Nesya menolong seorang pria asing, tetapi dia meninggalkan pria itu setelah pria itu sudah di rawat dengan baik.
Sekian lama mereka berpisah di pertemukan kembali di tempat kerja
Apakah Mereka akan bersama akan berpisah.
Cinta tulus dari pria tersebut apakah bisa meluluhkan hati Nesya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurhayati 11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 24
Nando menarik nafas panjang sebelum keluar dari dalam mobil, Dini hari dia baru sampai di Mansion sambil meraup wajahnya kasar
Mendengar deru mobil yang memasuki rumahnya Seno dia hanya mengintip di balik kaca ruang kerjaanya.
Sebenarnya dia tidak benar marah terhadap putranya hanya saja dia kecewa bahwa anaknya ini menikah tanpa melibatkan dirinya sebagai orang tua.
Jangan karena dia membebaskan putranya bukan berarti bebas mengambil keputusan yang cukup membuat dirinya gagal dalam mendidik anak.
Berulang kali dia membuang nafas agar emosinya tak meledak. Seharusnya ia membujuk sang istri yang merajuk karena ulahnya, tapi kali ini ia hanya ingin mendengar alasan putranya.
.
.
Langkah Nando begitu berat tak kala kakinya sudah di ambang pintu besar
Keadaan rumah terbilang sepi karena penghuninya mungkin sudah tertidur, tetapi papanya mungkin tidak mungkin pria setengah baya itu sedang menunggunya hingga sampai selarut ini.
Ceklek
Nando membuka pintu ruang kerja sang papa, benar seperti duganya, jika sang papa masih saja terjaga. Mungkin saat dirinya memasuki rumah sudah di dengar olehnya.
"Assalamualaikum pa." Sapa Nando sebelum dia ikut duduk di kursi sofa di ruangan sang papa.
"WAlaikum salam," Sahut Papa Seno "Bisa kau ceritakan apa yang membuatmu menikahi anak gadis. Tanpa memberitahu kami!" Nanda bicara Papa Seno terdengar menahan kekesalan
"Sebenernya aku belum menikahinya pa, Aku hanya memberikan cicin itu pun dia tak menyadarinya." Ujar Nando menatap Sang papa yang menatapnya dengan dahi berkerut.
Papa Seno bener dia buat bingung, tapi mengapa mengaku istrinya. Buka pacaran nya pikir papa Seno.
"Pantas saja, Ku kira kau sudah tak menganggap kami ada!" Seno menghembuskan nafasnya lega sambil mencibir putranya.
"Aku bukan anak durhaka pa, alasan ku hanya mengatakan itu sebagai bentuk jika aku benar ingin menjadikannya istri pa. Dia wanita satu satunya yang menolak ku dengan alasan orang tuanya tak merestui hubungan kami." Keluh Nando terdengar sangat berlebihan.
"Menolakmu, wah pesona anak papa ini sudah luntur rupanya." persis sekali ucapannya seperti ucapan sang Mama kemarin siang. Emang kalo jodoh tuh pasti akan berfikir sama dalam mengatakan juga sama.
Nando mengembangkan senyum kecut mendengar ucapan papanya.
"Huff Papa ini. Tidak tau kah Aku sedang frustrasi." Keluh Nando sambil membuang nafasnya berulang ulang otaknya benar benar buntu.
"Begitu sulit rupanya, apa papa harus ikut turun tangan?" Tanya Papa Seno menatap putranya yang terlihat banyak pikiran benar benar frustrasi rupanya.
"Sepertinya begitu, tapi untuk sekarang ini belum pa. Aku ingin berusaha." Tolak Nando kemudian ia beranjak
"Istirahat lah, papa akan menceritakan ke mama mu. Soal berita itu biarkan saja." Ujar Papa Seno.
"Terimakasih pa, oh iya pa.." Nando menjeda ucapannya beberapa saat dia ragu tapi harus mengatakannya" Wanita itu terlahir kalangan biasa pa. Tidak seperti kita, makanya dia menolak ku." Setelah mengatakan itu Nando keluar dari ruangan Sang papa menuju Kamarnya
Tak ada kemarahan yang terpancar dari garis wajah pria setengah baya itu.
"Yang terpenting kamu bisa nyaman dan bahagia bersamanya, papa tidak akan menghalanginya nak." Gumam Seno dia tidak mempermasalahkan wanita yang tak setara dengan kehidupannya yang terpenting hidup putranya bahagia sana seperti dirinya.
Dia tidak ingin menjadi ayah yang egois karena kekuasaan.
"Cukup, kakak ayah yang mengalami itu nak."
Sehat sehat untuk kalian 😊😊😊
Dukungan kalian sangat berarti untuk author