RINDU GUGAT

Hengki kemudian menceritakan apa yang terasa di alaminya pada peristiwa kemarin.

"Awalnya aku melihat seorang perempuan berada di dekat batu. Aku semula enggan untuk duduk. Karena perempuan yang berperawakan tinggi dan penampilan kayak Kethoprak itu tanpa reaksi, aku duduk aja di kursi tersebut, " Hengki memulai ceritanya.

Beberapa waktu kemudian, Hengki masih mendengar gurauan kami. Namun mau menyahut terasa agak sulit. Tapi pikirannya masih ingin tertawa dan guyonan dengan teman temannya.

"Nah, tak lama aku seolah berada di istana. Perempuan yang berada di dekat batu, usianya sekitar 45 tahun, tapi kulit dan wajahnya tanpa berkerut, nyaris sempurna. Dengan perawakan tinggi ia nampak penuh wibawa, " lanjut Hengki sambil menghisap tokohnya.

Perempuan itu berada pada kursi bersinar, seperti emas. Ada beberapa punggawa yang ada di dekatnya. Perempuan itu memakai semacam jari selendang warna merah untuk menutupi dada hingga perutnya. Sedang jarit berwarna kecokelatan, sekenyangnya berwarna merah, kuning dan hijau. Pakai mahkota, tinggi.

Perempuan tersebut menatap Hengki dengan wajah sinis. Seolah olah adalah kemarahan yang tertahan. Namun Hengki tak bisa bergerak untuk keluar dari istana tersebut. Tubuhnya terasa kaku, sekadar untuk di gerakkan.

"Tiba tiba perempuan itu seolah lenyap tapi muncul lagi, kemudian lenyap dan muncul lagi, "terang Hengki.

"Istananya itu rumahnya bucu apa joglo? " tanya Pras sambil menghirup minumannya.

"Aku kok agak lupa. Yang aku ingat hanya tiangnya besar bulat," jawab Hengki.

"Kok kamu tahu dia berumur 45 tahun, apa kamu sempat kenalan? Biar kamu naksir" tanya Anika di sambut gelak tawa kami.

"Kan perkiraannya. Tapi nampak cantik, loh," Jawab Hengki.

"Pantesan, kau di rasuki. kalau tidak pasti hak bakalan kerasukan, " ujar Ima.

"Oh, saat itu ia bercinta ya.... "sahut Pras

Kami semua tertawa.

"Kasihan kakak pertama, kebingungan kamu malah bercinta, " ujar Ima.

"Kok kau bilang gitu, sih. Aku tak bisa apa apa saat itu. Apalagi bercinta...." kata Hengki sambil mengambil sebatang rokok mild kesukaannya.

"Ia paham. Kami juga ketakutan semua, " ujar Pras.

"Kakak sampek mundur beberapa langkah, untuk baca mantra, " ujar Ima. "Begitu, kan, Kak? " lanjutnya, sambil menatap aku.

Aku hanya tersenyum.

"Memang manteranya apa, Kak? " tanya Hengki.

"Ah, kalau kamu tahu justru bahaya, " sahutku sambil tertawa lebar.

Mereka semua malah diam menatap diriku. Berarti mereka semua beranggapan bahwa aku bisa mengusir jin dan makhluk halus lainnya.

"Serius nih, ajarin aku, Kak. Biar nanti kalau ada laki laki nakal dia bisa ku sentil," kata Ima.

"Lantas mantra apa yang aku punya. Aku belum belajar soal mantra," jawabku.

"Tapi kok bisa sembuhkan Hengki. Apa karena air dari toko di bacin mantra," kata Pras.

"Artinya tubuh Kakak pertama kita penuh daya energi wirid yang di takuti makhluk halus, " ujar Anika.

"Benar, begitu, Kak? " tanya mereka serempak.

Aku tersenyum, lalu menjawab penasaran mereka," Karena aku punya cinta, " jawabku.

"Kok Cinta,?" tanya Ima.

"Cinta pada siapa saja makhluk Tuhan. Beraga atau tidak beraga. Bergerak atau tidak bergerak. Aku mencintai mereka, " kataku kayak filsuf.

"Sulit di terjemahkan," kata Anika.

"Saya tadi beranggapan perempuan yang merasuki Hengki adalah kekasih Kakak, " kata Ima dengan kepolosannya.

Kami semua pun tertawa.

"Masa begitu," ujarku tenang.

"Kalau tidak, warisi ke kami manteranya, Kak," kata Hengki.

