NovelToon NovelToon
Menjadi Suami Kilat CEO Cantik

Menjadi Suami Kilat CEO Cantik

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: grandpa

Berangkat dari cinta manis di SMA, Daris dan Felicia duduk bersanding di pelaminan.

Perkawinan mereka hanya seumur jagung. Felicia merasa tertipu dengan status sosial Daris. Padahal Daris tidak pernah menipunya.

Dapatkah cinta mengalahkan kasta, sementara berbagai peristiwa menggiring mereka untuk menghapus jejak masa lalu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon grandpa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bukan Pengemis Cinta

Daris sulit untuk membuktikan kecurigaan mengenai orang yang berperan di balik layar karena Hilda sudah mengacaukan.

Hilda menggiring opini bahwa Ijang jadi musuh bersama karena persaingan cinta.

Hilda tidak tahu Ijang pemuda bertampang cupu tapi bukan pecundang cinta.

"Terserah kalian bilang apa," kata Ijang. "Aku murni berbisnis tanpa ada motif sakit hati."

"Preet."

Hilda menjentikkan pinggul, membuat Ijang panas dingin.

"Aku suka di preet."

Daris percaya Ijang berjualan soto mie bukan sakit hati pada Hilda.

Ijang pasti berjualan es kopyor untuk membangkrutkan usaha Hilda.

Bukan juga dendam pada Daris. Ijang tahu dirinya bukan pesaing.

"Dasar play boy receh!" maki Hilda. "Jadi cowok itu harus jantan! Jangan cinta ditolak soto mie bertindak!"

"Jangan kepedean deh. Mentang-mentang the princess of PKL, terus memandang cemen diriku. Aku bukan pengemis cinta. Kau menolak cintaku, ya aku berlayar ke cewek lain."

"Oh, jadi cewek itu pacarmu?"

Hilda melirik pelayan yang sibuk meracik soto mie dengan sinar mata merendahkan.

"Lumayan juga, tapi selera payah. Apa ia jatuh cinta sama duitmu?"

"Biarlah cucak rawa berkicau, telingaku terkunci."

"Sekalian digembok!"

Hilda jadi jengkel sendiri melihat Ijang sok cool.

Ijang melayani Hilda tanpa emosi, seakan sadar dirinya jadi musuh bersama.

Brak!

Elsa menggebrak meja etalase sampai Ijang terlonjak kaget.

"Jadi perempuan jangan kasar," gerutu Ijang. "Bagaimana kalau jantungku copot?"

"Bodo amat!"

"Mawar sudah menarik berkas aduan, apa lagi masalahmu?"

"Mulai besok aku tidak mau melihat muka jelekmu lagi!"

Ijang melongo. "Terus wajahku mesti dioperasi plastik?"

Elsa sangat sebal melihat wajah polos Ijang. Munafik!

Ijang seolah merasa tak bersalah dengan kelakuan pelayannya.

Elsa tahu kelemahan Ijang adalah perempuan cantik, tapi kelewatan.

Brak!

"Aku minta kau berhenti jualan mulai besok!"

"Kalau aku menolak?"

PKL mulai berdatangan dengan alat pemukul woodball seolah ingin mengintimidasi.

Ijang gemetar ketakutan. Ia teringat pada maling bebek digebuki sampai mati tadi malam.

Padahal hanya mencuri lima bebek ... bebek keluaran terbaru produk Jepang.

"Minggir, Bos...!" Pelayan berparas ayu itu maju dengan berani. "Cewek gengges begini bagianku!"

"Terima kasih, Mawar."

Hilda mengejek, "Kau itu casting saja cowok, spek...!"

"Spek juga cowok. Mau bukti?"

Brak!

Sekali lagi Elsa menggebrak meja etalase sampai bumbu nasi kuning berloncatan dari wadah.

"Jangan macam-macam! Kau cowok jelek beruntung!"

Brak!

Mawar menggerbak meja sampai Elsa tersentak kaget.

"Heh, perempuan separuh janda! Apa hak kalian melarang kang mas untuk berjualan?"

Hilda meledek, "Muka comberan dipanggil kang mas ... dipanggil jongos juga ketinggian!"

"Hati-hati bicara! Kuadukan ke polisi mewek lagi!"

"Orang baru kenal hukum kayak kamu itu! Bentar-bentar lapor polisi!"

"Kalian tidak bisa main usir seenaknya! Kang mas berhak untuk berjualan di basement!"

"Basement khusus PKL waras!" geram Elsa. "Ijang stres!"

"Dari stres masih naik ojek lagi!"

"Aku menyesal mencabut berkas aduan. Kalian makin kelewatan."

"Pikir pake otak! Bagaimana hitung-hitungannya soto mie paket komplit dipasang bandrol lima ribu perak?"

"Urusan kang mas mau jual untung atau rugi! Kok kalian jadi rempong?"

PKL bergerak mendekat dan mengurung kedai Ijang. Mereka mengetukkan pemukul woodball ke lantai sehingga membentuk irama, seolah memberi teror psikis.

Ijang semakin ketakutan.

"Tenang saja, kang mas," kata Mawar. "Mereka berani menyentuh kang mas, aku akan menuntut mereka dengan pasal berlapis."

Mata Mawar beredar dengan tajam. Keberaniannya justru memancing keributan.

"Malah nantangin."

Beberapa PKL melompati partisi separuh badan dan hendak menganiaya Ijang.

"Apa-apaan kalian?" tegur Daris. "Sejak kapan kalian jadi barbar?"

Mereka terpaksa melepaskan pegangan pada Ijang yang sudah pasrah dipukuli.

"Kemarin kita sudah membuat kesepakatan di kantor polisi untuk menyelesaikan masalah secara kekeluargaan." Kemudian Daris memandang Ijang. "Aku sekedar ingin tahu saja, apa motifmu menjual soto mie sangat murah?"

