"MENGEJAR CINTA USTADZ RIFKI"

"aduh gawat, udah mau jam 09.00 lagi kita harus cepat-cepat pulang nanti kalau kita terlambat kita bisa dihukum."

Ucap Nadia yang panik, Nadia dan teman-temannya pun segera bergegas untuk pulang sesampainya di pesantren jam sudah menunjukkan pukul 09.30, setelah mereka turun dari mobil terlihat ustadz Rifki sudah menunggu dengan wajah cemas dan terlihat juga ada dua orang satpam yang menemani ustadz Rifki.

"kalian tidak lihat ini sudah jam berapa?"

tanya ustad Rifki kepada mereka mereka hanya tunduk tidak berani menatap ustad Rizki.

"maaf ustad tadi kita keasikan ngobrol jadi lupa kalau sudah jam 09.00 lewat."

Jawab Siska membela diri.

"saya tidak mau mendengar alasan kalian besok pagi kalian temui saya di kantor kalian harus menerima hukuman."

ucap ustad Rifki sambil masuk ke mobil dan pergi memasukkan mobil ke garasi, sementara terlihat satpam sedang tertawa kecil.

"tuh rasain emang enak dihukum."

ledek satpam yang bernama Udin.

"ih apaan sih lagian seharusnya tadi bang Udin bilang sama ustad Rifki' kalau kita udah janjian agak pulang malam."

jawab siska.

"ye kalian mau saya dipecat karena sudah bohong."

udah ah ayo balik ke asrama siap-siap untuk besok dihukum entah hukuman apa."

sahut Nadia.

"paling juga nyikat WC."

ucap Siska mereka bereempat pun kembali ke asramanya masing-masing,,,,, sementara terlihat di dalam kamar ustad Rifki, zidan sedang bermain game.

"eh bro dari mana jam segini baru pulang."

itu tadi masih keliling lihat-lihat santri sudah pada masuk apa belum."

"oh iya kira-kira bude sama pakde kapan nyampenya."

"kayaknya dua hari lagi deh, oh ya bro kamu mau nggak mengajar di sini untuk sementara waktu."

"loh emang pesantren ini kekurangan guru."

" bukan kekurangan sih kebetulan guru bahasa Inggris sedang melahirkan ya paling tidak dia cuti paling cepat 3 bulan, saya tahu kamu kan pinter bahasa Inggrisnya daripada nganggor bagus mengajarkan bahasa Inggris ke murid yang lain kan."

"aduh saya tidak ada pengalaman untuk menjadi guru tapi baiklah saya akan coba."

"beneran nih."

"iya"

ucap Zidan tanpa melihat ustad Rifki karena sibuk bermain game ustad Rifki mengambil hp-nya yang ada di meja dan mencari nomor Nadia ustad Rizki mengecat Nadia.

"assalamualaikum, Saya tidak suka ya kamu melakukan kesalahan seperti tadi kamu itu perempuan tidak baik malam-malam di luar sana."

terlihat masih centang dua belum dibaca oleh Nadia ternyata di dalam kamar Nadia sudah melihat pesan itu namun tidak dibaca nadia memang sengaja tidak membaca pesan itu... namun ustad Rifki tetap menunggu balasan dari Nadia.

"apa dia sudah tidur ya perasaan baru di kamar ya belum ada setengah jam."

ustad Rifki pun pergi ke ruang depan dan menelepon Nadia sementara di kamar nadia panik.

"aduh gimana ini mi, malah ditelepon lagi diangkat nggak ya."

"mi tolong ngangkatin dong."

"kok aku sih" saya harus bilang apa?"

"kamu bilang aja kalau saya lagi mandi."

"yaudah sini."

Mia mengambil hp-nya dan mengangkatnya.

"assalamualaikum ustaz maaf ini Mia Nadia sedang mandi ada apa ya ustad nanti saya akan sampaikan kalau Nadia sudah selesai mandi."

"nggak ada apa-apa, nanti setelah Nadia selesai mandi kamu suruh dia membalas pesan saya atau suruh nelpon saya saya mau bicara."

"oh oke baik nanti saya sampaikan sama Nadia."

