NovelToon NovelToon
Diary Aluna

Diary Aluna

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Phatel

Aluna adalah gadis yang tumbuh di keluarga sederhana. Kesehariannya kerap kali diwarnai dengan cemoohan dan makian dari keluarganya sendiri.

Bagaimana ia menghabiskan hari-harinya yang penuh air mata?

Semuanya ia luapkan dalam Diary yang ia simpan baik-baik dalam lemari.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phatel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pernikahan Amel

Alunan musik dangdut dari keyboard sewaan, dilengkapi suara sumbang dari tamu undangan yang berhadir cukup membuat jiwa Introvert Aluna meronta ingin segera menghilang dari tempat itu lalu mengurung diri di kamarnya.

Saat ini gadis yang sudah duduk di bangku kelas enam itu ditugaskan untuk menjaga meja prasmanan bersama dengan gadis-gadis lain yang merupakan saudara sepupunya, ada juga beberapa gadis yang merupakan tetangga yang tinggal di area rumah tempat acara diadakan.

Para gadis itu mengenakan pakaian terbaik mereka. Mereka semua kompak mengenakan gamis maupun stelan dengan warna senada, yaitu warna Lilac. Warna kesukaan Amel. Beberapa diantara mereka mengenakan make-up yang tebal sehingga lebih terkesan menor dan tidak sesuai dengan usia mereka.

Hari ini Aluna mengenakan baju kurung Malaysia berwarna biru dengan jilbab berwarna Soft pink yang merupakan punya Amel. Ya, mulai dari baju hingga jilbab yang Aluna kenakan merupakan pakaian bekas Amel. Satu-satunya barang yang memang milik Aluna adalah sendal kaca bertaii jelly warna Pink yang menurut Aluna lumayan matching dengan jilbabnya.

Kalau ditanya mengapa Aluna tidak mengenakan pakaian berwarna senada seperti gadis lainnya dan justru malah mengenakan pakaian bekas kakaknya. Jawabannya adalah karena ia adalah Aluna.

Sejak kecil, hampir semua yang ada di dalam lemari pakaiannya adalah bekas pakai Amel maupun Nur, tantenya. Bahkan jika ada model pakaian nek Siti yang tampak muda, mungkin juga akan diserahkan pada Aluna.

Dari kecil, Aluna jarang dibelikan pakaian baru. Oleh sebab itu, setiap kali dibelikan pakaian baru oleh sang ayah, Aluna merasa sangat bahagia. Karena hanya ayahnya lah yang mau memberikannya apa yang ia minta. Hanya dari ayahnya lah Aluna bisa mendapatkan barang-barang baru. Mulai dari sepatu, tas, baju, celana, sendal. Karena jika ia meminta pada neneknya, maka sang nenek akan meminta Amel atau Nur untuk melihat pakaian atau barang mereka yang sudah tidak muat di tubuh mereka untuk kemudian diberikan pada Aluna.

Bahkan ketika gadis itu mulai merasakan sesuatu menyembul di dadanya dan ia meminta pada nek Siti untuk dibelikan miniset bra. Gadis itu ,malah diberikan bra bekas pakai kakak dan tantenya yang busanya sudah hancur dan talinya mengendur. Untuk bisa dikenakan dengan layak, Aluna terpaksa memotong dan kemudian menyambungnya kembali agar lebih ketat talinya, juga Aluna harus merobek bra tersebut untuk mengeluarkan busa yang sudah rusak dan kemudian menjahitnya kembali. Sama halnya dengan celana dalam. Aluna harus pasrah memakai celana dalam longgar yang sudah bolong-bolong yang kata nenek dan kakaknya masih layak pakai itu.

