masih sakit hati, galau atau apapun itu hingga menjadikan Yaya sebagai tameng. Gak sama sekali. Untuk alasan kenapa Vajen tidak lagi bersama Elsa, biarlah itu menjadi rahasia diantara kami. Dan lagi, Vajen benar-benar serius dengan Yaya." kata Vajen.
"Dan gak apa-apa ada baby Aileen?" tanya Velma.
Vajen mengangguk. "Itu bonusnya." jawabnya diakhiri dengan cengiran.
"Dasar anak muda." Isa mengelus rambut anaknya yang memang duduk di lantai, sementara dirinya duduk di sofa.
Mau pantengin terus sampai tamat ahh 😁
Semangat kak bikin ceritanya 🤗 ditunggu sampai happy ending yahh 😘