NovelToon NovelToon
Mendadak Jadi Sugar Baby

Mendadak Jadi Sugar Baby

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Konflik etika / Penyesalan Suami / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / PSK / trauma masa lalu
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Byiaaps

Apa benar kalau zaman sekarang cari uang halal itu susah?

Hidup di lingkungan sekitar yang toxic, membuat Binar harus bertahan hidup dengan caranya sendiri.

Cara seperti apa yang ia pilih?

Jangan lompat bab untuk menghargai karya penulis, bila tak suka bisa skip saja, jangan mampir hanya untuk membaca secara acak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Byiaaps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

Pagi ini, Adrian kembali menemui istrinya di kamar. Ada sedikit rasa ingin tahu kondisi kaki Binar yang terkena pecahan kaca semalam, hingga membuat mengeluarkan banyak darah. Meski ia tak langsung menolongnya, tapi Adrian segera meminta salah satu ART untuk mengobati luka pada kaki sang istri.

Setiap Adrian menemuinya di Kamar, Binar selalu menjadikan kesempatan ini untuk terus mendesaknya mengatakan apa alasan Adrian memperlakukannya seperti tawanan.

“Adrian, Adrian,” panggil Binar berjalan mendekati suaminya dengan pincang karena kaki yang diperban masih terasa sakit.

“Tolong katakan kenapa kamu menyakitiku seperti ini, aku salah apa? Apa aku pernah menyakiti kamu sebelumnya? Atau keluargamu?" Binar menggandeng lengan Adrian dan mereka pun kini terlihat begitu dekat.

Meski hati dan fisiknya sakit, tapi entah mengapa Binar masih merasakan kenyamanan saat berada di dekatnya.

Tak menjawab, Adrian yang sedikit terpesona dengan paras sang istri, buru-buru menjauhinya dan pergi keluar kamar.

Ia sama sekali tak mengindahkan teriakan istrinya yang terus memanggil-manggil namanya sembari menahan perih di kakinya.

Menunggu beberapa saat setelah suara mobil Adrian berlalu pergi, Binar memberanikan dirinya keluar kamar menuju kamar suaminya di lantai dua. Dilihatnya di sekeliling tak ada aktivitas apa pun, para ART juga tak terlihat satu pun. Biasanya di jam-jam sekarang ini para ART sedang sibuk bekerja. Meski langkahnya terasa begitu sakit, tapi ia mencoba tetap kuat sampai berada di depan kamar sang suami.

Dibukanya pintu kamar yang tak terkunci itu perlahan, ia mulai masuk ke dalam. Kedua matanya terbelalak melihat ke sekeliling, siapa tahu ada informasi yang bisa ia dapat dari sana. Tapi, tak ada apa pun. Di meja kerja suaminya itu juga hanya ada tumpukan kertas, dan sebuah bingkai foto.

Diambilnya bingkai foto dan diperhatikannya dalam-dalam dua anak kecil yang berada dalam foto itu. “Ini pasti Adrian saat kecil. Ia begitu manis dan tampan. Sepertinya dulu ia tak bengis seperti sekarang. Tapi, siapa yang berfoto di sampingnya ini? Apa dia adiknya? Ah, bisa jadi begitu, karena dia memang hampir mirip denganku sekilas, seperti yang Mbak Yuli katakan.”

Dari tumpukan kertas dan map di atas meja juga tak ada informasi yang berarti, hanya ada dokumen pekerjaan Adrian.

“Adrian hanya punya 1 saudara kandung, adiknya. Ibunya sakit, dan ayahnya sudah meninggal. Ayah mertuaku bernama Farid, dan ibu mertuaku bernama Rina. Aku saja tidak kenal dengan mereka, tentu, aku tidak punya salah apa-apa pada keluarganya. Apalagi Adrian, kita saja baru kenal. Lalu, kenapa dia begini padaku? Bahkan sampai mau menyerahkanku pada lelaki hidung belang,” bingungnya saat mencoba menganalisis semua ini.

Agar tak ketahuan, Binar bergegas keluar dari kamar Adrian dan kembali ke kamarnya.

