Bagaimana rasanya di kejar-kejar seekor harimau? Pasti takut kan?
Daniel yang di juluki sebagai Harimau karena selalu penyendiri dan di takuti banyak orang hingga ia menemukan mangsa baru yaitu Ruelle, gadis kutu buku yang tidak kenal takut pada nya.
Kehidupan Daniel berubah semenjak hadirnya seorang Ruelle
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nasri Suju - Kiasan Rasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24
Daniel - Narator POV.
Ruelle, entah sejak kapan aku menempel di hidup mu, tapi kamu tidak pernah risih dengan keberadaan ku, kamu selalu menyambut ku dengan senyuman.
Senyuman tertulus yang membuat ku menelan ludah ku sendiri.
( Daniel tidak pernah percaya orang yang mendekati nya)
Setiap perkataan mu membuatku berharap akan sesuatu di hidupku, aku jadi memiliki alasan untuk tetap bertahan hidup.
Lihat manik mata yang berkaca-kaca menatap ku dengan penuh ketulusan. Ketulusan?
Untuk pertama kalinya dia berbuat nakal padaku, berbisik sambil mengatakan apa yang ku ingin kan.
Kamu benar-benar sudah membangunkan harimau di tubuh ku. Kamu sekarang jadi mangsaku, Ruelle.
"Ikutlah aku ke Amerika," titah ku.
Aku berusaha merayu nya, dia tersenyum memberiku harapan.
Hingga tidak terdiam.
"Akan ku usahakan," ucap nya.
Dia memberiku setitik harapan.
"Aku akan menunggu di sana, kamu harus berjanji," tekan Daniel.
Entah apa yang ada di pikiran nya dia terlihatnya keberatan.
"Kamu tahu Daniel, kamu sekarang adalah hal yang berarti bagi ku,"
Seketika jantungku rasanya mau copot, Aku tertawa sambil menutup wajah ku.
"Ruelle gadis kutubuku mengatakan hal seperti itu, wow," ujarnya tidak percaya.
"Lalu kamu, kamu cowok berandal yang tiba-tiba jadi cowok romantis," ungkap Ruelle tak mau kalah.
"Itu berkat gadis kutu buku yang ternyata seorang penyihir,"
Kami bertatapan begitu lama, lalu saat mata kita saling bertemu kami tertawa, Aku sangat ingin memakan nya.
"Jangan tinggalkan aku Ruelle," aku memegang tangan nya.
Ruelle terlihat frustasi dia tidak bisa menjamin itu, aku ingat kalau dia menerima ku agar aku tidak menyakiti orang lain.
"Aku juga Daniel..."
Aku sangat senang mendengar nya, rasanya aku seperti di karuniai kekuatan dewa.
"Kamu tahu, karena kamu aku bisa sebahagia ini," ungkapnya terlihat begitu haru.
Setiap perkataan nya begitu menyenangkan untuk di dengar. Asal kamu tahu Ruelle kamu adalah dunia ku sekarang.
"Aku akan memberi mu kejutan,"
"Ayo tutup mata dulu,"
"Oke, apakah kita butuh kain,"
Aku cemburu pada kain yang akan menyentuh mu. "Biarkan aku menutup matamu sementara,"
Aku menuntunnya ke suatu tempat. Kami menaiki tangga, perlahan dia akan terjatuh tapi aku menahan nya. Jantung ku berdebar tak karuan.
Kami pergi ke atap restoran yang sudah ku pesan.
Aku melepaskan tangan ku dari mata nya, dan reaksinya sesuai ekspetasi ku.
Dia tersenyum simpul.
"Bagaimana?" Tanya ku.
"Ini cantik," ungkapnya.
Dia sedikit mengeluarkan air matanya terharu. Aku berhasil.
Atap restoran di isi dengan setengah karpet merah dan temboknya dari rumput buatan. Lampun kuning menyinari mereka dan bunga mawar merah di mana-mana.
Kelopak bunga mawar membentuk gambar hati ( Love)
"Kamu siap?"
"Untuk apa?" Tanya nya.
"Kamu ingin tahu hubungan kita seperti apa kan?"
Dia mengangguk.
Kami berjalan bersama, dia menggandeng tangan ku.
Kami berdiri di bulatan kelopak bunga yang di hiasan lampu lilin.
Aku membuka sebuah kotak, Aku tidak jongkok seperti gentlemen, aku berdiri agar bisa menatap wajah nya yang sangat cantik secara jelas.
Aku membuka kotak kejutan itu, berisi cincin dengan batu kecil berwarna hitam dan putih.
"Daniel..."
