kisah seorang anak gadis yang di cintai secara luar biasa oleh seorang CEO tampan dan dingin,dia hidup sebatang kara setelah kepergian ayah,ibu dan kakaknya yang meninggal karena sebuah kecelakaan. dia menikah dengan CEO dari perusahaan tempatnya bekerja. saat hamil anak pertamanya tanpa sengaja dia melihat sang suami yang tengah berpelukan dengan seorang wanita,dan ternyata itu adalah wanita dari masa lalu yang suami,dia salah paham dan memutuskan untuk pergi dari kehidupan suaminya,dia juga mengganti nama panggilannya agar sang suami tidak bisa menemukannya.
dalam pelariannya dia mendirikan sebuah toko kue sebagai mata pencahariannya.
lama kelamaan toko kuenya maju pesat,karena memang rasanya yang sangat enak dan lain dari pada yang lainnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon musya anugerah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 45 menit akhirnya rombongan Arman pun tiba di sebuah pantai yang sangat indah.
Karena hari ini adalah hari libur jadi terlihat begitu banyak pengunjung yang datang ke pantai tersebut. Mereka nampak jalan bersama menuju ke bibir pantai,Arvin dan Ariana nampak sangat bahagia karena sudah lama mereka tidak pergi ke pantai.
"Dady,ayo kita renang dad"ucap Arvin pada sang ayah.
"Memangnya kamu sudah bisa berenang" tanya Arman pada anak laki-lakinya itu.
"Iiisssshhhh Dady meremehkan ku,bahkan mungkin aku lebih jago dari pada Dedy" ucapnya kesal dan itu malah terlihat lucu di mata Arman,
"Hahahahaaaa,,oke boy kita akan berenang"
"Sayang kamu bawain kemejaku ini ya,jagoan kita minta berenang katanya" ucap Arman pada sang istri
"Iya mas,kamu hati hati ya,kamu temani dia saja mas,karena tanpa kamu sadari jagoan kita sudah sangat jago berenang" ucap Alina tersenyum dan menerima kemeja sang suami,
"Are you really sayang,waaahhh ternyata jagoan Dady ini sangat hebat ya" ucap Arman sambil mengacak pucuk kepala sang jagoan.
"Melebihi yang Dedy tahu" gerutunya dan itu masih bisa di dengar oleh momy dan Dedy nya,
"Sayang gak boleh begitu ya,ingat pesan momy kan" ucap Alina lembut pada sang anak.
"Yes mom"
Alina tersenyum pada anak dan suaminya itu.
Sementara sang putri cantik sedang asyik bermain pasir bersama opa dan Omanya,dia membuat istana pasir.
Devan berjalan menyusuri pantai dengan bergandengan tangan bersama Sari,sedangkan Robby terlihat duduk di bawah pohon di samping Alina sambil memperhatikan semua orang.
"Kak Robby maaf,kenapa kakak tidak mengajak pasangan kakak ke sini kak" Robby tersenyum mendengar kata kata yang di ucapkan oleh Alina
"Gak ada waktu untuk memikirkan itu semua Al,aku terlalu sibuk mengurus perusahaan,setelah kepergianmu waktu itu dan tak kunjung menemukanmu Arman terus mnyibukkan dirinya dengan pekerjaan,sehingga mau tidak mau aku juga harus mengikuti semua kegiatannya dan terus mencari informasi terkait keberadaanmu"
"Maafkan aku ya kak,gara gara keegoisanku jadi merepotkan semua orang kak" ucap Alina menyesali sikap egoisnya.
"Gak pa pa Al,toh aku juga belum memikirkan ke arah sana"
"Apa gak pengen punya keluarga kecil yang bahagia gitu kak,punya istri terus punya anak anak yang lucu,itu sangat menyenangkan kak"
Robby tersenyum simpul mendengar penuturan Alina, sebenarnya di lubuk hatinya yang paling dalam dia juga punya keinginan untuk punya keluarga kecil yang bahagia,punya istri dan anak,namun dia masih trauma dengan yang namanya wanita.
Flash back on
Hari ini adalah hari ulang tahun Robby yang ke 17,dari kecil dia selau di asuh oleh si mbok asisten rumah tangganya. Hari ini ingin merayakan ulang tahunnya yang ke 17,si mbok sudah membelikan kue ulang tahun untuk Robby,biasanya dia selalu merayakan ulang tahunnya dengan si mbok dan beberapa pekerja di rumahnya.
"Selamat ulang tahun den Robby" ucap si mbok dan beberapa pekerja di rumah itu.
"Terima kasih ya mbok,kalian selalu ingat dengan ulang tahunku,gak seperti mama dan papa" ucap Robby dengan wajah sendunya,si mbok mendekat dan memeluk Robby.
"Gak boleh ngomong gitu ya den,tuan dan nyonya kan sibuk kerja,mereka kerja keras juga demi masa depan Aden lho" Robby tersenyum simpul mendengar penuturan dari wanita yang mengasuhnya dari kecil itu.
