NovelToon NovelToon
Alone

Alone

Status: sedang berlangsung
Genre:Keluarga
Popularitas:11.7k
Nilai: 5
Nama Author: NurFitriAnisyah

Arkan Pratama, putra kedua dari pasangan Azel dan Renata. Dia adalah anak tengah yang keberadaannya seringkali di abaikan oleh mereka. Tidak seperti kakak dan adiknya yang mendapatkan kasih sayang dan perlakuan yang berbeda dari orang tuanya. Hingga....

Penasaran?
Akankah Arkan mendapatkan kasih sayang dari keluarganya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NurFitriAnisyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Alone 24

Setelah menidurkan Rafi, Arkan segera kembali ke ruangannya. Arkan mengambil jarum infus dan menancapkan jarum tersebut di pergelangan tangannya sendiri.

Arkan menjatuhkan kepala pada sandaran kursinya, memejamkan kedua mata dan menarik nafas panjang, kedua tangannya mengepal begitu erat.

“Ergh....” Lenguhnya menggigit bibir bawahnya.

Perlahan kepalan tangan Arkan terbuka, dan jatuh terkulai lemas, dan suara desisan dari Arkan pun sudah tak terdengar lagi. Ruangan Arkan jadi begitu sunyi senyap dengan suasana yang begitu dingin, hanya terdengar detakan jam dinding yang berada di sana.

Tak ada sedikit pun pergerakan dari pemilik ruangan, Arkan terlihat begitu tenang dan damai. Hingga jam menunjukkan pukul 00:30 dini hari, Arkan terbangun mendengar ponselnya yang terus berdering.

Arkan menjawab panggilan tersebut, itu adalah panggilan dari salah satu perawat yang memberitahu bahwa kondisi Arief terus menurun dengan tubuhnya yang mulai membiru.

Arkan segera mencabut jarum infus dari tangannya secara kasar dan bergegas berlari ke ruangan Arief yang telah di pindahkan ke ruangan khusus.

"Bang, jangan membuat ku takut. Abang harus sembuh, kami semua menunggumu, Bang." Ujar Arkan melakukan CPR pada Arief.

"Tuhan jangan hukum Aku, tolong kembalikan Bang Arief...." Ujar Akan lagi kali ini menempatkan defibrillator ke dada Arief.

"Bang, jangan pergi... Aku sangat menyayangi mu, jangan tinggalkan kami."

"Jangan menyerah Bang. Jika Abang menyerah, aku tidak akan pernah memaafkan diriku sendiri dan aku yakin Arhan, ayah, dan bunda, semuanya pasti akan sangat sedih dan menderita." Ujar Arkan yang terus menerus menggunakan defibrillator pada Arief.

Perjuangan Arkan pun membuahkan hasil, kondisi Arief kembali stabil, tubuh Arief yang awalnya membiru saat ini sudah tampak memerah kembali.

"Yaisshh, bodohnya aku. Mengapa aku sampai lalai seperti ini." Ujar Arkan memukul dirinya sendiri.

Arkan keluar dari ruangan Arief dengan rasa bersalah. Ayah dan ibunya yang kebetulan saat itu sedang berjaga, merasa kesal dengan sikap Arkan yang tidak bertanggung jawab dan kurangnya dedikasi sebagai seorang Dokter, hingga nyawa pasiennya berada dalam bahaya.

"Dari mana saja kau? Dari tadi perawat menghubungi mu, tapi kau tidak mengangkatnya." Cecar Renata.

"Maaf, Bunda. Aku tertidur.... Jadi aku tidak mendengar bunyi ponsel ku." Ujar Arkan dengan rasa bersalah.

"Kau tertidur?! Ternyata kau bisa tertidur dengan nyenyak, saat kondisi Abang mu dalam keadaan kritis?" Ujar Azel dengan sedikit berteriak.

"Aku bukan robot yang bisa selalu bangun 24 jam, aku sudah menjaga mereka selama 7 hari tanpa tidur, tubuhku juga butuh istirahat, Ayah." Ujar Arkan, yang kali ini berani menjawab ucapan Ayahnya.

"Bagaimana kondisi Abangmu sekarang?" Tanya Renata.

