Hubungan bisnis antara dua keluarga besar yang terjalin sejak lama harus berakhir, karena salah satu penerus tidak mampu menjalankan usahanya dengan baik. Rasa sakit hati membuat Nicco membalas dendam dengan berusaha menikahi putri bungsu dari patner bisnisnya. Izzaz satu-satunya anak perempuan dari keluarga Wiguna.
Massa sulit Izzaz bermula dari tragedi yang menyebabkannya hamil. Bayi yang tidak diinginkan terlahir dan terpaksa terpisah dengan sang bunda. Bagaimana kelanjutan kisah Nicco dan Izzaz? Akankah Izzaz menerima kehadiran buah hatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marsia Niqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sendu & Pilu
Sabtu siang keluarga Wiguna semua mengantar kepergian Zizi. Zafran menjemput Amel di apartemennya agar bisa ikut mengantarkan sahabatnya. Mereka menunggu di ruang tunggu. Ada sepasang mata yang melihat mereka dari kejauhan. Pria tampan, tinggi, putih yang mengenakan celana jeans biru dan kaos lengan panjang putih serta berkaca mata hitam. Memakai kaca mata bukan agar kelihatan keren tapi karena matanya sembab setelah menangis. Pria itu adalah Nicco.
Zizi dan keluarganya tak banyak bicara, Zizi hanya duduk ditengah papa mamanya dengan raut wajah sedih. Bukan karena perpisahannya dengan keluarga tapi ada rasa mengganjal dihatinya entah apa itu.
Zizi berpamitan kepada keluarganya akan ke toilet sebelum berangkat.
"Ma pa, aku ke toilet dulu ya, takut nanti kebelet." Pamitnya pada semua yang ada disitu.
"Sendiri apa ditemani?" Tanya Zidan.
"Mau masuk toilet wanita, pingin viral?" Tanya Zizi ketus pada Zidan.
"Ya nggak masuk lah nunggu di luar, gimana sih!" Jawab Zidan ketus.
"Nggak sendiri aja aku berani."
"Sama gua aja Zi." Amel menawarkan diri.
"Mel, gua sendiri berani, heboh amat deh kalian!" Zizi langsung berjalan menuju toilet wanita.
Melihat Zizi berjalan tidak ada yang menemani Nicco membuntutinya dari belakang. Letak toilet agak jauh dari tempat mereka menunggu. Setelah keluar dari toilet Zizi berhenti karena ada yang memanggil namanya.
"Izzaz Afkarina....." Panggil Nicco, dan Zizi langsung mengerti karena hanya ada satu orang yang memanggil namanya seperti itu.
"Lo...... mau apa lo?" tanya Zizi gugup.
"Jangan takut, aku nggak ada maksud jahat sama kamu, aku cuma minta waktumu sebentar sebelum kamu pergi." Kata Nicco lembut.
"Cepat katakan!" Kata Zizi yang memunggungi Nicco.
"Tolong menghadaplah kesini, aku tahu kamu tidak sudi aku pegang." Kata Nicco yang sudah mendekat pada Zizi dan dengan ragu Zizi membalikkan badannya, kemudian Nicco melepas kaca mata hitamnya menampakkan mata bengkaknya.
"Izzaz....tataplah mataku!" kata Nicco dengan hati-hati.
Zizi menatap mata Nicco dengan ragu.
"Aku tahu kamu sangat membenciku, tapi aku cinta sama kamu Izzaz, pergilah, aku rela menunggumu, disaat kamu pulang nanti akan kusembuhkan luka dihatimu, aku janji."
Kata kata Nicco begitu menusuk ke hati Zizi, tanpa menjawab Zizi membalikkan badan karena tidak ingin Nicco melihat air matanya. Zizi hendak pergi tapi dengan cepat Nicco memegang tangan Zizi dari belakang. Air mata keduanya tak lagi dapat dibendung. Nicco memegang tangan Zizi dengan erat seakan tak rela melepaskan, ini pertama dia dapat menyentuh Zizi sejak kejadian itu.
"LEPAS....." kata Zizi tegas.
Nicco melepas pelan tangannya yang memegang erat jemari Zizi. Zizi meninggalkan Nicco dengan langkah cepat, Nicco hanya mampu memandang punggung Zizi yang semakin menjauh dengan hati yang pilu. Nicco memakai kembali kaca matanya, dan tetap melihat Zizi beserta keluarganya dari jauh.
"Lama banget dek?" Tanya mama Zahra.
"Ngantri ma." bohong Zizi.
"Kamu menangis? mata kamu basah, tadi mama lihat kamu baik-baik saja." tanya mama Zahra.
"Gapapa ma, sedih aja mau pisah sama kalian." Zizi kembali berbohong.
"Mama juga sedih pisah sama anak manja mama, tapi ini demi kebaikan kamu dek. Mama harap nanti pulang kamu bisa pulih, jadi anak mama yang ceria seperti dulu."
"Udah Zi, mantapkan hati, ini proses agar kamu lebih dewasa bersikap." kata papa Adi.
Zizi memeluk anggota keluarganya satu persatu karena pesawat akan segera berangkat. Keluarganya melihat Zizi masuk dan melambaikan tangan sampai tubuh Zizi menghilang dibalik pintu masuk.
