NovelToon NovelToon
The Wicery Town Story

The Wicery Town Story

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Keluarga / Persahabatan
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Si Bogeng

Sebuah cerita yang berfokus kepada seorang remaja bernama Celvin Lloyd Relgi. Dia berangan-angan untuk menjadi seorang pahlawan kelas-S terkuat yang pernah ia dambakan. Bersama teman-temannya mereka pergi berpetualang dengan keseruan, candaan, suka dan duka akan mereka alami pada perjalanan mereka. Musuh-musuh yang menjadi lebih kuat seiring berjalannya waktu membuat Celvin ingin menjadi semakin kuat demi melindungi orang-orang yang ia pedulikan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Si Bogeng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 17 Bagian 2: Hilangnya sang Pahlawan

Terlihat sebuah lubang besar yang menganga di tengah-tengah hutan. Ayah kemudian melihat lebih dekat lagi, dan terlihat lubang itu sangatlah dalam.

(Dalam sekali lubangnya, tak mungkin kami bisa turun dengan mulus kalau begini) Ucap Ayah, di dalam hati.

Setelah berpikir sejenak, Ayah kemudian mendapatkan sebuah ide. Ayah kemudian berbalik dan berkata.

“Baiklah, sebuah hal yang mustahil bagi kita semua untuk turun. Maka dari itu, aku akan membawa sebagian dari kalian bersamaku”

Ayah lalu menunjuk seseorang sambil berkata.

“Arnold, Blade dan Liam. Kalian bertiga ikut denganku turun kebawah”

Setelah itu, mereka bertiga kemudian maju dan menghadap Ayah. Terlihat tiga Pria dewasa maju kedepan.

Arnold Gaionz, seorang pria dewasa yang memakai baju zirah berwarna hitam dengan corak putih di bagian pinggir dari baju zirahnya, dengan angka delapan di bagian pojok dari pelindung dadanya. Arnold sendiri adalah anak rekrut baru sekitar 22 tahun yang lalu, lebih tepatnya sebelum Ayah pensiun. Setelah Ayah pensiun, Arnold lah yang memimpin Pasukan Divisi 8, dan Ayah hanya menjadi instruktur dan mentor untuk para rekrutmen baru.

Arnold memiliki penampilan yang biasa-biasa saja dengan otot di sekitar tubuhnya dan jenggot yang tipis. Dia memiliki kekuatan elemental daun, dan ahli dengan senjata tombak. 

Lalu Blade, Blade Igniss—itulah namanya. Dia adalah teman lama Ayah yang masih aktif di pasukan militer Wicery. Dia memiliki penampilan yang tegas dengan wajah seramnya dan bekas luka di matanya serta sikapnya yang sangat tegas terutama pada anggota rekrutmen baru. Dengan baju zirah yang sama dengan Arnold, dia memiliki kekuatan elemental cahaya, dan ahli dalam berpedang.

Dan terakhir yaitu Liam, Liam Alfionz. Seorang pria dewasa dengan penampilan serius baju zirah yang sama, namun dengan jubah. Dia memiliki peran sebagai “Infiltrator” atau pasukan penyusup. Dengan kekuatan elemental petir yang membantunya bergerak dengan sangat cepat. Dengan dua bilah pisau di kedua pinggangnya, dia bergerak dengan sangat cepat.

“Senang bisa bertugas denganmu lagi, Senior!” Ucap Arnold, pada Ayah sambil tersenyum.

“Ya. Aku juga senang kita bisa bertemu lagi dengan kalian,” jawab Ayah, sambil menganggukan kepalanya.

“Jadi. Crane, ini tentang anakmu ya?” Tanya Blade dengan serius.

“Ya… begitu lah. Dari semalam dia belum pulang, dan tidak ada kabar juga darinya atau pun Pahlawan Amanda. Dan diperburuk lagi dengan istriku, Melissa yang jatuh sakit karena shock,” jawab Ayah pada Blade.

“Begitu ya. Baiklah, kami mengerti. Kami akan berusaha membantumu sebisa mungkin,” ucap Blade, sambil menepuk pundak Ayah.

“Ya. Terima kasih, semuanya” Ucap Ayah, sambil tersenyum. 

Liam kemudian maju dan bertanya sambil menyilangkan tangannya.

“Jadi, Kapten. Apa rencanamu?”

“Begini”

Ayah lalu menjelaskan rencananya. Dikarenakan semua pasukan tidak memungkinkan untuk turun, maka dari itu dipilih lah tiga orang. Yang dimana mereka berempat, akan turun dan melakukan ekspedisi kecil, dikarenakan Ayah percaya aku dan Finn, berada dibawah.

