NovelToon NovelToon
SECOND LIFE, LIORA!

SECOND LIFE, LIORA!

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Rosalyn.

SPAM LIKE? AUTO BLOCKED!

Di tengah kehancuran yang ditinggalkan oleh amukan Liora Ravenscroft, putri bungsu dari Grand Duke Dimitri Ravenscroft, ruangan berantakan dan pelayan-pelayan yang ketakutan menggambarkan betapa dahsyatnya kemarahan Liora. Namun, ketika ia terbangun di tengah kekacauan tersebut, ia menemukan dirinya dalam keadaan bingung dan tak ingat apa pun, termasuk identitas dirinya.

Liora yang dulunya dikenal sebagai wanita dengan temperamental yang sangat buruk, kini terkejut saat menyadari perubahan pada dirinya, termasuk wajahnya yang kini berbeda dan fakta bahwa ia telah meracuni kekasih Putra Mahkota. Dengan mengandalkan pelayan bernama Saina untuk mengungkap semua informasi yang hilang, Liora mulai menggali kembali ingatannya yang tersembunyi dan mencari tahu alasan di balik amukannya yang mengakibatkan hukuman skors.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosalyn., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

FINNIAN

...20...

Tatapan Liora menipis, ia maju mendekati pria berjubah merah itu. Pancaran amarah terlihat, mengambang di udara sehingga terasa menyesakkan. Liora mencekik pria tersebut, mengangkat ke atas sehingga kaki pria itu tak lagi menapak di lantai.

"Diam atau ku bunuh!" bentak Liora lalu menghempas tubuh pria itu ke dekat Putra Mahkota, "Urus tikus itu!" suruhnya pada Putra Mahkota.

Masih dalam keadaan bingung dan terkejut, Putra Mahkota menjawab, "Disepanjang sejarah kekaisaran, hanya kau yang berani memerintah seorang Putra Mahkota!" sindirnya.

Liora hanya diam, ia memilih untuk membuka pintu besi tua itu karena penasaran dengan apa yang terdapat di baliknya. Perlahan tangan itu mendorong pintu besi tua sehingga terdengar suara deritan pintu usang.

"Aku mohon, jangan masuk... " pria berjubah merah terus memohon dengan tidak berdaya.

Namun, Liora mengacuhkan ucapan pria tersebut seolah angin lalu yang tidak penting. Kakinya membawanya semakin dalam sehingga perlahan mulai terlihat sesuatu yang mencengangkan yang selama ini tersembunyi di balik pintu besi tua.

"Bajingan tercela..." tajam Liora, saat melihat sesosok elf muda dalam kondisi prihatin. kedua tangannya tergantung sehingga membuat tubuhnya melayang.

Liora menatap elf muda yang tergeletak tak sadarkan diri, rasa prihatin meluap dalam dadanya. Finnian tampak lemah, tubuhnya terkulai dalam kegelapan ruangan. Putra Mahkota mengamati situasi tersebut dengan tatapan bingung, sementara pria berjubah merah yang terjatuh di lantai kini mencoba bangkit.

"Apa yang kau lakukan padanya!" desak Liora, mengacungkan pedang ke arah leher pria berjubah merah, "Mengapa ada elf di sini!" lanjutnya.

Pria itu mengusap wajahnya, lalu menatap mereka berdua dengan tatapan penuh kemarahan. “Kalian tidak mengerti,” katanya dengan suara rendah, namun jelas terdengar. “Dia tidak seharusnya berada di sini!”

Mendengar omong kosong itu, Putra Mahkota menipiskan matanya sehingga tatapannya semakin menajam, "Aku tidak peduli dengan omong kosong mu! Cepat katakan, mengapa ada elf di sini."

Pria berjubah merah nampak frustasi. Ia bangkit dengan tubuh yang masih bergetar. Di wajahnya tergambar jelas sebuah emosi yang sudah lama terpendam. Ditengah rasa marahnya, tatapan itu tertuju pada Putra Mahkota.

