ADILA ARSYAF
Setelah semua yang ku korbankan ternyata hanya sakit yang aku dapatkan. Semuanya meninggalkan aku ketika aku tidak punya apa apa lagi. Hingga akhirnya aku hanya bisa menunggu malaikat mau menjemput ku.
Tapi ternyata tuhan masih memberikan aku satu kesempatan lagi.
pengen tau bagaimana perjalanan Adila menjadi wanita kuat, cuss baca👉👉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitria ardila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Jarum jam telah menunjukkan pukul delapan malam dan Adila masih setia di meja kerja menyiapkan iklan yang akan mereka kerjakan. Waktu jam pulang sudah dari dua jam yang lalu dan bukan hal baru lagi bagi Adila untuk pulang larut.
Jujur saja Adila sedikit takut untuk pulang karena pastinya Joan sudah menunggu dia di basement atau mungkin di apartemen Adila.
Melihat bagaimana Joan yang mulai bertindak kasar pasti jika ia bertemu berdua dengan Joan, pasti pria itu tidak segan segan bertindak lebih jauh padanya.
Akhirnya pekerjaan Adila selesai, dia mematikan laptop lalu merapikan meja kerja yang tadi berantakan.
Saat mengalihkan pandangan ke tempat lain tak sengaja matanya melihat siluet pria berdiri di depan pintu. Adila langsung mengambil tas dan berjalan mendekati pintu. Ternyata Haris yang berdiri di pintu dengan ke dua tangan di dalam saku celana.
"Sudah?" tanya Haris menatap Adila.
"Bapak menunggu saya dari tadi?" Bukannya menjawab Adila malah balik bertanya.
"Kamu memiliki kebiasaan yang tidak baik. Biasakan jika orang bertanya itu di jawab bukan balik bertanya lagi." Haris berjalan menuju lift yang diikuti oleh Adila.
"Maaf pak.. maaf karena membuat bapak menunggu lama." Adila masuk ke dalam lift dan Haris menekan tombol lift.
Hanya ada mereka di dalam lift dengan suasana canggung karena wajah datar Haris. Adila melihat Haris dari ujung matanya.
"Pulang dengan saya saja."
Adila hanya mengangguk tanpa banyak bicara karena memang ini yang ia butuhkan. Dia butuh seseorang yang menjaga dia.
"Bapak bisa beladiri?" tiba tiba terbesit saja pertanyaan itu di dalam otak Adila dan langsung ia tanyakan.
"Bisa. Kamu takut kalau Joan memukuli saya?" tanya Haris yang bertepatan dengan pintu lift terbuka.
"Hehehehe, saya cuman takut kalau bapak kenapa napa. Saya akan merasa bersalah membawa bapak dalam situasi yang rumit ini." Adila menunduk saat berjalan.
"Aku yang memutuskan membantu kamu dan itu berarti aku menerima segala resiko yang ada."
Adila tersenyum tipis saat mendengar ucapan itu.
Lalu tiba tiba tangan Haris menyentuh bahu Adila dan otomatis menghentikan Adila. Ternyata di depan mereka ada mobil yang hendak keluar tapi karena Adila terus menunduk maka dia tidak melihatnya.
Adila terkejut ketika Haris menghentikan dia, lalu Adila mendengar gumaman yang tidak jelas dari mulut Haris.
"Ceroboh."
.
.
"Kalau boleh saya tau, kenapa bapak mau membantu saya?" Tanya Adila setelah menghabiskan makanannya.
Saat ini mereka berada di sebuah restoran untuk makan malam. Haris memutuskan secara sepihak untuk makan disini bahkan dia tidak memberitahu Adila bahwa mereka akan makan malam.
"Tak ada alasan khusus. Hati saya hanya tergerak untuk membantu kamu, mungkin tuhan yang menyuruh saya membantu kamu terbebas dari masalah ini." Jawab Haris kemudian pria itu meminum minumannya.
"Saya pikir bapak orang yang mempedulikan logika dari kata hati, ternyata saya salah selama ini." Ujar Adila dengan sedikit kekehan di akhir kalimatnya.
"Jujur saja saya pun tidak mengerti kenapa saya mau melakukan hal yang tidak mendapatkan keuntungan sedikitpun untuk saya, tapi saya seperti merasa bersalah jika tidak menolong kamu."
"Mungkin di kehidupan yang lalu saya melakukan kesalahan pada kamu, sehingga pada kehidupan sekarang saya harus menebusnya."
.
.
.
bersambung
jangan lupa like and vote ya
salam hangat dari author
dah mls lanjutin baca.
udh d ksh ksmptan lg,msa ga d mnfaatin.....ga ush tkut,lwan aja mreka yg mnindasmu.....smngttt.....
udh mmpir....slm knl y....
aku ko gmes sih sm adila...pdhl udh d ksh ksmptan kedua,tp msh aja mau pduli sm joan....mngkn krna msh pnya hti nurani,mkanya dia jd labil....