Zahra, gadis biasa yang begitu bahagia dengan kehidupan remaja pada umumnya, tiba-tiba harus meminta seorang ustad yang usianya jauh di atas dirinya untuk menikah.
***
"Ustadz Zaki!" panggilnya dengan sedikit ngos-ngosan, terlihat sekali jika gadis itu baru saja berlari.
Dua pria berbeda generasi yang tengah berbicara itu terpaksa menoleh kepadanya.
"Zahra, bisa sedikit sopan kan, kamu tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa!?" pria dengan baju putih dengan rambut yang juga sebagian memutih itu terlihat kesal, tapi si gadis tidak mengindahkannya. Tatapannya hanya tertuju pada sang ustadz.
"Ustad, menikahlah denganku!"
Pernyataan gadis itu tentu membuat sang ustadz tercengang, ia menatap pria di depannya bergantian dengan gadis yang baru datang dan tiba-tiba mengajaknya menikah itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon triani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Zahra pingsan
"Kamu pakek apa?" tanya salah satu teman Zahra saat melihat Zahra masuk ke dalam kelas masih mengenakan kain Bali yang sengaja di lilitkan ke pinggang oleh sang suami.
"Ini?" Zahra terlihat bingung harus menjawab apa, tapi kemudian ia teringat dengan ucapan ustad Zaki, "Belajar menutup aurat jauh lebih baik dari pada tidak mau sama sekali."
Seketika ia mendapat tatapan heran dari teman-teman sekelasnya, mereka benar-benar tidak percaya Zahra akan mengatakan hal itu,
"Seriusan, itu tadi Zahra yang bilang?"
"Ya iyalah, dia calon ustadzah kan istrinya ustad!" ucap Nur yang tiba-tiba datang dan merangkul bahu Zahra, tapi langsung mendapat tatapan kesal dari Zahra.
Seketika Nur sadar jika dia sudah keceplosan,
"Yang bener aja, sejak kapan Bayu jadi ustad?" beruntung salah satu dari mereka mengira jika yang tengah di bicarakan oleh Nur adalah Bayu yang notabene nya adalah pacar Zahra.
"Ya kalau Bayu sudah tobat!?" ucap Nur lagi dan langsung mendapat cibiran dari teman-temannya yang lain.
Beruntung guru masuk dan membubarkan anak-anak itu agar kembali ke bangkunya masing-masing.
Zahra pun juga duduk di bangkunya, ia melepaskan kain yang melilit pinggangnya.
"Selamat pagi anak-anak, hari ini kita ulangan ya!"
"Huuuuu!?" dan langsung mendapat sahutan kecewa dari seluruh siswa.
Brak brak brak
Guru pun memukulkan penggaris kayu di atas meja agar kelas kembali tenang, dan ternyata hal itu berhasil. Tidak ada lagi yang berani mengeluarkan suara.
"Kumpulkan semua buku dan ponsel di atas meja Bu guru, dalam waktu lima menit!"
Dan instruksi itu berhasil, semua siswa di kelas itu mengumpulkan semua buku dan ponselnya di atas meja guru.
Setelah memastikan semuanya lengkap, guru pun mulai membagikan lembar ulangan.
Astaga ...., lima puluh soal, batin Zahra saat melihat jumlah soal yang tertera di atas kertas. Pelajaran bahasa Indonesia dengan jumlah lima puluh soal bukan hal yang mudah karena lembar soal itu bahkan lebih tebal dari koran. Satu soal hampir memenuhi satu halaman.
Mau di baca dari mana dulu?
Apalagi saat ini Zahra tengah menahan perutnya yang kram karena haid.
Berkali-kali Zahra terlihat memegangi perutnya, bahkan sekarang wajahnya semakin pucat, keringat dingin sesekali keluar dari Zahra mengusapnya dengan tisu yang berada di tangannya.
"Zah, kamu kenapa?" tanya Nur yang memang bangkunya berdekatan dengannya.
"Aku nyeri haid!" jawab Zahra singkat, tapi ternyata guru menyadari mereka tengah mengobrol.
Brak
Guru kembali memukul meja, membuat semua siswa terkejut dan tidak ada yang berani mengeluarkan suara lagi.
"Nur, Zahra, kalau sudah selesai silahkan tinggalkan kelas!?"
"Belum, Bu!" jawab Nur.
"Siapa suruh mengobrol?!"
"Maaf Bu, tapi Zahra sakit Bu!"
"Alasan aja biar tidak ikut ulangan, ibu sudah hafal dengan tingkah kalian." tampak Bu guru tidak percaya.
Saat Nur ingin berbicara lagi, Zahra pun segera memberi kode pada nur untuk diam, ia tidak mau sampai nur di keluarkan dari kelas gara-gara dirinya.
"Tapi Zah _!" ucap nur tanpa mengeluarkan suara dan Zahra kembali meletakkan jari telunjuknya di depan bibirnya agar Nur diam saja, akhirnya dengan perasaan khawatir Nur pun diam dan melanjutkan mengerjakan ulangannya yang masih setengah lebih.
Aduhhhh ...
Zahra semakin merasakan sakit di perutnya, biasanya kalau hari pertama haid seperti ini Zahra akan memilih tetap di rumah atau tiduran di UKS, tapi karena hari ini ada ulang an ia pun terpaksa mengikuti pelajaran.
Hingga akhirnya ....
Brukkkk
Zahra benar-benar pingsang dan terjatuh dari duduknya.
"Zahra!?" teriak Nur hingga membuat seisi kelas mengarah pada mereka.
Bersambung
Jangan lupa untuk memberikan Like dan komentar nya ya kasih vote juga yang banyak hadiahnya juga ya biar tambah semangat nulisnya
Follow akun Ig aku ya
IG @tri.ani5249
...Happy Reading 🥰🥰🥰...
mksh kk baik🥰