Keluarga Wiguna berjalan keluar meninggalkan ruang itu, ekor mata Zafran menangkap seseorang yang gestur tubuhnya tidak asing baginya.
"Nicco." Gumamnya lirih namun dapat didengar Amel yang berjalan didekatnya.
"Siapa bang?" Tanya Amel lirih pula, untuk memastikan karena sebenarnya Amel mendengar Zafran menyebut nama Nicco.
"Ah nggak, gapapa, ayo gua anter ke apartemen lo" Jawabnya berbohong.
"Iya bang, makasih." Jawab Amel.
Zafran pergi dengan Amel, sedangkan keluarga yang lain pulang mobil yang berbeda. Di dalam mobil Zafran dan Amel ngobrol banyak. Amel ingin mampir ke sebuah mall yang akan mereka lewati. Dan berbicara pada Zafran untuk menurunkannya di depan mall itu.
"Bang nanti Amel turun depan mall X ya, ada yang ingin Amel beli." Kata Amel pada Zafran.
"Abang antar ya?" Tawar Zafran.
"Nggak usah bang, Amel kalau belanja lama, nanti abang bosan nunggu, Amel sendiri aja."
Setelah sampai di depan mall Zafran membawa mobilnya masuk ke parkiran.
"Loh bang kok mobilnya di parkirin?" Tanya Amel heran.
"Ada yang pengen abang beli juga." Jawab Zafran lalu keluar memutari mobilnya membukakan pintu untuk Amel. Amel hanya bengong dengan sikap Zafran.
Zafran masuk mall dengan menggandeng tangan Amel, Amel jadi tambah bingung dengan sikap Zafran yang aneh menurutnya.
"Bang, Amel bisa jalan sendiri, nggak usah digandeng kayak bocil aja."
"Nggak papa, nanti kamu ilang, mallnya rame!" kata Zafran tanpa melihat Amel yang kebingungan.
"Ilang? emangnya Amel barang? abang aneh deh!"
"Udah, nggak usah banyak protes, mau beli apa? " Tanya Zafran.
"Baju kerja, Amel malu ke kantor pakai baju itu-itu aja nggak ganti, abang mau beli apa?" tanya Amel balik.
"Pakain juga, bantu pilihin ya!" pinta Zafran dengan mode jahilnya.
"Modus!" kata Amel ketus, Zafran tersenyum penuh kemenangan.
Acara belanja jadi seru Zafran yang terlalu memilih, membuat Amel jengkel karena setiap dipilihkan selalu kurang pas. Akhirnya pilihan Amel ada juga yang sesuai keinginan Zafran setelah perdebatan panjang. Di kasir Zafran membayar semua belanjaan Amel. Amel semakin tidak mengerti dengan sikap Zafran.
***
Di belahan bumi yang lain Zizi disambut sahabatnya, Selin di airport. Lama tidak bertemu membuat mereka berpelukan saling melepas rindu. Selin mengajak Zizi tinggal bersama satu apartemen, karena Selin tinggal sendiri sebelumnya. Selin study sambil part time di restaurant tempat tantenya bekerja.
Sesampainya di apartemen Selin menyiapkan makan malam, setelah itu menyuruh Zizi istirahat karena pasti capek setelah menempuh perjalanan hampir tujuh jam. Di kamar, Zizi membaringkan badan setelah mandi dan mengganti bajunya dengan baju tidur. Zizi membuka ponselnya dan membuka galeri melihat foto yang dia ambil waktu makan bersama tiga abangya dan Amel.
...Zidan Zafran Zaki...
...Zizi Amel...
Keesokan harinya kebiasaan hari Minggu bagi trio Wiguna adalah olahraga. Mereka bersiap untuk pergi ke taman kota. Di meja makan mereka berkumpul pagi ini.
"Ini hari pertama kita sarapan tanpa Zizi." kata Zaki.
"Iya, jadi beda nggak ada yang di jaili." kata Zidan menimpali.
"Joging nggak ada yang borong jajanan. Udah setahun juga, dia nggak joging bareng kita."
"Mama ada rencana ke mana hari ini?" Tanya Zafran.
"Mama pengen ke salon, udah lama nggak ke salon, males juga di rumah sendiri. Papa mau pergi golf sama teman paruh baya nya." Kata mama Zahra sambil melirik suaminya.
"Bukan paruh baya ma, pria ex Arjuna." Canda papa Adi."
"Iya, Arjuna yang udah kena encok!" Jawab mama Zahra jengkel.
ngg bisa apa sekali-kali Nurut gitu
ih gemes aku
Btw semangat Thor
adeh😡😡😡😡😡
walaupun anak yang tak di inginkan hati seorang ibu mna Zizi anak mu tak berdosa
gak mikr udh punya ank kali ya.
mask mau senang2 aj pern cewe ya.
kurng suka jadinya.
nanti gak bisa liht ank ya baru nyesl kali ya.mask udh ampk ank ya udh besr tapi gak pernh mau liht.
jdi ibu kok egois kali😡😡😡😡😡😡😡😡😡mask udh jdi seorng ibu gak punya hati malh dekt dgn cwo lain.jdi kurg suka dech bca ya pemeran cwe kayk g thu.
gak seperti novl2 lain yg q bca.
yg in terlalu ego kali
malh dekt dgn cwo lain pulk
yuk intip karya aku