"Kondisi Bang Arief sudah stabil, Bunda."

"Tolong Nak, kamu jaga kedua saudara mu, kau seorang Dokter, keselamatan mereka ada di tanganmu." Ujar Renata menatap Arkan dengan tatapan sendu.

"Keselamatan mereka bukan berada di tangan ku, Bunda. Aku hanya perantara..."

"Kamu benar, namun harapan kami di sini hanya dirimu, Arkan. Usahakan lah yang terbaik untuk mereka, jangan biarkan salah satu dari mereka pergi." Ujar Azel yang menaruh harapannya pada Arkan.

"Jangan berharap terlalu banyak padaku, aku takut akan membuat Ayah dan Bunda kecewa."

"Apa kau masih marah pada kami, Nak?" Tanya Renata yang melihat bahwa Arkan selalu membantah ucapan mereka.

"Ayah tidak bisa meminta mu untuk meluapkan masa lalu. Tapi, tidak bisakah kita mulai dari awal lagi, Arkan?" Bujuk Azel pada sang anak.

"Mungkin aku egois, aku sangat bersyukur bisa sampai di titik ini Ayah, jadi aku tidak mau mengulang dari awal lagi." Ujar Arkan yang tidak berani menatap ke arah kedua orang tuanya.

"Apa itu artinya kau masih marah pada kami?" Tanya Renata.

"Tidak, bukan begitu. Aku sama sekali tidak marah atau benci pada kalian, hanya saja aku tidak ingin kalian berharap terlalu tinggi kepadaku." Sanggah Arkan.

"Kenapa? Ayah dengar jika kamu adalah Dokter terbaik di rumah sakit ini, kamu tidak mau menolong saudaramu sendiri?"

"Aku sangat ingin, tapi.... Bagaimana aku menolongnya? Sulit untuk Bang Arief sembuh seperti semula, dia butuh pendonor. Dan aku belum menemukannya sampai saat ini, jadi apa yang kalian harapkan dariku?" Jelas Arkan.

"Bunda mohon.... Selamatkan Abang mu, lakukan apapun agar dia bisa sembuh Arkan! Bunda mohon...." Pinta Renata sambil berlutut pada Arkan.

"Bangun Bunda.... Apa yang Bunda lakukan?" Arkan berusaha mengangkat tubuh ibunya.

"Tidak! Bunda tidak akan bangun sebelum kamu berjanji untuk menolong Abang mu." Ujar Renata tetap keras kepala.

"Bunda... aku akan menolong bang Arief itu pasti. Tapi, aku bukan Tuhan Bunda. Aku berjanji pun percuma, jika Tuhan berkehendak lain."

"Berdirilah Sayang. Arkan akan menolong Arief, kau percaya kan pada anak kita?" Ujar Azel membujuk istrinya untuk berdiri.

"Berjanjilah Arkan.... Berjanjilah..." Ujar Renata terisak di kaki Arkan.

"Baiklah, Arkan janji. Tolong Bunda bangun, sekarang Bunda temui bang Arief. Beri dia semangat agar dia tetap kuat sampai aku menemukan pendonor untuknya nanti." Ujar Arkan yang sedih melihat ibunya memohon hingga seperti itu padanya.

"Terimakasih Arkan." Ujar Renata sambil bangkit dari posisinya.

Jam menunjukkan pukul 02:15, dini hari.

“Dokter David, pasien di bangsal 95 mengalami kejang.” Ujar Perawat.

“Bunda, aku harus pergi. Ayah dan Bunda boleh masuk melihat bang Arief.” Ujar Arkan.

“Iya....” Sahut Azel pelan.

“Ayo kita kesana.” Ujar Arkan dan segera berlari di ikuti Perawat menyusul di belakangnya.

Skip pagi hari.

Arkan membaca dan memeriksa hasil pemeriksaan ulang kesehatan Arhan. Arkan bisa sedikit tenang sekarang karena hasilnya semua baik, tidak ada masalah apapun di otak adiknya.

Tok! Tok! Tok!

“Masuk.” Ujar Arkan yang mendengar ketukan di pintunya.

“Selamat pagi Pak Dokter, saya sakit Dok. Bisa Dokter memeriksa saya?”

