Yogi Wijaya seorang siswa yang cemerlang namun, dia bernasib sial lantaran kecelakaan dan mati otak sehingga membuat nya koma dalam waktu yang cukup lama.
Dokter Johan menyarankan untuk membawa kesadaran Yogi ke dunia game bernama The Forgotten Legend dengan mengunakan Dreamer, sebuah alat yang mana para pemain nya mampu masuk kedalam game.
Setelah itu, Yogi pun hidup sebagai Kazuya, NPC samurai yang memiliki rambut putih dengan garis merah.
Tidak hanya itu, Yogi yang dalam keadaan koma membuat nya tidak bisa log out seperti pemain lainnya.
Lalu, didalam game tanpa sengaja Yogi mendapatkan bug.
Bug System Skill Poin Balance: Unlimited.
Dan, inilah petualang dari Yogi di game The Forgotten Legend.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon [ Fx ] Ryz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 23 | Kekacauan Di desa Shen
...Kekacauan Di desa Shen....
Cloud sistem adalah sebuah program yang diluncurkan oleh Akihito Odagawa untuk menghubungkan game The Forgotten Legend dengan tiga alat utama yaitu Dreamer, PC (personal computer) dan ponsel pintar.
Pada dasarnya jumlah ruang untuk menginstal game The Forgotten Legend sebesar 500 Terabyte akan tetapi di Dreamer hanya terinstall 1 Terabyte lalu, 499 TB berada di Cloud sistem.
Meski The Forgotten Legend bisa dimainkan di PC dan Smartphone tapi tidak bisa 100 persen bebas seperti di Dreamer.
Jika di PC, pemain akan diberikan kebebasan 65 persen dengan kapasitas install sebesar 500 GB dan 499,5 TB berada di Cloud.
Penampilan grafik yang bisa atur juga kedetailan dalam permainan membuat game ini bersaing dengan game-game RPG yang sudah mendunia seperti Final Fantasy CI (51) dan game RPG lainnya.
Sedangkan untuk smartphone, pemain akan diberikan kebebasan sebesar 30 persen dengan kapasitas install sebesar 50 GB dan 499,55 TB yang tersimpan di Cloud.
Pergerakan dan detail sama seperti permainan FF (Future Fire), Re life dan permainan FPS lainnya dengan bentuk MMORPG.
...----------------...
...# Tokyo, Jepang. 2 Agustus 2045....
Ding! Dong! Ding!
Bell pulang sekolah pun berbunyi dan Dina pun langsung merapihkan tabletnya lalu pergi meninggalkan kelasnya.
Saat di lorong kelas, seseorang pun memanggil Dina
“Dina, tunggu!” teriak suara pria dibelakang Dina.
Dina pun menoleh kebelakang dan melihat Takeru yang menghampirinya.
“Kenapa lagi?” gumam Dina.
Tidak lama, Takeru pun berada didekat Dina dan dia pun mengambil ponsel pintarnya lalu menunjukannya kepada Dina.
“Tadaaa! Aku sudah install TFL, meski aku tidak bisa bermain di Dreamer tapi aku masih bisa bermain disini! Hahaha …” ucap bangga Takeru yang memamerkan TFL di ponsel pintarnya.
“Terserahlah!” ucap Dina yang berbalik badan dan melanjutkan jalan pulang nya.
“Dina! Beritahu aku kalau kamu main TFL!” teriak Takeru dengan melambaikan tangan.
Dina tidak mempedulikannya dan dia pun berjalan pulang.
Didekat mereka berdua terdapat dua siswi yang sedang bersandar di lorong.
“Megumi, kenapa takeru bisa dekat dengan wanita dingin seperti itu?” tanya salah satu siswi.
“Kamu tidak tahu, Hikari!” jawab siswi yang bernama Megumi.
Siswi yang bernama Hikari pun menggelengkan kepalanya.
“Mereka adalah teman dari kecil,” ucap Megumi.
“Ohh, begitu,” jawab Hikari.
Setelah mengatakan itu, Hikari melihat Takeru dan Dina. Lalu, tidak lama dia bertanya lagi kepada Megumi.
