Delisa gadis yatim piatu yang tinggal di desa terpencil. Di usianya yang masih 18 tahun dia harus menjadi tulang punggung untuk membesarkan kedua adiknya yang masih kecil.
Hingga suatu saat Delisa dan kedua adiknya yang sedang mandi di sungai menemukan seorang pria tergeletak tak berdaya di tepi sungai.
Karna merasa kasihan Delisa membawa pria itu ke gubuk kecilnya lalu merawatnya sampai sembuh. Namun saat sadar pria itu malah tidak tau siapa dirinya yang sebenarnya.
"Siapakah pria itu?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22# Memikirkan Rencana Baru
Karna sudah di izinkan tidak masuk kerja oleh Aldyanta, Heri memilih untuk pergi bulan madu dengan Vina sambil menyusun rencananya kembali.
"Kalian jadi pergi bulan madu?" ucap Julia tiba tiba masuk ke kamar Heri dan Vina.
"Ia, Ma. Aku tidak mau kakak curiga jika kami tidak pergi"
"Ya sudah. Kalian pergi saja. Biar Mama yang mengawasi mereka di sini sebelum kalian kembali"
"Baiklah, Ma. Tapi apa Mama tidak ikut saja dengan kami. Aku takut Ervan akan berbuat sesuatu saat kami pergi" ucap Heri menghawatirkan keadaan Mamanya karna dia tau persis bagaimana Ervan dan Aldyanta.
Terlebih lagi Heri tau jika Ervan selama ini mngawasi gerak gerik mereka. Heri takut jika semuanya terbongkar sebelum dia berhasil menyusun rencana baru lagi.
"Ide bagus. Mama juga perlu merilekskan pikiran, Mama" ucap Julia setuju.
"Ya sudah biar Vina bantu Mama menyiapkan keperluan Mama" ucap Vina setelah selesai menyimpan semua barang barangnya dan Heri.
"Ya sudah. Kalian jangan lama. Waktu kita tinggal sebentar lagi"
Mendengar ucapan Heri, Vina dan Julia langsung saja menganguk lalu melangkahkan kakinya menuju kamar Julia.
"Ma, apa Mama punya rencana baru?" ucap Vina tidak mau kehilangan kemewahan yang selama ini dia dapatkan.
Heri dan Vina memang menjalin hubungan sebelum bertunagan dengan Aldyanta. Vina dan Aldyanta bertunangan karna perjodohan yang di rencanakan oleh Julia dan Deddy Aldyanta.
Vina adalah putri dari rekan bisnis keluarga Kusuma yang ingin menghancurkan keluarga Kusuma. Sehingga mereka menyusun rencana dengan menjodohkan Vina dengan Aldyanta agar bisa merebut seluruh harta keluarga kusuma.
Mereka merencanakan semuanya dengan sagat baik. Mulai dari membunuh Mommy Aldyanta dan mengatur rencana pertemuan Julia dengan Deddy Aldyanta hingga akhirnya mereka menikah.
Hingga akhirnya Deddy Aldyanta meninggal. Namun, mereka tidak terima jika seluruh harta keluarga Kusuma jatuh ketangan Aldyanta. Sehingga mereka memilih untuk menghabisi nyawa Aldyanta juga.
Namun, mereka tidak menyangka jika Aldyanta selamat dari kecelakaan yang mereka siapkan dengan sangat matang.
"Mama tidak tau. Lebih baik kita bicarakan hal ini dengan Papamu" ucap Julia yang sudah kehabisan akal.
"Baiklah. Lebih baik kita bersenang senang dulu karna kita akan menghabiskan waktu yang sangat menyebalkan karna harus satu atap dengan wanita kampung itu" ucap Vina kesal.
"Mama setuju" ucap Julia tersenyum lalu masuk kedalam kamarnya. Setelah selesai membereskan barang barang mereka. Mereka bertiga langsung saja turun ke lantai bawah bersiap untuk pergi.
Ketika sampai di pintu utama mereka melihat Ayu dan Nana yang baru pulang sekolah bersama kedua pengawal mereka. "Ma, aku perhatikan kita harus bertindak cepat sebelum wanita berwajah polos itu menguasai semuanya. Mama lihat saja Al memperlakukan mereka sangat istimewa"
"Mama juga memikirkan hal yang sama denganmu. Kita akan segera menemui Papamu dan langsung bertindak setelah pulang dari liburan"
"Sudah, kalian jangan sembarang berbicara. Karna Al terus mengawasi kita" ucap Heri waspada.
Mendengar ucapan Heri, Julia dan Vina langsung saja terdiam. Mereka langsung saja mengayunkan langkahnya kembali tanpa menatap ke arah Nana dan Ayu.
"Bibi, Bibi mau kemana?" ucap Nana ramah.
