NovelToon NovelToon
Waiting For You

Waiting For You

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Pernikahan Kilat / Identitas Tersembunyi / Romansa / Penyelamat
Popularitas:57.9k
Nilai: 4.9
Nama Author: Andreane

Bagaimana rasanya menikah dengan orang yang tidak kita kenal?
Baik Arsya maupun Afifah terpaksa harus menerima takdir yang telah di tetapkan.

Pada suatu hari, ayah Afifah di tabrak oleh seorang kakek bernama Atmajaya hingga meninggal.
Kakek tua itupun berjanji akan menjaga putri dari pria yang sudah di tabraknya dengan cara menikahkannya dengan sang cucu.

Hingga pada moment di mana Afi merasa nyawanya terancam, ia pun melakukan penyamaran dengan tujuan untuk berlindung di bawah kekuasaan Arsya (Sang suami) dari kejaran ibu mertua.

Dengan menjadi ART di rumah suaminya sendirilah dia akan aman.

Akankah Arsya mengetahui bahwa yang menjadi asisten rumah tangga serta mengurus semua kebutuhannya adalah Afi, istrinya sendiri yang mengaku bernama Rere?

"Aku berteriak memanggil nama istriku tapi kenapa kamu yang menyahut, Rere?" Salah satu alis Arsya terangkat.

"Karena aku_" Wanita itu hanya mampu berucap dalam hati. "Karena aku memang istri sahmu, pak Arsya"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Andreane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 24

Untuk pertama kalinya aku merasa malu di depan Beno, rasa malu yang kemungkinan akan bertahan hingga berhari-hari.

Ceroboh, bagaimana bisa hal seintim itu sampai di lihat orang lain. Andai saja waktu bisa mundur, aku akan menutup pintu bahkan menguncinya sebelum melakukan itu.

Sementara pak Arsya, dia terlihat santai, malah seakan tak terjadi apapun.

Huuhh..

Mendengkus lirih, konsentrasiku mendadak buyar ketika ada notif pesan masuk ke ponselku.

Ku lirik benda yang ku letakkan di atas kulkas.

Kalau bukan pak Arsya, ya Shema. Dia sama sekali belum menghubungiku setelah diam-diam memberitahukan soal aku ke pak Arsya.

Berjalan beberapa langkah, ku ulurkan tanganku saat sudah berdiri di depan lemari pendingin.

Dapat di lihat kalau pesan itu dari pak Arsya.

"Jangan lupa, pindahkan barang-barangmu ke kamar atas. HARUS"

Reflek bibirku tersungging kala membaca pesannya, hatiku juga menghangat, dan dadaku seakan bergemuruh hebat.

Pesan ke dua kembali masuk.

"Kamar kita, maksudnya"

Tak membalas, aku kembali meletakkan ponselku di tempat semula lalu melanjutkan pekerjaan yang tadi sedang ku lakukan.

Baru saja memegang pisau hendak memotong apel, kali ini bunyi telfon rumah terdengar menggelegar.

Jantungku seketika mencelos, perasaan juga mendadak was-was.

Sedikit takut sebenarnya, tapi aku harus mengangkatnya.

"Halo" Sapaku ragu-ragu.

"Rere! Kamu dimana si, angkat telfon saja lama banget"

"Maaf, bu. Saya di dapur tadi"

"Mau kamu di dapur, di atas, atau di halaman sekalipun, harusnya kamu buru-buru lari, jangan santai-santai " Ketusnya yang sudah bisa ku tebak seperti apa sadisnya raut wajahnya.

"Kamu kerja di bayar, dan bayaran kamu mahal, jangan lemot dong. Paham!"

"Faham, bu. Maaf"

"Arsya dimana?" Tanyanya.

"Masih di kantor bu, belum pulang"

"Di rumah ada bahan makanan apa buat di masak?"

"Ada ayam, ikan, bayam, jagung dan_"

"Ada bahan buat bikin cap cay?" potongnya, membuat kalimatku terhenti.

