NovelToon NovelToon
Muslimah Dan Anak Genius

Muslimah Dan Anak Genius

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Anak Genius / Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat / Menikah Karena Anak
Popularitas:42.8k
Nilai: 4.6
Nama Author: Alif Irma

Muslimah, seorang perempuan Sholehah yang memiliki ujian hidup bertubi-tubi. Ketika baru saja lulus SMA, diam-diam pamannya menjualnya di sebuah situs online perdagangan perempuan untuk dilacurkan di negara xxx.

Tak ada yang bisa diperbuat Muslimah, selain menerima takdir yang begitu kejam terhadapnya. Dia pun dijual beberapa kali oleh orang tak dikenal di negara xxx hingga dibeli oleh seorang mafia yang begitu berkuasa di negara xxx dengan dali sebagai budak pencetak anak.

Muslimah hanya dijadikan sebagai perempuan yang akan melahirkan penerus dari pria penguasa tersebut. Setelah berhasil melahirkan bayinya, Muslimah kembali dipulangkan ke negara asalnya. Namun Muslimah berhasil kabur dan memilih menetap di negara xxx demi misi dan tujuannya untuk merebut kembali anaknya.

"Ya Allah, keinginanku cuma satu, tolong pertemukanlah aku dengan anakku, sebelum engkau mencabut nyawaku"--- Muslimah.

"Ibu guru cantik, maukah kau menjadi ibuku?"--- Rayan Malik Zimraan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 Menginginkan aku hamil

Dengan hati-hati, Emir membaringkan ibunya di atas tempat tidur lalu menyelimutinya. Dia mencium kening ibunya dan tak lupa mengucapkan selamat malam sebelum keluar dari kamar ibunya.

Perawat wanita yang ditugaskan merawat ibunya tampak siaga di luar kamar. Tidak hanya berprofesi sebagai perawat, wanita itu juga seorang atlet bela diri dan memiliki kemampuan dalam menggunakan berbagai senjata api.

Tidak serta-merta Emir mempekerjakan orang disekitar ibunya tanpa memiliki kemampuan khusus dan dia percaya orang itu mampu menjalankan tugasnya dengan baik.

"Tolong jaga ibuku, jika terjadi sesuatu kau orang pertama yang aku curigai" ucap Emir dingin dan perawat itu hanya mampu mengangguk menanggapi ucapannya.

Emir menyuruh perawat itu masuk ke dalam kamar ibunya. Karena memang itu tugasnya selama dirinya ada urusan di luar. Walaupun sebenarnya Emir tidak percaya seratus persen pada orang-orang yang bekerja dengannya, tapi setidaknya mereka bekerja dengan baik dan tidak berkhianat di belakangnya.

Emir masuk ke dalam kamarnya dan bergegas ke ruang ganti untuk berganti pakaian. Dia tak lupa menghubungi Martin untuk kembali mempersiapkan keberangkatannya ke Villa Green.

Diluar dugaan diam-diam Caroline mengintip di balik jendela kamar saat mendengar suara mesin mobil seseorang di halaman mansion. Otomatis menimbulkan kecurigaan baginya.

"Bukankah itu Emir, mau kemana dia di larut malam begini" gumam Caroline dan tak sengaja melihat Emir masuk ke dalam mobil, hingga mobil itu melaju kencang meninggalkan mansion bergaya eropa itu.

"Eem mungkin dia ada pekerjaan di luar" ucap Caroline tidak ingin ambil pusing. Karena setidaknya dia sudah masuk di keluarga Zimraan dan tinggal menunggu waktu yang tepat untuk dijadikan menantu dalam keluarga tersebut.

Kemudian Caroline menghubungi seseorang menggunakan ponsel jadulnya demi menjalankan rencana barunya.

"Segera siapkan obatnya, besok pagi kita ketemu di tempat biasa" ucap Caroline di ujung telpon lalu segera mematikan sambungan teleponnya secara sepihak.

Tidak lupa Caroline menonaktifkan ponselnya lalu menyimpannya di dalam tasnya. Dia tidak ingin sampai ada orang yang mencurigainya. Banyak mata-mata tersembunyi di kediaman keluarga Zimraan, salah langkah saja tamatlah riwayatnya.

*

*

*

Villa Green.....

Tepat pukul 12 malam waktu setempat, Emir tiba di Villa Green. Karena sebelum berangkat, tiba-tiba saja ada masalah di kasino miliknya. Sehingga dia membereskan sekelompok orang yang mencoba menghancurkan bisnis ilegalnya terlebih dahulu sebelum datang ke villa.

"Cari tahu siapa dalang di balik penyerangan itu! Aku tidak yakin jika itu hanya anggota kelompok Viesio" ucap Emir melangkah masuk ke dalam villa diikuti Martin di belakangnya.

Emir tahu betul ada orang yang sengaja mengambil keuntungan atas insiden penyerangan tersebut. Selama ini, kelompok Viesio tidak ada yang berani mengusik kelompoknya. Tapi sekarang mengapa kelompok Viesio kembali berkoar-koar memancing api perang kepadanya.

"Baik tuan. Orang-orang kita sudah bergerak menyelidiki kelompok Viesio. Memang ada orang yang sengaja ingin mengadu domba anggota kelompok Black Night dengan Kelompok Viesio" ucap Martin dengan anggukan kepala.

Martin membuka pintu kamar tuannya lalu mempersilahkannya masuk. Setelah itu, dia pamit undur diri.

Emir melangkah masuk ke dalam kamar dan langsung membuka jaketnya yang terkena cipratan darah dari orang-orang yang habis dilenyapkan nya. Dia memutuskan membersihkan tubuhnya terlebih dahulu sebelum menemui wanita bayarannya.

