NovelToon NovelToon
Pesona Mantan Istri Yang Disakiti

Pesona Mantan Istri Yang Disakiti

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Nikahmuda / Patahhati / Penyesalan Suami
Popularitas:34.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: D'wie

Anggi Saraswati adalah seorang ibu muda dari 3 anak. Awal mula pernikahan mereka bahagia, memiliki suami yang baik,mapan,dan tampan merupakan sebuah karunia terbesar baginya di tengah kesedihannya sebagai yatim piatu penghuni panti.

Tapi sayang, kebahagiaan itu tak bertahan lama,perlahan sikap suami tercintanya berubah terlebih saat ia telah naik jabatan menjadi manajer di pusat perbelanjaan ternama di kotanya . Caci maki dan bentakan seakan jadi makanannya sehari-hari. Pengabaian bukan hanya ia yang dapatkan, tapi juga anak-anaknya,membuatnya makin terluka.


Akankah ia terus bertahan ?
Atau ia akan memilih melepaskan?

S2 menceritakan kisah cinta saudara kembar Anggi beserta beberapa cast di dalamnya dengan beragam konflik yang dijamin menarik.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch.13 Project Memikat Hati Janda Cantik

Weekend adalah hari yang paling ditunggu setiap orang. Apalagi bagi para penggiat rupiah dan para pelajar. Banyak orang memanfaatkan weekend untuk berlibur, berkumpul bersama keluarga, jalan-jalan, ada juga yang dihabiskan dengan berguling manja khusus para kaum rebahan dan ada juga yang asik dengan layar segi empatnya untuk menonton Drakor kesayangan. ( Beda sama kaum mak-mak, setiap harinya sama aja. Paling bedanya kalo lagi ada jadwal kondangan. Waktunya tampil cantik manja.😁)

Beda dengan Anggi, weekend ini ia isi dengan kegiatan renovasi ruko. Untuk menghemat budget, ia mengajak adik-adik panti mengisi waktu luang mereka dengan membantunya mengecat dan mengatur tata letak barang di ruko.

Adik-adik panti Anggi tampak sangat bersemangat membantu Anggi. Mereka sangat menyayangi Anggi karena biarpun sudah 8 tahun Anggi keluar dari panti, Anggi tak pernah melupakan mereka. Sesekali Anggi menemui mereka di panti dan membawakan mereka aneka kue dan camilan. Anggi menyayangi mereka seperti keluarga sendiri.

"Aji, Raju, sini ,mbak buat jus alpukat nih, minum dulu gih! Biar tambah semangat." ujar Anggi dengan senyum mengembang

"Iya mbak, bentar. Nanggung nih bagian sini, sedikit lagi selesai." ujar Raju

"Tunggu mbak, bentar lagi. Eh Lia, jangan habisin,jusnya! Awas kalo kamu habisin, ntar aku kempisin badan kamu." teriak Aji saat melihat teman sepantinya, Lia sedang asik meminum jus sampai nambah berkali-kali.

"Kempisin? Emang gue balon. Dasar triplek." ejek Lia

"Wew, biar dikata body kayak triplek, liat nih otot-otot di tangan dan perut gue, bisa bikin cewek ileran kalo liatnya. Dari pada elo, udah kayak balon gelembung sana gelembung sini." ejek Aji

"Hush, kalian ini, nggak pernah berubah. Aji, Lia, kita nggak boleh body shaming. Ada undang-undangnya lho. Mau kalian mbak laporin terus masuk penjara?" ancam Anggi sambil mengacungkan telunjuknya ke arah Aji dan Lia bergantian.

"Eh, jangan mbak, gimana nasib pacar-pacar Aji kalo Aji masuk penjara."

"Pacar dipikirin, masa depan loe itu yang harusnya loe pikirin gimana kalo loe masuk penjara." ejek Tita

"Jadi playboy aja bangga. Liat tuh, Raju, nggak perlu tebar pesona, yang naksir udah antri kayak mau beli karcis KRL." timpal Luna

"Ck... 3 lawan 1 nggak adil banget." desah Aji membuat Raju terkekeh

"Cewek dilawan." timpal Raju

"Assalamualaikum." tiba-tiba ada suara seseorang yang mengucapkan salam dari luar pintu ruko

"Siapa tuh? Tita, liat gih! Mungkin tamu mbak Anggi." titah Luna

Tita pun segera beranjak menuju pintu, melihat siapa yang mengucapkan salam.

