Zhang Xuanye, seorang pemuda desa, mendapatkan penunjuk takdir yang menghubungkannya dengan tahta Kaisar Giok, penguasa langit. Dalam perjalanannya untuk mengklaim kekuasaan tersebut, ia menghadapi berbagai ancaman dan mengungkap rahasia kelam. Dengan bantuan teman dan kekuatan baru, Zhang Xuanye berjuang untuk menyatukan dunia manusia dan ilahi.
Saya usahakan double up tiap weekend bilamana ada waktu lebih. Sekian, terima kasih🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yogasurendra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Takdir Ilahi
Zhang Xuanye terbaring di atas batu angkasa, tak sadarkan diri. Wenxian Zhiyuan dan beberapa orang mengelilinginya.
“Ketua, apa yang akan Anda lakukan kepadanya?” tanya Mulin Zushi, Ketua Aula Jalan Suci Kayu, salah satu anggota Dewan Suci Tujuh Aspek.
“Huo Lingtian dari Alam Surga turun mencari Anak Takdir, dan dia memiliki kekuatan perusak yang luar biasa. Namun, aku merasakan bahwa anak ini memiliki takdir luar biasa yang berhubungan dengan umat manusia,” jawab Wenxian Zhiyuan, menjelaskan alasannya membawa Zhang Xuanye ke sekte.
“Baiklah, aku akan membantu menjaga jiwanya,” balas Mulin Zushi sambil menyentuh ujung ranjang batu. Akar-akar alami merambat dan membungkus batu angkasa, menciptakan ranjang dari akar kayu yang memiliki fungsi menutrisi jiwa dengan menyerap energi qi elemen kayu dari alam.
“Semuanya, berkumpullah di Aula Besar untuk membahasnya,” perintah Wenxian Zhiyuan, yang langsung diangguki oleh semua orang.
Aula Besar
Tujuh orang duduk mengelilingi meja bundar. Mereka berdiri ketika Wenxian Zhiyuan tiba.
“Salam, Ketua,” ucap mereka serempak.
Wenxian Zhiyuan duduk, diikuti oleh yang lain. Suasana terasa hening. Ketujuh orang tersebut adalah para tetua Sekte Harmoni Sejati, yang juga Ketua Aula Suci Tujuh Asal sekaligus anggota Dewan Suci Tujuh Aspek. Mereka merupakan kekuatan utama dari Sekte Harmoni Sejati.
“Umat manusia terancam dan berada di ambang kehancuran. Perebutan takhta surga antara tiga alam membuat semesta kacau. Alam Surga dan Alam Iblis menekan Alam Manusia hingga era kemunduran manusia tiba,” ucap Wenxian Zhiyuan.
“Energi qi asal semakin menipis, membuat orang-orang yang mempraktikkan kultivasi Jalan Murni Abadi tak dapat melangkah lebih jauh. Jalan ini tak dapat lagi digunakan di era ini,” ucap seseorang yang tiba-tiba muncul dari kejauhan. Dia adalah Yuan Mingzhou, Ketua Kuil Penjaga Zaman.
“Kau benar-benar telah menghitungnya?” tanya Wenxian Zhiyuan, penasaran.
“Aku telah menghitungnya dengan cermat dan menamai zaman ini sebagai era kejatuhan umat manusia. Sejak alam manusia diciptakan pada era pertama, dan ketika Yang Mulia Kaisar Giok memberikan pemahaman kultivasi kepadaku, aku telah melihat lintas zaman hingga era ini yang paling buruk. Jalan Murni Abadi tak lagi dapat dipraktikkan karena energi qi asal alam manusia yang semakin menipis. Namun, aku melihat sesuatu seperti cahaya terang di tengah kegelapan, bersinar begitu mulia hingga membuat hatiku bergetar, seperti ketika aku melihat Yang Mulia Kaisar Giok,” jawab Yuan Mingzhou.
“Anak Takdir adalah cahaya terang yang kau maksud. Aku baru saja menyelamatkannya dari Huo Lingtian, penjaga Pilar Energi Elemen. Saat-saat terakhir, dia mengeluarkan kekuatan perusak dahsyat yang mampu menghancurkan visualisasi pilar energi elemen, dan membuat Huo Lingtian terluka. Mungkinkah dia yang akan menyelamatkan alam manusia?” balas Wenxian Zhiyuan, membuat Yuan Mingzhou terdiam.
Keduanya tiba-tiba menghilang dan muncul di dekat ranjang batu yang kini dibungkus akar pohon, tempat Zhang Xuanye tertidur.
“Vitalitasnya benar-benar lemah, namun bakatnya luar biasa, melampaui batas manusia, bahkan setara dengan dewa. Dia telah menerima pembaptisan kekuatan misterius,” ucap Yuan Mingzhou, terkesan dengan Zhang Xuanye.
“Kita harus memanggil yang lainnya,” ujar Wenxian Zhiyuan.