Sementara itu, Muslimah masih terjaga di dalam kamarnya. Sedari tadi dia menunggu kedatangan sosok tuan muda yang rencananya akan datang malam ini.

"Aku berharap si tuan muda tidak datang" gumam Muslimah sambil menggosok kedua tangannya yang terasa dingin.

Belum lama mengatakannya, tiba-tiba sudah terdengar suara ketukan pintu dari luar kamarnya. Muslimah bergerak cepat mematikan lampu lalu kembali duduk di pinggir tempat tidur.

Ceklek

Pintu kamar dibuka seseorang, Muslimah sangat yakin orang itu adalah si tuan muda alias suaminya, mengingat aroma parfumnya sama persis dengan pria yang sudah menjadi suaminya.

Suasana kamar yang gelap tak menyulitkan bagi Emir untuk mengetahui sosok penghuni dalam kamar tersebut. Instingnya begitu kuat dan bisa membaca orang-orang disekitarnya.

Dengan pelan dan tidak menimbulkan suara, Emir menutup kembali pintu kamar dan tak lupa menguncinya. Setelah itu dia melangkah mendekat kearah tempat tidur.

Jantung Muslimah sudah memompa cepat layaknya akan copot dari tempatnya saat mendengar suara langkah kaki mendekat kearahnya. Namun dia mencoba untuk rileks demi menjalankan perannya sebagai seorang istri.

Kini Emir sudah duduk di sampingnya, membuat Muslimah menarik nafas dalam-dalam lalu dihembuskannya perlahan.

Bismillah, aku siap melayani suamiku. Batin Muslimah yang sudah ikhlas menyerahkan mahkota berharganya untuk sang suami.

Perlahan Emir menyentuh kedua bahu Muslimah lalu mendekatkan wajahnya untuk mencium kening Muslimah. Hal itu dilakukannya hanya ingin membuatnya rileks sebelum memulainya.

Aku akan bekerja keras untuk membuatmu hamil. Dan kau sendiri tugasmu hanya satu melahirkan anakku. Jadi jangan pernah membuat kesalahan selama kau terikat pernikahan dengan ku, karena jika itu terjadi, aku tidak segan-segan untuk membunuhmu. Batin Emir sesuai dengan rencananya.

Pakaian mereka sudah berserakan di lantai, sementara pasangan suami istri itu sedang memadu kasih di bawah selimut dalam suasana kamar gelap gulita.

Muslimah meneteskan air matanya saat dirinya benar-benar menjadi milik suaminya, sosok pria yang dipanggil tuan muda yang belum pernah menampilkan wajahnya.

Suasana kamar yang gelap menjadi saksi bisu atas perayaan malam pertama bagi pasangan pengantin baru yang tidak saling mengenal itu.

Setelah selesai berhubungan badan, Emir bergegas keluar dari kamar Muslimah dan melangkah menuju kamarnya untuk membersihkan tubuhnya.

Sementara Muslimah sendiri hanya mampu meringkuk di atas tempat tidur sambil menatap langit kamar yang gelap seperti dengan suasana hatinya.

Dirinya berstatus sebagai istri, namun dia tak tahu rumah tangga seperti apa yang sedang dijalaninya sekarang bersama sosok pria yang sama sekali tidak diketahui nama dan rupanya.

Mulai malam itu, setiap malam Emir datang ke villa Green hanya untuk menjalankan misinya yakni membuat Muslimah hamil. Emir bahkan tidak pernah absen sekalipun berhubungan badan dengan Muslimah.

Setiap kali sudah berhubungan badan, Emir memutuskan untuk pulang ke rumah, tak sekalipun dia menginap di Villa.

Seiring berjalannya waktu yang hampir mendekati satu bulan, mereka sudah tidak canggung lagi seperti diawal-awal. Hanya saja Muslimah merasakan perasaan aneh setiap kali melayani sang suami.

Entah perasaan apa itu yang jelasnya Muslimah tidak mampu menyimpulkannya. Dia hanya ikhlas dan sabar menjalaninya seperti air mengalir tanpa arah dan tujuan, karena segalanya sudah menjadi ujian baginya.

Terkurung di villa yang letaknya berada di dalam hutan memberikan pengalaman baru baginya selama berada di negara xxx. Tapi Muslimah sangat bersyukur karena masih diberi kesehatan selama di negeri orang.

Kini Muslimah terlihat duduk di teras belakang, Bu Anne dan Julie menghampirinya.

"Maaf nona, saya cuma mau bertanya apa sudah ada tanda-tanda kehamilan pada diri anda?" ujar Bu Anne.

"Saya belum tahu, bibi" sahut Muslimah tersipu malu. Dia belum bisa membayangkan jika dirinya akan hamil secepat ini.

Aku mengerti posisiku seperti apa. Si tuan muda hanya menginginkan aku hamil. Batinnya.

Bersambung.....

1
Dessy Sugiarti
Biasa
Dessy Sugiarti
Kecewa
Merica Bubuk
Tuh kan, kata aing jg apa, ilang deh !!!
Merica Bubuk
Km mau d culik lg sm madam germo itu ?
Kak olaa
semangat thor lanjut
Mita
seruu..lanjut thor 😘
tzyii
next
Ade
luar biasa 💯
Ade
ditunggu kelanjutannya thor 😘
Ade
ikut terharu ☹️
lala
double up thor 🤗
lala
😍😍😍
lala
ya bakalan ketemu nihh
lala
aku sampai terharu bacanya thor🤧
lala
alhamdulilah muslimah tau jga kalau Rayan putranya
lala
bagus Martin
Ita sweet
up thor
Elis Setyawati
semangat kak
Fatma
lanjut dong thor
tzyii
next
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!