NovelToon NovelToon
Terjebak Cinta Berondong

Terjebak Cinta Berondong

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / CEO / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:18k
Nilai: 5
Nama Author: Nita.P

Savira tidak sengaja bertemu dengan seorang pemuda. Dia menolongnya sampai membiarkan dia tinggal di rumahnya. Namun, seiring waktu berjalan, dia merasakan hal berbeda dengan pemuda ini. Hingga benih-benih cinta mulai tumbuh diantara keduanya.

Namun, mengetahui jika pemuda yang dia tolong ternyata bukanlah orang biasa. Dia adalah seorang pewaris utama dari Perusahaan besar tempatnya bekerja.

Bagaimana setelah ini? Savira hanya merasa dibohongi oleh pemuda itu. Apa dia akan memaafkannya? Atau mungkin segala rintangan akan membuat dia menyerah begitu saja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tunggu Aku Pulang

Gilang berjalan di sebuah lorong, pergi dengan memakai masker dan juga topi. Padahal dia belum terlalu dikenal sebagai Cucu dari Kakeknya itu. Namun, dia hanya takut ada yang mengenalnya saja. Sedang malas menghadapi orang-orang.

Gilang masuk ke dalam ruangan VVIP, disana ada Ibunya dan juga Ibu Shandy. Seseorang terbaring di atas ranjang. Gilang mendekat pada mereka.

"Mam, bagaimana keadaannya?" tanya Gilang pada Maminya.

"Masih sama, Lang. Kamu dari Kampus langsung kesini?"

Gilang mengangguk, dia melihat Mamanya Shandy yang duduk di kursi samping ranjang pasien. Terlihat sangat sedih, pastinya karena keadaan anak bungsu mereka yang sekarang tidak baik-baik saja.

"Tante sama Mami, sebaiknya makan dulu. Pastinya belum makan dari tadi. Sekarang biar aku saja yang berada disini"

Mamanya Shandy berdiri dari duduknya, dia menatap Gilang seolah penuh harap. "Bantu Tante untuk membujuk Shandy agar mau pergi ke Luar Negeri ya, Lang"

Gilang hanya mengangguk saja, meski dia juga tidak yakin Shandy akan menerima bujukannya. Tahu bagaimana sepupunya itu yang begitu keras kepala.

Setelah tinggal hanya Gilang disana, dia berjalan mendekat ke arah ranjang pasien. Gilang melihat Shandy yang masih tertidur dengan wajahnya yang pucat. Gilang hanya diam saja, sampai tiba-tiba Shandy membuka kedua matanya.

"Shan, lo udah bangun. Gue mau bicara sama lo" ucap Gilang, dia menarik kursi disamping ranjang pasien dan duduk disana.

"Gak! Gue gak bakal mau dibawa ke Luar Negeri. Apalagi dalam waktu lama!"

Gilang menghela nafas pelan, belum juga dia bicara. Shandy sudah terlanjur menolaknya. Bagaimana Gilang bisa membujuknya sesuai permintaan Tantenya.

"Gue mau nunjukin ini sama lo"

Gilang memberikan ponselnya pada Shandy. Sebuah rekaman video terputar. Mata Shandy mulai berkaca-kaca melihat seorang gadis yang berada dalam video itu.

"Dia nyariin lo sampai ke Kampus"

Shandy langsung menoleh pada Gilang, menatapnya dengan lekat. "Lo gak kasih tahu keberadaan gue 'kan?"

Gilang menggeleng pelan, dia menatap Shandy dengan menghela nafas berat. "Tapi Shan, sampai kapan lo bakal sembunyi dari dia?"

Shandy memberikan kembali ponsel itu pada Gilang. Menatap langit-langit berwarna putih itu dengan tatapan menerawang. Semua yang pernah dia lewati bersama Savira selama dua bulan ini, sungguh menjadi kenangan terindah dalam ingatannya.

"Gue gak bisa lihat dia menangis. Sekarang biarkan saja seperti ini. Nanti setelah gue keluar dari sini, gue bakal langsung menemuinya"

"Apa yang akan lo lakukan saat bertemu dia?"

