Hai ketemu lagi sama karya terbaru mommy, yang suka bisa lanjut baca ya, kalau memang tidak suka dan lainnya kasih komentar ya, jangan di rate terima kasih.
Pernikahan akbar anak keluarga terkaya dan terpandang namun nyatanya tidak menjanjikan akan berjalan lancar. Tepat di hari H Galih di tinggalkan oleh calon istrinya.
"Tidak ada, kak," ucap Gina adik dan juga sahabat calon istrinya setelah mencari ke ruangan make up.
"Bagaimana ini, Lih! Acara satu jam lagi!" Bingung dan panik Mulan sebagai orang tua.
"Cepat cari sekali lagi! Jika memang tidak ada terpaksa kita batalkan!" perintah Galang sang Papa pada asisten dan anak buahnya disana.
Setelah 30 menit tidak ada hasil, Galih yang sudah sangat kacau saat ini. Melihat seorang gadis yang masuk dari pintu samping bertepatan dengan matanya mengarah padanya.
"Tidak akan ku biarkan dia menghancurkan dan mempermalukan keluargaku! Dia akan menjadi istriku!" tekad Galih yang menuju ke arah wanita itu.
"Maukah kamu menikah dengan ku?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy JF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Jarak keduanya yang semakin dekat, Galih yang terus memajukan wajahnya saat Rosa memanggil namanya.
Tersenyum akhirnya Galih, istri yang bari di kenal beberapa jam namun penurut.
Kring!
Disaat Galih sudah memutus jarak mereka eh malah suara telp berdering.
"Itu bukan milikku." ucap Galih saat tanpa sadar Rosa mengerutkan keningnya.
Namun, Rosa menepuk jidatnya.
"Punyaku, Bang. Tapi dimana?" lupa Rosa menyimpannya.
"Ini," Galih yang memberikan hp istrinya jauh dari kata mewah alias jadul. Hp Rosa ada di atas nakas samping tasnya saat siang tadi memang disimpan disana setelah selesai di rias.
Galih yang duduk di samping istrinya, bukan bermaksud menguping tapi memang suka ternyata memandang wajahnya itu. Galih tidak menyadari hal itu.
Rosa tidak masalah jika di dengar atau tidak suaminya saat dia menerima telp.
Karena mengingat pesan almarhumah ibunya dulu.
Nak, kelak kamu menikah. Pesan ibu cukupi kebutuhan suamimu dari mulai perutnya, keperluannya, hingga servisnya. Jangan ada yang kamu sembunyikan darinya, jujurlah walau itu menyakitkan. Jadilah pakaian yang bisa menghangatkannya dan juga jadi rumah untuk kembalinya.
Kata kata itu selalu Rosa ingat hingga saat ini.
"Assalamualaikum," sapa Rosa saat mengangkat hpnya.
"Kamu dimana? Sudah malam bukan pulang malah keluyuran entah dimana? Cepet pulang!" titah Bibinya.
Galih saja bisa mendengar dengan jelas ocehan di seberang telp yang memarahi istrinya.
Hampir saja telpnya akan di rebut oleh Galih, tidak terima jika istrinya di omeli tanpa jelas alasannya.
Namun Rosa menahannya dengan tangannya, memberikan anggukan kepala sebagai tanda bisa mengatasinya saat ini.
"Bi, aku menginap ada keperluan. Besok aku akan pulang, karena memang aku kerja. Ada apa Bi?" sopan Rosa.
"Aku butuh uang, kirimkan sekarang! Besok tidak ada uang saku buat sepupumu!" perintahnya.
Padahal dia yang meminta namun seolah dia yang memilikinya. Sungguh jaman sudah berubah, dimana adab tidak di perlukan.
"Iya, Bi. Tunggu sepuluh menit ya," jawab Rosa.
"Ya sudah, aku tunggu," ucapnya yang kemudian menutup telpnya. Bukan berterima kasih namun bertindak tidak sopan.
"Bang, sebentar ya. Aku pasti jelaskan, sabar aku akan kirim uang padanya dulu." pinta Rosa yang membuka apk M-banking nya lalu dikirimnya uang yang di perlukan orang rumahnya.
Galih hanya bisa menggelengkan kepalanya saja, melihat istrinya itu tidak marah dan sabarnya bukan main. Di marahi dan juga di paksa malah masih menuruti kemauan keluarganya.
Hatimu terbuat dari apa Rosa? Aku kagum padamu, walau kamu belum menjelaskan semuanya. Aku rasa aku harus menyelidikimu langsung dari Sely. Ya Sely, batin Galih.
"Bang, itu Bibiku yang meminta uang yang biasa aku berikan. Jangan marah padanya ya, aku tinggal dengan mereka dan otomatis harus membantu meringankannya. Aku harap Abang tidak keberatan jika aku masih terus berlaku sama dengan mereka seperti sebelumnya. Aku akan mengenalkanmu padanya dan itu pasti," jelas Rosa.
"Sebaiknya kita tidur, besok kita lanjutkan ini." pinta Galih.