"Enggak ada, bu"

"Kamu gimana? Anak saya itu suka cap cay, harusnya selalu sediain bahan-bahannya"

"Rencananya besok mau belanja lagi bu"

"Kamu ini, ngeles saja"

Aku diam, tak lagi merespon. Kata pak Arsya, bu Prilly memang seperti itu. Dia ketus, judes, dan egois. Sedikit galak, tapi juga ada sisi baiknya.

"Nanti malam, saya dan papanya Arsya, beserta neneknya juga, mau makan di situ, kamu masak agak banyak. Nanti saya bawakan buat masak cap cainya. Jangan masak ikan karena suami saya alergi. Ada bayam, kan? Boleh tuh dimasak sama telur hitam. Ayamnya bisa di bikin rendang"

"Baik, bu!"

"Kamu bisa masak, kan?"

"Bisa, bu"

"Okay, untuk yang lain-lain, akan saya bawakan dari sini" Ucapnya lagi. "Oh ya, ada jamur enoki?"

"Nggak ada, bu"

"Ada tahu?"

"Tidak bu" Jawabku tak enak hati.

"Gimana si kamu, apapun nggak ada. Ya sudah, nanti saya beli di jalan"

"Iya, bu"

Panggilan terputus begitu saja.

Benar-benar tak ada sikap sopan sedikitpun. Apa karena aku pembantu di rumah ini, jadi dia sok-sokan menunjukkan kekuasaannya, dan semena-mena padaku.

Ku gelengkan kepalaku seraya meletakkan gagang telfon di tempatnya.

***

Sorenya, bu Prilly dengan seorang pria yang ku taksir adalah suaminya datang.

Rupanya mereka tak hanya berdua, ada wanita lain yang menempati kursi mobil bagian penumpang.

Wanita itu kemungkinan neneknya pak Arsya. Tampak masih cantik meski rambutnya sebagian sudah memutih.

Tersenyum, ku sambut kedatangan mereka penuh ramah. Kakiku terayun ketika bu Prilly memanggilku untuk membantunya mengeluarkan barang-barang yang ada di bagasi.

Berbeda dengan bu Prilly yang menampilkan raut judes, pak Zidan, justru terlihat sumringah saat baru saja turun dari mobil. Pria paruh baya itu mengulas senyum dan langsung membukakan pintu mobil di mana ibundanya duduk.

"Mari mah" Pesannya, yang bisa ku dengar dengan nada lembut.

"Makasih, nak" Jawabnya, tak kalah lembut. "Sudah berapa lama mamah nggak kesini?" Imbuhnya sambil menatap rumah bercat mocca.

"Belum lama, mah. Terakhir kalau tidak salah pas Arsya ulang tahun yang ke dua puluh delapan"

"Sudah lebih dari enam bulan berarti"

"Kurang lebihnya, mah"

Pak Zidan sepertinya orang baik. Di lihat dari sikapnya pada wanita yang melahirkannya, dia benar-benar tipe pria penyayang. Nggak salah jika pak Arsya mewarisi sifatnya, juga ketampanannya.

"Di situ ada sayuran dan buah, ada daging juga. Langsung simpan di kulkas, ya" Suara bu Prilly membuatku memindai wajahnya. Aku yang sudah membawa beberapa kantong plastik langsung masuk ke dalam rumah tepat di belakang bu Prilly. "Jamur sama tahu di oseng pakai saos tiram, terus kerangnya di oseng pakai daun ketumbar. Cap cainya jangan lupa di masak"

"Baik, bu"

"Arsya belum pulang?"

"Belum, bu"

Dia nggak tahu aku ini Afi. Kalau saja tahu, apakah akan mengobrol seperti ini.

Entahlah, wanita ini sangat sulit di tebak. Kadang menyeramkan, kadang cerewet, ketus, tapi kadang juga perhatian, dan perhatiannya itu tentu saja hanya untuk pak Arsya.

