Vanny wanita yang terkenal barbar disekolahnya. dia yang suka membuat ulah dan membuat emosi semua guru yang ada disekolahnya.
Suatu hari ketika vanny akan dijodohkan dengan Arvan seorang CEO yang terkenal dingin dan kejam. Alasan mereka menikah hanyalah sebatas balas budi sang ayah kepada orang tua Vanny yang berhasil menyelamatkan nya dari kecelakaan maut.
Kevin terselamatkan ketika mobil yang jatuh kejurang dan tepat diperkampungan orang tua Vanny tinggal. Mereka menyelamatkan nya sebelum akhirnya mobil itu meledak terbakar. Ayah Vanny berlari dan memeluk tubuh Kevin untuk diselamatkan dan dibawa pulang untuk dirawat. Karena kebaikan orang tua Vanny yang tulus, Kevin sepakat untuk menjadikan anak perempuan satu-satu mereka menjadi menantu, dan akan dinikahkan dengan Arvan putranya.
Tak disangka perjodohan ini membuat mereka akhirnya menjadi suami istri, namun keduanya sepakat bahwa pernikahan ini adalah bohongan, kerena mereka tidak mencintai satu sama lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elvani Yunita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 Memikirkan mu
Arvan menarik nafas dalam-dalam setelah kepergian Erika. Sesak dan kekurangan oksigen, seperti itulah yang dirasakan Arvan sedari tadi saat berbincang dengan Erika. Sakit hatinya seolah menutupi rasa cintanya pada Erika. Tak ingin berlama-lama lagi di ruangan kantornya, dia pun segera pergi pulang menuju apartemennya.
Di apartemen, Vanny sudah menyiapkan beberapa menu masakan yang menjadi favorit Arvan akhir-akhir ini. Tak ada rasa beban dihatinya. Dia selalu memasak dengan hati yang gembira dan tulus, sehingga menciptakan rasa yang sangat enak pada masakannya.
Arvan pun sudah tiba di apartemen, dan Vanny langsung menyapanya.
"Hai.. Kau sudah pulang.! Ayo makan... Aku sudah memasak makanan favoritmu." Ucap Vanny dengan girangnya.
"Baiklah.." Jawab Arvan dengan senyum
Arvan pun memakan masakan Vanny dengan lahapnya. Masakan Vanny seolah membuat fikiran Arvan yang sedari tadi berkecamuk kini mereda dan merasa lebih lega.
"Vanny, masakanmu selalu lezat.." Ucapan Arvan dengan tulusnya.
"Oh ya...? Kalau begitu makanlah dengan lahap."
Vanny pun menjawab pujian Arvan dengan senyuman manisnya.
"Apa tadi ada seorang yang menemuimu..?" Tanya Arvan dengan penasaran. Sedari tadi Vanny tidak berniat menceritakan kejadian dimana Erika berani menemuinya di apartemen.
"Oohh. Yaa... Tadi ada seseorang yang datang ke sini, namanya Erika. Dia mengaku kalau kau adalah mantan kekasihnya."
"Terus,..?" Ucap Arvan masih dengan rasa penasarannya.
"Kau tau Arvan..? Mantan kekasihmu sangat lucu. Dia bilang dia akan merebutmu dariku. Yaaah aku sih, sebagai Istri kontrakmu cukup tertawa dalam hati saja." Ucap Vanny sambil tersenyum menahan tawa. "Bagai mana bisa dia menganggap aku musuhnya, sementara jika dia tau pernikahan kontrak kita, pasti dia tidak akan repot-repot menemuiku hanya untuk mengancamku...! Kasihan sih diaa." Ucap Vanny dengan sarkasnya.
Arvan menelan salivanya, bagai mana bisa Vanny menganggap ancaman Erika adalah sesuatu hal yang lucu. Arvan merasa tidak senang dengan Reaksi Vanny yang menganggap ancaman Erika hanyalah sebuah lelucon. Seharusnya Vanny marah dan cemburu karena ada wanita lain yang ingin merebut suaminya. Arvan seolah lupa jika dia dan Vanny hanyalah suami istri dalam kontrak.
"Kau merasa ini lucu..? Kau tidak marah sedikitpun kepada orang yang berusaha merebut suamimu.? Tanya Arvan sedikit keras pada Vanny.
Vanny pun langsung merasa heran dengan respon Arvan. Bukan kah Arvan seharusnya marah, karena ia sudah tidak sopan dengan wanita yang di cintainya itu. Arvan malah bertingkah seolah mereka suami istri sungguhan, dan Vanny harus marah jika ada yang ingin merebut suaminya. Tidak terima dengan respon Arvan barusan, Vanny pun mencoba membangkitkan lagi emosi Arvan dengan mengatakan jika ia telah berani mengancam Erika.
"Heii suamiku... Kau jangan salah faham dulu. Aku memang istri bohonganmu.! Tapi aku tidak suka direndahkan meski itu dengan wanita kesayanganmu sekalipun.!!" Ucap Vanny dengan berapi-api. "Kau tau..! Tadi aku mengancam balik Erika dengan mengatakan aku tidak takut pada semua ancamannya. Aku bilang kau sangat mencintaiku dan kau tidak akan pernah kembali padanya." Ucap Vanny dengan bangganya, berharap jika Arvan marah besar karena telah berani mengancam Erika.
