Semua terjadi karena kesalahan ku sendiri yang tergiur akan uang taruhan, tanpa aku menyadari, kalau aku sedang mempertaruhkan masa depan ku!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Salsabilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Plak!
"Abnan? Mana istrimu? Sudah dua hari ini, istrimu tidak pernah ikut makan malam bersama kita. Apa istri mu lembur terus?" Mama Jisya bertanya ketika dia baru menyadari sudah dua kali makan malam menantunya belum pernah ikut makan bersama.
"Mungkin dia lembur, Ma." Jawab Abnan seadanya tapi dengan hati yang berbeda.
"Mungkin? Kok mungkin? Apa kamu tidak cari tahu ke mana istrimu itu? Kalau ada apa-apa terjadi padanya bagaimana?" Ujar Mama Jisya.
Jangankan Mama, aku juga tidak ingin wanita itu pulang terlambat. Tapi dianya saja yang lebih melihat laki-laki lain di bandingkan suaminya sendiri, lebih memilih berbohong dengan alasan lembur padahal keluyuran dengan laki-laki bukan mahramnya. Batin Abnan mulai terpancing emosi saat Akira belum juga datang.
"Abnan?"
"Iya, Ma?" Kaget.
"Kamu tidak apa-apa kan?" Tanya Jisya melihat putranya yang melamun.
Wanita paruh baya itu mulai menyadari ada yang tidak beres dalam rumah tangga putranya.
"Tidak Ma, Abnan cuma ngantuk." Bohong.
Menarik nafas mengerti kalau putranya berbohong, "Ada apa sebenarnya, nak? Coba ngomong sama Mama?" Jisya tak percaya dengan ucapan putranya kalau Abnan tidak apa-apa.
Abnan menggeleng karena mana mungkin dia menceritakan pada Mama Jisya masalah yang terjadi dalam rumah tangganya.
"Tidak ada apa-apa Ma, Abnan baik-baik saja." Bohongnya berdiri dari sofa karena sekarang dia sedang bersantai di ruang keluarga.
"Aku pamit ke atas dulu ya, Ma." Tambah pria itu tak ingin Mama Jisya bertanya lebih dalam lagi.
Mama Jisya hanya mengangguk pelan.
Ada apa dengan anak itu? Sepertinya dia sedang ada masalah. Hanya bisa bertanya-tanya dalam hati karena Abnan tidak bersedia menceritakan padanya tentang yang pemuda itu rasakan.
Abnan yang ingin masuk ke dalam kamar melihat putrinya berdiri di depan pintu kamar gadis kecil itu seperti sedang menunggu Bundanya datang.
"Zeera? Kenapa belum tidur?" Tanya Abnan mendekati gadis kecil yang terlihat sedih.
"Zeera tunggu Bunda Om, apa Bundanya belum pulang ya, Om?" Tanya Zeera terlihat sangat merindukan Akira yang begitu sibuk akhir-akhir ini di kantor.
Bukan kemauan wanita itu menyibukkan diri di kantor. Tapi itu semua karena Yumi yang selalu berusaha agar Akira kelelahan di kantor, dan akhirnya resign mencari pekerjaan baru agar Akira bisa jauh dari Abnan.
Tanpa Yumi tahu. Walaupun dia berhasil menjauhkan Akira dari Abnan di kantor. Tapi tetap saja mereka berdua akan selalu bertemu, karena mereka hidup seatap dengan status pasangan suami istri.
Abnan menarik nafas berat mendengar keluhan yang keluar dari bibir mungil putrinya.
"Om temani bobo ya? Mungkin Bunda lagi ada pekerjaan yang tidak bisa dia tinggalkan. Pasti besok-besok, Bunda tidak akan pulang terlambat lagi." Ucap Abnan menenangkan hati putri kecilnya.
Zeera malah menunduk semakin sedih. "Apa Bunda tidak sayang lagi ya sama Zeera? Semasa di luar kota, sesibuk apapun Bunda, Bunda pasti punya waktu untuk menemani Zeera ke taman bermain. Berbeda dengan sekarang, Bunda sudah berubah, dan terlalu disibukkan dengan pekerjaan.." lirih gadis itu mengusap cepat air matanya yang tak sengaja keluar.
Walaupun kedua orang tua Abnan memberi kasih sayang yang cukup pada Zeera, tapi tetap saja gadis itu masih merasa kesepian. Karena yang gadis kecil itu inginkan adalah Bundanya, malaikat tak bersayap yang sudah menemaninya dari baru lahir sampai dia berusia 10 tahun.
Abnan tampak mulai tak bisa mengontrol emosi dengan kelakuan istrinya yang tak peduli lagi pada Zeera hingga gadis kecil itu merasa kesedihan.
