Bagaimana jika perawan tua dan seorang duda tampan dipertemukan dalam perjodohan?
Megan Berlian yang tajir melintir harus mengakhiri kebebasanya di usia 34 tahun dengan menikahi Morgan Erlangga, seorang dokter bedah tulang
yang sudah berusia 42 tahun dan memiliki dua anak remaja laki-laki.
Megan, gadis itu tidak membutuhkan sebuah pernikahan dikarenakan tidak ingin hamil dan melahirkan anak. Sama dengan itu, Morgan juga tidak mau menambah anak lagi.
Tidak hanya mereka, kedua anak Morgan yang tidak menyambut baik kehadiran ibu sambungnya juga melarang keras pasangan itu menghasilkan anak.
Megan yang serakah rupanya menginginkan kedua anak Morgan untuk menjadi penerusnya kelak. Tidak peduli jika keduanya tidak menganggapnya sama sekali.
Ikuti kisah mereka, semoga kalian suka ya...🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reetha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesepakatan
"Kakak tidak mendengar perintahku? Pergi sana! Suruh kemari ayahku. Aku tidak mau ditemani orang asing!"
"dia bukan orang asing, tapi dia istri ayah." orang yang baru saja muncul secara mengagetkan melirik Megan sekilas.
Bukan Morgan, tapi David yang datang bersama nenek buyut.
Megan keluar ruangan sesuai perintah.
Suasana hening menegangkan.
Erick yang masih syok akan kondisinya, harus dikejutkan dengan pernyataan yang keluar dari mulut David.
Erick terlihat berusaha tertawa namun tak mampu. Dia sama sekali tidak mempercayai hal ini. Ia berpikir bahwa kedatangan David adalah untuk menghibur dirinya yang sedang sangat menyedihkan ini.
"Leluconmu tidak lucu. Lalu siapa orang tua ini?" beralih ia mempertanyakan keberadaan wanita yang tampak sangat tua, tak pernah ia lihat sebelumnya.
Megan hanya memantau dari balik pintu.
"tentu saja dia juga nenek kita. Istri ayah itu adalah cucunya."
Perasaan Erick bertambah kacau. Lagi-lagi harus mendengarkan kata 'istri ayah'. Kembali ia berteriak histeris mengusir adiknya itu, memintanya bawa wanita tua itu keluar.
"hentikan omong kosong kalian, keluar dari sini! PANGGILKAN AYAH UNTUKKU!"
"Kak, banyak yang berubah selama kau tertidur. Aku membangunkanmu setiap hari untuk menghentikan kekacauan, tapi kau tidak bangun. Semua sudah terjadi baru kau bangun! Lihatlah, bukankah ini salahmu?"
sepertinya David juga ingin mengeluarkan unek-uneknya. Nenek menyaksikan interaksi keduanya yang terlihat sangat seru. Suasana seperti ini tidak pernah ia saksikan dalam lingkungan keluarganya dikarenakan para cicit tidak dekat dengannya. Tapi lihatlah dua cicit dari sahabat baiknya ini, mereka bertengkar dalam drama kasih sayang.
"Tidak! tidak! pergi kalian dari sini! Bawa wanita tua ini keluar. Nenekku tidak setua ini." Mengusir David seperti orang gila. Ia menganggap semua yang David katakan hanyalah omong kosong belaka.
"David, berhenti membuat kakakmu marah. Kau mau dia kembali seperti sebelumnya?" Meski paham bahwa David sedang mem-provokasi sang kakak, nenek tua ini tenang dan tidak perlu memarahi remaja labil ini.
"Nenek keluarlah! Aku akan menemani kakak."
Erick terlihat mengatur napasnya setengah mati.
.
Anak-anak tidak bisa menerima pernikahan ini. Aku dan pak dokter juga tidak seberapa menginginkannya. Lalu mau melangkah ke arah mana keluarga ini nantinya?
Megan memijit kepalanya yang terasa penuh. Menyaksikan sendiri dua anak itu saling menyalahkan membuat napas Mega terasa sesak. Betapa dirinya tidak diterima.
"Megan, jangan khawatir, sayang..." seolah mengerti keadaan hati dan pikiran cucunya, nenek menghampiri Megan setelah diusir oleh Erick.
"Apa yang harus kita lakukan Nek? Awalnya aku berpikir tidak akan peduli jika anak-anak menerimaku atau tidak. Tapi mengapa sangat sulit menerima kenyataan ini? Anak-anak jadi ribut karena pernikahan ayahnya yang tidak mereka inginkan."
"tak apa ... jalani saja dulu. Dapatkan cinta dan sayang dari ayahnya lebih dulu dan dengan sendirinya mereka akan mengikuti ayah mereka."
"Cinta? Sayang? Nek! ... nenek adalah orang yang paling tahu mengapa pak dokter menikahiku. Itu karena nenek dan mama Monic. Aku harus mengemis untuk cinta?"
"Megan, tidak perlu meminta. Tunjukkan saja ketulusanmu, buat mereka nyaman denganmu. Cinta akan hadir di sana ketika kau tulus. Cinta dan sayang bukan hanya tentang menerima. Jangan lupa tentang memberi."
Nenek memang sangat mengenal Megan, cucunya. Megan bukanlah wanita yang beruntung dalam hubungan percintaan, itu sebabnya ia baru menikah saat usianya mencapai 34 tahun. Pun karena dijodohkan.