Mendengar ancaman Vanny pada Erika membuat Arvan malah tersenyum simpul. Dia benar-benar puas dengan jawaban Vanny. Entah mengapa, dia merasa senang dengan perkataan Vanny barusan. Sesaat dia bingung dengan perasaannya, namun segera ia tepis. Arvan menganggap bahwa Erika memang pantas mendapatkan perlawanan dari Vanny.
"Ehhh... OMG.! Kok malah tersenyum.? Kesambet setan apa dia..? Harusnya kan dia marah, karena aku berani mengancam wanita kesayangannya." Batin Vanny, yang seolah heran dengan tanggapan Arvan yang diluar dugaannya.
Vanny berharap Arvan akan marah-marah dan menyuruh Vanny segera meminta maaf pada Erika. Dia ingin melihat dua sejoli bodoh yang sedang berjuang dengan cintanya. Namun dugaannya salah, senyuman Arvan menandakan jika ia tidak menganggap ancamannya pada Erika adalah sebuah masalah.
"Baiklah Vanny, aku pergi dulu. Aku ingin membersihkan tubuhku, lalu beristirahat dikamar. Oh ya.. karena hatiku sangat senang hari ini, aku akan memberimu hadiah." Ucap Arvan dengan seringai liciknya.
"Dia merasa senang karena apa..?" Batin Vanny
"Hadiah apa." Tanya Vanny penasaran.
Hadiahnya.. Tolong bantu aku membersihkan tubuhku? Jangan sia-siakan kesempatan ini, kau pasti beruntung bisa membersihkan tubuh pria tampan dan karismatik seperti aku." Goda Arvan tak lupa mengedipkan sebelah matanya.
Vanny pun membulatkan kedua bola matanya. Dia merasa ada yang salah dengan otak Arvan. Vanny bergidik ngeri, dan langsung menolak hadiah dari Arvan yang tidak masuk akal.
"A-apa..? Membersihkan tu-tubuhmu..? Tidak..tidak..kau gila..! Ucap Vanny dengan histeris dan wajah yang memerah menahan malu.
Vanny menatap lekat wajah Arvan, seolah dia kebingungan dengan sikap Arvan yang sangat aneh. Dia merasa jika telah terjadi sesuatu pada Arvan sehingga membuatnya jadi aneh seperti ini.
Apa tadi kepala mu terbentur sesuatu.? Atau kau kena sambar petir.? Kenapa sikap mu bukan seperti Arvan yang biasanya...? Atau jangan-jangan ka-kau lagi kesurupan..? Iihhh sereemmm." Ucap Vanny dan langsung berlari terbirit-birit dari hadapan Arvan.
Arvan pun tertawa lepas melihat tingkah lucu Vanny. Dia merasa jika tingkah Vanny sangat lucu dan menggemaskan kalau sedang di goda seperti itu. Ternyata Vanny yang sangat pemberani dan suka melawan langsung merasa panik dengan godaannya. Arvan merasa jika ini adalah senjata yang ampuh untuk melumpuhkan Vanny yang seolah suka menggodanya, tetapi tidak tahan kalau di goda balik olehnya.
Setelah selsai membersihkan tubuhnya, Arvan pun langsung menjatuhkan diri pada tempat tidur king size miliknya. Kini Arvan mulai senyum-senyum sendiri membayangkan Vanny dengan berbagai tingkah laku aneh dan lucunya. Kini Fikiran yang sempat dipenuhi dengan nama Erika itu, berganti dengan bayangan Vanny yang mulai menari-nari di fikirannya.
Arvan menyadari jika ada yang aneh dengan perasaannya. Dulu dia akan merasa alergi dengan kehadiran Vanny, bahkan dia akan langsung mengusir jauh-jauh nama Vanny yang sekedar melintas difikirannya. Saat ini seolah hati dan fikirannya ingin mengkhianati dirinya sendiri. Dia tidak bisa berhenti memikirkan Vanny. Bahkan jika ia paksakan untuk merutuki fikirannya, tetap saja hatinya tidak bisa berbohong, jika ia memang mulai tertarik untuk mengenal lebih jauh kepribadian Vanny yang sangat berbeda dengan wanita-wanita yang dia kenal sebelumnya.
Bukan hanya Arvan yang sedang memikirkan Vanny. Ternyata Vanny pun sedang uring-uringan di dalam kamarnya. Masih terngiang-ngiang difikirannya dengan tingkah Arvan yang berani menggodanya. Dia tidak menyukai perubahan sikap Arvan padanya, bagai mana mungkin Arvan yang selama ini suka menghinanya dan memarahinya bisa berubah drastis.
"Kenapa dia jadi berani padaku.? Harusnya yang merasa tertekan itu dia.. aku yang selalu menggodanya dan membuatnya merasa ilfeel dengan tingkahku. Tapi kenapa kali ini aku yang merasa tertekan.? Argghhh..!! Batin Vanny yang kini berperang dengan fikirannya sendiri.