Pakaian bekas Amel yang hari ini Aluna kenakan, merupakan pakaian yang paling bagus dan paling layak untuk ia kenakan untuk acara pernikahan. Meskipun awalnya gadis itu sempat merasa insecure karena dirinyalah satu-satunya gadis yang mengenakan pakaian paling sederhana diantara gadis lainnya. Namun Aluna terus meyakinkan dirinya bahwa lebih baik mengenakan pakaian yang itu dibandingkan pakaian lainnya.

Ketidakhadiran sang ibu dimasa-masa tumbuh kembang Aluna yang kini mulai beranjak remaja begitu terasa bagi gadis malang itu. Dimana Aluna begitu berbeda dengan gadis yang lainnya. Dimana ia harus  selalu menunggu Lebaran yang datangnya setahun sekali untuk bisa mendapatkan baju baru. Jika dilihat lagi isi lemari pakaian Aluna, mungkin hanya sekitar empat atau lima helai pakaian yang memang milik Aluna yang khusus dibelikan oleh sang ayah untuknya. Itupun beberapa sudah mulai sempit dan gantung karena tubuhnya yang terus bertambah tinggi.

Bukan karena keluarganya kekurangan uang untuk membelikannya pakaian baru yang banyak, tapi karena nenek maupun ayahnya tak begitu paham akan kebutuhan gadis itu. Mereka seolah tak mengerti apa yang seharusnya mereka berikan pada  gadis yang akan menginjak usia remaja itu.

"Psst. Sana kamu ke belakang aja, bantuin ibu-ibu di belakang cuci piring!" bisik tante Nur yang tanpa Aluna sadari sudah berada di sampingnya. Hari ini tante Nur mengenakan stelan kebaya berwarna ungu dengan make-up tipis yang mungkin menurut sang tante terlihat cantik natural, namun sayangnya wajah sang tante tampak aneh menurut Aluna karena warna bedak yang ia pakai sama sekali tidak cocok dengan tone kulit sang tante. Ditambah lagi warna lipsticknya yang tidak begitu tebal dengan warna merah kecoklatan yang membuatnya tampak semakin tua. Entahlah, Aluna serasa melihat orang yang tidak pandai merias diri sedang memamerkan riasan wajahnya yang buruk.

"Heh. Malah bengong... Sana buruan. Biar mereka aja yang disini jaga meja. Kamu ngerusak pemandangan aja kalau gabung sama mereka di sini. Mana pakai baju buluk gini lagi, kayak gembel tau gak. Gak pantes banget. Malu-maluin. " desak sang tante diselingi hinaan seperti biasanya. Akhirnya Aluna beranjak dari duduknya dan meninggalkan meja prasmanan itu.

Ketika sampai di tempat pencucian piring, Aluna merutuk kesal dalam hati. Kenapa ia harus diminta  memcuci piring padahal sudah ada ibu-ibu yang dibayar dan bertugas untuk melakukannya. 'Segitunya gak mau lihat aku santai sedikit saja. Selalu ada saja yang harus aku kerjakan. Serius deh... Emangnya aku ini babunya ya? Mentang-mentang ini acara diadakan di rumahnya.' batin Aluna kesal seraya menghampiri para ibu-ibu yang tengah sibuk dengan cucian piring mereka.

Semakin lama mereka berperang dengan semua piring kotor itu, bukannya berkurang, cucian piring mereka malah semakin bertambah dan terus bertambah, Sepertinya para tamu masih terus berdatangan dan justru semakin ramai. Akhirnya salah seorang ibu mengeluh, "Wah kalau begini terus, bisa hancur nih tangan saya." keluhnya melemparkan busa pencuci piring di tangannya.

"Iya benar. nih lihat, tangan saya sampai mengkerut gini." timpal ibu lainnya. Ia menunjukkan kedua tangannya dan benar saja, tangan ibu itu tampak mengkerut akibat terlalu lama berkutat dengan air.

"Yasudah, yuk kita istirahat dulu. Nanti biar orang lain saja yang lanjutkan." ajak ibu lainnya.

"Iya ayuk deh."