"Wa'alaikum salam. Cari siapa ya, om?" tanya Tita

Pria itu mengernyitkan dahi, 'setua itu kah aku sampai dipanggil om?' gumamnya dalam hati

"Anggi nya ada?" tanya pria itu

"Oh, temannya mbak Anggi ya, om? Ada om, lagi siapin makan siang. Om masuk dulu aja, duduk bareng kami di dalam." Tita mempersilakan pria itu masuk dan duduk bersama mereka di dalam ruko

"Tita panggilin mbak Anggi dulu ya, om. Kalau om mau minum jusnya, silahkan." Tita pun berlalu menuju dapur untuk memanggil Anggi

"Sstt...sstt... sini,siapa tu?" isyarat panggilan dari Lia

"Nggak tau, cari mbak Anggi. Temennya mungkin." ujar Tita

"Ganteng ya!" puji Luna

"Kalo loe itu yang penting berjenis kelamin laki-laki, pasti loe sebut ganteng." ejek Aji

"Enak aja. Buktinya bagi gue, loe itu nggak ada ganteng-gantengnya. Cuma menang body sixpact aja, yang lain, kalah jauh sama Raju." timpal Luna

"Hah,Raju lagi Raju lagi. Ya deh, emang Raju yang paling ganteng."

"Eh, tapi sekarang nggak lagi. Raju masih kalah sama om itu. " ujar Luna santai

"Hais, udah ah! Ngeladenin kalian, nggak bakalan ada selesainya. Gue mau panggil mbak Anggi dulu." Tita pun berlalu

"Mbak, ada yang nyariin."

"Hah? Siapa?"

"Nggak tau. Om-om ganteng, mbak."

"Om-om?" bingung Anggi sambil mengernyitkan dahi sebab ia belum memberikan alamat ruko ini pada siapa pun.

Tita hanya mengedikan bahu karena tak tahu.

Anggi pun segera mencuci tangan lalu keluar dapur menemui pria itu.

"Mas Diwangga!" seru Anggi keheranan. Ia bingung mengapa Diwangga bisa tau alamat rukonya.

"Hai, Nggi. Lagi ngapain?"

"Lagi masak, mas. Eh, tapi mas tau dari mana alamatku di sini?" tanya Anggi penasaran

Diwangga menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Mama, jusnya habis." panggil Karin dari lantai 2

"Eh, tunggu sebentar,mas." Diwangga pun mengangguk

"Tunggu Nggi, nih aku bawain mainan buat si kembar sama Damar." ujar Diwangga seraya menyerahkan sebuah bungkusan yang berisi boneka, mobilan, dan bola .

"Duh, jadi ngerepotin. Makasih banyak ya, mas. Anak-anak pasti seneng." ujar Anggi dengan tersenyum manis. "Aku ke atas dulu ya, mas." pamit Anggi

.

.

"Mas." panggil Anggi setelah selesai mengantarkan jus alpukat untuk anak-anaknya

"Ya."

"Jawab yang tadi."

"Oh itu, maaf, kemarin sewaktu kamu pulang dari kantor aku, aku ikutin kamu." ujar Diwangga malu, sedangkan Anggi melongo mendengarnya. Iya, kemarin siang, saat Anggi akan pulang setelah mengantarkan surat gugatan cerai yang sudah ditandatangani ia dan Adam, Diwangga mengikutinya.

"Serius?" Diwangga hanya mengangguk

"Oh iya, ini akta cerai kamu sudah keluar." ujar Diwangga seraya menyerahkan lembaran akta cerai Anggi dan Adam.

"Duh, nggak perlu repot gini, mas. Kan bisa aku ambil sendiri di kantor."

"Nggak papa, Nggi. Kamu kan lagi sibuk-sibuknya mau pembukaan toko, jadi apa salahnya aku bantuin anterin."

"Makasih ya, mas untuk semua bantuannya. Sebagai ucapan rasa terima kasihku, ikut kaki makan siang bersama yuk. Aku udah masak banyak tadi."

"Boleh." jawab Diwangga semangat

.