***

Malam hari, saat tiba di rumahnya selesai melayani kliennya, Mira merasakan sakit pada bagian kewanita**nya, terlebih saat buang air kecil. Hal itu membuat jalannya menjadi agak pincang. Merasa kesal, karena hal ini bisa menghambat aktivitasnya mencari nafkah.

Baru juga ingin istirahat, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumahnya dengan keras.

"Sabar woy!” teriaknya kesal.

Ia lalu berjalan menuju pintu dengan tertatih menahan sakit.

“Benar ini rumahnya Amel? Apa dia ada?” tanya seorang perempuan sebaya dengan anak keduanya itu tanpa mengucapkan salam sebelumnya.

Menebak bahwa ia adalah teman Amel, Mira mengatakan bahwa Amel tidak berada di rumah.

Dengan ketus perempuan itu bertanya lagi di mana Amel sekarang.

“Tidak tahu, hubungi saja nomornya! Malam-malam ganggu orang yang mau istirahat saja, pulang sana!” titah Mira.

“Sebenarnya Ibu tahu ‘kan kalau malam hari itu waktunya istirahat, tapi kenapa anak Ibu tidak ada di rumah? Apa dia sedang menjal*ng?” lanjut wanita itu lagi.

Ingin menamparnya, Mira menegur perempuan itu karena telah lancang mengatai anaknya.

“Apa dipikir semua orang tidak tahu apa pekerjaan Amel, rumahnya saja jelek begini, uang dari mana dia bisa beli barang-barang mewah, mobil baru lagi, kalu bukan dari hasil merayu om-om kaya!” hina perempuan tersebut, membuat Mira murka dan mengatainya anak kurang ajar.

Mengusirnya pergi, Mira menutup pintu rumahnya dengan keras.

Sementara itu, Amel yang masih nongkrong dengan teman-temannya di klub malam, merasa ada yang mengikutinya sedari tadi. Semenjak di sana, ia seperti sedang diawasi. Sepasang kedua bola mata seolah selalu mengiringi setiap tindak tanduknya. Sampai ia pergi ke toilet pun, ia merasa diikuti oleh seseorang.

Selesai buang air kecil dan keluar dari salah satu bilik toilet, betapa terkejutnya ia melihat tulisan besar berwarna merah di kaca depannya.

Pelakor! Dasar lont* murahan! Ayam kampus!

Kata-kata tak manusiawi itu cukup membuatnya merinding seketika, meski memang benar itu adalah dirinya.

Amel berlari keluar dari toilet yang cukup sepi, tapi sayangnya, pintu luar toilet seperti dikunci dari luar.

“Tolong, siapa pun di sana, tolong, saya terkunci di dalam!”

15 menit ia dibuat panik, keringatnya mengucur deras.

Syukurnya, segera ada petugas yang menolongnya.

“Kok bisa terkunci di dalam, Mbak?” tanyanya heran.

Hanya diam menggeleng, Amel bergegas keluar dari toilet dan pergi dari klub menuju parkiran mobil.

Begitu sampai di parkiran, ia mendapati mobil barunya begitu kotor dengan tulisan yang bertuliskan kata-kata tak senonoh mengatai dirinya.

...****************...

1
Anto D Cotto
lanjutkan, crazy up thor
Anto D Cotto
menarik
Yuliana Tunru
hidup di kota mmg kejam ya binar setiap t4 bagaikan hutan yg setiap saat bisa jd santapan hinatang buas ttp semangat untuk hidup benar dan bsik binar ..biarkan adruan hudup dgn.penyesalan
Yuliana Tunru
lanjut
Yuliana Tunru
orang aneh kasuhan binar
Yuliana Tunru
knp adrian x gitu ya apa gila atau ada dendam khusus
Yuliana Tunru
rasa x kyk.mimpi aneh ya..apa adrian benar2 tulus atw jgn2 binar jd tumbal pesugihan gitu..maaf thor jd nganyal kyk novel2 horor tp smoga z binar benar2 bernasib baik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!