Sinopsis: Terlena oleh Zina
Alvian dan Mesya, dua mahasiswa yang jatuh cinta di kampus, menjalani hubungan yang penuh dengan kebahagiaan dan romantisme. Namun, kesibukan dan ketidakpercayaan mulai merusak hubungan mereka, memunculkan konflik dan cemburu. Setelah berbagai pertengkaran dan introspeksi diri, mereka memutuskan untuk berpisah guna memperbaiki kualitas diri masing-masing. Meski berpisah, mereka menghargai pelajaran berharga dari hubungan tersebut dan melanjutkan hidup dengan lebih bijaksana. apakah Mesya akan bertemu Alvian di jenjang yang lebih serius lagi ? baca kisahnya seorang juga !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mra_ author, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MENGGAPAI KARIR
Mesya dan Alvian semakin tenggelam dalam kesibukan masing-masing. Mereka terus fokus pada perbaikan diri dan karir mereka, menghabiskan waktu di kampus, kantor, dan kegiatan sosial. Meskipun begitu, mereka masih saling memandangi dari kejauhan, menyadari bahwa ada perasaan yang masih tertinggal di antara mereka.
Suatu hari, Mesya sedang berjalan menuju kelas ketika dia melihat Alvian dari kejauhan, sedang berbicara dengan teman-temannya. Dia merasa ada dorongan untuk mendekat, tapi segera mengingat komitmen mereka untuk menjaga jarak.
"Mesya, kamu melamun lagi. Apa yang kamu pikirkan?" ucap Rina
"Oh, tidak apa-apa, Rina. Hanya sedang lelah saja" jawab Mesya
"Kamu harus lebih fokus, kita ada presentasi sebentar lagi."
"Iya, benar. Terima kasih sudah mengingatkan."
Sementara itu, Alvian juga menjalani hari-harinya dengan penuh aktivitas. Dia sibuk dengan tugas akhir dan kegiatan keagamaan yang semakin padat.
"Alvian, malam ini ada kajian menarik. Kamu mau ikut?" ucap dio
"Tentu, Dio. Aku selalu siap untuk belajar lebih banyak." ucap Alvian
"Bagus. Aku kagum dengan dedikasi kamu." puji dion
"Terima kasih, Dio. Aku hanya berusaha menjadi lebih baik."
Mesya akhirnya memulai pekerjaan tetapnya di perusahaan besar setelah menyelesaikan magang. Hari-harinya kini dipenuhi dengan rapat, proyek, dan tugas yang menantang.
"Mesya, kita butuh laporan ini selesai secepat mungkin. Bisakah kamu mengerjakannya?" ucap atasanya Mesya
"Tentu, Pak. Saya akan menyelesaikannya secepat mungkin."
"Terima kasih, Mesya. Kami mengandalkanmu."
Mesya: "Saya akan melakukan yang terbaik."
Meskipun sibuk, Mesya merasa puas dengan pekerjaannya. Dia merasa bahwa semua usaha dan pengorbanannya terbayar dengan pengalaman berharga yang dia dapatkan.
Di sisi lain, Alvian semakin fokus pada persiapan untuk melanjutkan studinya. Beasiswa yang dia dapatkan memberinya semangat untuk terus belajar dan mengejar mimpinya.
"Alvian, bagaimana persiapanmu untuk studi lanjutan?" ucap dekan
"Semua berjalan dengan baik, Pak. Saya sangat bersemangat untuk memulai." ucap Alvian dengan semangat
"Kami bangga dengan prestasimu. Teruslah berusaha dan jangan lupa untuk selalu berdoa."
"Terima kasih, Pak. Saya akan terus berusaha."
Alvian merasa bahwa ini adalah kesempatan besar untuk mengembangkan diri dan meraih impiannya. Dia bertekad untuk memanfaatkan setiap momen dengan sebaik-baiknya.
Meskipun mereka berusaha keras, tantangan tetap datang. Mesya merasa stres dengan tuntutan pekerjaan yang semakin tinggi, sementara Alvian harus mengatasi tekanan akademis dan ekspektasi yang besar.
Mereka terus berjuang, mengambil setiap tantangan sebagai pelajaran berharga.
Meski sibuk, malam-malam mereka terasa sepi tanpa komunikasi satu sama lain. Mesya sering kali teringat pada momen-momen indah mereka saat dia duduk sendirian di kamar.