Arkan mendongakkan kepalanya, begitu mendengar suara yang familier di telinganya.

“Hehehe, Paman. Apa kabar, Paman?” Ujar Arkan, yang melihat tamunya kali ini adalah Reza, Pamannya.

“Paman tidak baik. Paman sedang merindukan seseorang, tapi orang itu terlalu sibuk. Sampai tidak pernah menghubungi dan mulai melupakan pamannya.” Sindir Reza.

“Arkan tahu, penyakit paman ini disebut malarindu. Ayo, Arkan obati dengan semangkok bakso di kedai seberang.” Ujar Arkan segera menggandeng tangan Reza.

“Ternyata kau memang Dokter terbaik yang pernah Paman temui.”

“Ayah..., kenapa selalu Arkan yang dapat pujian, anak Ayah itu aku apa dia?” Ujar Rangga merajuk.

“Rangga, ingat umur.... Kau itu sudah tua, masih saja merajuk seperti anak kecil.”

Perdebatan Paman dan Kakak sepupunya itu, selalu saja berhasil membuat Arkan tertawa lepas.

...ℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱ...

1
IR WANTO
taiiii
IR WANTO
kok dokter pada tolol
IR WANTO
tolol lc goblog...
Nunu Hasan
orang tua y kaya iblis.egois tida tau malu
Nunu Hasan
biarturasa kelurga itu
Nunu Hasan
mudah bapa y jatoh dari kapal terbang.tapi bapa y ajah jangan sama orang lain...
❤️⃟Wᵃf🥑⃟Apri_Zyan🦀🐧
happy ending...😁😁
❤️⃟Wᵃf🥑⃟Apri_Zyan🦀🐧
kenapa harus meninggal thor..duh kapan bahagianya arkan
❤️⃟Wᵃf~알레나 (Alenα) ⍣⃝కꫝ 🎸
alhamdulillah sudah ada perubahan dalam diri Arkan, Cita-cita dan harapan dia sudah terwujud, tinggal menyambut kebahagiaan bersama keluarga nya
❤️⃟Wᵃf~알레나 (Alenα) ⍣⃝కꫝ 🎸
syukur deh mimpi membawa perubahan, tinggal Arif aja nih yang masih sinis terhadap Arkan
❤️⃟Wᵃf~알레나 (Alenα) ⍣⃝కꫝ 🎸
ampuunnn thoorr ternyata ini cuma mimpi, air mata udah menetes 🚶🏻‍♀️🚶🏻‍♀️
tapi syukur deh, semoga dengan mimpi itu sang ayah bisa merubah sikap nya sama Arkan
❤️⃟Wᵃf~알레나 (Alenα) ⍣⃝కꫝ 🎸
menyesal kah sekarang ketika melihat Arkan sudah tak berdaya
dan buat bunda jangan hanya bisa menyalahkan saja kau juga sama 🤧
❤️⃟Wᵃf~알레나 (Alenα) ⍣⃝కꫝ 🎸
ternyata Arkan donorin ginjal nya buat Arif dan lagi dia koma, itu pula yang menyebabkan Arkan tidak menjenguk atau memberikan semangat buat Arif.
duh kalau Arif tau pasti nyesel banget itu, Arkan udah berkorban buat dia
❤️⃟Wᵃf🥑⃟Apri_Zyan🦀🐧
alone alone alone...
arkan selalu sendiri padahal memiliki keluarga yang lengkap
❤️⃟Wᵃf🥑⃟Apri_Zyan🦀🐧
bisa aja nih Arkan, kalau memang suka bilang dong jangan diam bae
bbip20
Banyakkk banyak banget yg kamu dan keluarga g tau tentang Arkan
bbip20
Tapi emng selalu menjadi pertanyaan buat aku, kenapa? kenapa anak tengah/kedua tuh di gituin? di beda2in. rasanya tuh kit heart bangettt, punya keluarga tpi kyk sendirian 😭
🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
Arkan jangan meninggal dulu, kamu harus kuat ayo bangun lah Arkan ada Rafi yang menunggu mu😭😭😭
🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
Tidak mungkin.... ini hanya mimpi kan😭😭😭
🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
Semoga berubah beneran ayahnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!