Bukannya menunjukkan amarahnya, pria tersebut malah tertawa terbahak-bahak, "Hahahahahahaha! Aku bahkan harus menjelaskan ini pada kalian! Para bangsawan yang menyebalkan! Seharusnya kalian semua mati saja... " ucapnya penuh penekanan.

Putra mahkota menarik pedangnya lalu mengarahkan pedang itu ke leher pria berjubah merah,"Apa maksud mu!" tajam Putra Mahkota.

“Karena kesalahan yang dilakukan oleh saudaramu,” jawab pria itu, suaranya tertekan. “Dia menculiknya dari tempat perlindungan lalu melecehkan guru ku yang tidak berdaya. Sehingga, guru ku mengalami trauma berat akibat siksaan yang diberikan oleh pangeran kedua! Sebagi saudaranya, kau harus menjadi tumbal untuk menyadarkan kembali guru ku yang berharga!” lanjutnya penuh amarah yang menggebu-gebu.

"Felix... " gumam Putra Mahkota sempat tidak percaya sebelum ia mengingat kembali perbuatan Felix yang sering merugikan orang lain. "Lalu, apa mau mu?"

"Aku... " ucapannya terhenti, memperhatikan Liora dan Putra Mahkota sejenak dengan penuh dendam ia melanjutkan, "Aku ingin kalian berdua mati!" tajamnya, diakhiri oleh tawanya yang begitu keras

Hal itu terdengar tidak masuk akal. Liora dan Putra Mahkota yang mendengarnya merasa muak dan ingin cepat-cepat mengakhiri drama tersebut.

"Coba saja... " ucap Liora datar, " Dalam mimpimu." lanjutnya, menarik gagang pedang lalu mulai menebas leher pria berjubah merah itu tanpa ampun.

Slash...

Darah muncrat kemana-mana hingga mengenai pakaian dirinya dan Putra Mahkota. Meski terkena darah dari pria berjubah merah itu, mereka berdua salam sekali tak terpengaruh dan malah kembali berfokus pada elf kecil yang sedang tergantung.

"Kapan kau belajar berpedang?" tanya Putra Mahkota tanpa menatap ke arah Liora.

Liora sempat terdiam sebelum akhirnya ia menjawab, "Barusan."

Meski terdengar seperti lelucon, Putra Mahkota memilih untuk tidak memperdebatkan masalah ini. Ia memilih untuk menyerah dan berfokus pada elf kecil tersebut. Tatapannya terfokus pada elf muda yang terikat di dinding. Wajah elf itu terlihat pucat, rambut panjangnya kusut.

"Apa kau bisa menjaga elf ini?" tanya Putra Mahkota, lebih terdengar seperti sebuah perintah.

"Apa ini adalah perintah?" tanya Liora.

Putra Mahkota menatap Liora dengan sudut bibir terangkat sedikit, "Tergantung pada bagaimana kau mengartikannya... "

Liora terdiam sejenak, nampak masih memikirkan tawaran Putra Mahkota. Begitu berat rasanya jika harus merawat seorang elf di saat posisinya belum kuat di kediaman Ravenscroft. Akan ada banyak rumor yang tidak penting tersebar. Pun, akan banyak tolakan dari para pengikut Ravenscroft karena Liora harus membawa sesuatu yang bukan dari ras manusia di kediaman.

Putra Mahkota cukup mengerti posisi Liora, "Aku akan bertanggung jawab tentang masalah ini." ucapnya.

"Baiklah, saya akan berusaha menjaga elf ini agar tetap aman hingga ia sadar nanti." dengan terpaksa Liora menerima tawaran tersebut. Ia menatap Finnian lalu mulai menebas tali yang selama ini mengikat kedua tangan Finnian.

"Bajingan itu tidak waras. Jika dia menghormati elf ini, dia tidak akan menggantung elf ini seperti tadi!" ucap Liora kesal, "Ia hanya bajingan yang sedang terobsesi!" lanjutnya semakin kesal.

