"Puas lo udah ngehancurin hidup gue. Inikan yang lo mau? gue tahu lo bahagia sekarang?" Ucap Delmar setelah dia sah menjadi suami Killa.
"Kenapa aku yang disalahin? disini yang korban itu aku apa dia? Aku yang diperkosa, aku yang hamil, tapi kenapa aku yang salah?" Killa bertanya dalam hati.
Siapa sih yang gak mau nikah sama orang yang dicintai? Begitupun Killa. Dia pengagum Delmar sejak dulu. Tapi bukan berarti dia rela mahkotanya direnggut paksa oleh Delmar. Apalagi sampai hamil diusia 16th, ini bukanlah keinginannya.
Cerita ini sekuel dari novel Harga sebuah kehormatan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KECEWA
Killa terlihat bahagia malam ini. Dia meminta didandani oleh mama mertuanya. Make up flawless dan gaun selutut berwarna nude yang dipadukan dengan flat shoes warna senada, membuat penampilannya kian mempesona.
"Sempurna, kamu cantik sekali sayang." Puji Rain sambil memperhatikan Killa yang sangat cantik malam ini.
"Sukses buat kamu. Maaf mama gak ikut, papa lagi kurang enak badan. Kamu ke cafe sama Dilan dan Cea, ya." Killa mengangguk lalu menghampiri Dilan dan Cea yang sudah menunggunya di ruang tamu.
Dilan sampai gak kedip melihat Killa. Malam ini cewek itu benar benar perfect. Mungkin perasaan bahagia membuat wajahnya kian berseri seri.
Benar kata orang, kecantikan kian terpancar jika kita bahagia dan percaya diri.
"Cie....cantik banget malem ini. Habis nyanyi ngedate di rooftop cafe mantep banget kak." Usul Cea. "Cea aja suka ngehalu ngedate dirooftop Oceano cafe sama V BTS. hehehe." Kekehnya sambil membayangkan wajah V BTS.
pletak
"Dasar ratu halu." Ledek Dilan sambil menyentil dahi Cea.
"Sakit kak." Keluh Cea sambil mengusap dahinya.
"Udah yuk berangkat." Dilan segera berjalan keluar diikuti Killa dan Cea.
Dihalaman tampak Pak Joe yang bersandar di body mobil siap mengantar ketiga remaja itu.
Sedangkan Delmar, cowok itu masih disibukan dengan les privatnya. Dia bahkan mematikan ponsel karena tak ingin konsentrasinya terganggu. Ujian akhir tinggal satu bulan lagi. Dia tak akan pernah rela jika posisi pertama lepas darinya.
Seperti biasa, jam 8 malam, lesnya selesai. Setelah gurunya pulang, Del membereskan buku bukunya lalu mengaktifkan ponselnya lagi.
Ada 4 panggilan tak terjawab dari Laura dan satu pesan.
Laura
Sayang, aku sakit. Mama sama papa gak ada, aku cuma sama pembantu. Kamu kesini ya.
Delmar memijat pangkal hidungnya, dia dilema. Disatu sisi Laura butuh dia, disatu sisi, dia udah janji akan nonton Killa nyanyi di cafe.
Ditengah dilematis yang dia rasakan, ponselnya berdering. Terlihat nama Laura dilayar.
"Hallo, Ra."
"Kak, kesini, aku sakit. Sekarang lagi sendirian dirumah."
"Emang orang tua lo kemana sih Ra? lo gak bilang mereka kalau lagi sakit?"
"Mereka ada acar diner dengan rekan bisnis papa. Mungkin jam 10 atau 11 baru pulang. Temenin aku kak, perutku sakit banget." Terdengar suara Laura mendesis menahan sakit hingga membuat Delmar merasa cemas.
