Bagaimana perasaanmu selalu dituduh mandul dan selalu diselingkuhi bahkan sang suami terus membawa pulang wanita yang berbeda-beda setiap harinya.
Hingga saat sudah tidak kuat lagi akhirnya Rialina menggugat cerai suaminya, sang suami yang mendengar itu tentu senang bukan main dan tanpa pikir panjang langsung menandatangani surat cerai itu.
Ayo simak kelanjutan ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon VivianaRV, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21
"Jaga ucapan kamu, wanitaku itu sangat cantik bahkan kecantikannya melebihi wanita hamil diluar nikah itu" ucap Farel tidak terima mendengar Realina yang dikatai oleh Keanu.
"Oh ya? aku akan membuka pintu itu" dengan nekat dan cepat Keanu mulai meraih handle pintu.
Farel segera menghentikannya dengan mendorong tubuh Keanu menjauhi pintu. "Aku sudah bilang akan mengenalkan wanita itu ke kamu nanti saat sudah menikah bukan sekarang ini jadi jangan memaksa seperti ini" ucap Farel penuh dengan penekanan.
"Kenapa sih kak?"
"Sudah mending sekarang kamu langsung ke tujuan awal kamu ke sini" ucap Farel.
"Aku ingin meminta bantuanmu kak, perusahaanku sebentar lagi akan bangkrut jadi aku mohon bantu aku" ucap Keanu memelas.
"Ayo kita duduk dulu agar lebih enak membicarakannya."
Mereka duduk di sofa panjang yang ada di ruangan Farel. "Aku mohon kak berikan perusahaanku suntikan dana."
"Kamu minta suntikan dana lagi? apakah suntikan dana yang aku berikan satu minggu yang lalu tidak cukup?"
"Uang yang kakak berikan satu minggu yang lalu sudah habis untuk membelikan tas untuk Rinta."
"Tas? tas apa yang seharga ratusan miliar?"
"Tas branded yang hanya ada satu di dunia ini, kata Rinta sih seperti itu."
"Kamu jangan terlalu memanjakannya seperti itu kamu harus lebih keras dengannya agar dia tidak menghamburkan uang dengan sembrono, apalagi saat ini kondisi perusahaanmu sedang tidak baik-baik saja."
"Aku tidak bisa menolaknya kak karena katanya itu adalah permintaan dari bayi kami."
"Bayi tidak mungkin meminta tas yang harganya ratusan miliar seperti itu, itu mungkin hanya akal-akalan dari Rinta."
"Tidak mungkin kak, kakak tidak mungkin tahu karena kakak belum pernah memiliki istri dan anak. Sekarang yang aku butuhkan suntikan dana dari kamu kak, kamu mau memberikan aku suntikan dana atau tidak?"
Farel hanya bisa menghela nafas panjang, "baik aku akan memberikan kamu suntikan dana kembali" Farel menuliskan berapa ratus miliar ke dalam cek.
"Ini aku berikan ceknya tapi mungkin hanya kali ini saja aku bisa membantu kamu untuk seterusnya kamu bisa berusaha sendiri."
"Jadi kakak terpaksa memberikan suntikan dana ini?"
"Aku tidak terpaksa sama sekali."
"Halah bilang saja kalau terpaksa tidak usah ditutupi seperti itu, tenang kak aku akan mengembalikan sesudah perusahaanku sudah stabil nanti."
"Terserah kamu saja" Farel malas menanggapi lebih lanjut ucapan Keanu, nanti kalau Farel menanggapi pasti akan menjadi masalah yang lebih panjang lagi."
"Kakak kamu jangan sok berkuasa seperti ini, kamu harus ingat perusahaan ini bukan sepenuhnya milik kamu" sesudah mengatakan itu Keanu pergi dengan emosi hingga membanting pintu ruangan Farel.
"Aku sebenarnya tidak ingin menjalankan perusahaan ini, coba saja kamu bisa membuktikan memimpin perusahaan itu dengan benar pasti saat ini aku sudah memberikan perusahaan ini kepadamu Keanu" ucap Farel dengan tatapan nanar.
Lama melamun akhirnya Farel sadar bahwa dia mengunci Realina di ruangan pribadinya. Farel segera beranjak dari duduknya lalu membuka kunci dan nampaklah Realina yang sedang duduk di ranjang dengan raut wajah cemas.
"Ada apa tadi mas? apa ada orang yang berbahaya hingga kamu memasukkan aku ke ruangan ini?"
