Alya Revalina merupakan teman sekolah Rangga Setyawan semasa pendidikan SMA. Rangga selalu mengganggu Alya, Ia melakukan hal Itu sebab Rangga sangat menyukai Alya. Namun Alya yang bersikap datar membuat rangga merasa marah. pernah suatu hari, ketika mendekati kelulusan, Rangga memaksa Alya untuk datang ke rumahnya, Hal tidak terduga terjadi. Rangga memaksa Alya untuk melakukan hubungan intim namun Alya menolak. Meskipun Alya menolak, hal tersebut tetap terjadi. Hubungan terlarang itupun terjadi. Semenjak kejadian tersebut Alya pun hilang tanpa jejak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Samuel Christian Sitinjak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Isi Hati Rangga
Aku sengaja memintamu untuk membawa barang-barang milikku agar kita bisa berjumpa lagi. Batin Rangga.
Dokter sudah mempersiapkan proses pemindahan Rangga. Bu Resti juga sudah meminta orang suruhannya untuk mempersiapkan semua kebutuhan Rangga.
Bu Resti berencana merawat Rangga dirumah karena keadaan Rangga sudah memungkinkan untuk rawat jalan.
Rangga telah meninggalkan ruang kamar rawatnya. Ia sudah duduk dikursi roda yang dituntun oleh bu Resti. Rangga menatap Alya sesekali dengan perasaan sedih.
Bagaimana tidak? momen yang bisa dia gunakan untuk menghabiskan waktu bersama Alya telah terlewatkan.
Kini mereka sudah berada didepan mobil. Disana sudah ada beberapa orang juga yang akan membantu keberangkatan Rangga menuju rumahnya.
"Aku pulang dulu Al," kata Rangga.
"Iya bang, hati-hati," kata Alya.
Rangga memasuki mobil.
"Tante pulang dulu ya Al, jika pekerjaanmu telah selesai, datanglah berkunjung kerumah tante sekaligus menjenguk Rangga," kata bu Resti.
"Iya tan, pasti," kata Alya.
Bu Resti memasuki mobil. Mobil mulai berjalan dan terlihat Rangga memandangi wajah Alya dengan sedih.
Alya yang memperhatikan raut wajah Rangga merasa bingung.
Kenapa bang Rangga menatapku dengan perasaan sedih?. Batin Alya.
Mobil mulai menjauh dari hadapan Alya. Alya bari tersadar bahwa ia juga merasa ada yang kurang.
Kenapa ini? kenapa aku merasa sedih? apa mungkin karena bang Rangga kembali pulang?. Batin Alya kebingungan.
Alya akhirnya memutuskan kembali pulang ke penginapannya.
Sesampainya dihotel, Alya memutuskan untuk beristirahat.
Disisi lain, Rangga yang berada didalam mobil masih menunjukkan raut wajah yang sedih. Ternyata bu Resti memperhatikannya.
"Kenapa kamu terlihat sedih nak?," tanya bu Resti.
"Tidak kok mah, aku tidak sedih," jawab Rangga.
"Tidak, mamah bisa merasakan kalau anak mamah ini sedang merasa sedih," kata bu Resti.
"Iya mah, mamah benar aku memang merasa sedih," kata Rangga.
"Kamu sedih kenapa Rangga?," tanya bu Resti merasa khawatir.
"Aku sedih karena mamah membawaku pulang," kata Rangga.
"Kenapa begitu? mamah kan membawa kamu pulang dengan tujuan agar kamu cepat membaik," kata bu Resti.
"Iya mah, Rangga tahu. Tapi dengan mamah membawaku pulang itu artinya mamah menjauhkan aku dengan Alya, aku tidak bisa menghabiskan banyak waktu bersamanya," kata Rangga.
Bu Resti merasa iba setelah mendengar penjelasan Rangga.
"Tapi Alya bilang kalau kalian hanya teman biasa. Kenapa kamu merasa sedih karena berpisah dengan Alya untuk sementara waktu?," tanya bu Resti.
"Itu hanya kata-kata dia saja mah. Rangga yakin tidak begitu," kata Rangga.
"Maksudnya?," tanya bu Resti tidak mengerti.
"Sejujurnya mah, aku yang mengatur agar kami dapat mengerjakan proyek ini bersama-sama," kata Rangga.
"Bagaimana bisa kamu mengaturnya?," tanya bu Resti yang belum juga mengerti maksud Rangga.
"Perusahaan orang tua Alya merupakan salah satu perusahaan yang mengajukan proposal ke perusahaan kita agar kita dapat berinvestasi disana. Rangga yang menyadari bahwa itu perusahaan Alya kemudian memutuskan untuk menjalin kerja sama. Tujuan utama Rangga bukanlah masalah bisnis tapi masalah perasaan," kata Rangga.