"Robby mau ngrayain sama mama dan papa aja mbok,Robby mau nunggu mama dan papa pulang kerja mbok"
"Iya den,tapi Aden gak boleh sedih ya,mereka pasti ingat kok sama ulang tahun den Robby"
"Mudah mudahan saja ya mbok"
"Ya sudah,mbok sama yang lainnya mau lanjut kerja dulu ya den,Aden istirahat aja,nanti kalau tuan dan nyonya pulang mereka pasti nemuin Aden di kamar"
"Iya mbok"
Robby langsung pergi meninggalkan ruang tengah menuju ke kamarnya. Dia mengambil ponselnya dan di sana banyak sekali pesan dari para sahabatnya yang mengucapkan selamat ulang tahun untuknya dan memintanya untuk di traktir makan besok waktu istirahat sekolah.
Robby membalas chat teman temannya di group chatnya dengan para sahabatnya.
Arman "happy birthday brother "
Ronald "sweet seven teen bray"
Maxim "happy sweet seven teen ya bro"
Robby "thanks all"
Ronald "jangan cuman makasih doang,loe harus traktir kita semua besok"
Arman "sepuasnya bray"
Robby "suka suka loe pada aja lah,apapun yang kalian mau "
Maxim "siap siap jadi miskin dech loe bro "
Robby meletakkan ponselnya dan berjalan ke balkon kamarnya,dia duduk di sana sambil memandang ke arah gerbang dengan penuh harap akan kedatangan mama dan papanya.
Waktu sudah menunjukkan pukul 11.30 malam,tapi masih belum terlihat tanda tanda kedatangan mama dan papanya.
Robby keluar dari kamar dan turun menuju ke dapur untuk mengambil minuman dingin,saat membuka lemari es di melihat kue ulang tahun yang di beli si mbok tersimpan rapi di dalam lemari es Tersebut. Dia tersenyum simpul penuh kekecewaan karena setiap dia ulang tahun dia tidak pernah mendapatkan kue ulang tahun dari orang tuanya,tapi malah dari para pekerja di rumahnya.
Dia mengambil minum dan kembali naik ke atas,di ujung tangga dia berhenti dan duduk disana. Di suana remang remang karena lampu utama sudah dimatikan dia duduk termenung sambil sesekali meminum minumannya.
Waktu cepat berlalu,kini waktu sudah menunjukkan pukul 02.00 dini hari,samar samar Robby mendengar suara deru mobil,dia yakin kalau itu adalah mobil orang tuanya.
Robby tersenyum akhirnya orang yang dia tunggu tunggu sudah datang,namun samar samar Robby mendengar perdebatan antara papa dan mamanya.
"Kenapa kamu jam segini jug baru pulang Andini"
"Aku juga kerja,sama seperti kamu mas"
"Tapi gak seharusnya jam segini kamu baru pulang"
"Ini sudah konsekuensi dari pekerjaanku mas,tadi aku ada pemotretan di luar kota,dan tempatnya memang agak jauh"
"Kamu terlalu banyak alasan,aku sudah pernah bilang padamu untuk berhenti kerja,dan urus anak kita"
"Menjadi seorang model adalah impianku mas,memiliki Robby dulu itu adalah sebuah kesalahan,kesalahan yang kamu lakukan kerena menghamiliku dan mengharuskanku menikah muda denganmu mas,aku ingin menggugurkan kandunganku tapi kamu larang,jadi sekarang kamu urus saja sendiri anak kamu itu" dengan gelap mata Soni menampar pipi sang istri kerena ucapannya.
"Jaga ucapanmu Andini,kamu itu seorang wanita dan seorang ibu,tidak pantas kamu berbicara seperti itu"
"Kamu menamparku mas Soni"
"Iya,bahkan aku bisa membunuhmu jika kamu terus berbicara yang tidak tidak,aku kerja keras selama ini untuk keluarga kita,apa masih kurang uang belanja yang ku berikan padamu sampai kamu tidak rela meninggalkan dunia modelmu itu"
"Aku tidak akan pernah berhenti sebelum aku merasa puas mas" ucap Andini dan langsung berlalu pergi masuk ke kamar tamu agar tidak satu kamar dengan sang suami.
Mendengar ucapan mamanya Robby langsung berlari masuk ke kamarnya,dia nangis se jadi jadinya,dia merasa kalau dia adalah anak yang tidak di inginkan di keluarga ini,makanya orang tuanya tidak pernah perhatian dengannya.
"Ternyata itu alasan mama gak pernah perhatian sama aku,ternyata aku adalah anak yang tidak pernah di harapkan" ucap Robby dalam hati. Karena kejadian malam itu Robby menganggap kalau semua wanita itu seperti mamanya,yang selalu ingin mengejar mimpinya dan abai dengan keluarganya,bahkan anak kandungnya sendiri.
Dari situ awal trauma Robby tentang wanita,dia tidak pernah percaya akan adanya ketulusan wanita.
Flash back off
soo sweet
aku kasihan sama sari , semoga cepat move on dari devan dapat pengganti yang lebih baik
tolong dukungannya ya kak 🥰
mohon dukungannya ya kak
karena ini juga masih belajar kak 🥰
maaf masih belajar nulisnya
kalau ada salah2 tolong kasi masukannya ya kak 😊😊