NovelToon NovelToon
Gadis Bercadar Jodoh Gangster

Gadis Bercadar Jodoh Gangster

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Bad Boy
Popularitas:26.1k
Nilai: 5
Nama Author: Kyure Aamz

Maulana Nevan Ganendra, para sahabatnya sering menyebut lelaki itu dengan sebutan gangster penyayang Bunda. Nevan selalu berhasil membuat orang terkena mental hanya dengan kata-katanya, mulutnya sangat licin seperti lantai yang baru saja di pel.

Tidak ada hari tanpa julit, ibarat kata pepatah hidup Nevan itu seperti sayur tanpa garam jika tidak julit. Sudah galak, julit, tak punya hati pula, lengkap sudah hidup Nevan. Semua berawal saat Nevan mendapat sebuah tantangan konyol untuk menikahi gadis bercadar bernama Nazma.

Nevan memanggil gadis itu dengan sebutan Nanaz, seorang gadis yang hidupnya penuh dengan masalah dan jauh dari kata bahagia.

°°°

"Berhenti kayak gini Nevan, sikap kamu bikin aku kelihatan semakin rendah di mata orang-orang." Air mata Nazma lolos begitu saja. "Boleh aku minta sesuatu."

"Apa?" Nevan seakan terhipnotis dengan tatapan Nazma.

"Jangan bilang aku sok jual mahal lagi, sakit dengernya. Aku emang miskin, tapi orang miskin juga punya harga diri."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kyure Aamz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16. Tentang Aji

Nevan menatap Nazma yang kini sudah selesai mengambil air wudhu, berbeda dengan dirinya yang masih duduk di atas tempat tidur. Mata Nevan selalu mengikuti kemanapun arah Nazma, saat gadis itu mengambil mukenah, dan juga saat gadis itu menghampirinya.

"Nevan, kamu nggak sholat?"

"Bentar." Nevan turun dari tempat tidur. "Tungguin, gue mau sholat subuh bareng lo."

Nazma tentu saja panik. "Kok tiba-tiba?"

"Ya terserah gue lah! Wajar kalik suami istri sholat bareng!" sewot Nevan.

"Ne-van, kita sholat sendiri-sendiri aja ya." Nazma berbicara dengan sangat hati-hati.

Tentu saja Nevan tidak mau menurut begitu saja, ia tahu jika Nazma sedang menyembunyikan pipinya yang lebam.

"Oh gitu, lo nggak sudi diimamin sama gue?" Nevan menatap datar Nazma.

Nazma menggeleng cepat. "Bukan gitu."

"Berarti bisa dong kita sholat bareng, lo harus mau nggak ada nego-nego," putus Nevan.

Kedua tangan Nazma saling bertautan, menolak pun rasanya percuma. Jika Nevan sudah memutuskan pasti sudah tidak bisa lagi ditentang apalagi ditawar. Perasaan Nazma mendadak gusar, memikirkan luka lebam diwajahnya yang mungkin saja belum sembuh.

Tentu saja bekas luka itu masih ada, karena Nazma baru mendapatkannya kemarin. Nazma juga tidak tahu harus menjawab apa saat Nevan mengetahui tentang luka itu, ini terlalu mendadak untuk Nazma mencari kebohongan agar kebenarannya tidak diketahui oleh Nevan.

"Emang kamu mau lihat wajah aku?" Nazma berharap Nevan akan berubah pikiran.

Nevan pura-pura berpikir. "Boleh juga, ide bagus tuh. Kalau kita sholat bareng, gue bisa lihat wajah lo."

Nazma dibuat semakin tertegun. "Wajah aku jelek Nevan, nggak ada yang spesial."

'Boong banget, jelas-jelas cantik ... eh.' Didalam hati pun Nevan masih sempat-sempatnya keceplosan.

"Bagus kalau lo jelek, gue ganteng lo nya jelek. Itu tandanya kalau kita emang jodoh dan ditakdirkan untuk saling melengkapi."