Malam, tepat pukul 19:00, semua makanan sudah tertata rapi di meja makan, pak Arsya tampak antusias menikmati hidangan yang sangat menggugah selera.

Namun, seleranya mendadak hilang saat sang mama menyuruhku agar tak bergabung bersama mereka di meja makan. Pak Arsya sempat protes, tapi segera ku tepis dan beralasan kalau aku belum lapar.

Memilih membersihkan dapur, lamat-lamat aku mendengar obrolan dari ke empat orang yang tengah menikmati makan malam.

Dari yang ku dengar, ternyata bu Prilly sudah tahu tentang pernikahan kami. Dia tahu dari para tetangga setelah anak buahnya berhasil membuat mereka mengakui bahwa pernikahan di laksanakan di depan jenazah ayah.

Namun, di sisi lain bu Prilly merasa menang karena Afi menghilang bak di telan bumi. Dia senang karena sang putra bahkan belum berhasil menemukannya hingga detik ini, dan justru malah menghentikan pencarianku. Dua hal itu kemungkinan sudah membuat bu Prilly merasa sangat bahagia, dia pikir pak Arsya sangat kecewa, hingga akhirnya memilih berhenti mencariku.

"Pokoknya awas saja kalau tiba-tiba wanita itu kembali" Ucap Prilly dingin. "Harusnya hadapi dong, jangan main ngilang begitu saja, memangnya anakku itu apa? Berani-beraninya dia menyepelekanmu, Sya"

"Jangan di bahas, mah" Respon pak Arsya cuek.

"Benar-benar nggak ada jejaknya, nak?" Itu suara pak Zidan.

"Belum ada, pah" Masih terdengar cuek di telingaku.

"Lalu kenapa kamu berhenti mencarinya?"

"Nggak kenapa-napa, pah"

"Keputusan kamu sangat tepat, sayang. Buat apa mencari orang yang nggak jelas gitu, tidak bertanggung jawab itu namanya" Bu Prilly menyela.

"Kira-kira, dimana dia Sya. Nenek khawatir dia dalam bahaya"

"Itu bukan urusan kita, mah" Potong bu Prilly, cepat.

"Sudah jangan di bahas"

"Lihat, Arsya sudah sangat kecewa. Jadi lebih baik kita memang nggak usah membahasnya, kita hatus melupakannya. Toh, dia minggat juga keinginan dia sendiri, kan"

"Ya jangan gitu lah, Prilly. Secara hukum dia tetap istrinya Arsya, jadi dia adalah tanggung jawab kita" Nenek sepertinya sedang membelaku.

Tepat ketika ekor mataku mencuri pandang ke wajah pak Arsya, rupa-rupanya dia sedang menatapku dengan sorot nanar.

Aku tersenyum, berniat memberitahu kalau aku baik-baik saja.

"Aku tetap nggak rela mah, aku akan mengajukkan pisah untuk anakku"

"Ini hidupku, mah. Biar aku yang urus, aku yang selesaikan"

"Nggak bisa Arsya, mamah tetap harus ikut campur"

"Aku sudah dewasa, aku bisa mengatasinya"

"Tidak, bisa" Tegasnya.

"Sudahlah, kalau Arsya bilang dia yang akan selesaikan, ya sudah, kamu nggak perlu ikut campur. Jangan menganggap Arsya itu anak kecil. Dia berhak menentukan hidupnya"

"Aku harus turut andil karena aku yang melahirkannya"

Ngotot sekali wanita itu. Fix dia benar-benar egois.

Menggelengkan kepala, aku memilih pergi ke kamar dan tak lagi menguping obrolan mereka setelah semua peralatan masak sudah ku cuci bersih.

Selagi menunggu mereka selesai makan, aku akan membersihkan diri terlebih dulu. Rasa-rasanya, hatiku seperti tercubit mendengar pembicaraan mereka, dan jika aku tetap di sini untuk mencuri dengar, tak hanya hatiku yang sesak, aku mungkin akan meraung.

