NovelToon NovelToon
Warm Life

Warm Life

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Wanita Karir
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Ariadna Vespera

. Tak terasa saat Farah melihat jam ditangannya waktu sudah menunjukkan pukul 12: 00 siang. saatnya jam makan siang. Farah yang kelaparan pun langsung turun kebawah untuk menuju kantin, namun! Dia terusik dengan perkataan salah satu tamu disana yang mengatakan ada dokter psikiater baru yang datang, seketika jantungnya mulai berdebar kencang . “Apakan itu kakak?“ ucap batinnya.Dan disaat yang bersamaan,
Farah hampir menabrak seseorang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ariadna Vespera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 24

"Jika kau ingin menuntut ku maka tuntut

lah." Ucap Farah yang sudah tenang, lalu meninggalkan rumah mewah itu

menuju apartemen Pera.

"Apakah aku baik-baik saja?"

"Iyah, aku tidak papa."

"Sudah berapa bulan?"

"4 Minggu."

"Sudah ke dokter kandungan?"

"Sudah?"

"Jiak butuh apapun, katakan saja

kepadaku?"

"Pasti."

Itu adalah sisi Pera yang sangat Farah sukai. Pera

sangat pandai dalam menghadapi masalah dan Pera benar-benar orang yang bisa

tenang dalam situasi apapun.

Farah kembali pulang ke apartemen Pera dan menginap

di sana. Mereka tidak ada membicarakan kejadian yang baru saja terjadi, mereka

berdua hanya menikmati kebersamaan di kamar yang sunyi itu.

Pagi hari pun tiba, Farah bangun lebih dulu dari

Pera saat sedang memasak Pera keluar dengan terus mual.

Di saat yang bersamaan Ical datang. Mengetuk pintu

kamar Pera

"Pera, kamu di dalam kan? Aku mau kita bicara

serius sekarang."

"Pera lagi sakit, nanti saja bicaranya."

"Farah gw mau ngomong sama Pera."

"Kasih Pera waktu dulu, biarkan dia

menenangkan dirinya dulu."

"Kalo gitu aku mau kita bicara berdua!"

"Sebentar."

Farah kembali memastikan keadaan Pera yang terus

mual-mual.

Farah juga menawarkan Pera untuk ke rumah sakit,

tapi Pera menolak. Pera bilang bahwa dia sudah mendapatkan obat mual dari

dokter.

Setelah mual Pera sudah menghilang, dia

bersiap-siap untuk pergi ke butik.

"Jangan memaksakan diri!"

"Siapa bilang."

Farah hanya khawatir jika terjadi apa-apa dengan

Pera.

Farah keluar lebih dulu setelah selesai menyimpan

sarapan untuk Pera, Ical yang sudah lama menunggu akhirnya mendapatkan

kesempatan untuk berbicara dengan Farah.

Setelah mereka membicarakan semua, Farah

mengerti kenapa Ical tidak tahu apa-apa. Ical

bahkan tidak ingat bahwa sudah berbuat sesuatu terhadap Pera. Berarti semua

masalah ini atas kendali Pera.

Farah mengatakan pada Ical untuk memberi waktu pada

Pera, mungkin saat ini dia masih memerlukan waktu sendiri dulu.

Tapi di sisi lain Farah juga khawatir, dan Farah

meminta agar Ical mengawasi Pera kedepannya.

Farah memang tidak pernah berpikir untuk memisahkan

mereka, Farah hanya ingin mendengar penjelasan dari mereka berdua.

Karna sebagai sahabat Farah merasa di khianati.

Pera menang tertutup dengan masalahnya sendiri jadi

jika Farah tidak menggali paksa dari Pera maka Farah tidak akan pernah tahu apa

masalah yang sedang Pera hadapi.

Farah segera bergegas ke rumah sakit, para tamu

sudah mengantri ingin bertemu dengannya. Meski Farah masih banyak pikiran karna

masalah Pera tapi Farah juga harus tetap profesional dalam bekerja.

Waktu pun berlalu, saatnya Farah pulang. Tapi Farah

berpikir untuk mengunjungi ibu sebentar. Karna waktu libur kemarin Farah tidak

sempat berkunjung.

"Sore ibu." Ucap Farah dengan senyum

cerianya.

"Kenapa, kayanya banyak banget yang lagi di

pikirkan." Sahut ibu.

Farah hanya membalas dengan tawa kecilnya. Ibu saat

itu sudah ingin menutup toko jadi Farah juga sekalian membantu ibu. Ibu

menawarkan makan malam di rumah namun, Farah menolaknya dengan halus. Farah

hanya ingin mengunjungi ibu sebentar.

Akhirnya Farah sampai di apartemennya namun, saat

dia ingin masuk ada nomor tak di kenal menelpon. Farah pun mengangkatnya,

ternyata yang menelponnya adalah para tentara yang dia temui saat bersama

Iplan.

Bukankah mengajak bertemu di malam hari agak tidak

sopan yah pikir Farah. Tapi Farah pun tanpa takut dan ragu langsung menghampiri

mereka berdua di rumah makan yang sama seperti pertemuan pertama mereka.

Di situ Farah di tanyain bagaimana bisa mengenal

Iplan, sudah berapa lama mengenal Iplan. Farah hanya menjawab dengan sederhana

dan singkat.

Dua tentara itu ternyata adalah kakak Iplan, kenapa

Iplan takut dengan kakaknya sendiri?

Saat berbicara dengan mereka berdua yang informasi

yang Farah dapat hanyalah mereka berdua adalah kakak Iplan dan Iplan sudah

tidak pernah pulang ke rumah sejak masuk sekolah kedokteran.

Masih belum jelas kenapa Iplan bisa mendapatkan

trauma yang sangat besar dan kenapa Iplan sangat takut pada mereka berdua.

Setelah menemui mereka Farah pun pulang, tapi kedua

tentara itu sempat menanyakan alamat hingga nomor telepon Iplan namun, Farah

tidak memberikannya karna takut jika terjadi apa-apa kepada Iplan.

Hari-hari yang terus berlalu, Farah ingin berlibur

sendirian untuk menghilangkan lelah dan penatnya selama seminggu terakhir ini.

Farah memilih ke gunung untuk melihat air terjun.

Air terjun itu bukan tempat wisata yang banyak di

kunjungi banyak orang jadi hanya orang yang pernah melewati air terjun itu saja

yang tau tempatnya. Farah mendirikan tenda di sana, tanpa rasa takut Farah pun

menghabiskan waktu liburnya sambil menikmati indahnya pemandangan alam dan air

terjun.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!