Di Oceano cafe, Killa tengah bersiap siap untuk tampil. Dia melihat jam diponselnya. Sudah hampir jam 9 malam, kenapa Del belum juga datang. Netra Killa terus terfokus pada pintu masuk cafe. Dia berharap Delmar datang sebelum dia tampil.
"Kak Killa udah jam 9 nih. Udah waktunya kakak tampil." Cea mengingatkan.
"Kak Del kok belum dateng ya Ce. Coba kamu telepon dia. Aku takut terjadi apa apa sama dia dijalan." Wajah Killa terlihat cemas.
"Ya udah, Cea telepon dulu." Cewek itu mendial nomor telepon kakaknya tapi tak diangkat.
"Gak dijawab kak."
"Coba hubungi lagi."
"Udah 3 kali, tapi tetep gak dijawab."
"Kak Killa, udah dipanggil tuh, waktunya kakak tampil." Dilan menghampiri kedua cewek itu.
"Bentar Dil, masih nungguin kak Del." Jawab Killa.
"Udah dihubungi?"
"Udah kak, tapi gak diangkat." Jawab Cea dengan muka kesal.
"Coba hubungi nomor telepon rumah. Siapa tahu Kak Del belum selesai les nya, atau gak gitu ketiduran."
Cea berdecak kesal lalu menghubungi nomor telepon rumah.
Menurut Bik Siti, Delmar udah keluar sejak habis les jam 8. Dan harusnya cowok itu sudah sampai dicafe sekarang.
"Gimana Ce?" Tanya Killa cemas.
"Kata Bik Siti sih, kak Del udah keluar sejak tadi."
"Kok belum nyampek ya Ce? Aku takut terjadi apa apa sama Kak Del." Killa masih belum bisa tenang. Cewek itu terlalu over thingking kalau berhubungan dengan Del.
"Jangan berpikiran negatif. Dilan yakin Kak Del baik baik saja." Dilan menepuk pelan bahu Killa untuk menenangkannya.
Killa membuka ponselnya, berselancar di ig. Siapa tahu Del sedang membuat status atau apapun yang bisa membuatnya tahu dimana cowok itu berada.
Air mata Killa meleleh, dadanya seketika sesak. Dia melihat ig story Laura yang dibuat 15 menit yang lalu. Disana terpampang foto Del dan Laura yang duduk disebuah sofa dengan posisi Laura bersandar di bahu Delmar. Killa tahu tempat itu, itu adalah rumah Laura. Killa masih ingat interior rumah Laura saat belajar kelompok dulu.
Makasih sayang, karena udah mau nemenin aku Malem ini.
Caption itu hanya menambah luka hati Killa.
Jadi kamu lebih milih nemenin Laura dari pada menuhin janji kamu ke aku kak. Jahat, kamu jahat.
Killa meremas gaunnya sambil mendongak keatas, berusaha keras agar airmatanya tak jatuh. Dia tak mau make up nya rusak malam ini.
"Ada apa kak?" Tanya Dilan yang melihat perubahan raut wajah Killa.
"Gak papa Dil. Yuk kedepan, kakak mau tampil sekarang." Ucap Cewek itu sambil merapikan gaun dan rambutnya.
"Gak nungguin kak Del dulu?" Tanya Cea.
"Gak usah Ce, dia gak bakalan dateng."
Killa mengatur nafasnya, mengambil gitar lalu melangkah ke tempat perform. Cewek itu menyapa semua pengunjung sambil tersenyum. Ya, bibirnya tersenyum, tapi hatinya menangis. Ingin sekali cewek itu menyanyikan lagu Rossa, ku menangis alias hati yang kau sakiti. Sayangnya dia tak hafal lagu itu.
Killa memilih membawakan lagu baru milik Judika, bagaimana jika aku tidak baik baik saja.