"Nevan---"

"Udah diem, gue mau wudhu dulu." Nevan langsung pergi begitu saja.

***

Nevan sudah siap dengan sarung dan peci hitam yang sudah melekat dikepalanya, benar-benar terlihat sangat tampan. Lelaki itu juga sudah menggelar sajadah, sementara Nazma masih terbengong dengan sajadah yang ada ditangannya.

"Woi!" Nevan berhasil membuat lamunan Nazma buyar. "Ayo! Malah bengong."

"Ah iya." Nazma menggelar sajadah di samping Nevan namun agak mundur.

"Pakek mukenah lo." Nevan berusaha untuk tidak marah-marah.

"Se-sekarang?" Nazma mendadak begitu gugup.

"Tahun depan! Sekarang dong." Nevan merasa sangat gemas.

"Kamu hadep sana." Nazma mengisyaratkan Nevan agar menghadap depan.

Nevan menggeleng pelan. "Nggak mau, gue mau lihat wajah lo."

Entah kenapa semua harus menjadi penuh drama seperti ini, Nazma tidak ada pilihan lain selain membuka cadarnya.

"Oke, gue hadep depan. Kalau udah selesai pakek mukenah bilang, biar gue bisa langsung mulai." Nevan berbalik badan sebelum Nazma membuka cadar.

Nazma merasa sedikit lega, namun nyatanya ia juga merasa tidak enak dengan Nevan. Lelaki itu adalah suaminya, sudah seharusnya Nevan bisa melihat wajah Nazma. Tapi mau bagaimana lagi? Nazma terjebak oleh keadaan yang membuat semuanya semakin rumit.

Nazma perlahan mulai membuka cadarnya dan bergegas memakai mukenah, jantungnya kini tiba-tiba berdebar. Baru pertama kali ia diimami oleh seorang lelaki, dan lelaki itu kini berstatus menjadi suaminya.

"U-udah," ucap Nazma.

"Hem." Nevan mulai bersiap, lalu mulai membaca niat sholat subuh.

***

Setelah selesai menunaikan sholat Nevan mengubah posisinya menghadap ke belakang, Nazma yang sedang tidak memakai cadar langsung menatap ke arah samping. Nevan pasti akan bertanya-tanya pada Nazma soal luka itu, tidak mungkin Nazma mengatakan jika itu adalah ulah ayahnya.

"Kenapa nggak mau hadep gue?" Nevan masih memperhatikan Nazma.

"Aku jelek Nevan." Nazma masih enggan menatap Nevan.

"Lo emang jelek atau lagi nutupin luka yang ada di wajah lo?" Nevan merutuki dirinya yang keceplosan lagi.

Nazma langsung menoleh. "Kok kamu tahu?"

"Em ...." Nevan mencoba mencari alasan yang tepat. "Kelihatan dari samping."

"Iya juga ya, aku nggak kepikiran." Bisa-bisanya Nazma langsung percaya begitu saja.

"Nggak kepikiran, iya lah. Orang lo nggak pernah mikir." Tenang namun sangat menyakitkan.

Nevan langsung menutup mulutnya dengan telapak tangan, salahkan saja mulutnya yang selalu tidak bisa dikontrol dan selalu seenaknya.

"So-sorry." Nevan berharap Nazma tidak merasa sakit hati.

Nazma justru malah tersenyum, sedikit tidak menyangka jika Nevan akan meminta maaf karena ucapannya.

"Gapapa." Nazma mengambil tangan Nevan dan mencium punggung tangannya.

Dan yang selanjutnya, tentu saja Nevan mencium kening Nazma. Karena hal itu, Nevan mendadak lupa menanyakan luka yang ada di wajah Nazma.

'Kalau suatu saat nanti kita pisah, seenggaknya kita masih punya kenangan yang indah,' batin Nazma.