"Ya Ruelle,"
Dia terdiam memasang raut tak percaya, dia mengeluarkan mutiara dari matanya, aku menyeka nya.
Aku menarik jarinya dan memasang kan cicin dengan batu berwarna putih di jari manis nya. Mata nya melebar seolah masih belum percaya. "Kita akan selalu terikat Ruelle, kita tak akan pernah berpisah,"
Aku gak kan membiarkan mu pergi dari hidupku, apapun yang terjadi aku akan menjadikan mu milik ku meski harus dengan segala cara.
Aku meminta Ruelle memasang kan cincin dengan batu hitam ke jari ku. Aku bisa merasakan dia nervous.
"Sudah, lihat ini terlihat cantik," dia menyandingkan tangan nya dengan ku.
Kening kami beradu, kami bertatapan dan...
"Bolehkah?"
"Peluk saja ya," katanya.
Aku memeluk seerat mungkin seolah Aku tidak ingin berpisah dengannya.
Hingga Aku punya rencana agar pelukan ini tidak pernah lepas.
"Aku sangat ingin mengatakan kalau, Daniel jangan pergi tinggalah di sini, tapi aku tidak bisa menentang nya,"
Pelukan melonggar, aku mendengarkan setiap katanya.
"Tapi jika seperti itu Aku egois, kamu harus menjadi yang terbaik Daniel, kamu hebat,"
Aku benar-benar sudah jatuh pada sihir nya.
Aku semakin mengeratkan pelukan dan menidurkan kepala ku di pundak nya.
Kami berpelukan tanpa lelah.
Setelah itu kami menikmati pemandangan langit sambil berbincang.
"Kamu tahu Daniel, mimpi ku sederhana, sekolah, kuliah lalu bekerja untuk negara. Aku tidak peduli Aku belajar di mana, tapi sekarang Aku punya tujuan yang tinggi, dan sekali lagi itu berkat mu,"
Sudah cukup, kata-kata nya terlalu membuatku lemah, tapi telinga ku tak mau menutupnya dan terus mendengar kan nya, telinga ku mabuk dengan sihirnya.
Kamu juga sekarang jadi alasan Aku masih hidup di sini. Akan ku lakukan apapun yang ku bisa agar selalu bersama mu.
Aku akan menjadikan kamu milik ku, Ruelle ku.
( Tatapan buas seorang Daniel)
***
"Aku akan pergi ke Amerika asal dengan satu syarat,"
Aku berhadapan dengan orang yang ku benci. Ayah ku.
"Apa?"
Untuk pertama kalinya Aku di bolehkan meminta sesuatu.
"Berikan beasiswa pada murid bernama Ruelle dan luluskan dia ke universitas yang sama dengan ku,"
Pertanyaan ku sangat kekanak-kanakan tapi aku benar-benar tidak bisa melepaskan nya.
"Ruelle, wanita yang membuatmu jadi pria sejati,"
Tahu apa dia tentang pria sejati, tapi syukurlah kurasa dia akan menerimanya.
"Buktikan,"
Aku merasa marah, karena permintaan ku butuh syarat.
"Buktikan kalau anak itu bisa masuk ke universitas di Amerika, ayah akan di sana saat kelulusan, melihat kerja keras kalian,"
Aku menahan amarah ku, Aku memasang wajah tidak tenang dan dia menikmati itu.
Aku pergi dari hadapan nya sambil membanting pintu.
"Ruelle yah, dia anak yang luar biasa, tapi tak semudah itu untuk merayuku," kekah ayah Daniel.
***
Di kediaman swedahty.
Bellina dan Chavez menunggu anak nya pulang
"Ya ampun anak ku, kamu habis dari mana aja?"
"Ahk aku lupa memberitahu papa dan mama,"
"Aku habis jalan sama temen," jawab nya ringkas.
Tidak menceritakan kejadian dia bersama Daniel. Hingga waktu yang tepat Ruelle akan memberi tahu.
"Mama papa jangan kasih tahu siapa-siapa,"
"Yah apa?" Tanya mereka.
"Aku ingin kuliah ke Amerika," ungkapnya.
Mereka tidak kaget justru senang, ternyata anak nya memiliki mimpi yang tinggi.
"Sayang jika itu keinginan mu, persiapkan dengan baik, mama dan papa akan dukung," tutur Bellina.
Reaksinya di luar dugaan Ruelle. Ruelle masuk ke kamar.
Menjatuhkan badannya ke springbed, lalu tersenyum menatap cincin yang terpasang di jari manisnya.
Aku masih merasakan cara kami saling memasang kan cincin ini.
Tuhan Aku sangat bahagia....