Andai aku bisa memutar waktu
Aku tak ingin mengenalmu
Mengapa ada pertemuan itu
Yang membuat aku mencintaimu
Bagaimana kalau aku tidak baik-baik saja
Terus mengingatmu
Memikirkanmu
Semua tentang dirimu
Bagaimana kalau aku tidak baik-baik saja
Tak seperti kamu
Yang mampu tanpaku
Bagaimana
Mungkin kini kau bersama yang lain
Walau hatimu untukku
Adakah kesempatan untuk cintaku
Bahagia walau kita berbeda
Killa yang terlalu menghayati lagi tak sadar jika air matanya menetas, hingga suaranya sedikit bergetar.
Para pengunjungpun seakan ikut terbawa suasana. Hening, semua seakan ikut merasakan apa yang Killa rasakan.
...******...
"Maaf, tadi malem gue gak jadi dateng." Ujar Del pada Killa yang tengah mengecek tas sekolahnya. Mareka memang baru bertemu pagi ini karena Killa tidur dikamar Cea semalam.
Killa diam saja tak mempedulikan Del. Dia lebih memilih berjalan menuju cermin lalu memakai
dasinya.
"Gak usah marah, aku udah lihat kok performen kamu di you tube." Ya, tadi malam Del menyempatkan melihat di akun you tube milik Killa.
"Di you tube kamu bilang?" Killa menarik ujung bibirnya. Dada cewek itu sudah mulai sesak. "Kamu udah janji mau lihat aku langsung, bukan di you tube." Ujar Killa dengan nada lumayan tinggi.
"Sori, tapi Laura sakit tadi malem Kil. Dia butuh gue."
"Sakit? sakit apa? kenapa terlihat baik baik saja di ig storynya."
"Sakit perut, dia datang bulan."
Killa tercengang mendengarnya.
"Sakit perut karena dateng bulan." Killa menyeringai. "Itu bukan penyakit, hampir semua wanita mengalaminya setiap bulan. Dan hanya gara gara itu kakak lebih milih ketempat Laura daripada ke cafe?" Killa memegangi dadanya, sakit sekali rasanya diabaikan hanya demi cewek yang sedang datang bulan.
"Hanya lo bilang, dia sakit Kil. Sedangkan lo hanya nyanyi. Dan kapanpun bisa gue lihat di you tube. Gak usah lebay deh."
"Lebay kakak bilang? Laura yang lebay, bukan Killa." Teriak Killa yang mulai emosi.
"Gak usah teriak teriak, gue gak budek." Del ikutan teriak. Egonya tak terima dirinya dibentak bentak.
Killa tak bisa lagi menahan air matanya. Semenjak menikah mungkin inilah pertama kalinya mereka bertengkar hebat.. Sama sama tak mau mengalah dan merasa paling benar..
"Tapi kakak udah janji bakal dateng." Lirih Killa dengan suara terputus putus karena tangis.
"Ya gimana mau dateng. Cewek gue lagi sakit. Lo ngertiin dong Kil. Laura itu cewek gue. Dia lagi sakit, dia butuh gue."
"Laura emang pacar kamu, tapi aku istri kamu dan sedang hamil anak kamu. Aku juga butuh kamu." Teriak Killa. Dia ingin mengingatkan Delmar statusnya.
"Jangan gunain anak itu buat neken gue. Harusnya lo bersyukur gue udah mau tanggung jawab, jadi gak usah nuntut lebih." Wajah Del terlihat mengeras dan tangannya mengepal, cowok itu sudah terbawa emosi.
"Aku gak nuntut lebih Kak. Aku cuma ingin sedikit mendapatkan perhatian kamu. Aku istri kamu. Tapi kalau sedikit saja tidak bisa, setidaknya jangan sakitin aku. Gak usah janji kalau gak bisa nepatin." Killa menghapus air matanya lalu meraih tas dan segera keluar kamar.
🥹😭😭dada aq Thor sesak juga baca chapter ini
belajar dri sikapnya Del yg terdahulu, awalnya manis berakhir dengan kata2 yg bener2 GK masuk di akal saking sakitnya.