"Berkah PKL," jawab Ijang. "Aku terkenal kejam sama pembeli, aku ingin merubah citra itu setelah mendapat pencerahan dari Mawar."

"Sungguh mulia sekali," puji Daris. "Kok gratisnya hanya dua hari kalau berkah PKL? Mestinya setiap Jumat juga, lebih banyak pahala kamu."

"Kemampuanku hanya dua hari. Mulai pagi ini aku menjual dengan separuh harga, lima ribu rupiah."

Daris mengedarkan pandang ke teman-temannya, kemudian bertanya, "Kalian tidak mau mencoba? Murah banget ketimbang sarapan di tempat lain?"

Hilda dapat menangkap maksud Daris, ia langsung memesan, "Aku dua porsi."

"Aku tiga porsi."

Mawar dan Ijang bengong saat soto mie habis dalam sekejap.

Mereka membayar sesuai harga yang tercantum di daftar menu.

Ketika pembeli memburu kedai Ijang, mereka kecewa, terpaksa jajan dengan harga normal di kedai Daris.

"Aku senang banget kedaimu kembali ramai," kata Hilda saat soto mie Daris terjual habis. "Besok aku dan teman-teman tidak sarapan di rumah, soto mie Ijang lumayan enak, jadi tidak masalah setiap pagi sarapan soto mie, murah lagi."

Ijang dan Mawar mulai gelisah ketika tiga hari berturut-turut, mereka sarapan pagi di kedainya sehingga pembeli dari luar tidak kebagian.

"Maaf ya teman-teman," kata Ijang. "Aku sebenarnya berjualan untuk pejuang subuh di luar, jadi mulai besok giliran mereka."

"Mereka siapa, kang mas?" tanya Hilda separuh meledek. "Pelanggan Daris?"

"Oh, bukan!"

"Lalu apa bedanya dengan kita?" protes Elsa. "Kita juga pejuang subuh."

"Kau baiknya tambah porsi jualan," kata Hilda. "Tambah pelayan juga, jadi tidak terkesan pilih kasih. Masa mendahulukan pejuang subuh di luar ketimbang sahabatmu sendiri?"

Ijang jadi serba salah.

"Kang mas hanya mampu menyediakan porsi dengan jumlah terbatas," sahut Mawar. "Jadi giliran, satu hari kalian, tiga hari mereka, sebab mereka lebih membutuhkan."

"Mereka siapa?" desak Hilda. "Pelanggan Daris kebanyakan orang mampu."

"Kan banyak selain pelanggan Daris."

"Siapa? Aku tidak melihat pembeli lain. Jadi ketahuan belang kalian, bukan berkah PKL, tapi ingin membuat Daris bangkrut."

"Jangan asal," tegur Ijang. "Kan tidak ada larangan untuk berjualan kuliner yang sama."

"Mereka hanya tanya, Jang," ujar Daris. "Tidak apa dijadwal meski aneh banget."

Besoknya datang puluhan pekerja jalanan menghabiskan soto mie Ijang. Mereka diantar jemput pick up PKL.

Pelanggan Daris jadi tidak terganggu, bahkan tidak berharap lagi soto mie murah, karena selalu kehabisan.

"Sebenarnya kau punya masalah dengan Ijang apa Mawar?" tanya Elsa penasaran. "Aku curiga ada orang yang ingin membuatmu bangkrut. Masa Mawar protes dibantu mencarikan pelanggan?"

"Sejak awal aku sudah curiga Ijang berani bersaing denganku bukan gara-gara Hilda. Tetanggaku, Firman, kemarin diminta untuk membuntuti Mawar, ia tinggal di perumahan kumuh, seorang kupu-kupu malam."

Daris terkejut menerima informasi itu. Ia yakin Mawar bukan suruhan langsung sponsor soto mie murah.

Sponsor terlindung oleh beberapa pesuruh sehingga jejaknya tidak terendus.

"Pantas Mawar pecicilan banget, rupanya wanita gatal, tapi kemudian ia menjaga sikap, barangkali kuatir kedoknya terbuka."

Esok paginya basement gempar. Kedai Daris porak-poranda.

1
hj julaeha
daris tertindas banget
hj julaeha
hmm
Wawa Hartini
wah ada masalah nin dengan tidak laku soto nya, apakah ulan Felic
Eri Pentol
up min
hj julaeha
Dari awal sudah menunjukkan konflik menarik.
Wawa Hartini
mau mengingat kenangan masa lalu darks.
Wawa Hartini
darks memang sangka untuk masa mini, karena selalu berfikiran positif.
Wawa Hartini
wah sesuai ekspetasi Darks mau buka usaha di kampung.
Wawa Hartini
mulai deh rump I tanya ujian hati.
Wawa Hartini
soy seram juga cerita Bu dokter.
Wawa Hartini
wah cal on gebétan Saris nih...
Wawa Hartini
ha..ha.ada aja jawaban Darius ke adiknya...
Wawa Hartini
wah hati Felix mulai jahat, apa yang terjadi ya sama Dars..,
Wawa Hartini
Hidup harus pen uh perjuangan seperti Daris...cuy
Wawa Hartini
apa ya yang akan di berikan sama sekre itu?
Wawa Hartini
cinta Felicia karena harta dan harga Dori.
Wawa Hartini
pusing deh Daris dengan dilemma dia saat ini?
hj julaeha
Cerita ini menarik, mendekati realita.
grandpa
Cerita ini mengisahkan insan biasa yang mencoba melakukan hal yang luar biasa, coba disusun dengan gaya tutur ringan dan mudah dipahami.
grandpa
Like dan komen adalah bahan bakar penulis untuk meluncur ke bab berikutnya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!