***

Nevan membantu mengoleskan salep pada pipi dan sudut bibir Nazma, diposisi yang sedekat ini tentu saja jantung Nazma mendadak tidak karuan. Ternyata lelaki itu memang baik, ya walaupun wajahnya selalu terlihat galak dan jutek. Disela-sela mengobati Nazma, tentu saja Nevan menanyakan tentang luka itu.

"Kenapa muka lo?" Nevan langsung bertanya tanpa basa-basi.

"Aku habis perang sama anak tetangga, jambak-jambakan." Efek sering berbohong membuat Nazma pandai mengarang cerita.

Nevan berusaha untuk menahan tawanya. 'Gaya lo jambak-jambakan, nginjek semut aja paling udah nangis.'

"Cosplay jadi Jenderal Soedirman lo, perang aja terus sambil sembunyi di got." Nevan mulai julit lagi.

"Aku serius Nevan." Nazma sesekali meringis pelan saat jari-jari Nevan mengenai lukanya.

"Muka lo kayak habis ditampol," celetuk Nevan.

Nazma hanya diam membuat Nevan berdecak pelan, gadis didepannya ini sepertinya sudah sangat pandai berbohong.

"Lo kalau boong terus dosa lo numpuk, ya gapapa sih. Kayaknya hobi lo sekarang ngoleksi dosa."

Nazma merinding mendengar ucapan Nevan. "Aku dipukul."

"Sama?" Raut wajah Nevan langsung berubah serius.

"Aku mandi dulu ya Nevan, mau siap-siap pergi ke sekolah." Nazma berdiri lalu pergi dari hadapan Nevan.

Nevan berusaha untuk tidak kesal, namun jarinya sudah menunjuk Nazma dengan geram. Nazma pergi karena gadis itu menghindar, tapi setidaknya Nazma sudah jujur jika gadis itu mendapatkan luka diwajahnya karena dipukul.

'Siapa yang berani mukul lo? Biar gue habisin, gue bikin ancur wajahnya, kalau perlu kukunya gue cabutin satu-satu.'

"Nanaz, lo nanti ke sekolah bareng gue naik mobil!" teriak Nevan.

***

Nazma baru saja turun dari tangga tapi Arthan langsung menggandeng tangan Nazma dan menempel-nempel pada gadis itu, Nazma yang mendapat perlakuan seperti itu tentu saja merasa gemas. Berbeda dengan Nevan yang sudah menatap sinis Arthan, sepertinya dia sedang cemburu.

"Arthan kok nggak duduk deket Ayah sama Bunda?" Nazma merangkul Arthan.

"Althan nungguin Kak nanas, mau salapan baleng." Arthan tersenyum lebar.

"Arthan gemesin banget." Nanaz memegang pipi Arthan.

"Emang iya?" Arthan semakin percaya diri sekaligus senang.

"Emang iya?" Nevan menirukan Nevan dengan mulut yang dijelek-jelekkan.

"Mas Yul julit!" semprot Arthan.

"Tuyul!" Nevan tidak mau kalah. "Gue jewer lo."

Nazma memegang tangan Nevan sebelum tangan Nevan menyentuh telinga Arthan.

"Nevan jangan, nanti telinga Arthan sakit."

Nevan menarik kasar tangannya, rasanya sangat kesal. "Biarin, biar putus. Lo kalau nggak suka pindah planet sana!"

"Nevan sini sarapan, jangan jail terus sama adiknya," ujar Ajwa membuat Arthan tersenyum lebar.

Nevan semakin kesal saja. 'Gue lagi yang salah, padahal si Tuyul yang ngeselin.'

***

Nevan memarkirkan mobilnya diprkiran, setelah itu Nevan mematikan mesin mobil yang tadinya menyala. Nazma menatap sekolah yang kini agak ramai, mendadak ia merasa takut. Ia tidak siap dengan tatapan tidak suka orang-orang yang kini akan menjadi sarapannya sehari-hari.