"ya udah assalamualaikum."

putus ustad Rizki ya udah sih beberapa menit lagi balas aja pesannya paling juga mau nasehati kamu sedikit-sedikit namanya juga calon istri ya kan.

"tapi sumpah jantung saya deg-degan banget saya belum pernah melihat wajah ustad Rifki semarah tadi."

"jangankan kamu saya saja yang sudah lama di sini tidak pernah melihat ustad Rifki semarah tadi, ya udah sebelum semakin marah balas aja pesannya."

"jadi dibalas nih."

"iya dibalas kamu mau ustad Rifki makin marah."

Nadia pun membalas pesan ustad Rifki.

"waalaikumsalam maaf bang saya janji tidak akan mengulanginya lagi."

bunyi pesan jawaban dari Nadia ustad Rifki pun langsung menelpon Nadia.

"tuh kan malah ditelepon."

Terlihat Nadia panik dan mengangkat hp-nya.

"assalamualaikum bang maaf ya bang,,adik benar-benar menyesal."

"ya udah lain kali jangan kamu ulangi lagi kalau mau pergi jauh dan pengen sesuatu bilang ke saya saya bisa belikan atau saya bisa temani kamu."

"abang marah ya sama adik."

"ya marah lah tau nggak dari tadi saya kuatir nungguin kamu nggak pulang-pulang Saya takut kamu kenapa-kenapa."

"maaf ya bang adek janji gak akan ulangi lagi."

"Yaudah sekarang kamu istirahat jangan begadang lagi besok ulangan terakhir setelah ulangan kalian baru dihukum agar tidak mengganggu pelajaran kalian."

"emang harus dihukum ya bang."

"ya iyalah kalau tidak dihukum nanti dicontoh sama yang lainnya, kamu memang calon istri saya tapi di sekolah kamu tetap murid saya jadi sama seperti yang lainnya."

"Iyh iyh ya lah saya istirahat dulu, Abang juga tidur istirahat."

"assalamualaikum."

tutup Nadia sambil mematikan handphonenya terdengar ustad Rifky menjawab.

" waalaikumsalam."

dan beranjak dari duduknya menuju kamarnya.

"lagi teleponan sama siapa sih bro sampai harus keluar dari kamar."

"nggak ada di kamar ini susah jaringan makanya saya keluar."

"susah jaringan dari mana orang dari tadi saya main game lancar-lancar aja kok."

"udah nggak usah dibahas Saya mau tidur karena besok saya harus mengajar kamu juga istirahat besok saya akan mengenalkan kamu ke seluruh santri dan santriwati sebagai guru bahasa Inggris sementara."

Zidan hanya mengangguk-ngangguk sambil mengambil posisi untuk tidur begitu juga dengan ustad Rifki siap-siap untuk tidur.

pagi yang cerah terlihat cuaca agak mendung sepertinya memang akan turun hujan santri dan santriwati pun memasuki ruang kelas masing-masing sebelum memasuki ruang kelas seluruh santri dan santriwati dikumpulkan di lapangan pesantren, terlihat ustad Rifki sedang berdiri di podium sambil mengumumkan.

"assalamualaikum para santri dan santriwati Saya minta sedikit waktunya sebelum kalian masuk ke kelas masing-masing kalian bisa lihat di sebelah saya ada seorang ustadz baru beliau adalah ustaz Zidan beliau akan mengajar bahasa Inggris sementara untuk menggantikan ibu Maya yang baru saja melahirkan, semoga kalian semua dapat bekerja sama dengan ustad Zidan dalam belajar bahasa Inggris."

terlihat semua santri dan santriwati hanya mengangguk dan memperhatikan ustaz Zidan terutama para santriwati yang kagum melihat ketampanan ustaz Zidan ternyata.

"ustaz Zidan lebih tampan dari ustad Rifki ya."

celutuk salah satu santri Wati.

"iya ya."

sahut yang lainnya.

"Saya hanya ingin menyampaikan ini saja kalian bisa kembali ke kelas masing-masing dan melakukan ulangan terakhir" seluruh santri dan santriwati pun pergi menuju kelas masing-masing.