.

.

"Mas, pesan makanan donk! Aku dah laper nih." bujuk Adinda

"Sesekali masak donk, yang. Aku kan juga pingin nyobain masakan kamu."

"Huh, aku kan sudah pernah cerita,mas kalau aku nggak bisa masak." desah Adinda kesal

"Tapi nanti kalau kita udah nikah, kamu belajar ya! Aku itu suka masakan rumahan lho ,yang."

"Ya ya ya, liat aja nanti." decak Adinda. 'Enak aja kamu suruh belajar, nanti kalo aku sering masak terus bau dapur, kamu ejek aku terus kamu tinggalin kayak mantan istri kamu itu. Ogah ah! ' batin Adinda.

Adinda masih ingat dengan jelas ,saat awal-awal ia menjalin hubungan dengan Adam ,Adam cerita ia bosan dengan istrinya karena penampilannya yang udik, kampungan, bau dapur ,dan tidak glowing ,berbeda dengan Adinda yang putih mulus dan glowing. Padahal hal itu wajar , karena Adinda bekerja di toko kecantikan , jadi ia dituntut selalu berpenampilan cantik. Ia juga rajin skincare'an agar kulitnya selalu glowing.

"Terus siang ini kita makan apa?" rengek Adinda

"Kita delivery order aja, ya?"

"Terserah mas aja deh! Yang penting makan."

.

.

.

Selesai makan siang, Diwangga ikut membantu Raju dan Aji mengecat dinding ruko. Sebenarnya Anggi merasa tak enak hati, bukan hanya karena mereka baru saling mengenal, tapi karena ia sudah terlalu banyak menerima bantuan Diwangga.

"Mas, udahan aja gih! Ntar kamu capek."

"Nggak papa, Nggi. Cuma gini aja nggak capek kok. "

"Tapi..."

"Nggak papa. Atau kamu butuh bantuanku yang lain?"

"Nggak ada sih. "

"Ma, mau es kim." rengek Karin

"Ya udah, kalian tunggu sini. Ntar mama beliin."

"Itut, ma. Itut." rengek Karin

"Epin itut duga, ma." rengek Kevin

"Kalian tunggu aja di sini, ya! Mama pergi sebentar aja kok."

"Nggak mau tigal, mau na itut." delik Karin dan Kevin dengan tangan bersedekap di dada

"Ya udah, om Angga anterin aja gimana? Kalian mau?"

"Mau..." teriak Karin dan Kevin berbarengan

"Nggak usah mas, biar sama aku aja."

"Sayang, nggak boleh mama, gimana? Bujuk mama gih, biar mau." bisik Diwangga

"Mama, peliss ma, tita pelgi cama om Aga ya!" bujuk Karin

"Iya ma, Epin mau naik obil cama Om Aga." bujuk Kevin

Anggi mendesah kasar melihat tingkah laku anaknya yang begitu mudahnya dekat dengan Diwangga. 'Dasar bocil,pinter banget ngerayu.' rutuk Anggi dalam hati

Diwangga tersenyum geli melihat tingkah laku anak kembar Anggi.

'Project memikat hati si janda cantik, dimulai.' seringai Diwangga

1
Selvy Anton
Luar biasa
Soraya
hadiah buat Anggie
Soraya
kok pas banget ya ini kn juga tgl satu Juli HBD buat Anggie smga kebahagiaan sllu menyertaimu 🤲
Soraya
Adam baru mau memulai panen
Soraya
Luar biasa
Soraya
tinggal nunggu panen aja ya Dam
Soraya
apa yang menolong Anggie Angga ya waktu digangguin sama preman waktu itu Anggi masih SMA
Soraya
bagus Anggi kmu cerdas
Soraya
mampir thor
Mbak Pur
definisi semakin tersakiti semakin mempercantik diri👍
Mbak Pur
mampir kk semoga ceritanya bagus
asya yussi
Luar biasa
Liiee
lea anak Carlos😡
Liiee
degdegan
Liiee
ost full house😂
Vien Habib
Luar biasa
Bunda Aish
🤦😀 ya salaaam....Roby .... Roby
Imam Syafi'i
Lumayan
InDri
Luar biasa
Sumiati 32
bang Robi otw
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!