NovelToon NovelToon
World Without End

World Without End

Status: tamat
Genre:Tamat / Dikelilingi wanita cantik / Iblis / Mengubah Takdir / Kelahiran kembali menjadi kuat / Ruang Bawah Tanah dan Naga / BLEACH
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ady Irawan

Keyz tanpa sengaja menelan Kristal Kehidupan milik Gabrielle dan Lucifer sehingga dia memiliki dua kekuatan dahsyat pada dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ady Irawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bandit

“Jadi begitulah.” Kataku kepada Alice dan Suki. Mereka tampak kecewa saat mengetahui aku tidak jadi ikut mereka. Saat ini kamu sedang berkumpul di perkemahan Alice. Si nenek semangat sekali karena banyak tamu di tempatnya.

“Apa maksudmu, suami ku?” tanya Suki.

“Sudah ah, jangan ngelawak terus.. panggil aku Keyz saja!”

“Cih. Ga seru.”

“BTW, kamu ada urusan mendadak apa?” tanya Alice.

“Ada bandit di barat daya Sad Town, sudah sekian pedagang seperti Alice di serang. Sudah ada korban.” Jawabku. “Dan menurut Dewi Pino, dia juga muncul di sekitar sini beberapa waktu yang lalu.”

“Wahhh... Itu berbahaya sekali...” jawab Alice sambil melihat ke arah neneknya.

“Heem... Itu tugas sangat penting. Kita tunda saja mencari pohon bercahaya nya.” Kata Suki. “Suamiku, aku akan memb...”

“Tidak...” Aku memotong kata-kata Suki. “Ini Cuma bandit biasa kok... Aku pergi sendiri saja.. kalian tetap pada rencana.”

“Tapi...” Alice memprotes.

“Sudahlah. Ga papa kok. Woles saja.”

Setelah itu, nenek muncul dengan seorang pegawai membawakan makanan untuk sarapan pagi kami. Dan pembicaraan beralih ke arah yang lain.

Nex

“Tanah terbakar?” tanya Alice. “Kita searah sampai pertengahan jalan.”

Kita sedang di depan gerbang utama Sad Town. Bertemu dengan si penjaga yang biasanya itu. Dia menyapa kami. Dia memberiku tentang bandit-bandit itu. Dia bilang, salah satu bandit memiliki kemampuan untuk memanipulasi monster, sehingga si monster bisa jinak kepadanya.

Setelah benar-benar paham, aku dan yang lain pun pamit.

Saat di gerbang Utara. Saat itulah aku teringat.... “Ah.. lupa tanya siapa nama orang tadi!”

Nex

Saat ini, aku dan yang lain berada di dekat tempat aku melawan Bos Seedmon. Di barat ada dua jalan, satu ke kiri, dan satu ke kiri juga, tapi sedikit nyerong.

“BTW.” Kata ku saat di pertengahan perpisahan kami. “Tempat yang aku tuju, kenapa di namakan tanah terbakar?”

“Di sana tempat gunung vulkanik yang aktif.” Jawab Suki. “Juga di sana sering terjadi letusan gunung, tidak terlalu besar, tapi selalu mengeluarkan lahar. Oleh sebab itulah tanah di sana terbakar terus. Dan, karena itu orang-orang menyebutnya tanah terbakar.”

“Suki pernah kesana?” tanya Alice.

“Tidak pernah.” Jawab Suki.

“Kok, lho?”

“Cuma lewat saja. Aku tidak suka dengan yang namanya hawa panas.”

Setelah itu, kami benar-benar berpisah.

Dan, aku kembali sendiri.. :’) Pinokio sialan. Tak kutuk hudungmu melar. :’)

Nex

Di tengah perjalanan menuju tanah terbakar, aku melihat sebuah karavan terbakar di ujung sana. Jaraknya sekitar lima kilometer dari tempat aku sekarang. Jalanan sangat lurus, sehingga aku bisa melihat kejauhan.

Di belakang karavan terbakar itu, ada sebuah gunung yang senang tiasa mengalirkan lahan dari puncaknya.

Di atas gunung awan hitam membumbung tinggi dan terasa sangat menyeramkan. Di iringi kilatan petir berkali-kali tanpa henti.

Dengan ‘Devil’s Steb’ aku hanya membutuhkan sekitar satu menit untuk sampai di karavan itu.

Kondisinya sangat memprihatinkan, kuda nya mati. Dan mayat-mayat manusia di sekeliling kereta kuda. Saat aku melihat kedalam salah satu kereta, Di sana juga ada mayat seorang anak kecil berusia sekitar lima tahunan.

Mengetahui hal itu, dadaku langsung sesak... Api masih menyala, dan darah mereka belum mengering. Jadi, aku yakin, kejadian ini baru saja terjadi.