"Yuk yuk"

Para ibu yang berjumlah enam orang itu bangkit dan meninggalkan pekerjaan mereka. Seorang ibu bertubuh gempal menatap Aluna sebelum ia pergi, "Kamu gak apa-apa kan sendiri dulu? Nanti saya suruh ibu-ibu yang lain buat bantuin kamu di sini ya." ujarnya pada Aluna

Aluna yang sejak tadi fokus membilas piring akhirnya mendongan menatap ibu tersebut dan tersenyum. "Iya bu. Gak apa-apa kok." jawabnya pasrah. Mau ditahan pun percuma, Ia tidak mungkin berani menghentikan para ibu yang seolah lepas tanggungjawab itu.

"oke deh. Saya sama yang lain mau istirahat dulu. Pegel banget nih badan." ibu itu meregangkan pinggangnya hingga terdengar bunyi kretek-kretek dari tulangnya. Aluna hanya mengangguk dengan bibir yang masih tersenyum. Para ibu telah pergi dan tinggal Aluna sendiri yang mulai kembali fokus mencuci piring-piring yang seolah tak ada habisnya.

Hari mulai petang dan hingga saat ini masih belum ada satu orang pun yang datang membantu Aluna. Yang ada hanya orang yang sejak tadi modar mandir karena bertugas mengangkut piring kotor dan bersih yang telah dicuci untuk diletakkan kembali di meja prasmanan.

Gadis itu tampak lelah. Ditambah lagi perutnya terasa lapar dan ia juga bekum meminum obatnya yang seharusnya sudah ia minum sejak siang tadi. Aluna mulai merasa kesal karena sepertinya ibu gempal tadi sama sekali tidak menyampaikan kepada siapapun untuk membantu Aluna mencuci piring.

Aluna menghela nafas panjang. 'Sebenarnya aku ini keluarga mereka apa bukan sih? Kenapa dari tadi gak ada yang nyariin aku untuk nyuruh makan atau ngajak foto? Apa aku ini emang gak dianggap keluarga ya sama mereka? Padahal aku disini hampir seharian loh, tapi bahkan nenek sama ayah gak ada yang nyariin aku gitu? Hhhhhhhhhhh' 

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Mutiara 123
kok papa amel gak hadir harusnya kn jdi wali , lebih di bikin seru papa aluna marah gitu liat anaknya di gituin,,,
Mutiara 123
hla sdh 2 thn kemudian kok si aluna masih ttp kls 5 sd ya thoor,,
DiPhatel: iya kah? Waduhh, makasih ya kak. nnti coba saya revisi lgi
total 1 replies
🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️
baju baru alhamdulillah.. tuk dipakai di hari raya.. 🎶🎶
DiPhatel: fufufufu. Jarang" ini Aluna dpat baju baru loh
total 1 replies
🌸𝗢𝗹𝗶𝘃𝗶𝗮 🍾⃝ ͩSᷞʜͧᴇᷡᴀ🌸
𝐛𝐚𝐫𝐮 𝐥𝐨𝐡 😭 𝐦𝐚𝐬𝐚 𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐠𝐢𝐧𝐢
DiPhatel: makasih ka udh mampir
total 1 replies
☠️⃝⃟𝑽𝑨𝙊𝙚૨αɳ𝙜𝕻𝖓𝖉𝓐𝔂⃝❥
aku mampir
DiPhatel: makasih kaaa
total 1 replies
Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻
hallo aris
DiPhatel: Hai kak
total 1 replies
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓 Ig@Fanie_liem09
pocipan mampir ..
yu slg follow
nanti aku akan masukan kalian ke gc Cmb ya...
yu slg belajar mksh
DiPhatel: makasih kakak
total 1 replies
Shame
tetap semangat thor /Heart/
DiPhatel: Makasih kakaaa
total 1 replies
Shame
tetap semangat thor /Heart/
🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️
rapi.. not bad lah
DiPhatel: Makasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!