Namun dikarenakan lubang yang cukup dalam, maka solusi untuk turun ialah dengan menggunakan kekuatan elemental daun milik Arnold, yang digunakan untuk turun ke bawah lubang itu. Kekuatan elemental cahaya milik Blade, untuk menyinari kegelapan gua. Dan kekuatan elemental petir milik Liam, untuk berjaga-jaga jika ada banyak serbuan Arachnid yang muncul secara tiba-tiba.

Ayah sendiri memiliki kekuatan elemental angin, yang akan kurang membantu pada ekspedisi singkat ini. Maka dari itu, Ayah hanya menjadi penyerang utama dalam grup.

Setelah menjelaskan rencananya, mereka semua kemudian mengerti dan akhirnya memutuskan untuk menjalankan rencana itu. Arnold kemudian mendekat ke lubang itu, dan mengangkat sebagian tangannya mengarah ke lubang itu dan…

“Nature Vine!!”

Sebuah akar kemudian muncul di sekitar bagian mulut lubang, lalu tumbuh mengarah pusat dari lubang itu dan kemudian membentuk sebuah tali yang terbuat dari akar-akar itu. Dirasa tali dari akar itu sudah mencapai ujung dari lubang itu, Arnold kemudian berbalik dan mengarah ke Ayah dan berkata.

“Siap, Senior!”

Ayah lalu maju dan menepuk pundak dari Arnold sambil berkata.

“Kerja bagus, Arnold”

Sambil berbalik, ayah kemudian menyuruh Blade dan Liam untuk ikut turun kebawah. Mereka berempat kemudian turun, sementara sisa dari pasukan di atas disuruh oleh Ayah, untuk melanjutkan pencarian. 

Ketika turun, suasana menjadi semakin sunyi dan entah mengapa terasa sangat aneh. Mereka turun secara bersamaan, dikarenakan akar dari kekuatan daun milik Arnold cukup kuat, akarnya mampu menahan berat dari empat orang dewasa yang lengkap dengan baju pelindung mereka. Walau begitu, tentu akar itu tidak kuat menahan berat dari semua pasukan Divisi Delapan.

Perlu waktu yang cukup lama untuk mereka berempat mencapai dasar dari lubang itu, tapi mereka pun akhirnya sampai. Setelah turun, terlihat—mereka menginjak sebuah hamparan bunga yang menghentikan jatuhku. Mereka kemudian melihat sekitar untuk mencari petunjuk lainnya. Terlihat berbagai tanaman yang ada di dalam gua itu.

“Hmm? Tempat yang menarik, belum pernah aku melihat gua yang dipenuhi tanaman raksasa seperti ini,”ucap Blade sambil melihat sekitar.

“Tetap fokuskan pandangan kalian, Celvin dan temannya mungkin berada di sekitar sini” jawab Ayah dengan serius.

Gua yang berada di dalam lubang itu sangatlah luas, sehingga tentu akan memakan banyak waktu jika mereka mengitarinya untuk mencari sesuatu. Ayah kemudian memutuskan untuk berpencar, tapi sebelum itu—Liam melihat sesuatu yang aneh.

“Tunggu, Kapten! Aku melihat sesuatu,” ucap Liam sambil mengangkat sebelah tangannya mengaba-abakan untuk berhenti.

Ayah yang tersentak, kemudian bertanya pada Liam.

“Ada apa, Apa yang kau lihat?”

“Aku melihat semacam puing-puing batu di sebelah sana” jawab Liam, sambil menunjuk ke arah dari puing-puing batu itu.

Penasaran, mereka kemudian memutuskan untuk mendekati puing-puing batu yang ditunjuk oleh Liam. Dan terlihat, benarnya ada lubang di balik puing-puing batu itu.

Ayah kemudian berkata pada Liam.

“Bagus! Temuan yang bagus Liam. Baiklah semuanya, ayo kita masuk!!”

Mereka akhirnya masuk. Berbekal tekad untuk menemukanku, Ayah maju paling depan memimpin mereka semua. Semakin dalam mereka masuk, semakin gelap juga di dalam gua itu. Melihat itu, Ayah kemudian menyuruh Blade untuk menggunakan kekuatan cahayanya untuk menyinari gua itu.

“Blade! Gunakan kekuatan cahayamu!”

“Dimengerti! Light Sphere!!” jawab Blade, sambil mengangkat sebelah tangannya sebatas pundak.

Setelah itu, muncul bola cahaya dari tangan Blade yang menyinari seluruh gua. Tapi tak disangka, tepat setelah Blade—menggunakan “Light Sphere” terlihat puluhan atau bahkan ratusan Arachnid yang menempel di langit-langit gua. Dan terlihat, jenis Arachnid yang menempel adalah jenis Brown Back.

Secara tiba-tiba, gerombolan Arachnid itu kemudian langsung menjatuhkan diri mereka tepat di atas kepala Ayah dan lainnya. Namun sebelum dapat mendarat di kepala mereka, Arnold dengan cekatan langsung menggunakan kekuatan daunnya.