“Sial!! Seharusnya aku datang lebih cepat!!” lalu, aku mencari-cari sesuatu apa pun yang bisa di cari.

Memeriksa satu demi satu mayat mereka. Lalu, aku berniat kembali untuk memanggil petugas untuk membereskan kekacauan ini. Tapi....

“Tolong...” ada suara lirih terdengar dari balik bebatuan di sebelah karavan. Suaranya lemah dan bergetar. “Siapa pun... Tolong....”

Nex

“Tolooongg..” rintihan itu berasal dari manusia kerdil dari jenis Dwarf berjenis kelamin laki-laki. Dia terluka sangat parah.

“Pak tua kecil!! Kamu tidak apa-apa?” tanyaku..

“Tidak apa-apa Patak mu... Aku hampir mati nih!!” jawabnya.

“Aduh, salah omong, Pak... Ada apa Ini? Apa yang sudah terjadi? Tapi, minum ini, ada revita, minuman penyembuhan. Walaupun khasiatnya tidak bisa langsung greng. Tapi, di jamin anda akan baik-baik saja.”

“Nah, gitu donk... Dari tadi kek..” dan dia meminum minuman tersebut. Sesaat kemudian dia tertidur. Nafas nya teratur, itu tandanya dia baik-baik saja.

Aku kembali mengelilingi karavan itu... Ada tiga rombongan kereta kuda. Dan semuanya hangus terbakar. Dan sepertinya Cuma pak tua itu saja yang selamat.

Selain rusak akibat terbakar. Aku juga melihat ada beberapa kerusakan yang di sebabkan oleh cakaran hewan... Bukan, ini pasti cakaran monster. Aku ingat kalau bandit-bandit itu ada yang bisa menjinakkan monster.

Nex

Sejam kemudian. Pak tua kecil itu bangun. Dia menceritakan kejadian yang dia alami. Dia habis berkemah di lereng gunung Merapi itu...

Lho, kok di sana? Ga bahaya Tah?

Alasannya, di sekitar sana ada monster keong api, dan dagingnya lebih lezat daripada daging ayam Pico. Mereka berburu untuk di jual, dan untuk di konsumsi sendiri.

Dalam perjalanan kembali ke kota, tiba-tiba mereka di serang oleh seekor monster kucing hitam sebesar gajah.

Monster itu menuruti semua perkataan pemiliknya. Pemiliknya seorang pria berbadan besar. Berjenggot, dan berambut panjang, memakai baju zirah besi berwarna coklat tua.

Setelah membunuh semua orang, bandit dan monster kucing itu kabur ke arah lereng gunung Merapi.

Setelah selesai menceritakan kejadian itu. Dia menyuruhku menguburkan jenazah teman-teman nya di dekat sana.

Terkhusus bagi jenazah anak kecil tadi. Dia menyuruhku membersihkan tubuhnya dulu sebelum aku menguburnya. Pak tua itu menangis sejadi-jadinya ketika tubuh gadis kecil itu mulai aku tanam.

“Tolong... Balas kan dendam ku nak... Kalau kamu berhasil, aku siap menjadi anak buah mu. Aku bisa membuat berbagai macam senjata dan perlengkapan rumah tangga... Apapun yang kamu perintahkan, akan aku turuti... Pokoknya.... Bunuh bandit itu.... TToTT... Namaku Bark... Terimakasih sebelumnya, nak..”

“Baik pak tua... Aku janji, akan ku bunuh bandit sialan itu.” Jawabku. Saat menguburkan jenazah-jenazah tadi, darahku benar-benar sudah mendidih. Apalagi ketika melihat jenazah anak perempuan kecil itu. Apa salahnya anak itu sampai si bangsat itu tega membunuhnya. Dasar bandit bangsat...

Nex

Aku mengejar bandit sesuai dengan petunjuk Bark, menuju gunung Merapi...

Sekarang sudah hampir malam ketika aku menemukan dua persimpangan jalan di depanku. Satu ke atas dan satu lurus, terus ada belokan di depannya.

Mulai di sini sudah terlihat beberapa monster yang di ceritakan oleh Bark. Ada keong racun, ah salah.. keong api.. lalu kupu-kupu api. Seingat ku, nama keong itu Sarvan, kupu-kupu Flame Butterfly. Lalu, ada juga monster jelly merah.. namanya Lava Jelly, mirip slime. Tapi mereka beda spesies.

Aku mencari tempat yang aman, aku berniat untuk istirahat sejenak, karena perjalanan puluhan kilometer ini benar-benar menguras tenaga. Apa lagi sekarang aku sudah memasuki area tanah terbakar.