Melihat keseriusan mereka aku jadi tidak tega. "Mantranya itu cuma satu, Yaitu Yakin, " ujarku.

"Yakin, apa Kak? " tanya Pras.

"Yakin bisa, karena Tuhan menempatkan kita sebagai insan sempurna.. Punya akal, punya nafsu, punya ruh. punya hati dan punya raga," Jawabku.

"Jadi... "jawab mereka serempak.

"Jadi Tuhan memposisikan kita sebagai makhlukNya yang paling mulya," kataku.

Aku mengambil rokok sebatang lalu menghisapnya dengan pelan.

"Aku pada masa masih muda memang senang akan dunia spiritual. Namun aku kurang percaya bila kesurupan dikaitkan dengan makhluk halus," kataku.

"Lalu bagaimana, Kak?" tanya Hengki.

"Kesurupan bisa saja terjadi karena kita terlalu payah dan memaksakan diri. Sehingga yang ada adalah tidak selera sebetulnya tapi dipaksa doyan," ujarku.

"Setengah setengah, ya, Kak?" tanya Ima.

"Wah, masa begitu," Ujar Anika.

"Sejak berangkat Hengki kemarin nampak lesu. Wajahnya seolah memendam tekanan dan nampak lunglai. Baru setelah dia makan di rumah, Pras, nampak sekali berbeda saat ngopi di Alas Jati," Jawabku.

"Berarti dia sudah di ikuti oleh Dewi Senggono wati sejak di Alas Jati, Kak? " tanya Pras.

"Kita bicara fisik Hengki, bukan Dewi Senggono wati. Kenapa Heng? " tanyaku.

"Kalau aku memang lelah. Malamnya hak bisa tidur sih," jawab Hengki. Hengki juga menjelaskan, bahwa dia baru bisa nyenyak tidur jam 4 pagi dan jam 7 pagi bangun lalu berangkat.

"Kondisi ini menyebabkan dia lelah. Fisik yang lelah bila dipaksakan akan mengalami ketidak baikan. Karena kondisi ini akan berakibat, otak bawah sadar bekerja. Dengan begitu yang tampil adalah otak bawah sadar, " kataku.

Aku juga menjelaskan, bahwa saat otak bawah sadar ini tampil, yang ada adalah cerita dan imajinasi yang lama terpendam dan menghias pada pemikiran.

"Otak bawah sadar ini, hebat sekali. Ia bisa menangkap dan merekam apa saja yang ada pada sekitar kita, " tuturku.

"Termasuk Dewi Senggono Wati?! " tanya Pras penasaran.

Aku tersenyum, kemudian menjelaskan ,"Pada waktu lalu, entah saat Hengki masih kecil atau kapan, Hengki pernah mendengar kata atau cerita tentang Senggono Wati. Dan kisah itu terekam dengan baik. Lalu terekam dengan baik. Lalu seiring berjalannya waktu terpendam pada memori, tapi tidak hilang".

"Aku dapat cerita bahwa penguasa Alas di Jemono adakah Ratu Dewi Senggono Wati. Konon menurut orang tua, berupa Raja Babi Hutan. Tapi bila nampak, ia bagai wanita cantik. Cerita itu saat aku masih kelas 3 SD, " kata Hengki.

"Nah, maka saat lelah terus kurang bergairah, sebetulnya rekaman ini muncul. Sedang ada penampakan dekat batu itu adalah ilusi dari pemikiran yang seolah olah Nyata," kataku.

"Lantas, kok bisa nampak saat itu?" tanya Hengki.

"Kapan saja saat emosi dan lelah tentu otak bawah sadar akan bangkit. Di saat itulah, yang menjadi bumbu adalah ilusi dan imajinasi yang ada pada diri kita. memori merekam imajinasi dan ilusi lalu mengeluarkan secara acak, " ujarku.

"Wah, kok Kakak bisa menghilangkan semua? " tanya Anika.

"Kejut. Titik titik akupunktur adalah titik yang mudah untuk membuat orang sakit dan terkejut," kataku.

"Sedang air yang diucapkan pada ubun ubun. rahasia apa? tanya Ima.

"Rahasia untuk membuat orang terkejut juga. Dan hawa dingin air aku harap membawa kesegaran dalam pemikirannya, " kataku.

"Oh begitu, ya," sahut Pras.

"Maka setiap kesurupan jangan kau kaitkan dengan roh atau makhluk halus. Biar bangsa itu marah, loh. sebab kita suudzon padanya," ujarku bergurau dan mereka tertawa dengan penuh pengertian baru.