Sudah hafal jika jiwa istrinya itu sangat dermawan dan baik hati. Jika dilarang pun akan memilih jalan lain demi keluarganya dan belum tahu seperti apa keluarganya pada istrinya itu.
"Tidur dimana?" polos Rosa.
"Di tempat tidur, kita sudah menjadi pasangan yang harus berbagi semuanya," entah ada sindiran atau tidak dalam kata Galih kali ini.
"Hem," paham Rosa yang akhirnya mengikuti ucapan suaminya.
"Aku belum siap jika Abang meminta haknya," takut sebenarnya Rosa membayangkan harus menyerahkan saat ini juga.
"Aku paham, kita hanya tidur saja," ucap Galih.
"Bang," ucap Rosa yang masih belum tenang.
"Apa lagi? Ini sudah dini hari. Besok saja di lanjut kita bicarakan. Lagian kita disini lama sampai tiga hari baru pulang," ucap Galih yanh sudah menutup matanya.
"APA! 3 HARI!!" teriak Rosa tanpa sadar.
"Kenapa berteriak, Ros? Kan itu sudah hal yang wajar bagi pasangan suami istri baru pada umumnya," jelas Galih.
"Tapi tidak dengan kita yang tidak pada umumnya," lanjut Galih.
"Benar, Bang. Tapi besok aku kerja, bagaimana ini?" bingung Rosa.
"Ambil cutimu kalau bisa," saran Galih yang akhirnya membuka matanya kembali.
"Maaf, Bang. Tapi aku ga berani," jawab Rosa.
"Apa salahnya di coba. Tidak rugikan. Jika dapat ya kita tetap disini untuk bisa mengenal satu sama lainnya." santai Galih.
Jika aku bisa sembunyikan dirimu, sudah pasti aku lalukan. Harusnya aku berterima kasih x ya dengan Kalina yang sudah meninggalkan pesta ini. Akhirnya bisa menemukan berlian dan membuang batu kali. Batin Galih.
"Iya, Bang. Ini lagi aku kirim ke email atasanku," ucap Rosa yang memang sudah menyiapkan di arsip emailnya seandainya hal seperti ini terjadi karena dadakan.
"Ya sudah ayo tidur," ajak Galih yang memejamkan matanya.
*
Esok paginya ternyata Galih sudah lebih dulu terbangun untuk menunaikan ibadah sholat subuh yang sebentar lagi akan berkumandang. Sempat memandangi wajah istrinya yang masih terlelap di dunia mimpinya itu dan tersenyum.
Tapi saat keluar dari kamar mandi Rosa pun sudah duduk di atas tempat tidur.
"Bang kenapa ga bangunin aku juga," tanya Rosa yang sebenarnya terkejut saat bangun di kamar yang berbeda dan terasa asing. Namun terdiam beberapa menit yang akhirnya ingat jika saat ini statusnya berubah.
"Masih belum shubuh, ga tega banguninnya," ucap Galih.
"Sholat wajib, Bang. Harus tega bangunin jangan sampai lalai,"omel Rosa.
Tumben dia ngomel, memang benar juga sih. Batin Galih.
"Tuh baru terdengar suara adzannya," ucap Galih.
"Abang tunggu ya, aku ke kamar mandi dulu," pinta Rosa.
Di angguki oleh Galih, lalu Rosa masuk ke dalam kamar mandi. Setelah itu keduanya sholat berjamaah untuk pertama kalinya saat statusnya berubah menjadi pasangan.
Ya Allah jika memang ini jodohku, kuatkan hubungan kami dengan ridhomu. Berilah kemudahan setiap langkah dalam menuju ridhomu dalam mengarungi bahtera ini. Aku telah ridho menjadi istrinya saat ini ya Rob. Batin Rosa saat berdoa selepas sholat.
Sedangkan Galih berdoa penuh harapan yang tidak jauh dari istrinya itu. Kemudian Rosa mencium telapak tangan suaminya dengan ta'jim dan Galih mencium kening istrinya sebagai balasannya.
Setelah merapihkan itu, Galih mengajaknya duduk kembali di sofa.
"Apakah bisa cuti?" Tanya Galih.
"Tunggu jam sembilan, Bang. Baru ada hasilnya," jawab Rosa.
"Baiklah. Ayo kita kenalkan masing masing keluarga agar bisa saling mengenal satu sama lainnya," pinta Galih yang itung itung pacaran setelah menikah.
"Aku Rosa Dewi Putri, anak tunggal dan yatim piatu dari almarhum Abdul Rozak di usiaku 12 dan Almarhumah Aminah di usiaku 17, aku tinggal bersama bibiku Amanah sejak ibuku tiada hingga saat ini," jelas Rosa.
"Pacar? Apakah kamu punya?" tanya Galih.
Deg!
Mas Dirga, batin Rosa.
...****************...
Terima kasih semuanya yang selalu menanti up daru mommy.
Like dan komentarnya ya di tunggu.
komen ya
temukan kebahagian mu...