Salma menikah dengan Hendra dengan harapan akan mendapatkan kebahagiaan. Tetapi suami yang ia pilih memberikan luka yang mendalam.
Di saat Salma Elvira tengah melakukan aksi balas dendam, dia di pertemukan dengan Davin Mahendra duda beranak satu. " Menikahlah denganku, kalau kau tidak mau ?, jangan harap bisa bertemu putriku !."
Akankah seorang Salma Elvira meneruskan aksi balas dendam nya atau dia memilih hidup bahagia bersama Davin Mahendra membina rumah tangga yang sesungguhnya ?.
Yuk ikuti cerita selengkapnya!!!!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kamsia Heriyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makan Siang Berdua
" Salma ..." panggil Hendra dengan pelan. Salma hanya diam, " apa bang Hendra bekerja di perusahaan ini ?," Salma bertanya di dalam hati. Tanpa menghiraukan Hendra , Salma mengetuk pintu ruangan Davin .
" Masuk !", Mendengar izin dari yang punya ruangan, Salma mendorong pintu ruang kerja orang yang akan bekerja sama dengannya.
" Permisi tuan, saya dari rumah makan Cita Rasa", Salma memperkenalkan diri di depan bos yang punya perusahaan. Davin yang tadinya menunduk setelah mendengar suara lembut nan merdu.
Ia mengangkat kepalanya ke arah Salma berdiri. " Deg deg Dig dug ser ", Sura jantung Davin melihat penampilan Salma yang sangat cantik.
" Eh tuan Davin, papanya Kiandra ", panggil Salma dengan kikuk.
" Hem, silakan duduk!. Apa mamanya Kiandra akan selalu berdiri ?" Davin berbicara dengan sedikit ketus. Untuk menyembunyikan jantungnya yang tak karuan melihat Salma.
" Gengsi", pikir Davin . " Maaf tuan Davin, ada masalah dengan kerja sama kita ?" Salma memberanikan diri, memulai pembicaraan mereka berdua.
" Bisa tunggu sebentar, saya harus menyelesaikan pekerjaan saya ini dulu ." Davin berbicara dengan Salma tanpa melihat lawan bicaranya. Ia sengaja mengulur waktu, supaya Salma kesal padanya.
Awal mulanya kesal lama-lama cinta , itu salah satu rencana Davin.
Mendengar perkataan pemimpin perusahaan yang akan bekerja sama dengan rumah makan miliknya, Salma menarik nafas panjang untuk menambah stok kesabarannya.
" Kenapa setiap kali bertemu papa Kiandra selalu membuat saya jengkel." Pikir Salma dengan sangat kesal.
***
Apa yang dialami Salma berbeda dengan Davin, ia tertawa bahagia di dalam hati.
Sesekali Davin mencuri pandang dengan Salma , apalagi melihat Salma terkadang meremas tangannya dengan mulut seperti orang ngomel.
Sungguh pemandangan yang sangat indah bagi Davin. " Tok, tok, masuk !." masuklah sekretaris Davin yang cantik dan seksi.
" Maaf tuan mengganggu , saya hanya mengantarkan minuman untuk tamu anda ." Sekretaris Davin menjelaskan keperluannya masuk ke ruangan Davin. Ia meletakan segelas teh panas di atas meja di depan Salma duduk .
" Terimakasih", ucap Salma tersenyum manis ia sedikit menganggukkan kepalanya.
" Sama-sama nona ", jawab sekretaris Davin dengan tersenyum manis juga .
" Kalau tidak ada keperluan lagi silakan keluar !". Usir Davin. Mendengar ucapan Davin sekretaris Davin keluar dari ruangan sang bos yang terkadang membuat tensi darah naik.
Begitu pun dengan Salma ia ikut bangkit dari kursi yang ia duduki.
Salma pikir , ia salah waktu mungkin setelah bos mbak Marda tidak sibuk lagi ia bisa kembali bertemu dengan Papa Kiandra .
Belum sempat kakinya melangkah keluar dari ruangan " siapa yang menyuruh mama Kiandra keluar ?", Ungkap Davin dengan suara dingin dan tegas.
" Ha .." Jawab Salma dengan heran. " Maaf tuan Davin, mungkin kedatangan saya , salah waktu. Silahkan anda bekerja dulu sampai selesai !. Nanti saya kemari lagi.
Mendengar perkataan Salma , Davin memandang Salma dengan tatapan tajam setajam ujung mata samurai.
Salma jadi duduk kembali di kursinya semula, " aduh..." ucap Salma dalam hati.
Karena Salma malas ribut, ia diam menunggu sampai Davin selesai bekerja.