Semakin banyak ia berbicara, semakin kesal rasanya. Hal itu bahkan tidak luput dari tatapan Putra Mahkota yang masih terheran pada sifat Liora yang baru ia ketahui. Liora yang ia tahu adalah orang yang sedikit berbicara, tidak responsif dan cenderung mudah terprovokasi.

Namun, sosok Liora saat menghadapi bajingan pria berjubah merah tadi telah membuka pandangannya tentang Liora. Namun sayangnya, hubungan mereka sudah rusak sejak awal. Meski ada sedikit niat untuk memperbaiki hubungan yang rusak itu, ia terus menepisnya dengan alasan ego yang begitu besar.

"Apa yang aku pikirkan! Ingatlah, aku di sini karena tugas yang harus aku jalankan sebagai Putra Mahkota!!" benak Putra Mahkota berusaha menyadarkan dirinya sendiri.

Sementara itu, Liora yang telah berhasil menurunkan elf kecil segera mengangkat elf kecil itu berada di pelukannya. Elf yang berubah menjadi kecil terlihat begitu menggemaskan sehingga Liora berkali-kali hampir lepas kendali untuk mencubit pipinya.

"Lucu sekali... " gumamnya namun jelas terdengar, "tapi, kapan ia bangun?" tanya dirinya pada Putra Mahkota.

Putra Mahkota yang turut bingung juga bertanya-tanya. Ia penasaran, sudah berapa lama elf ini melakukan hibernasi. Ia bahkan menganggap jika elf kecil itu cukup imut. Namun, pikiran itu segera ia tepis saat mengingat kembali alasan mengapa elf kecil ini bisa tidak sadarkan diri.

"Apa yang dilakukan oleh Felix, dan apakah benar jika Felix yang melakukan ini semua?" benak Putra Mahkota, menggenggam erat-erat jari-jemarinya.

"Kita harus segera membawa elf kecil ini agar mendapatkan pengobatan secepatnya." ucap Liora terlihat khawatir pada kondisi elf kecil tersebut.

Putra Mahkota mengangguk setuju. Dengan segera mereka pergi meninggalkan tempat tersebut untuk membawa elf kecil agar mendapatkan pengobatan segera.

...^^To be Continued^^...

1
⚛Natus vincere
tanan itu apa? 🗿
Zen☂: /Sob//Sob//Sob/ typo
total 1 replies
⚛Natus vincere
setiap Dimitri aku selalu ingat ibu nya ica, damini🗿
⚛Natus vincere
pengen ngeship tapi adek kkak, ah yaudahlah🗿
Zen☂: /Sob//Sob/
total 1 replies
⚛Natus vincere
wahh, langka moment/Scare//Scare/
Murni Dewita
👣
Zen☂
lanjut gak nih?
⚛Natus vincere
sayang sekali, pdhal sisa 1 bab lgi, tapi panggilan Tuhan itu berati kawan🗿
⚛Natus vincere
dia sebenarnya mau pinjam 100 lady, cuma malu🗿
Zen☂
Saina bukan Sania /Sob//Sob/
Zen☂
ya Tuhan ini ketinggalam g nya /Sob//Sob//Sob/
A.D
bagus Zen tanda baca lu, good job
Zen☂: /Sob//Sob/
A.D: g, hoax doang
total 3 replies
A.D
itu gambar nya buatan ai?
Zen☂: iyauuu, tapi deskripsi nya dari zen
total 1 replies
A.D
widih
Zen☂
ini banyak banget typo nya /Sob//Sob/ maaf guys, aku bakal revisi...untung sepi jadi aku gak malu malu banget
Cloropil
handsome 😍
A.D
sogok pake duit
⚛Natus vincere
EPS BARU THOR/Scare//Applaud//Rose/
⚛Natus vincere
nah mampus jeperi nikol
⚛Natus vincere
Wizzih liora gg
⚛Natus vincere
trlalu sempurna ga baik ya dek ya, saya insecure/Scare/
Zen☂: ok tak tunggu fan
⚛Natus vincere: bentar Zen, mau bikin sekaligus 3, biar pembaca nya g bingung🗿
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!