"Aku rindu Alvian. Tapi aku harus tetap kuat dan fokus pada tujuanku." Mesya berbicara sendiri
Di tempat lain, Alvian juga merasakan hal yang sama saat dia duduk merenung setelah seharian penuh dengan aktivitas.
"Aku merindukan Mesya. Tapi aku tahu ini adalah keputusan yang benar untuk kita berdua." perasaan Alvian pun sama
Mereka saling merindukan, namun tetap teguh pada keputusan untuk menjaga jarak demi kebaikan masing-masing.
Teman-teman mereka terus memberikan dukungan. Rina dan Dio selalu ada untuk mendengarkan keluh kesah dan memberikan semangat.
"Mesya, kamu tidak sendirian. Kami selalu ada di sini untuk mendukungmu." ucap Rina
"Terima kasih, Rina. Dukungan kalian sangat berarti bagiku." Mesya merasa senang dengan sahabatnya itu
Dengan dukungan dari teman-teman mereka, Mesya dan Alvian merasa lebih kuat untuk menjalani hari-hari tanpa satu sama lain.
Mesya dan Alvian semakin fokus pada tujuan hidup mereka. Mereka merasa bahwa setiap langkah yang mereka ambil adalah bagian dari perjalanan untuk mencapai kebahagiaan sejati.
Mesya (berbicara sendiri): "Aku harus tetap fokus dan berusaha keras. Semua ini adalah bagian dari rencana Allah."
Alvian (berbicara sendiri): "Aku harus percaya bahwa ini adalah ujian yang harus aku lalui. Aku akan terus berusaha menjadi yang terbaik."
Untuk mengisi kekosongan, Mesya dan Alvian terlibat lebih dalam dalam aktivitas sosial dan keagamaan. Mesya semakin aktif dalam kegiatan relawan, sementara Alvian terus meningkatkan pengetahuan agama dan ikut serta dalam kajian rutin.
"Aku senang bisa membantu orang lain. Ini memberikan makna baru dalam hidupku." ucap Mesya dengan penuh kebahagiaan
"Kamu luar biasa, Mesya. Aku belajar banyak darimu." ucap rina
"Aku merasa damai setiap kali mengikuti kajian. Ini membantu aku untuk tetap fokus dan mendalami agama." ucap Mesya
Mereka menemukan kedamaian dan kebahagiaan dalam hal-hal sederhana, merasa bahwa setiap momen adalah kesempatan untuk menjadi lebih baik.
Dalam kesibukan mereka, Mesya dan Alvian semakin menyadari kebesaran Allah. Mereka merasa bahwa setiap tantangan yang mereka hadapi adalah bagian dari ujian untuk menguatkan iman dan kepribadian mereka.
Doa mereka menjadi sumber kekuatan yang tak tergantikan, memberikan mereka ketenangan dan ketabahan untuk menjalani hari-hari yang sulit.
Suatu hari, tanpa sengaja, Mesya dan Alvian bertemu di kantin kampus. Mereka tidak berbicara, hanya saling memberi senyum yang penuh makna. Mesya sedang mengambil makan siang ketika dia melihat Alvian masuk.
Mereka saling memberi senyum dan melanjutkan hari mereka masing-masing, merasa bahwa senyum itu adalah bentuk dukungan yang tak terucapkan.
Akhir pekan tidak lagi diisi dengan kebersamaan, melainkan dengan aktivitas yang bermanfaat. Mesya sering kali terlibat dalam kegiatan sosial, sementara Alvian menghabiskan waktunya di masjid dan menghadiri kajian.
"Mesya, akhir pekan ini kita punya acara besar. Kamu ikut, kan?" ucap rina
"Tentu, Rina. Aku selalu siap untuk membantu." jawab Mesya
Melalui semua aktivitas dan kesibukan, Mesya dan Alvian mulai menyadari bahwa mereka bisa menjadi pribadi yang lebih baik dengan fokus pada perbaikan diri dan karir mereka.
Mesya dan Alvian terus menjalani hari-hari mereka dengan penuh semangat dan keyakinan. Mereka merasa bahwa setiap langkah yang mereka ambil adalah bagian dari perjalanan untuk mencapai kebahagiaan sejati.
cuma itu ceritanya terlalu singkat aja. kan mana mungkin hidup itu hanya sedikit konflik.. dan juga kegiatan dan cara berbicara terlalu biasa.. semangat melatih public speaking ya✌️
jangan lupa mampir di karyaku ya..
diriku adalah masa depanku
setetes air diujung ranting
terjebak dalam masa lalu
thanks ✌️