***
Sedangkan di perusahaan yang sama tetapi ruangan yang berbeda. Hendra mengusap wajahnya dengan kasar, tadi di ruangan bosnya ia mendapatkan teguran karena kinerjanya yang menurun.
" Kalau dalam bulan ini, kinerja anda tetap menurun. Kemungkinan besar jabatan anda akan perusahaan turunkan atau akan dipindahkan tugas ke daerah yang perusahaannya masih baru didirikan." Peringatan Davin yang tegas diberikan ke Hendra .
Itu salah satu yang terus mengganggu pikiran Hendra .
Belum hilang rasa keterkejutannya, ia bertemu dengan Salma mantan istrinya. Yang membuat Hendra tidak bisa konsentrasi dalam bekerja .
Karena terbayang akan wajah marah dan dingin yang diperlihatkan oleh Salma mantan istrinya.
Selama menikah wajah Salma selalu teduh dan hangat Kepadanya. " Apakah sesakit itu luka yang ia torehkan di hati Salma ?" pertanyaan yang muncul di benak Hendra .
Hendra pun menghidupkan komputer di depannya, takut mendapatkan teguran yang lebih tegas lagi dari atasannya.
Hendra berusaha untuk berkonsentrasi dalam bekerja.
****
Jam sebelas tiga puluh menit, Davin menyudahi pekerjaannya. Ia melihat Salma tertidur di kursinya dengan menyender di kursi ia duduki.
" C Lik", Davin mengambil foto Salma saat ia sedang tidur. Davin memandang wajah cantik wanita di depannya. Mungkin jika sudah halal sudah Davin gendong di bawah ke tempat tidur mereka.
Lama Davin memandang Salma , ia meletakan tangannya di bawah dagu. Ia tersenyum manis memandang wajah Salma dengan puas.
Dua puluh menit kemudian, belum ada tanda-tanda Salma akan bangun .
" Hem....Hem" Davin berdehem untuk membangunkan Salma dari tidur nyenyaknya.
" Maaf tuan saya ketiduran", ucap Salma dengan gelagapan. Davin hanya diam.
" Maaf tuan apa bisa pinjam kamar mandinya sebentar?". Tanpa menjawab pertanyaan Salma , Davin menunjuk pintu kamar mandi.
Salma langsung berdiri dan masuk ke dalam kamar mandi yang ada di ruang kerja Davin tanpa berbicara dengan Davin.
Di dalam kamar mandi, Salma memperbaiki penampilannya. Setelah merasa sudah lebih baik, ia keluar dari kamar mandi.
Mendengar pintu kamar mandi terbuka, Davin menoleh ke arah Salma .
Wajah Salma sudah lebih segar dan fresh lagi.
" Ayo kita berbicara sambil makan siang di restoran yang ada di depan perusahaan."
Setelah berbicara Davin, langsung berdiri. Ia lebih dulu keluar dari dalam ruangannya.
Di ikuti oleh Salma . Saat berjalan " apa mama Kiandra bodyguard saya ?" Salma langsung berjalan di samping Davin, setelah mendapatkan sindiran dari bibir Davin yang yang seksi dan sedikit tebal.
***
Mereka berdua berjalan menuju lift khusus petinggi perusahaan, setelah sampai lobby perusahaan. banyak yang memperhatikan mereka. Davin dan Salma berjalan tanpa bicara, walaupun berjalan sejajar tetapi mereka berdua seperti tidak saling mengenal.
" Ada hubungan apa Salma dengan bos Davin? " , pertanyaan Hendra di dalam hati, karena melihat Salma dan Davin berjalan berdua .
Pemandangan langkah juga di lihat oleh Jack asisten Davin.
" Tumben tu duda , mau berjalan dengan seorang wanita." ucapan yang keluar begitu saja dari bibir seksi nan menggoda dari Jack.
Membuat orang yang berdiri di dekatnya menoleh ke arahnya.
" Apa ha, tidak pernah melihat orang ganteng?." ujar Jack narsis.
Di balas dengan senyuman oleh semua orang yang berada dekat dengan Jack.
***
Davin dan Salma menyeberang jalan, mereka berdua berjalan kaki menuju restoran yang ingin mereka kunjungi.
" Silahkan masuk Tuan!." ujar pelayan restoran membukakan pintu restoran. Karena ia tahu siapa Davin.
Davin juga sering menggunakan restoran mereka saat bertemu klain.
" Silakan duduk tuan, nona !" pelayan tadi menarik kursi mempersilakan Davin dan Salma duduk .
" Silakan pesan !" ujar Davin singkat padat dan jelas.
Salma membuka buku menu" Saya pesan yang menurut anda enak " ucap Salma ia bingung soalnya menu makanan di restoran sini sangat banyak.
Bersambung ...