. Tak terasa saat Farah melihat jam ditangannya waktu sudah menunjukkan pukul 12: 00 siang. saatnya jam makan siang. Farah yang kelaparan pun langsung turun kebawah untuk menuju kantin, namun! Dia terusik dengan perkataan salah satu tamu disana yang mengatakan ada dokter psikiater baru yang datang, seketika jantungnya mulai berdebar kencang . “Apakan itu kakak?“ ucap batinnya.Dan disaat yang bersamaan,
Farah hampir menabrak seseorang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ariadna Vespera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 24
"Jika kau ingin menuntut ku maka tuntut
lah." Ucap Farah yang sudah tenang, lalu meninggalkan rumah mewah itu
menuju apartemen Pera.
"Apakah aku baik-baik saja?"
"Iyah, aku tidak papa."
"Sudah berapa bulan?"
"4 Minggu."
"Sudah ke dokter kandungan?"
"Sudah?"
"Jiak butuh apapun, katakan saja
kepadaku?"
"Pasti."
Itu adalah sisi Pera yang sangat Farah sukai. Pera
sangat pandai dalam menghadapi masalah dan Pera benar-benar orang yang bisa
tenang dalam situasi apapun.
Farah kembali pulang ke apartemen Pera dan menginap
di sana. Mereka tidak ada membicarakan kejadian yang baru saja terjadi, mereka
berdua hanya menikmati kebersamaan di kamar yang sunyi itu.
Pagi hari pun tiba, Farah bangun lebih dulu dari
Pera saat sedang memasak Pera keluar dengan terus mual.
Di saat yang bersamaan Ical datang. Mengetuk pintu
kamar Pera
"Pera, kamu di dalam kan? Aku mau kita bicara
serius sekarang."
"Pera lagi sakit, nanti saja bicaranya."
"Farah gw mau ngomong sama Pera."
"Kasih Pera waktu dulu, biarkan dia
menenangkan dirinya dulu."
"Kalo gitu aku mau kita bicara berdua!"
"Sebentar."
Farah kembali memastikan keadaan Pera yang terus
mual-mual.
Farah juga menawarkan Pera untuk ke rumah sakit,
tapi Pera menolak. Pera bilang bahwa dia sudah mendapatkan obat mual dari
dokter.
Setelah mual Pera sudah menghilang, dia
bersiap-siap untuk pergi ke butik.
"Jangan memaksakan diri!"
"Siapa bilang."
Farah hanya khawatir jika terjadi apa-apa dengan
Pera.
Farah keluar lebih dulu setelah selesai menyimpan
sarapan untuk Pera, Ical yang sudah lama menunggu akhirnya mendapatkan
kesempatan untuk berbicara dengan Farah.
Setelah mereka membicarakan semua, Farah
mengerti kenapa Ical tidak tahu apa-apa. Ical
bahkan tidak ingat bahwa sudah berbuat sesuatu terhadap Pera. Berarti semua
masalah ini atas kendali Pera.
Farah mengatakan pada Ical untuk memberi waktu pada
Pera, mungkin saat ini dia masih memerlukan waktu sendiri dulu.
Tapi di sisi lain Farah juga khawatir, dan Farah
meminta agar Ical mengawasi Pera kedepannya.
Farah memang tidak pernah berpikir untuk memisahkan
mereka, Farah hanya ingin mendengar penjelasan dari mereka berdua.
Karna sebagai sahabat Farah merasa di khianati.
Pera menang tertutup dengan masalahnya sendiri jadi
jika Farah tidak menggali paksa dari Pera maka Farah tidak akan pernah tahu apa
masalah yang sedang Pera hadapi.
Farah segera bergegas ke rumah sakit, para tamu
sudah mengantri ingin bertemu dengannya. Meski Farah masih banyak pikiran karna
masalah Pera tapi Farah juga harus tetap profesional dalam bekerja.
Waktu pun berlalu, saatnya Farah pulang. Tapi Farah
berpikir untuk mengunjungi ibu sebentar. Karna waktu libur kemarin Farah tidak
sempat berkunjung.
"Sore ibu." Ucap Farah dengan senyum
cerianya.
"Kenapa, kayanya banyak banget yang lagi di
pikirkan." Sahut ibu.
Farah hanya membalas dengan tawa kecilnya. Ibu saat
itu sudah ingin menutup toko jadi Farah juga sekalian membantu ibu. Ibu
menawarkan makan malam di rumah namun, Farah menolaknya dengan halus. Farah
hanya ingin mengunjungi ibu sebentar.
Akhirnya Farah sampai di apartemennya namun, saat
dia ingin masuk ada nomor tak di kenal menelpon. Farah pun mengangkatnya,
ternyata yang menelponnya adalah para tentara yang dia temui saat bersama
Iplan.
Bukankah mengajak bertemu di malam hari agak tidak
sopan yah pikir Farah. Tapi Farah pun tanpa takut dan ragu langsung menghampiri
mereka berdua di rumah makan yang sama seperti pertemuan pertama mereka.
Di situ Farah di tanyain bagaimana bisa mengenal
Iplan, sudah berapa lama mengenal Iplan. Farah hanya menjawab dengan sederhana
dan singkat.
Dua tentara itu ternyata adalah kakak Iplan, kenapa
Iplan takut dengan kakaknya sendiri?
Saat berbicara dengan mereka berdua yang informasi
yang Farah dapat hanyalah mereka berdua adalah kakak Iplan dan Iplan sudah
tidak pernah pulang ke rumah sejak masuk sekolah kedokteran.
Masih belum jelas kenapa Iplan bisa mendapatkan
trauma yang sangat besar dan kenapa Iplan sangat takut pada mereka berdua.
Setelah menemui mereka Farah pun pulang, tapi kedua
tentara itu sempat menanyakan alamat hingga nomor telepon Iplan namun, Farah
tidak memberikannya karna takut jika terjadi apa-apa kepada Iplan.
Hari-hari yang terus berlalu, Farah ingin berlibur
sendirian untuk menghilangkan lelah dan penatnya selama seminggu terakhir ini.
Farah memilih ke gunung untuk melihat air terjun.
Air terjun itu bukan tempat wisata yang banyak di
kunjungi banyak orang jadi hanya orang yang pernah melewati air terjun itu saja
yang tau tempatnya. Farah mendirikan tenda di sana, tanpa rasa takut Farah pun
menghabiskan waktu liburnya sambil menikmati indahnya pemandangan alam dan air
terjun.