"Tidak apa tidak ada orang yang berbahaya tadi Keanu datang ke sini makanya aku memasukkan kamu keruangan pribadiku."
"Kenapa mas Keanu ke sini mas?"
"Tidak ada apa-apa, ayo kita keluar atau kamu mau tidur di sini sambil menunggu aku menyelesaikan pekerjaan?"
"Apakah aku boleh tidur disini mas?"
"Boleh saja" Farel mengangguk memperbolehkan.
"Makasih ya mas kebetulan aku rasanya kurang enak badan."
Farel dengan panik menyentuh dahi Realina dengan punggung tangannya. "Agak hangat, apakah kita perlu ke rumah sakit untuk memeriksakan kamu?"
"Tidak perlu mas, mungkin aku istirahat sebentar saja akan sehat kembali."
"Tapi nanti kalau kamu merasakan lebih tidak enak badan segera beritahu aku."
"Iya mas tenang saja, sudah sekarang kamu lanjut kerja lagi aja."
"Aku akan kembali bekerja setelah kamu tertidur."
"Baik aku akan tidur" Realina segera membaringkan tubuhnya lalu memejamkan matanya.
Setelah melihat Realina yang sudah mulai tidur, Farel pun keluar dari ruangan pribadinya lalu menutup pintu sepelan mungkin agar tidak membangunkan Realina. Realina yang sibuk menyelami alam mimpi, sedangkan Farel sibuk dengan berkas-berkasnya yang menumpuk di atas mejanya.
Tidak terasa waktu berputar begitu cepat, saat ini jam sudah menunjukkan pukul lima sore. Farel mulai membereskan meja kerjanya, sesudah itu dia melihat Realina. Ternyata saat ini Realina masih tertidur pulas, Farel tersenyum melihat Realina yang masih sangat cantik walaupun sedang tidur.
Saat Farel akan menggendong Realina, tangannya terasa panas saat menyentuh kulit Realina. Farel mengecek suhu badan Realina pada dahinya, benar badan Realina saat ini panas.
"Astaga bagaimana bisa suhu badan kamu begitu panas seperti ini."
Dengan terburu-buru Farel menggendong tubuh Realina ala bridal style keluar dari ruangannya, saat berada di luar ruangan sekertaris Farel yang melihat Realina tidak sadar pun juga ikut panik.
"Ada apa dengan nyonya Realina tuan?"
"Sudah nanti saja aku menjelaskannya, sekarang kamu hubungi supir untuk menyiapkan mobil untuk membawa Realina ke rumah sakit."
"Baik pak" sekertaris Farel segera mengotak-atik teleponnya untuk menelpon supir.
Farel sendiri membawa Realina turun ke lantai dasar, setelah sampai lantai dasar ternyata mobil sudah siap bersama supirnya. Farel segera masuk ke dalam mobil beserta Realina yang masih ada digendongnya. Sampai rumah sakit pun Realina segera ditangani oleh dokter dan para perawat.
Ternyata setelah diperiksa oleh dokter Realina hanya mengalami demam biasa. Mendengar itu pun Farel bisa sedikit bernafas lega. Setelah beberapa menit Realina pun sadar baru Farel bisa bernafas dengan lega sekali.
"Mas aku ada dimana kok semuanya serba putih dan berbau obat?" tanya Realina sesaat sudah sadar.
"Kamu saat ini ada di rumah sakit."
"Kenapa aku ada di rumah sakit? perasaan aku baik-baik saja."
"Kamu tadi demam karena terlalu panik aku membawa kamu ke rumah sakit, aku takut terjadi apa-apa denganmu."
"Mas aku ini hanya demam biasa jadi kamu tidak perlu takut."
"Iya dokter tadi juga mengatakan itu."
"Ya sudah kalau begitu kita pulang saja ngapain lama-lama di rumah sakit."
"Sebentar nunggu cairan infus kamu habis dulu baru kamu pulang."
"Aku enggak mau mas, aku juga enggak betah berada di sini terlalu lama."
"Rea kamu jangan keras kepala, kamu dengarkan aku jangan membantah. Kamu juga mulai saat ini harus terus menjaga kesehatan kamu karena besok kamu sudah mulai melakukan sidang mediasi, apakah kamu tidak mau perceraianmu cepat selesai?"
"Mau mas."
"Jadi kamu harus nurut" Realina hanya mengangguk.
pikiran pun licik ..
walau akibatx nnt merugikan dri x
nama x keburukan gk mungkin
gk kecium ...