"Kami mau pergi mengirup udara segar. Karna di mension mewah kami ini udaranya sudah tercemar karna kehadiran kalian" ucap Julia sinis.
"Maaf, Nyonya. Apa bisa Anda bicara sopan sedikit kepada mereka?" ucap Fadli salah satu pengawal Nana.
"Kalian tidak usah mengajariku tentang tata kerama. Pengawal saja belagu" ucap Julia menatap sinis ke arah Fadli dan Dewa pengawal sekaligus kepercayaan Aldyanta.
"Nona kecil, kalian tidak perlu mendengarkan ucapan Nenek lampir di depan kalian. Sekarang lebih baik kalian ganti baju setelah itu makan siang" ucap Dewa sambil menatap tajam Julia.
"Apa kamu bilang? kamu lihat saja ya. Saya akan menyuruh Al untuk memecatmu" ucap Julia tidak terima.
"Silahkan saja. Lebih cepat lebih baik" ucap Dewa tanpa memperdulikan Julia. Dewa dan Fadli langsung saja membawa Ayu dan Nana masuk tanpa memperdulikan ocehan Julia.
"Kurang ajar mereka. Beraninya mereka menghina Mama seperti itu. Kamu juga Heri, kenpa kamu diam saja di saat mereka menghina Mama di depanmu?"
"Apa Mama lupa jika mereka berdua adalah kepercayaan sekaligus tangan kanan Al. Jika kita bertindak gegabah bisa bisa kita di lempar dari sini tanpa mendapatkan apapun" jelas Heri mencoba memberi pengertian kepada Julia.
"Sudahlah. Ayo kita pergi. Mama sudah sesak napas lama lama berada di sini" ucap Julia langsung saja mengayunkan langkahnya menuju mobilnya.
Heri hanya mampu membuang napasnya kasar melihat tingkah sang Mama yang selalu bertindak ceroboh. Heri memang sangat pandai dalam hal bersilat lidah. Sehingga setiap orang yang ada di dekatnya bisa langsung terperangkap olehnya dengan sangat mudah.
Beda dengan Julia yang selalu bertindak gegabah bahkan tidak pernah bisa mengontrol omosinya sedikitpun. Apa lagi dengan mulut pedas dan juga gayanya yang selangit membuat banyak orang tidak suka padanya. Tapi ada satu keahliannya yaitu pandai memainkan topengnya dengan sangat baik. Hingga setiap orang yang baru mengenalnya langsung mengira dia adalah wanita berhati malaikat.
*******
Karna hari pernikahan Aldyanta dan Delissa di percepat makan Ervan harus bekerja begitu keras. Karna waktu yang kepepet Ervan langsung saja mengatur undangan, gedung, baju pengantin dan semua keperluan pernikahan Aldyanta dengan Delissa dengan sangat baik.
"Tuan, apa anda ingin memilih cincin pernikahan kalian hari ini?" ucap Ervan melihat jam tangannya sudah menunjuk pukul enam sore.
"Ia, aku mau memilihnya sekarang juga. Apa kau sudah memberitau toko perhiasan langanan kita?"
"Sudah, Tuan. Mereka sedang menunggu kedatangan kita"
"Baiklah, ayo kita pergi" ucap Aldyanta langsung saja memakai jas kuasanya kembali.
"Sayang, ayo" ucap Aldyanta mendekati Delissa yang begitu gembira melihat ikan hias yanga ada di aquarium yang sengaja Aldyanta letakkan di dalam ruangannya.
"Kita pulang?" ucap Delissa yang sudah merasa bosan.
"Tidak, kita harus memilih cincin pernikahan kita terlebih dahulu"
Mendengar ucapan Aldyanta, Delissa langsung saja menganguk patuh. Mereka langsung saja berjalan beriringan. Tak lupa Aldyanta terus saja mengandeng tangan Delissa dengan begitu mesranya.
Setibanya di mobil Aldyanta langsung saja duduk di samping Delissa. Sedangkan, Ervan yang mengemudikan mobilnya. Ervan terus saja menatap kemesraan Aldyanta dengan Delissa dari kaca spion depan sambil bergumam kesal.
Bagaimana tidak Tuan Mudanya itu sama sekali tidak mengangap kehadirannya di sana. Ervan merasa jika dirinya hanyalah obat nyamuk untuk pasangan yang sedang di mabuk asmara itu.
"Untuk apa kau terus memperhatikan kami?" ucap Aldyanta datar ketika tidak sengaja menangkap basah Ervan yang terus menatapnya.
"Aku tidak memperhatikan Tuan dan Nyinya Muda. Aku hanya ingin Tuan menghargai saya yang jomblo ini" ucap Ervan memelas.
Bersambung....