"Gapapa, bilang ke gue kalau ada yang berani jahatin lo." Suara Nevan terdengar rendah.

"Mereka nanti pasti bakal gosipin kita Nevan."

"Biarin, biar aja mereka ngoleksi dosa." Nevan menatap teduh Nazma. "Mau gue anter ke kelas?"

Nazma menggeleng cepat, para siswi pasti akan semakin membenci dirinya.

"Nggak perlu, aku bisa sendiri." Nazma menyalimi tangan Nevan dan langsung turun dari mobil.

Nevan tersenyum geli, namun hanya sesaat. Wajahnya sudah berubah menjadi galak lagi, lelaki itu juga ikut turun dari mobil. Aji dengan gayanya yang selalu terlihat berandal kini tiba-tiba datang membuat Nevan langsung menatapnya tidak suka.

"Jadi selera lo udah turun?" Aji tersenyum remeh.

"Diem lo!" Gigi Nevan mengerat.

"Padahal dia kelihatan alim, eh ternyata murah ya. Mau-maunya diajak naik mobil bareng, berdua lagi."

Nevan langsung mencengkeram kerah seragam Aji. "Mau gue habisin lo hah?!"

Aji masih tak gentar. "Lo udah nggak peduli sama dia?"

"Gue udah nggak mau tahu soal dia!" Mendengar nama dia disebut, tentu saja hati Nevan langsung panas.

"Bahkan walaupun dia gue hancurin, gue bikin nangis tiap malem. Gue nggak pernah absen ajak dia main." Aji menyeringai.

Nevan langsung memukul Aji habis-habisan, namun Aji malah tersenyum senang dan tidak melawan.

"Van udah!" Sean yang baru saja datang langsung menarik tubuh Nevan agar menjauh dari Aji.

"Gue harus habisin dia Yan." Nevan menatap Aji berang. "Sampah lo!"

Calvin ikut memegangi Nevan, lalu menatap Aji yang sudah babak belur dan terduduk di tanah. "Jangan Bos, anak orang bisa mati."

"Gimana kalau gue izinin anggota gue buat main juga sama dia?" Aji memang seorang ketua geng motor yang hanya bisa membuat onar. "Pasti seru, oh atau lo mau videonya?"

"Cowok model apa sih lo?" Jeno menatap Aji tak habis pikir.

"Murah banget kayak nabati." Iqbal saja tidak suka dengan Aji.

Bersambung...

1
Sakirin
seru lo kak
Atik R@hma
Tak kira udah end,Alhmdulillah masih😘🤩💪
rhani bhelLo💕
yah di culik dah si nazma
ini pasti akal"n si aji
gimana sih si nevan udah tau si nazma lagi d ancem" pake d tinggal"
lanjuuuuut thoooor
Sumiati Ngurawan
mampir thor
Elis Juhaelis
mau lanjutannya
Neng Sum
lanjut kak semangat yang banyak update nya
Neng Sum
lanjut kak semangat
Neng Sum
lanjut kk semangatt
Neng Sum
lanjut kak author yg banyak update nyah semangatt
Neng Sum
lanjut kak outhor semangat yang banyak up date nya 💪💪😄
Neng Sum
di tunggu update ya outhor semangat😄💪💪
nuraeinieni
aq mampir thor
🇮🇩,inosuke,🇯🇵
wah kejam kali wak
🇮🇩,inosuke,🇯🇵
maksudnya? kan masih sklh thor
🇮🇩,inosuke,🇯🇵
hah bukan nya anak sklh belum boleh nikah ya?
Neng Sum
lanjutt kak😄😄
Zaldin Agt
kapan di update?
putri baqis aina
Keren banget thor, semangat terus ya!
hoba
Gemesin banget! 😍
Aono Morimiya
Saya merasa seperti berada di dalam cerita, mengalami segalanya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!