“Tak perlu, aku datang karena merasakan sesuatu yang tak biasa di alam manusia sesaat sebelumnya,” sahut Lian Xue, Ketua Aliansi Kedamaian Hati.
Dua orang lainnya kemudian muncul: Tian Ze, Ketua Klan Tianwei, dan Kaisar Yang Jian dari keluarga kekaisaran Huanyu. Para pemimpin pelindung umat manusia kini berkumpul mengelilingi Zhang Xuanye.
“Saudara Yang Jian, darahmu adalah yang paling murni dan mengandung jejak keilahian. Cobalah lihat apakah dia salah satu keturunan leluhurmu,” pinta Yuan Mingzhou.
Kaisar Yang Jian menyentuh dan menggores telapak tangan Zhang Xuanye, mengambil setetes darahnya lalu mencampurnya dengan darahnya sendiri. Kedua tetes darah itu tampak bertarung satu sama lain, saling mengungguli, menentukan siapa yang terkuat. Semua orang menunggu hasil akhirnya. Kaisar Yang Jian menggenggam erat telapak tangannya, menyebabkan kedua tetes darah tersebut hancur.
“Dia memiliki darah yang lebih murni dari darahku. Dia benar-benar telah menerima pembaptisan setara dewa. Siapa dewa di Alam Surga yang melakukannya?” ucap Kaisar Yang Jian bingung.
Semua orang terdiam. Yuan Mingzhou menghela napas panjang. Ia tidak dapat melihat dengan jelas siapa sosok yang dimaksud. Tiba-tiba, cahaya terang muncul disertai robekan ruang hampa. Sebuah gulungan surat dengan aura ilahi muncul, membuat semua orang tercengang. Gulungan surat itu terbuka, menampilkan lukisan sosok mulia yang tampak seperti hidup.
“Salam, Yang Mulia Kaisar,” ucap mereka serempak, menundukkan kepala.
“Aku membantu umat manusia dengan memilih salah satu yang terpilih untuk menerima pembaptisan dariku. Dia sebanding dengan dewa dengan bakat yang tak terkalahkan sebagai manusia. Ini adalah bantuanku kepada kalian, umat manusia. Di masa depan, dia layak menjadi calon kandidat yang akan memperebutkan takhta Kaisar Giok sebagai perwakilan dari Alam Manusia. Tugas kalian adalah membimbingnya dan melindunginya selagi dia masih lemah. Aku tak bisa ikut campur lebih jauh lagi karena Kaisar Taiqing, sebagai penguasa takhta keseimbangan, tidak mengizinkanku bertindak lebih jauh. Huo Lingtian datang ke Alam Manusia dengan harga yang sangat mahal, melanggar aturan yang diciptakan oleh Kaisar Giok dan dijaga oleh Kaisar Taiqing saat ini,” ucap Kaisar Zhongtian Dijing, penguasa takhta penjaga langit.
Setelahnya, gulungan surat ilahi terbakar. Semua orang kembali berdiri tegap, saling memandang.
“Dia adalah harapan satu-satunya kita saat ini,” ucap Wenxian Zhiyuan, disetujui oleh yang lainnya.
“Aku dan kau akan membantu memperkuat jiwanya, sementara Saudara Yang Jian akan memperkuat tubuh fisiknya,” ucap Lian Xue, yang segera disetujui oleh yang bersangkutan. Mereka menyatukan kekuatan mereka dan mengalirkannya ke tubuh Zhang Xuanye.
“Saudara Yuan, mari kita gabungkan kekuatan untuk membuka Kronik Alam Semesta,” ajak Tian Ze.
Yuan Mingzhou setuju. Cahaya emas bersinar di langit-langit ruangan, dan delapan trigram muncul, diikuti oleh rasi bintang kuno yang menampilkan titik-titik tempat di setiap alam semesta. Lingkaran cahaya rumit tersebut turun ke bawah. Keduanya membuat segel tangan, menampilkan tempat-tempat kuno di Alam Manusia yang berhubungan dengan keilahian surga.
“Tempat-tempat suci kuno di Alam Manusia telah muncul. Semuanya memiliki jejak-jejak ilahi dari Alam Surga, memungkinkan kultivasi Jalan Murni Abadi untuk dijalankan,” ucap Tian Ze.
“Namun, bukankah energi qi asal di Alam Manusia sangat tipis? Tak mungkin untuk melahirkan kembali kultivator Jalan Murni Abadi kecuali...” balas Lian Xue, menggantungkan kalimat terakhirnya.
“Benar. Kita hanya bisa mengandalkan Pilar Kubah Bumi untuk melakukannya. Namun, itu akan menimbulkan masalah di masa depan,” ucap Tian Ze.
“Tak masalah, karena Surga tak bisa berbuat banyak terhadap Pilar Kubah Bumi. Sebagaimana Yang Mulia Kaisar Tianxu Daojun bertugas atas takhta pilar langit tertinggi,” jawab Yuan Mingzhou, disetujui oleh semua orang.