NovelToon NovelToon
Aku Istri Gus Zidan

Aku Istri Gus Zidan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda
Popularitas:12.3k
Nilai: 5
Nama Author: triani

keinginannya untuk tidak masuk pesantren malah membuatnya terjebak begitu dalam dengan pesantren.

Namanya Mazaya Farha Kaina, biasa dipanggil Aza, anak dari seorang ustad. orang tuanya berniat mengirimnya ke pesantren milik sang kakek.

karena tidak tertarik masuk pesantren, ia memutuskan untuk kabur, tapi malah mempertemukannya dengan Gus Zidan dan membuatnya terjebak ke dalam pesantren karena sebuah pernikahan yang tidak terduga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon triani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13. Hukuman pertama

Farah yang bergegas menuju kamar Aza tiba-tiba menghentikan langkahnya saat melihat seseorang terbaring di gazebo, sedikit tersembunyi di antara pepohonan. Ia mendekat dan mendapati Aza, masih tertidur pulas dengan wajah santai. Dengan amarah yang mulai naik, Farah menatap gadis yang dengan seenaknya tidur di luar, mengabaikan tanggung jawabnya sebagai santri.

"Aza!" seru Farah tegas, mencoba membangunkan gadis itu.

Aza menggeliat sedikit, tampak malas untuk bangun, dan matanya masih terpejam. "Lima menit lagi..." gumamnya tanpa menyadari siapa yang memanggilnya. Ia merasa yang tengah membangunkannya adalah ibunya.

Farah semakin tidak sabar. "Aza, bangun! Ini sudah waktunya sorokan Al Qur'an, dan kamu malah tidur di sini? Apa kamu pikir ini liburan?"

Suara Farah yang semakin keras membuat Aza akhirnya terbangun. Ia terkejut melihat Farah berdiri di depannya, dengan ekspresi marah dan tegas.

Ya Allah, kenapa sih selalu kamu kirim dia sebagai pengganggu? batin Aza kesal.

Aza duduk perlahan, mengusap wajahnya yang masih setengah ngantuk.

"Aduh, Mbak Farah, saya cuma mau istirahat sebentar."

"Memang kamu pikir ini waktunya tidur!?" ucap Farah kesal.

"Lagian, ngapain sih harus tegang banget di sini? Nikmati aja hidup, nggak usah terlalu diforsir bikin cepet tua." kata Aza, mencoba menghindari konfrontasi.

Farah menatapnya tajam. "Ini pesantren, Aza. Ada aturan yang harus diikuti. Kalau kamu mau hidup seenaknya, tempat ini bukan untukmu."

Aza hanya mendengus pelan, "Siapa juga yang mau tinggal di sini," gumam Aza pelan nyaris berbisik.

"Kamu bicara apa?" tanya Farah yang tidak bisa mendengar dengan jelas ucapan aza.

"Bukan apa-apa," ucap Aza merasa kesal tetapi tak bisa membantah.

Mendengar jawaban Aza yang ceplas-ceplos, Farah semakin kesal. Matanya menatap tajam ke arah Aza yang tampak tak peduli.

"Aku bisa mendengarnya ya, kalau nggak suka tinggal di sini, kenapa kamu ada di sini? Membuat pesantren gaduh saja setiap hari." tanya Farah dengan nada tegas.

Aza hanya mengangkat bahu, "Saya juga nggak berniat di sini. Jadi, kalau mau dikeluarin, silakan aja."

Farah mengerutkan kening, merasa Aza benar-benar menantangnya. Sebagai ketua pesantren, ia tidak bisa membiarkan sikap tidak disiplin seperti ini tanpa konsekuensi. Farah akhirnya mengambil keputusan.

"Jangan memancing emosi ya. Atau mau saya laporkan kepada Bu nyai?"

"Laporkan saja, siapa takut."

"Kamu benar-benar menantang saya ya!?"

"Perasaan kamu aja kali, mbak." Aza masih terus menimpali ucapan Farah membuat Farah semakin kesal.

"Baik. Kalau kamu tidak mau mengikuti aturan di sini, kamu harus menerima hukuman," kata Farah tegas. "Mulai sekarang, selama satu minggu, kamu tidak boleh ikut kegiatan santai setelah jam belajar. Kamu akan membersihkan seluruh halaman pesantren setiap sore!"

Aza terperangah mendengar hukuman itu, tapi dia tidak mau menunjukkan kelemahannya di depan Farah. "Yang benar saja, apa nggak keterlaluan itu?"

Farah tersenyum sinis. "Itu sepadan dengan sikap aroganmu itu."

"Memang nggak kebalik ya, kamu tuh yang memanfaatkan kepercayaan sebagai bentuk kesewenangan."

Farah mengepalkan tangannya semakin kesal, "Jangan memaksaku untuk menambahkan hukumannya ya."

"Terserah lah. Kita lihat nanti. Siapa yang akan menyerah." tantang Aza dengan tegas.

"Jangan anggap ini main-main, Aza. Ini pesantren, bukan tempat untuk berbuat seenaknya. Aku tunggu kami nanti sore di halaman pesantren,"

Setelah mengatakan itu, Farah berbalik dan meninggalkan Aza yang masih duduk di gazebo, meskipun Aza merasa kesal namun tak bisa mengelak dari hukuman yang baru saja dijatuhkan.