“Megumi, kamu main TFL?” tanya Hikari.
“Tidak, aku kurang beruntung mendapatkan 100 ribu copy. Tapi, aku sudah pre-order untuk mendapatkan salah satu dari 50 ribu kopi di dua minggu kedepan,” ucap Megumi.
“Megumi, bantu aku beli game TFL!” ucap Hikari.
“Oke!” jawab Megumi.
Dina yang mendengar itu hanya menghela nafas panjang.
...----------------...
Beberapa saat kemudian, Dina pun sampai ke apartement nya dengan membawa makanan dari luar.
Krekk!
Dina pun membuka pintu dan mengucapkan salam.
“Aku pulang!” ucap Dina meski tidak ada siapapun di apartement nya.
Seusai itu, Dina menganti baju, makan dan seusai semua itu. Dia kembali ke dalam TFL.
Kesadaran Dina pun berganti menjadi Cena di sebuah rumah kayu.
...# Desa Shen (S2). 2 Agustus 2045....
Beberapa saat kemudian, pemberitahuan pun datang.
...Ding!...
...[Misi FATE – Menyelamatkan Desa. Dimulai!]...
Cena yang melihat pemberitahuan misi FATE membuat dirinya terkejut.
“Apa maksudnya ini? Aku pikir belum terlambat dari waktu mundur misi,” batin Cena.
Bommm!
“AAAA!”
“Tolong!”
Cena yang baru saja tiba di TFL, dia dikejutkan suara gemuruh dari luar rumahnya.
“Mungkin kah?!” ucap Cena yang bergegas lari ke luar rumahnya.
Saat di luar, Cena dikejutkan oleh sejumlah Orc yang berada di desa dan mereka membunuh para pria serta menculik gadis-gadis.
Lalu, salah Orc itu membawa seorang gadis di dekat Cena maka dia pun tidak memberikan hal itu.
“Dasar makhluk jelek!” gumam Cena.
Cena pun melesatkan teknik pedang nya dan menebas tangan juga leher dari Orc tersebut.
“Huaaaa!” teriak Orc dan gadis yang dibawanya itu, dia melepaskan dirinya dan berlari kearah Cena.
“Kak Cena,” ucap gadis desa.
“Pergilah! Cari tempat untuk bersembunyi!” seru Cena.
“Baik, kak!” jawab gadis desa yang langsung meninggalkan Cena.
Orc yang melihat rekannya terluka maka mereka pun menghadap Cena.
“Tidak akan aku biarkan!” gumam Cena.
Setelah itu Cena melesatkan beberapa skill nya.
“Fire Bullet!”
“Ice Bullet!”
Selain mengunakan skill, Cena juga mengeluarkan teknik pedang rapier nya untuk menusuk untuk menebas dan menusuk beberapa Orc yang berada dihadapan nya.
Club! Slash! Club!
Tusuk dan tebas, itulah teknik yang dikeluarkan oleh Cena dengan berjalan pelan untuk membasmi semua orc yang telah masuk desa.
Disaat Cena yang berjalan dengan menyerang. Dia melihat kepala desa yang akan ditusuk oleh Orc.
“Hentikan, aku mohon!” ucap kepala desa.
“Huwaaaa!” teriak Orc.
Beberapa saat kemudian, kepala desa terkejut oleh pedang yang melesat cepat menebas belakang Orc dan dia melihat kearah kembali pedang itu kearah tangan Cena. Sontak dia pun senang.
“Nona Cena!” teriak kepala desa.
Cena pun berlari menghampiri kepala desa dan dia mengeluarkan skill healing untuk menyembuhkan luka kepala Desa.
“Pak kepala desa, anda baik-baik saja?” tanya Cena.
“Terima kasih, Nona Cena. Aku baik-baik saja tapi, sekarang yang lebih penting. Nona Rena pergi sendiri lagi untuk menyusul gadis yang telah di culik,” ucap Kepala Desa.
“Aku mengerti. Aku akan menyusulnya,” ucap Cena.
Lalu, Cena pun pergi menyusul Rena setelah membasmi semua Orc yang ada di desa.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...