.
"Megan, Bu, kalian di sini?" mama Monic baru saja tiba.
"Mah," Megan menyambut ibu mertuanya hanya dengan sapaan singkat seraya berdiri di tempatnya.
"baguslah kau datang Monic, anak itu akan senang melihatmu, masuklah Nak."ujar nenek.
Mama Monic pun masuk ke ruangan setelah mempersiapkan hati dan perasaannya. Dia harus terlihat ceria meski sebenarnya rasa ingin menangis.
"Nenek!" Erick menyambut sang nenek dari atas pembaringannya saja.
"Erick, kau tahu, nenek segera berlari ke sini tepat setelah membaca pesan ayahmu, nenek sangat bahagia sayang," memeluk cucunya dengan rasa syukur.
Kehadiran sang Nenek mengubah sedikit suasana hati Erick. Kembali ia perintahkan David untuk keluar dan ingin berdua saja dengan neneknya.
"Nek, benarkah Nenek senang melihatku bangun? Lalu mengapa Nenek membiarkan ayah menikah? Apa Nenek lupa jika aku tidak mau punya ibu tiri?"
Deg! Nenek merasa tertuduh.
"Maaf, sayang, Nenek yang salah! nenek yang menjodohkan ayahmu, sayang!"
Erick terkejut. Sang nenek dapat merasakan keterkejutannya.
"Erick, tante Megan adalah orang baik. Dia akan menjadi ibu yang baik untuk kalian. Bukankah kau yang telah mengantar jodoh untuk ayahmu, hmm?" Sang nenek menatap dalam kedua mata Erick. Berusaha membujuknya.
"Nek, wanita itu lebih pantas kupanggil kakak. Dan Nenek tahu? Dia adalah orang yang tidak membutuhkan siapa pun dalam hidupnya, termasuk seorang suami." mengingat kembali perkataan Megan padanya tepat sebelum kecelakaan terjadi. Rupanya (koma) selama satu bulan penuh tidak membuat otaknya melemah sedikit pun. Ingatannya masih tajam.
"Nenek akan menyesal telah memilih dia untuk ayah. Dia bukan wanita yang pantas untuk ayahku."
Meski Erick terus mengungkapkan semua yang dia ingin katakan, sang nenek tetaplah sabar dan menanggapi dengan tenang. Lama keduanya saling mengemukakan opini masing-masing, terbuyarkan oleh sebuah suara.
"Erick, apa semua aman-aman saja?" dokter Morgan datang membawa wajah tanpa masalah.
"Nek, aku ingin bicara empat mata dengan ayah. Keluarlah dan suruh wanita itu masuk setelah dua menit dari sekarang." sang Nenek hanya mengikuti perintah dengan senang hati.
" Ayah, benarkah ayah menikahi wanita itu? Siapa namanya? Megan?"
Dengan tenang Morgan menjawab 'Ya'
"Mengapa harus dia dari semua wanita yang tersisa?"
" Memangnya kenapa? Apa kebetulan kau menyukainya?"
"Apa? Untuk apa aku menyukai wanita yang jauh lebih tua dariku?"
"Syukurlah kalau kau tidak ada perasaan seorang pria padanya. Ayah tidak butuh saingan sepertimu."
"Apa ayah sedang mengejekku?"
Belum sempat Morgan menjawab, Megan memasuki ruangan sesuai arahan. Tepat dua menit setelah ibu mertuanya keluar. David menyusul di belakang Megan.
"Nenek dan nenek buyut memintaku masuk" ujar David tanpa ditanya.
"Kakak, mengapa kau tiba-tiba jadi istri ayahku? Bukankah malam itu kau mengatakan bahwa tidak membutuhkan suami dan tidak ingin menikah?" pertanyaan itu tentu diarahkan pada Megan.
"Aku berubah pikiran setelah bertemu ayahmu." jawab Megan dengan santai. Entah apa yang dia pikirkan. Morgan bahkan mendelik ke arahnya.
"Bagaimana kalau aku tidak setuju? Aku tidak menyukai ibu tiri. Apa kalian akan bercerai jika aku memintanya?"
Pernikahan yang bahkan baru satu malam sudah diterjang oleh ombak yang keras. Megan hanya berpasrah pada nasib.
"Kami akan memikirkannya." Jawab Morgan, tenang.
Raut wajah Megan tampak kecewa mendengarnya. Namun, ya sudah.
"Ayo sepakati ini, Ayah, kak Megan, kalian boleh menjalani pernikahan tanpa alasan ini asalkan janji untuk satu hal."
David menajamkan tautan kedua alisnya. Bukankah tadi dia minta bercerai, kenapa malah buat kesepakatan? David protes dalam hati.
"Jangan pernah melahirkan anak. Aku tidak mau punya adik lagi."
Kesepakatan itu pun diangguki begitu saja oleh Morgan dan Megan setelah keduanya saling tatap beberapa detik. Tatapan yang cukup mendebarkan.
Megan terus bersyukur dalam hati, setidaknya dirinya tak harus menanggung malu karena sebuah pernikahan singkat.
.
.
Guys, besok lg yaaa..
Jangan lupa tap dukungannya untuk karya ini, yaa.