Kaisar Yussa Angevin, sang penakluk agung yang menguasai dunia, menemukan dirinya terlempar ke dalam dunia novel yang baru saja dia baca, "The Greatest War Against the Devil".
Sebuah novel tentang perang besar antara ras iblis dan manusia, dimana protagonis mengalami kegagalan dan iblis memenangkan peperangan.
Di dalamnya, Kaisar Yussa bereinkarnasi sebagai Pangeran Lucas De Valorian, pangeran terburuk sekaligus aib keluarga kerajaan.
Mampukah seorang Pangeran terburuk mengubah alur cerita novel dan menghentikan kehancuran dunia??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yusse, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 - Pertemuan dua karakter utama
Langkah kaki Lucas terdengar di arena latihan para murid akademi pengguna senjata jarak dekat.
Ia menyapu pandangan ke sekeliling, mencari seseorang yang sudah ia kenal dengan baik melalui novelnya.
"Jessica dan Arthur tengah menyiapkan perlengkapanku," pikir Lucas sambil mengamati sekelilingnya.
Di sana, seorang pemuda dengan rambut putih tengah berkonsentrasi berlatih pedang.
Wajah tampannya memancarkan semangat yang tulus.
Lucas menatapnya dengan pandangan sinis yang tak terlihat oleh siapapun.
"Fairris Beaumont," gumam Lucas pelan, "Akhirnya aku menemukanmu, karakter utama yang menyedihkan..."
......................
Dalam novel 'The Greatest War Against the Devil', Fairris Beaumont adalah simbol keberanian dan keadilan.
Sebagai keturunan bangsawan yang jatuh, ia mewarisi keahlian Swordsman dari keluarga Beaumont, yang menjadikannya pahlawan rakyat jelata.
Fairris memilih jalan sebagai Magic Swordsman. karena dia tidak hanya tertarik dengan pedang, namun juga sihir.
Fairris dan rekannya memimpin perlawanan tanpa bantuan kekaisaran dalam pertempuran epik melawan iblis, menunjukkan tekad yang kuat.
Namun, kekalahan mereka menunjukkan kerapuhan kekuatan manusia di hadapan kegelapan.
Fairris adalah satu-satunya yang berani menantang Raja Iblis secara langsung, tetapi akhirnya gugur demi melindungi rekannya.
......................
Lucas mendekati Fairris dengan langkah santai, bertepuk tangan.
"Keterampilan berpedang yang luar biasa," katanya dengan senyum hangat.
Fairris menoleh, tersenyum cerah. "Terima kasih," ucapnya sambil menghapus keringat dari dahinya.
Lucas berhenti di depannya, masih tersenyum. "Salam kenal, aku Lucas," katanya sambil mengulurkan tangan.
Fairris tercengang. "Lucas...?" bisiknya, sebelum menundukkan kepala dengan hormat. "Salam hormat saya, Yang Mulia."
Lucas menyeringai dalam hati, tapi mempertahankan senyuman ramah.
Fairris masih terkejut dengan kedatangan Pangeran Lucas, dia masih menunduk dengan tubuhnya yang bergetar.
"Tak perlu merasa terkejut," ujarnya. "Aku hanya mengagumi dedikasimu dalam latihan."
"Aku ingin melihat potensi penuhmu di masa depan" Ujar Lucas dengan hangat. "Aku harap kau meminta bantuan kepadaku jika mendapatkan sebuah masalah."
Fairris memandang Lucas dengan rasa hormat yang mendalam.
"Terima kasih, Yang Mulia. Saya akan mengingatnya." Respon Fairris dengan penuh hormat.
Lucas mengangguk. "Baiklah. Jangan ragu untuk meminta bantuan jika kau membutuhkannya, ya?" katanya ramah.
Fairris mengangguk, merasa nyaman. "Pangeran Lucas, dia lebih baik dari rumornya sebagai Pangeran Terburuk," pikirnya sambil tersenyum.
Lucas melihat kesempatan untuk mendekati Fairris lebih dalam.
"Bagaimana kalau kita berlatih bersama?" tawar Lucas dengan ramah.
Fairris terkejut, tetapi tak bisa menolak tawaran itu. "Tentu saja," jawabnya cepat.
Lucas mengambil pedang kayu dan menyerahkannya kepada Fairris.
"Aku pikir kita bisa saling belajar," kata Lucas.
Fairris memegang pedang itu dengan ragu. "Tapi, Yang Mulia, saya tidak sebanding dengan Anda," ujarnya. "Anda telah mencapai Aura tingkat kesempurnaan, sementara saya bahkan belum menguasai Aura."
Lucas tersenyum, meredakan keraguan Fairris. "Tidak apa-apa. Kita semua masih belajar. Aku yakin kita bisa membantu satu sama lain."
Fairris merasa lebih percaya diri. "Terima kasih, Yang Mulia," katanya, mulai berlatih dengan Lucas.
Orang-orang di sekitar mereka memperhatikan dengan takjub.
"Lihat, itu Pangeran Lucas berlatih dengan Fairris," bisik salah satu murid.
"Tidak kusangka, Pangeran mau berbagi ilmu dengan bangsawan jatuh seperti Fairris," sahut yang lain.
Lucas menutup matanya, mengandalkan insting untuk menangkis serangan Fairris.
"Sepertinya pandangan orang-orang kepada Lucas mulai berubah setelah kemenangan telakku melawan Arnoul," pikirnya sambil tersenyum sinis.
Fairris terus menyerang dengan semangat, namun terus-menerus di hindari Lucas dengan sangat mudah.
"Dia menutup matanya...?" batinnya, merasa kagum sekaligus kesal. "Pangeran Lucas benar-benar luar biasa."
6000×50=1500000💀☠️
lebih bagus kalau Novel ini dilanjutkan Karena sangat seru