"Banyak hal yang ingin gue lakukan"

Gilang tidak bertanya lagi, dia cukup mengerti keadaan sepupunya ini. Karena mungkin Shandy tidak ingin wanitanya mengetahui tentang keadaannya ini dan membuatnya bersedih.

"Tapi Shan, coba lo pikiran untuk pergi berobat ke Luar Negeri itu"

Shandy menggeleng tegas, meski dia tidak menjawab, namun jelas jika dia memang tidak ingin pergi meninggalkan Negara ini meski untuk berobat.

"Kita tunggu saja sampai gue berakhir disini"

"Shan! Lo gak boleh ngomong gitu, pasti bakal ada jalan buat kesembuhan lo"

Sudah sering dia mendengar ucapan itu dari setiap orang terdekatnya. Namun, sampai sekarang dirinya hanya seorang pasien yang tidak mempunyai harapan hidup lebih dari satu tahun lagi.

"Lang, bisa bantu gue?"

"Bantu apa?"

Shandy mengeluarkan sebuah amplop dari bawah bantalnya. Dia memberikannya pada Gilang. "Antarkan ini pada Savira"

*

Savira baru sampai di depan rumahnya. Bekerja seharian telah membuatnya begitu lelah. Apalagi tentang pikirannya yang masih memikirkan tentang keberadaan Shandy.

Ketika Savira sudah membuka pintu dan ingin masuk ke dalam rumah. Namun, suara klakson mobil membuatnya berhenti melangkah. Menoleh dan melihat sebuah mobil mewah berhenti di jalan depan rumahnya. Savira melihat Gilang yang turun dari mobil, segera dia menghampirinya dengan berharap Gilang memang membawa kabar tentang Shandy.

"Kak, aku kesini buat..."

"Apa? Kamu bertemu Shandy? Dimana dia? Ikut sama kamu 'kan? Shan, Sayang, kamu keluar dong" teriak Savira dengan memegang jendela mobil, menyangka jika Shandy berada di dalam sana.

Gilang menjadi tidak enak sekarang, melihat bagaimana Savira yang begitu antusias dengan itu. Padahal Gilang juga tidak membawa orang yang dia inginkan.

"Kak, Shandy tidak ada disini. Dia cuma nitip ini sama aku"

Savira menatap sebuah amplop putih yang disodorkan oleh Gilang. Menerimanya dengan ragu. Menatap amplop putih itu dengan bingung.

"Ini apa? Shandy menemui kamu? Kenapa dia tidak pulang dan bertemu denganku?"

Pertanyaan itu benar-benar membuat Gilang sulit untuk menjawabnya. Dia menggaruk tengkuknya yang tak gatal, kebingungan sendiri harus menjawab apa atas pertanyaan Savira sekarang.

"Em, aku cuma di suruh kasih itu saja, Kak. Aku buru-buru dan harus pergi sekarang"

Gilang langsung masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya. Sementara Savira masih terdiam di tempatnya dengan memegang amplop surat di tangannya.

"Kenapa gak datang kasih sendiri sama aku? Sebenarnya kamu kemana, Shan?"

Savira berjalan kembali ke rumahnya, duduk di teras rumah dan membuka surat itu. Tangannya sudah gemetar duluan saat membuka lipatan kertas itu. Sangat takut dengan isinya yang akan begitu menyakitkan.

Untuk kekasihku tercinta.

Sayang, maaf banget karena tidak bisa menghubungi kamu secara langsung. Aku benar-benar harus pulang dan menemui keluargaku. Ada urusan mendadak yang tidak bisa di tunda. Dan aku lupa alamat rumahmu, jadi bisa kirim surat ini alamat rumah Gilang.

Disini tidak bisa mendapatkan sinyal. Jadi tidak bisa menghubungimu. Aku hanya sebentar kok. Nanti kalau sudah selesai urusan disini, maka aku akan langsung pulang.