Di persimpangan jalan tadi, ada celah kecil yang kiranya bisa di masuki oleh satu orang. Aku memutuskan untuk beristirahat di sana setelah memastikan tempat itu aman dan tidak ada monster nya.

Nex

Malam telah datang ketika aku membuka mataku. Ok, istirahat sudah cukup, kekuatan sudah pulih. Lanjut mencari para bandit!!

Aku memilih jalan lurus. Dan di belokan yang aku lihat dari persimpangan jalan tadi, ternyata ada turunan tangga terbuat dari paving stone. Kabut hitam menyelimuti area bawah.

Nex

Setelah sampai di dasar sana, aku melihat bekas pemukiman penduduk yang sepertinya sudah lama di tinggalkan oleh orang-orang. Disana ada monster yang sama dengan yang ada di atas. Tapi, ada satu yang tidak ada di atas.

Ghost Lantern. Sosoknya mirip Grimm reaper yang ada di anime anime. Wujudnya transparan, dan sesuai namanya. Dia membawa lentera di tangannya, bukan sabit besar.

Ketika aku lewat. Mereka sama sekali tidak menunjukkan reaksi apapun. Hemm. Mereka tipe monster yang tidak agresif.

Baik. Lanjut mencari bandit.

Nex

Setelah melewati pemukiman terbengkalai tadi, aku sampai di bekas persawahan yang di belakang nya ada pemandangan yang luar biasa...

Ada gunung Merapi sangat besar yang memuntahkan laharnya. Lalu, ada lereng menuju ke dalam jurang. Dan di tengah-tengah mengalir aliran sunah magma yang mendidih.

Selain itu. Pemandangan yang sangat tidak bisa dilupakan adalah... Dari semua pemandangan yang aku lihat tadi, itu semua di lengkapi dengan Bulan purnama berwarna merah darah.

Suara raungan terdengar dari jauh. Aku yakin itu berasal dari bawah lembah.

Sekitar satu kilometer dari persawahan... Aku sudah di ujung jurang... Dan melihat ada apa yang ada di bawah lembah sana, karena raungan itu benar-benar membuatku penasaran.

Di bawah sana, ada seekor naga besar. Lebih besar daripada Dragon Disaster!! Dia berdiri di puncak gunung Merapi kecil yang ada di bawah sana.

Dia sangat berbahaya... Aku merasakannya dari energi jahat yang dia keluarkan. Bulu kudukku berdiri ketika aku melihat dia meraung keras.

“Wahahhaa... Kita tadi siang mendapatkan jarahan yang sangat banyak!!” terdengar suara seseorang dari belakangku. Aku mencari tempat persembunyian.

“Tapi boss... Anak kecil tadi kenapa di bunuh? Dia bisa di jadikan mainan dulu.” Sahut salah satu pengikutnya.

“Benar boss... Dia masih kecil sih... Tapi, lobang bisa dipaksa!! Wahahahahahaaa...!!” sahut salah satunya lagi. Tawa mereka benar-benar membuatku ingin muntah.

Mereka sakit... Mereka kayak di bunuh!!! Mereka pikir, anak kecil tadi itu apa? Mau di apakan?

Aku mengintip dari balik batu tempat aku bersembunyi. Kulihat ada sekitar enam orang pria bertubuh besar dan botak semua, bertato dari ujung kepala sampai ujung kaki. Mereka mempersenjatai diri dengan pedang besar di punggungnya.

Selain itu ada satu mahkluk yang menarik perhatianku. Dia berbeda... Dia memiliki empat kaki, memiliki taring tajam, dan kuku-kukunya mengkilat. Tinggalnya sekitar tiga meter. Sosok itu....

Kucing.!!!

1
Ana@&
lanjut
Ady Irawan: terimakasih sudah membaca nopel saya bang.
total 1 replies
Teteh Lia
Cerita dengan alur yang berbeda 👍🌹
Askipシ︎
hooo, jadi ke inget toram online anjirr, deskripsi tempat, monster" nya mirip smua, semangat bang, ane dukung terus novel ini/Smile/
Ady Irawan: wkwkwwk.. lama lama nylentang dari toram bang.. wkwkwkw
total 1 replies
Neo Kun
Typo nya bang
Neo Kun: mantap
Ady Irawan: siap.. mohon di koreksi. 🙏🙏 😁
total 2 replies
Neo Kun
masa ga di kasih judul
Neo Kun
bang judulnya bang.
Ady Irawan: oh ya. wkkwwk
total 1 replies
Neo Kun
lanjut bang
Neo Kun
bagus. bikin penasaran.
Cumi 19
Juara banget! Ceritanya menyentuh hati dan membuatku merasa seperti ikut terlibat dalam petualangan tokoh-tokohnya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!