"Kenapa kamu harus melakukan itu? memangnya kamu tidak bisa bertemu Alya dengan cara lain?," tanya bu Resti.
"Kami sudah lama tidak bertemu mah. Sudah sekitar 6 tahun. Alya merupakan teman satu kelas Rangga. Rangga sudah menyukai Alya sejak kami SMA tapi Rangga belum sempat menyatakan perasaan. Dan kenapa Rangga melakukan tindakan itu? karena Rangga pernah melakukan sebuah kesalahan yang sulit untuk dimaafkan," kata Rangga memberi penjelasan.
"Kesalahan apa yang telah kamu buat Rangga?," tanya bu Resti.
"Aku tidak bisa mengatakannya kepada mamah," kata Rangga.
"Memangnya sebesar apa kesalahan itu sehingga kamu tidak bisa menceritakannya secara terbuka kepada mamah?," tanya bu Resti.
Mamah mungkin akan menghukumku kalau aku memberitahunya. Batin Rangga.
"Sebenarnya bukan masalah besar tapi aku tetap tidak bisa memberitahu mamah," kata Rangga mencoba menyembunyikan sesuatu.
"Ya sudah tidak apa-apa," kata bu Resti.
"Coba saja mamah tidak berencana membawaku pulang. Pasti aku akan memiliki banyak waktu bersama Alya untuk melakukan banyak hal," kata Rangga.
"Kamu jangan merasa putus asa seperti itu. Masih banyak hal yang bisa kamu lakukan bersama Alya ke depannya," kata bu Resti memberi semangat kepada Rangga.
"Iya mah, mudah-mudahan saja," kata Rangga.
"Tapi mamah mau tanya sesuatu. Bagaimana jika ternyata Alya tidak memiliki perasaan kepadamu," tanya bu Resti.
"Aku yakin mah, dia pasti memiliki rasa kepadaku, walau sedikit," kata Rangga.
"Darimana kamu memiliki penilaian seperti itu?," tanya bu Resti.
"Mamah tahu tidak? ketika aku tertimpa papan itu, Alya adalah salah satu orang yang inisiatif membawaku ke rumah sakit. Dalam perjalanan menuju rumah sakit, Alya bahkan menangis saat Rangga merintih kesakitan. Meskipun tangisan nya tidak begitu terdengar," jawab Rangga.
Bu Resti merasa apa yang dikatakan oleh Rangga ada benarnya. Jika tidak memiliki hubungan darah maupun persaudaraan, seseorang tidak mungkin menunjukkan rasa kekhawatirannya bahkan sampai menangis.
"Bukan hanya itu mah, Alya menemani Rangga sepanjang hari dirumah sakit tanpa mengeluh sedikitpun. Ia selalu menyuapi Rangga saat makan, memotongkan buah untuk Rangga. Memberikan perhatian lebih lah kepada Rangga," kata Rangga.
"Mamah berharap cinta kamu ke Alya menjadi cinta yang terbalas, jika tidak mamah akan merasa sedih sekali," kata bu Resti.
"Aku yakin mah," kata Rangga.
"Sebenarnya pertama kali mamah bertemu Alya, mamah merasa ia seorang gadis yang baik," kata bu Resti.
"Ia mah, dia memang seorang gadis yang baik," kata Rangga.
"Tapi memangnya selama ini kamu tidak memiliki pacar?," tanya bu Resti.
"Tidak mah," kata Rangga berbohong.
Kenapa aku mengatakan semuanya kepada mamah? harusnya aku tidak mengatakannya. Dan bagaimana ini? kenapa perasaanku jadi campur aduk begini. Disatu sisi aku memiliki Tania tapi disatu sisi aku mengharapkan Alya. Aku yakin, bahwa sejak bertemu Alya aku bukan hanya sekedar menginginkan rasa maaf darinya melainkan juga mengharap rasa cinta darinya. Batin Rangga.
"Luar biasa, kamu memilih menyendiri selama ini hanya demi Alya," kata bu Resti.
Rangga menjawab dengan tertawa kecil.
Rangga dan ibunya saat ini telah sampai dibandara. Tidak lama lagi, pesawat yang akan mereka tumpangi akan berangkat.
Alya sudah terbangun dikamar hotelnya. Dia tiba-tiba merasa asing dengan keadaan disekitarnya.
Dia yang biasanya menemani Rangga dirumah sakit kini menjadi berubah dengan kesendirian yang dia lewatkan dikamar hotel tempat ia menginap.
"Kenapa tiba-tiba aku merasa kesepian? Apa mungkin karena aku menghabiskan waktu beberapa hari ini bersama bang Rangga?," gumam Alya.
Alya memilih untuk menyetel televisi dan menonton acara komedi kesukaannya. Alya tidak ingin menghabiskan waktunya dengan bersedih.