"Om temani tidur ya? Nanti Om bilangin sama Bunda, agar jangan telat lagi pulangnya ya?" Bujuk Abnan mengusap sayang pucuk kepala putrinya.
Zeera mengangguk pelan, "Janji ya Om, bilang sama Bunda, agar jangan selalu lembur lagi."
Abnan tersenyum, "Iya, Om Janji. Nanti Om bilang ya. Ayo Om temani tidur." Abnan menuntun putri kecilnya masuk ke dalam kamar gadis itu.
Ia menyelimuti tubuh Zeera dan duduk di pinggir ranjang.
"Terima kasih karena Om sudah baik banget sama Zeera." Kata gadis itu menutup mata.
Tentu saja aku baik. Karena kamu itu darah dagingku. Maafkan Ayah karena belum memiliki keberanian untuk berhadapan dengan Mama nenek kamu sayang. Batin Abnan menatap wajah putrinya yang sudah tertidur pulas padahal baru saja gadis itu terbaring, dia sudah lelap karena lelah menunggu Bundanya datang.
Akira! Kamu benar-benar sudah keterlaluan! Aku bisa terima kalau kau tidak bisa membalas perasaanku. Tapi tidak sepantasnya kau melakukan ini pada Zeera yang tidak tahu apa-apa. Abnan semakin di buat emosi ketika Akira belum juga tiba.
***
Setelah terjebak selama lebih dari dua jam. Akhirnya Jisya sampai juga di rumah suaminya dengan wajah terlihat kelelahan karena terlalu lama berada dalam grab.
"Kalau tahu akan telat seperti ini, lebih baik aku lembur saja." Gumamnya melangkah masuk ke dalam rumah keluarga suaminya.
Wanita cantik itu mengedar padangan seolah mencari keberadaan Zeera.
Apa Zeera sudah tidur ya? Sepertinya aku memang kembali terlambat lagi. Semenjak tinggal dan bekerja di sini, aku sering kali pulang telat. Batin Akira tampak sangat kelelahan.
Wanita itu berlari kecil menaiki anak tangga buru-buru berjalan ke kamar putrinya yang sudah tertidur lelah menunggunya.
Cklek
Akira menarik nafas berat melihat Zeera yang seperti dugaannya kalau gadis kecil itu sudah tidur.
Bunda terlambat lagi.. Sepertinya Bunda memang harus segera berhenti kerja di kantor Ayah mu. Agar Bunda bisa punya waktu seperti dulu lagi buat kamu sayang... Mengusap dan mencium pipi putri kecilnya.
Ia keluar dari kamar putrinya melangkah lemah ke kamar Abnan.
Cklek
"Lebih baik kau berarti saja dari pekerjaanmu Akira! Cukup kau diam di rumah dan urus putrimu dengan baik!" Suara bariton Abnan menggelegar dalam kamar mereka berdua.
Akira melihat Abnan yang tampak begitu marah padanya.
"Sebelumnya juga aku bisa bekerja dan mengurus putri ku dengan baik! Tapi semenjak kamu menempatkan aku di bawah Yumi, aku sering terlambat pulang karena banyak pekerjaan yang sekretaris kamu itu berikan padaku!" Jawab Akira ikut terpancing emosi karena dia juga kelelahan dan lapar tapi suaminya malah marah-marah tidak jelas menurut wanita itu.
"Yumi, Yumi, Yumi, terus! Kamu itu selalu menyalahkan orang lain! Kesalahanmu itu tidak mau kau akui dan lebih memilih menolak kesalahan itu dan menyalahkan sekretaris ku!"
"Jangan-jangan kamu juga bukan terlambat pulang kerja karena lembur! Tapi kamu baru saja dari bermesraan dengan laki-laki lain di luar sana! Kurang kaya dari mana aku! Sampai-sampai kau masih mencari laki-laki lain, entah itu untuk harta, atau kebutuhan ranjang! Apa sebegitu murahannya kau!" Bentak Abnan menuduh Akira yang bukan-bukan.
Plak!
Akira menampar Abnan hingga tak sengaja 3 kuku wanita itu tertanam dan menggores pipi Abnan hingga mengeluarkan darah segar dari pipi pria itu.
.knp bisa zera di culik..lewat mana kah🙃🙃😌
sebar aja sana,, jgn takut akira km msh punya saksi kunci yaitu Siska tinggal cari Siska buat bongkar kebusukan yumi
abis ini tinggal nunggu aja pembalasan dr yumi buat akira,, dia pst akan melakukan sesuatu buat celakai akira ato zeera,, dasar iblis betina