“LEAF COCOON!!”

Sekumpulan daun tiba-tiba muncul dari bawah kaki mereka, dan kemudian menutup rapat membentuk sebuah kepompong dari daun yang melindungi mereka dari serbuan Arachnid itu.

Sementara di dalam kepompong, mereka memikirkan cara untuk membasmi gerombolan Arachnid itu. Setelah waktu yang cukup singkat, mereka akhirnya memutuskan untuk keluar dari kepompong itu, dan secara cepat Arnold membuka kepompong.

*Fuohhh!!

Dikarenakan kecepatan dari pembukaan itu, terbentuklah gelombang kejut yang mementalkan sebagian Arachnid di sekitar kepompong itu yang menempel.

“LIAM SEKARANG!!” Teriak Ayah pada Liam, yang mengaba-abakan Liam untuk menyerang.

Dan dengan cepat, Liam melemparkan beberapa batang besi yang ia pegang ke arah sekitarnya. Dan dengan cekatan, dia langsung menggunakan kekuatan petirnya.

“ELECTRIFY!!”

Aliran listrik kemudian muncul dari kedua tangan Liam, dan kemudian menyetrum ke arah batang-batang besi yang dilemparnya tadi.

*TZZZZ TZZZZ TZZZZ

Listrik itu kemudian menyebar dan menyetrum seluruh Arachnid yang ada dan membuat semua Arachnid itu mati seketika. Mereka akhirnya bersorak pada Liam dan berpikir mereka sudah aman.

“Bagus banget Liam!” Ucap Arnold sambil menepuk punggung Liam.

“Ya! Ide yang bagus” Ucap Blade, sambil tersenyum ringan.

“Kerja bagus… Liam” Ucap Ayah, pada Liam.

Tapi ada sesuatu lagi yang mereka tidak sadari. Lantai gua tiba-tiba berguncang, dan langit-langit gua mulai bergetar. Situasi yang mereka pikir sudah aman, ternyata masih ada ancaman yang tersisa.

Dengan tiba-tiba muncul satu lagi Arachnid yang sangat besar, dan membuat seluruh bagian gua berguncang.

“Apalagi itu?!” Ucap Liam, yang kaget.

Dengan postur yang sangat besar, dan delapan mata yang sangat merah dan juga gigi-gigi yang sangat tajam. Arachnid itu kemudian memekikan suara yang sangat keras.

Seekor “Alpha” dari Brown Back Arachnid, yang berdiri di hadapan mereka. Blade dengan sigap langsung mencoba menarik pedangnya, tapi langsung dihentikan oleh Ayah. Sambil mengangkat sebelah tangannya untuk menghentikan Blade, Ayah kemudian tersenyum dengan sinis sambil berkata.

“Ini dia… yang ku tunggu selama ini”

*************** Sementara itu di rumah

Terlihat, Ibu yang sedang terduduk lemas di kasur dengan tatapan yang kosong dan hampa. Namun tiba-tiba…

*Tok Tok Tok

Terdengar suara ketukan pintu dari ruang tamu. Dan kemudian pintu pun terbuka, dan terlihat seorang wanita muda dengan rambut yang berwarna merah dan jaket berwarna biru tua kemudian masuk.

“Permisi! Kak Melissa?” Teriak wanita itu sambil memanggil Ibu.

Wanita itu kemudian masuk, sambil membawa kantong plastik di tangannya. Dan kemudian berjalan mengarah ke kamar Ibu dan Ayah. Dia kemudian membuka pintu kamar, lalu berkata.

“Loh? Kak Melissa?!!”

“...”

Tampak tak ada jawaban sama sekali dari Ibu, Tatapannya saja terlihat sangat hampa. Melihat hal itu, wanita itu langsung mendekati ibu dan berkata.

“Aduh… kakak ini, tampak lusuh banget” ucap wanita itu sambil perlahan duduk di samping ibu.

Dia lalu membuka kantong plastik yang dibawanya sambil berkata.

“Ini Kak! Aku bawakan makanan favorit Kakak, ‘Sup Kari Ayam’. Dimakan ya!” ucapnya sambil memegang sup dan tersenyum.

Namun sekeras apapun dia mencoba, Ibu masih hanya mendiamkannya. Wanita itu kemudian menghela nafasnya dan kemudian berkata.

“Kakak ini, bikin khawatir aja deh. Yaudah aku suapin ya”

Wanita itu kemudian pergi ke dapur untuK mengambil sendok dan kemudian kembali lagi ke kamar, lalu mulai menyuapi Ibu.

1
Raptor gamer
Ngakak banget!
Lourdes zabala
Aku merasa seperti ikut hidup dalam cerita ini, dari setiap aksi hingga percintaannya 💕
izzky.
Tema ceritanya sangat menarik, semangat thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!