***

Sore itu, Aza berdiri dengan sapu lidi di tangannya, memandang halaman luas pesantren yang terasa semakin besar karena ia harus membersihkannya sendiri.

"Yang benar saja, ini sampai nggak terlihat ujungnya." gerutu Aza sembari memegang sapu dan pengkinya.

Di sudut lain, Farah duduk mengawasi dengan mata tajam, memastikan Aza tidak bermalas-malasan.

"Kita lihat saja, siapa yang akan menang nanti. Aku atau kamu yang akan menyerah." gumam Farah merasa menang.

Aza menghela napas berat, merasa tugas ini benar-benar menyebalkan. Dengan enggan, ia mulai menyapu dedaunan yang berserakan di halaman. Sesekali, ia melirik ke arah Farah yang tampak begitu serius memperhatikan setiap gerakannya.

"Dia benar-benar berlagak seperti bos, belum tahu aja bagaimana caraku membalasnya. Rasakno, ntar." gerutu Aza dengan kesal.

Aza berusaha menahan diri untuk tidak membalas tatapan tajam itu dengan komentar sinis.

“Cepat sedikit, Aza. Jangan berpura-pura lambat untuk mengulur waktu,” seru Farah dengan nada ketus.

Aza mendengus pelan, "Kalau nggak mau lama, kerjakan sendiri." gerutu Aza meskipun begitu tapi tetap mempercepat gerakannya.

Meski enggan, ia tahu melawan sekarang hanya akan membuat hukuman ini semakin lama.

"Kenapa sih ceroboh banget, andai saja saat itu aku nggak kabur dari paman, pasti sekarang aku udah hidup enak sama kakek sama nenek." gumam Aza, pikirannya berputar tentang bagaimana bisa ia terjebak di situasi ini. Dari lari dari paman Amir, hingga akhirnya masuk ke dalam pesantren yang justru paling ia hindari.

Beberapa santri lain yang lewat sesekali memandang Aza dengan rasa iba atau keingintahuan, namun tidak ada yang berani mendekat.

"Kasihan sekali ya anak baru itu, baru juga beberapa hari tapi sudah dapat hukuman." bisik salah satu dari mereka.

"Ya gimana lagi, dia terlalu berani sama mbak Farah, kita aja yang sudah lama tinggal di sini nggak kepikiran buat ngelawan mbak Farah."

"Bener, padahal biasanya halaman ini kan di sapu sepuluh santri, dia sendiri."

Mereka tahu Farah tidak akan membiarkan siapa pun membantu Aza menjalani hukumannya.

Waktu terasa berjalan begitu lambat bagi Aza, namun ia bertekad untuk menyelesaikan tugasnya tanpa mengeluh lebih jauh.

Bersambung

Happy reading

1
dr
sukq
Sul Lasih
double up ...suka AU Thor🤗❤️semangat💪
ir
semangat belajar nya Aza, Gus Zidan mendidik Aza untuk serius dalam belajar, ntar giliran Aza terlalu fokus sama pelajaran dan kurang perhatian sama dia di complen lagi 😓😓
yuning
mulai ada yang nyelip ya za
fee2
mulai tak rela kan suami ada yang liatin dengan pandangan berbeda....
fee2
aza aza masih bingung jadi istri atau santri... cium tangan suami sudah biasa enak kok rasanya....
Aisyah
santri NE do ganjen yo za😏
Im4 niah
tolong lebih banyak LG up nya thorr
yuning
tak perlu kekerasan dengan kelembutanpun pasti bisa mencair
Tri Ani: setuju
total 1 replies
yuning
gak perlu instan , nikmati saja prosesnya
Tri Ani: setuju
total 1 replies
fee2
mau mengingatkan tapi terhalang status yang belum boleh di publikasikan.... dilema....
Tri Ani: iya, padahal pengen banget
total 1 replies
fee2
salting kan aza.... terasa degdegan gitu...
Tri Ani: 🤭🤭🤭🤭🤭
total 1 replies
ir
temen ku juga pernah, kaya Aza ginj tapi bukan sekolah, pas lagi nonton tv dia ketiduran, pas di bangunin suruh pulang malah nanyain sayur nangka fia 🤭🤭
Tri Ani: ngelindur itu🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Lutfi Alvian
semngt thor up nya
Tri Ani: siap kak
total 1 replies
ir
Za mending yg tua dari pada yg muda,
karna perempuan lebih baik di tinggal kerja dari pada di tinggal nongkrong
karna kita butuh nafkah bukan mkn cinta 😆😆
ir: makan cinta mah mana kenyang, sakit hati iyaa 🤣🤣
ir: karna kita butuh donatur 😆🤣
total 4 replies
Aisyah
sumpah aku suka banget sama alur cerita nya Thor,semangat Thor💪💪💪
Tri Ani: siap kak, makasih
total 1 replies
4_amiraa_ Tadzkiyaa_
ehhh di gantung lagi nih... kira2 kenapq ya Aza...
Tri Ani: kan udah musim hujan, jadi digantung dulu
total 1 replies
4_amiraa_ Tadzkiyaa_
kpn upnya nih thor
ir
kek nya leher nya si Farah perlu di tarik biar ga tegang 🤧🤧
Tri Ani: sabar kak, nunggu si kecil bobok dulu
ir: ayoo update, yg bnyak kaya kemarin mlm 😆😆
total 5 replies
fee2
bagus aza jangan mau di tindas....
Tri Ani: setuju deh pokoknya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!