Jangan dulu rindu ya, aku juga sangat merindukanmu sekarang. Tapi tidak bisa langsung kembali dan memelukmu. Pokoknya tunggu saja aku pulang.

Dari aku yang selalu mencintaimu.

Savira menutup lipatan kertas itu setelah membaca isi dari surat itu. Dia menghembuskan nafas kasar. Cukup kesal pada kekasihnya yang pergi tanpa memberikannya kabar yang jelas.

"Kenapa tidak bilang dulu kalau mau pulang ke rumah orang tuanya. Tapi, orang tuanya itu tinggal dimana ya? Dia belum pernah cerita sama gue"

Savira mengambil surat dan amplopnya, lalu kembali masuk ke dalam rumah. Meski sedikit kesal, namun setidaknya dia tahu jika Shandy baik-baik saja dan berada bersama orang tuanya.

Bersambung

1
Masfaah Emah
ada yg cembokur tuh.....
Nur Adam
lnjur
Masfaah Emah
Alhamdulillah akhirnya lancar jga operasi nya tinggal menunggu sehat nya aja,👍💪😘
Masfaah Emah
smoga operasi nya lancar tidak kurang satu apapun, 🤲nanti bisa cepat ngelamar Savira 👍💪
Masfaah Emah
semoga pengobatan nya berhasil dan berjalan lancar🤲 semangat Sandy demi Savira,💪😘
Nur Adam
lnjir
Nourisna
mencintai dan dicintai secara ugal² an , terkadang iri liat shandy dan savira 🤭😁, semoga sehat smpe akhir hayat shandy nya 🤲🤲
Masfaah Emah
semangat Sandy 💪demi cinta kalian smoga bersatu sampai menua🤲
Pujiyati Astuti
semoga tak terjadi apa² saat Shandy operasi diluar negri dan mereka akan bersatu
sunshine wings
Yeay 👏👏👏👏👏
Semangat Shandy 💪💪💪💪💪
Nur Adam
lnjut
Masfaah Emah
ya udah nikah kan aja dlu nanti jdi bisa slalu bersama dan ga bisa terpisahkan lgi
Masfaah Emah
smoga Savira bisa memaafkan Erlangga dan bisa menerima Sandy kembali n smoga Sandy mau berobat dan cepat sembuh 🤲
Pujiyati Astuti
pawangnya Shandy sudah datang jadi pasti akan nurut kalau disuruh sama Savira untuk berobat
Nanik Arifin
udah, nikahkan aj Shandy dg Savira. biar Shandy cangkok jantung di LN dengan didampingi Savira
Pujiyati Astuti: setuju kak biar mereka berdua tak terpisahkan lagi
total 1 replies
Masfaah Emah
pasti kak Mena n Savira kaget karena yg nabrak kakak nya adalah Erlangga kakak nya Sandy yg suka pesen ketring k kak Mena ..
Pujiyati Astuti
semoga Savira mau ikut bersama Gilang buat ketemu sama Sandy dan Savira juga bisa menyakinkan Sandy agar mau berobat untuk mengobati sakitnya

lanjut ya kak tetap semangat
Pujiyati Astuti
apa yang akan terjadi jika savira dan kak Mena tahu kalau yang nabrak suami dan kak mereka adalah Erlangga yang suka memesan makanan sama kak Mena
Nanik Arifin
ayo Vir, temui Shandy. saat ini kamulah nyawa Shandy. kamu menjauh, nyawa Shandy juga jauh dr raganya. kamu juga g bisa jauh dr Shandy kan ?
Berdamailah dg keadaan. Bantu Mena menerima garis Tuhan, bukan malah SPT itu
Ikhlaskan yg terjadi. bangun masa depan yg lebih baik tuk dirimu, keponakanmu bahkan mungkin juga tuk Kakak Iparmu. bisa jadi jodoh Mena dg Ganang hanya 1 th, jodohnya sampai justru bersama Langga. bukankah Mena kenal baik dg Erlangga pelanggan cateringnya ?
Nur Adam
lnjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!