1
Asri
siapa itu? arsya kah?
sryharty
duuuh pasti Arsya ini,,semoga Arsya
mau mendengarkan Alasan Afi pergi ke Kanada
sedikit aku
Sri Wahyuni Abuzar
dan pria itu ternyata arsya...penjelasan apa yang akan di sampaikan ifa pd arsya..
yaa rabbi..pasti serba salah kaan ifa nya...arsya yakin kepergian ifa di dalangi oleh sang mama...dan mama prilly bersiap lah untuk kehilangan arsya 😃😃
Ainisha_Shanti
Alhamdulillah... pak Arsya tahu planning busuk Mama nya, sebab tu mengelabui Mama nya dengan alasan keluar kota. good job pak Arsya
N I A 🌺🌻🌹
wah afi kamu ketahuan mau kabur🤭 yo wis lah di tgu flash back nya
Rubyred
ibu meetua yg kejam jangan pulak nnt emak bilang mentunye yg maoknoergi sendiri bukan die yg nyuruhnye emaklah mak lampir
Sugiharti Rusli
apa Arsya tahu yah tentang rencana mamanya tuk mengirim Afifah ke Kanada
Salim S
iru arsya ya..? ayo fi jujur sama arsya apa yang kamu bicarakan sama prilly...arsya pasti mau mendengarkan semua cerita mubdan dia pasti percaya jangan main kabur2 an mulu,setiap ada masalah kabur ga bakalan selesai lah...percaya pada suamimu dia bukan orang yang picik kaya emaknya...
Puspita
semoga itu Arsya,trus afi gak jadi pergi sendiri,jadilah hanimun hehe
Syirfa Ratih
smga bnr" itu Arsya..malas bgt kl ceritanya sm kyak sinetron ikan terbang..plis y thor...jgn ada pisah"in mereka,,🥺
Asri
hayyah, menunggu reaksi arsya waktu pulang dari Singapura saja lah 😅
sryharty
ya Allah Ka ane sedikit syekaliii
N I A 🌺🌻🌹
afi pergi trus hamil trus bbrp tahun kemudian ketemu sama arsya dan udah punya anak terus kayak kisah novel pada umumnya😂
di tunggu karma prily
Salim S
udah gitu doang...?dikit amat..?!nunggunya sampai lumutan loh..mending kamu jujur fi ceritakan pertemuan kamu dengan s prilly kasihan arsya dia nggak melakukan kesalahan tp selalu menderita dia udah bucin sama kamu...jangan sakiti arsya lagi dengan meninggal kannya...jujur sama pasangan itu lah kunci keutuhan rumah tangga
Sugiharti Rusli
semoga aja kamu hamil yah pas pisah sama Arsya
Asri
hah, beneran jadi korban, silvia? kena aids gak tuh? 🫣
Salim S
tinggal jujur aja sama arsya,tahu ibu mertua mu manipulatif dan licik belum tentu srnua yg dia ceritakan semuanya benar atau hanya ingin membuatmu merasa bersalah dan meninggalkan arsya tanpa harus ribut dengan anaknya...arsya bukan orang picik dia pasti akan mengerti dan tetap menerimamu karena dia tulus mencintaimu..
sryharty
kalo aku jadi Afi pun akan mumet ,,
afi pergi pasti lg dalam keadaan hamil
duuuh kasihan banget seh fi hidup kamu

awas Arsya jangan sampe kamu mau di nikah kan sama si ulet bulu Silvia,,dia pembawa virus
enak kan sil senjata makan tuan
itu mama nya Silvia bener2 bikin gedek
Ainisha_Shanti
femikiran yang sangat dangkal
N I A 🌺🌻🌹
entahlah fi, apa nasib mu bakal sama kayak tokoh2 lain nya, berpisah terus hamil setelah bbrp tahun ketemu sama suami dg anak yg sdh kau lahirkan sendirian🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!